Anda di halaman 1dari 5

ULASAN MATERI IKD JARINGAN BIOKIMIA TULANG

NAMA : INTAN TRI WULANDARI


NIM : 20220710104
KELOMPOK : 8
MATKUL : IKD JARINGAN
1. Resorpsi dan Remodelling

Resopsi adalah suatu proses asimilasi atau pemecahan. Pada tulang, resorpsi
mengacu pada pemecahan tulang oleh osteoklas yang mengakibatkan pelepasan
kalsium dan fosfat ( mineral tulang ) ke dalam darah. Ostoeklast melakukan resopsi
menggunakan HCL dan Acid Phosphate untuk dissove bone matrix.
Resorpsi tulang adalah tahap pertama dari proses remodelling tulang di mana
tulang tersebut di pecah. Osteoklast menempel pada permukaan tulang dan
mengikisnya, menciptakan rongga kecil dipermukaan tulang.
Konsep terbaru dari remodelling tulang adalah berdasarkan pada hipotesis
dimana precursor osteoklasik menjadi teraktivasi dan berdiferensiasi menjadi osteoklas
dan memulai proses resorpsi tulang.
Resorpsi tulang memiliki beberapa tahap. Tahap pertama adalah pengerahan
dan penyebaran progenitor osteoklas ke tulang melalui aliran darah. Sel – sel
progenitor tersebut berasal dari jaringan hemopoietic seperti sumsung tulang dan
disebut precursor osteoklas. Tahap kedua adalah sel – sel precursor osteoklas tersebut
akan berpoliferasi dan berdiferensiasi menjadi osteoklast. Selama resorpsi, osteoklast
melepaskan faktor local dari tulang, dimana faktor yang dimaksut ini memiliki dua
efek, yaitu inhibisi fungus osteoklast dan stimulasi aktivasi osteoblast.
Aktivasi resorpsi tulang oleh osteoklas terjadi karena produksi ion hydrogen
dan enzim proteolitik dalam lingkungan yang terlokalisasi terjadi di bawah tepi 17 yang
berkerut dari sel. Sitokin yang mendorong aktivitas osteoklas berperan dalam
meningkatkan jangka waktu hidup osteoklas dan faktor yang menghambat aktivitas
osteoklas. Akhirnya saat osteoklas menyelesaikan siklus resorptive, mereka akan
mensekrisikan protein nantinya akan menjadi substrat untuk perlekatan osteoblast.
Setelah proses resorpsi tulang selesai, maka akan di lanjutkan dengan
pembentukan tulang. Pembentukan tulang ini diawali dengan penarikan kemotaktik
osteoblast atau prekursornya ke daerah defek resopsi.
Osteosit adalah osteoblast dewasa uang terjebak di dalam bone matrix. Setiap
osteosit melakukan kontak dengan osteosit lain dan pembuluh darah melalui kanakuli.
Osteosit berperan dalam regulasi konsentrasi kalsium dan fosfat ektraseluler serta
dalam reaksi adaptasi terhadap lingkungan local. Osteoblast merupakan
multinucleated, bone-resopsing cells. Pada proses ini osteoklast melekat pada
permukaan tulang dan melepaskan enzim hidrolitik yang menyebabkan hidrolisis dari
matriks tulang dan calcified cartilage. Proses tersebut menghasilkan terbentuknya
suatu cekungan pada tulang yang disebut lacuna.

Remodelling adalah proses yang berlangsung terus-menerus secara aktif


dengan membangun dan memperbaiki pembentukan tulang yang dilakukan oleh
osteoklas resopsi tulang dan osteoblast formasi tulang.
Urutan proses remodelling tulang pada keadaan normal selalu sama, yaitu
resopsi tulang oleh osteoklas, fase reversal, dan pembentukan tulang oleh osteoblast
untuk memperbaiki defek
Fungsi proses pembentulang tulang Kembali, yaitu untuk melindungi tulang
dari efek kerusakan atau untuk menjaga kekuatan tulang.

2. Osteoporosis

Osteoposis adalah suatu penurunan massa tulang pada tubuh manusia.


Osteoporosis adalah kondisi dimana kepadatan tulang mulai berkurang ( tulang
mengalami pengeroposan) atau skor T <-2,5 SD dibawah rata – rata DMT dewasa
muda. Kuantitas dan kualitas tulang yang tidak normal ini membuat tulang lemah dan
mudah patah, bahkan Ketika mengalami trauma ringan. Osteoporosis ini disebut silent
disease atau penyakit yang tidak menimbulkan gejala-gejala, tapi hanya suatu akibat,
seperti patah tulang dan rasa sakit kronis, kelainan bentuk, dan kelumpuhan.
Osteoporosis merupakan suatu contoh klasik dari penyakit multifactorial
dengan interaksi kompleks faktor genentik, intrinsik, eksogen, dan gaya hidup yang
berkontribusi terhadap risiko individu terhadap penyakit osteoporosis tersebut,
misalnya kekurangan estrogen dan hiperparatiroidisme makanan, dan kekurangan
vitamin D yang lazim secara luas, sebagai penentu osteoporosis pascamenopause
Osteoporosis merupakan kelainan yang dimana terjadi penurunan massa total,
terdapat pergantian tulamh homesotatis normal, kecepatan resopsi tulang lebih besar
dan kecepatan pembentukan tulang.

Osteopororsis primer adalah hilangnya massa tulang yang diakibatkan karena faktor
penuaan dan penurunan fungsi gonad, dan bukan karena penyakit kronis lainnya.
1. Osteoporosis idiopatik memiliki ciri, yaitu pathogenesis tidak di ketahui, biasanya
osteoporosis ini terjadi pada anak – anak dan dewasa yang memiliki kadar dan fungsi
hormone yang normal, kadar vitamin yang normal dan tidak memiliki penyebab yang
jelas dari rapuhnya tulang
2. Osteoporosis tipe I ( terjadi pada Wanita pascamenopuase): terjadi setelah menopause
karena penurunan produksi estrogen yang secara tiba – tiba. Hal tersebut di tandai
dengan pengeroposan tulang trabecular yang di percepat dan tidak porposional dan
dikaitkan dengan patah tulang belakang, pinggul, dan pergelangan tangan.
Pada umunya yang sering mengalami osteoporosis primer type I ini ada Wanita di atas
usia 50 tahun. Hal ini di sebabkan oleh fakta bawaha mereka sudah mengalami
menopause. Selain itu, osteoporosis dapat terjadi pada pria, namun pada Wanita di
perkirakan delapan kali lebih tinggi.

3. Osteoporosis tipe II ( senili ), biasanya terjadi pada Wanita atau pria di atas usia 70 tahun dan dua
kali lebih sering menyerang wanita. Penyebab terjadinya osteoporosis tipe II ( senili ), yaitu
karena kekurangan kalsium dan kurangnya sel – sel perangsang pembentuk vitamin D dan
terjadinya tulang pecah di dekat sendi lutut dan paha dekat sendi panggul.

Osteoporosis sekunder adalah pengeroposan tulang yang diakibatkan karena terjadi penyakut
lain atau obat – obatan, seperti pada kebanyakan orang yang mengonsumsi kortikosteroid, anti
kejang, atau antasida yang digunakan pada jangka waktu yang Panjang ( menderita penyakit
artritis rheumatoid atau penyakit autoimun lainnya ), gangguan tiroid, dan/atau pada pasien yang
berbaring terlalu lama, contohnya mereka yang mengalammi kelumpuhan atau stroke. Tipe
osteoporosis sekunder, terjadi karena karena gangguan kelainan hormone, penggunaan obat –
obatan dan gaya hidup yang kurang baik, seperti konsumsi alcohol yang berlebihan dan
kebiasaan merokok.

Anda mungkin juga menyukai