Anda di halaman 1dari 45

ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH PADA Ny.

M DENGAN
DIAGNOSA OSTEOPOROSIS DI RSUD BOVEN DIGOEL

DISUSUN OLEH :

PRIHATININGSIH, S.Kep
N2213211

CI LAHAN CI INSTITUSI

( ) ( )

PROGRAM PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN GRAHA EDUKASI MAKASSAR

2023
LAPORAN PENDAHULUAN
OSTEOPOROSIS

I. KONSEP MEDIS
A. Definisi

Osteoporosis adalah penyakit tulang yang mempunyai sifat-sifat khas berupa


massa tulang yang rendah, disertai mikro arsitektur tulang dan penurunan kualitas
jaringan tulang yang dapat akhirnya menimbulkan kerapuhan tulang (wikipedia.org).

Osteoporosis adalah kelainan di mana terjadi penurunan masa tulang total.


(buku ajar medikal bedah vol 3)

Osteoporosis adalah kondisi terjadinya penurunan densitas/matriks/massa


tulang, peningkatan porositas tulang, dan penurunan proses mineralisasi disertai dengan
kerusakan arsitektur mikro jaringan tulang yang mengakibatkan penurunan kekokohan
tulang sehingga tulang menjadi mudah patah (buku ajar asuhan keperawatan klien
gangguan system musculoskeletal)

Penyakit osteoporosis adalah berkurangnya kepadatan tulang yang progresif,


sehingga tulang menjadi rapuh dan mudah patah. Tulang terdiri dari mineral-mineral
seperti kalsium dan fosfat, sehingga tulang menjadi keras dan padat. Jika tubuh tidak
mampu mengatur kandungan mineral dalam tulang, maka tulang menjadi kurang padat
dan lebih rapuh, sehingga terjadilah osteoporosis

Oeteporosis adalah kelainan di mana terjadi penurunan massa tulang total.


Terdapat perubahan pergantian tulang homeostasis normal, kecepatan reabsorpsi tulang
lebih besarkecepatan pembentukan tulang, mengakibatkan penurunan massatulang total.
Tulang secara progr2esif menjadiporus , rapuh dan mudah patah; tulang menjadi
mudahfraktur dengan stres yang tidak akan menimbulkan pengaruhtulang normal.
Osteoporosis sering mengakibatkanfraktur kompresi (Gbr. 63-6) vertebra torakalis dan
numbalisfraktur daerah kolum femoris dan daerah trokantordan patah tulang Colles
pada pergelangan tangan.Fraktur kompresi ganda vertebra mengakibatkandeformitas
skelet.
B. Klasifikasi
Adapun klasifikasi osteoporosis yaitu :
1. Osteoporosis primer
a. Tipe 1 adalah tipe yang timbul pada wanita pascamenopause
b. Tipe 2 terjadi pada orang lanjut usia baik pria maupun wanita.
2. Osteoporosis sekunder. Di sebabkan oleh penyakit-penyakit tulang erosif (misalnya
mieloma multiple, hipertiroidisme, hiperparatiroidisme) dan akibat obat-obatan
yang toksik untuk tulang (misalnya glukokortikoid). Jenis ini ditemukan pada
kurang lebih 2-3 juta klien.
3. Osteoporosis idiopatik adalah osteoporosis yang tidak di ketahui penyebabnya dan
di temukan pada :
a. Usia kanak-kanak (juvenil)
b. Usia remaja (adolesen)
c. Pria usia pertengahan
C. Etiologi
Ada 2 penyebab utama osteoporosis, yaitu :
1. Pembentukan massa puncak tulang yang kurang baik selama masa pertumbuhan
dan meningkatnya pengurangan massa tulang setelah menopause.Massa tulang
meningkat secara konstan dan mencapai puncak sampai usia 40 tahun, pada wanita
lebih muda sekitar 30-35 tahun. Walaupun demikian tulang yang hidup tidak pernah
beristirahat dan akan selalu mengadakan remodelling dan memperbaharui cadangan
mineralnya sepanjang garis beban mekanik. Faktor pengatur formasi dan resorpsi
tulang dilaksanakan melalui 2 proses yang selalu berada dalam keadaan seimbang
dan disebut coupling. Proses coupling ini memungkinkan aktivitas formasi tulang
sebanding dengan aktivitas resorpsi tulang. Proses ini berlangsung 12 minggu pada
orang muda dan 16-20 minggu pada usia menengah atau lanjut. Remodelling rate
adalah 2-10% massa skelet per tahun. Proses remodelling ini dipengaruhi oleh
beberapa faktor, yaitu faktor lokal yang menyebabkan terjadinya satu rangkaian
kejadian pada konsep Activation – Resorption – Formation (ARF). Proses ini
dipengaruhi oleh protein mitogenik yang berasal dari tulang yang merangsang
preosteoblas supaya membelah membelah menjadi osteoblas akibat adanya aktivitas
resorpsi oleh osteoklas. Faktor lain yang mempengaruhi proses remodelling adalah
faktor hormonal. Proses remodelling akan ditingkatkan oleh hormon paratiroid,
hormon pertumbuhan dan 1,25 (OH)2 vitamin D. Sedang yang menghambat proses
remodelling adalah kalsitonin, estrogen dan glukokortikoid. Proses-proses yang
mengganggu remodelling tulang inilah yang menyebabkan osteoporosis.
2. Gangguan pengaturan metabolisme kalsium dan fosfat.
Gangguan metabolisme kalsium dan fosfat dapat dapat terjadi karena kurangnya
asupan kalsium, sedangkan menurut RDA konsumsi kalsium untuk remaja dewasa
muda 1200mg, dewasa 800mg, wanita pasca menopause 1000 – 1500mgmg,
sdangkan pada lansia tidak terbatas walaupun secara normal pada lansia dibutuhkan
300-500mg. oleh karena pada lansia asupan kalsium kurang dan ekskresi kalsium
yang lebih cepat dari ginjal ke urin, menyebabkan lemahnya penyerapan kalsium.
Selain itu, ada pula factor risiko yang dapat mencetuskan timbulnya penyakit
osteoporosis yaitu :
Faktor-faktor risiko penyebab osteoporosis antara lain :
a. Faktor risiko yang tidak dapat diubah
- Usia. Lebih sering terjadi pada lansia
- Jenis kelamin, tiga kali lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pria.
Perbedaan ini mungkin disebabkan oleh faktor hormonal dan rangka tulang
yang lebih kecil.
- Ras. Kulit putih mempunyai resiko lebih tinggi.
- Riwayat keluarga/keturunan.Sejarah keluarga juga mempengaruhi penyakit
ini. Pada keluarga yang mempunyai riwayat osteoporosis, anak-anak yang
dilahirkannya cenderung mempunyai penyakit yang sama.
- Bentuk tubuh.
Adanya kerangka tubuh yang lemah dan skoliosis vertebra menyebabkan
penyakit ini. Keadaan ini terutama terjadi pada wanita antara usia 50-60
tahun dengan densitas tulang yang rendah dan di atas usia 70 tahun dengan
BMI( body mass index) [ BB dibagi kuadrat TB] yang rendah.
- Tidak pernah melahirkan.
b. Faktor risiko yang dapat diubah
- Merokok
- Defisiensi vitamin dan gizi( antara lain protein), kandungan garam pada
makanan, perokok berat, peminum alkohol dan kopi yang berat. Nikotin
dalam rokok menyebabkan melemahnya daya serat sel terhadap kalsium dari
darah ke tulang. Oleh karena itu, proses pembentukan tulang oleh osteoblas
menjadi melemah. Dampak konsumsi alkohol pada osteoporosis
berhubungan dengan jumlah alkohol yang dikonsumsi. Konsumsi alkohol
yang berlebihan akan menyebabkan melemahnya daya serat sel terhadap
kalsium dari darah ke tulang. Mengkonsumsi atau minum kopi lebih dari
tiga cangkir per hari menyebabkan tubuh ingin berkemih. Keadaan tersebut
menyebabkan kalsium banyak terbuang bersama air kencing. Kekurangan
protein dan kalsium pada masa kanak-kanak dan remaja menyebabkan tidak
tercapainya massa tulang yang maksimal pada waktu dewasa.
- Gaya hidup. Aktifitas fisik yang kurang dan imobilisasi dengan penurunan
penyangga berat badan merupakan stimulus penting bagi resorpsi tulang.
Beban fisik yang terintegrasi merupakan penentu dari puncak massa tulang.
- Gangguan makan ( anoreksia nervosa)
- Menopause dini ( menopause yang terjadi pada usia 46 tahun) dan
hormonal, yaitu kadar esterogen plasma yang kurang/menurun. Dengan
menurunnya kadar esterogen, resorpsi tulang menjadi lebih cepat sehingga
akan terjadi penurunan massa tulang yang banyak. Bila tidak segera
diintervensi, akan cepat terjadi osteoporosis.Penggunaan obat-obatan
tertentu seperti diuretik, glukokortikoid, anti konvulsan, hormon tiroid
berlebihan, kortikosteroid).
D. Epidemiologi

Sekitar 80% persen penderita penyakit osteoporosis adalah wanita, termasuk


wanita muda yang mengalami penghentian siklus menstruasi (amenorrhea). Penyakit
osteoporosis yang kerap disebut penyakit keropos tulang ini ternyata menyerang wanita
sejak masih muda. Tidak dapat dipungkiri penyakit osteoporosis pada wanita ini
dipengaruhi oleh hormon estrogen. Namun, karena gejala baru muncul setelah usia 50
tahun, penyakit osteoporosis tidak mudah dideteksi secara dini.Meskipun penyakit
osteoporosis lebih banyak menyerang wanita, pria tetap memiliki risiko terkena
penyakit osteoporosis. Sama seperti pada wanita, penyakit osteoporosis pada pria juga
dipengaruhi estrogen. Bedanya, laki-laki tidak mengalami menopause, sehingga
osteoporosis datang lebih lambat.

E. Manifestasi Klinis

Penyakit osteoporosis sering disebut sebagai silent disease karena proses


kepadatan tulang berkurang secara perlahan (terutama pada penderita osteoporosis
senilis) dan berlangsung secara progresif selama bertahun-tahun tanpa kita sadari dan
tanpa disertai adanya gejala. Gejala-gejala baru timbul pada tahap osteoporosis lanjut,
seperti: patah tulang, punggung yang semakin membungkuk, hilangnya tinggi badan
dan nyeri punggung.

1. Deformitas tulang. Dapat terjadi fraktur traumatic pada vertebra dan menyebabkan
kifosis angular yang menyebabkan medulla spinalis tertekan sehingga dapat terjadi
paraparesis
2. Gambaran klinis sebelum patah tulang, klien (terutama wanita tua) biasanya datang
dengan nyeri tulang belakang, bungkuk dan sudah menopause sedangkan gambaran
klinis setelah terjadi patah tulang, klien biasanya datang dengan keluhan punggung
terasa sangat nyeri (nyeri punggung akut), sakit pada pangkal paha, atau bengkak
pada pergelangan tangan setelah jatuh.
3. Kecenderungan penurunan tinggi badan
4. Postur tubuh kelihatan memendek
F. Patofisiologi
Osteoforosis terjadi karena adanya interaksi yang menahun antara factor genetic
dan factor lingkungan.
1. Factor genetic meliputi:usia jenis kelamin, ras keluarga, bentuk tubuh, tidak pernah
melahirkan.
2. Factor lingkungan meliputi:
merokok, Alcohol, Kopi, Defisiensi vitamin dan gizi, Gaya hidup, Mobilitas,
anoreksia nervosa dan pemakaian obat-obatan.

Kedua factor diatas akan menyebabkan melemahnya daya serap sel terhadap
kalsium dari darah ke tulag, peningkatan pengeluaran kalsium bersama urin, tidak
tercapainya masa tulang yang maksimal dengan resobsi tulang menjadi lebih cepat yang
selanjutnya menimbulkan penyerapan tulang lebih banyak dari pada pembentukan
tulang baru sehingga terjadi penurunan massa tulang total yang disebut
osteoporosis.Mekanisme yang mendasari dalam semua kasus osteoporosis adalah
ketidakseimbangan antara resorpsi tulang dan pembentukan tulang. Dalam tulang
normal, terdapat matrik konstan remodeling tulang; hingga 10% dari seluruh massa
tulang mungkin mengalami remodeling pada saat titik waktu tertentu. Tulang diresorpsi
oleh sel osteoklas (yang diturunkan dari sumsum tulang), setelah tulang baru disetorkan
oleh sel osteoblas.

G. Prognosis
Kondisi kronis merupakan salah satu penyebab utama kecacatan pada pria dan
wanita. Kompresi fraktur pada tulang belakang menyebabkan rasa tidak nyaman dan
mengganggu pernafasan.
H. Komplikasi
Osteoporosis mengakibatkan tulang secara progresif menjadi panas, rapuh dan
mudah patah. Osteoporosis sering mengakibatkan fraktur. Bisa terjadi fraktur kompresi
vertebra torakalis dan lumbalis, fraktur daerah kolum femoris dan daerah trokhanter,
dan fraktur colles pada pergelangan tangan
I. Penatalaksanaan
Tujuan pengobatan adalah meningkatkan kepadatan tulang. Semua wanita,
terutama yang menderita osteoporosis, harus mengkonsumsi kalsium dan vitamin D
dalam jumlah yang mencukupi. Wanita pasca menopause yang menderita osteoporosis
juga bisa mendapatkan estrogen (biasanya bersama dengan progesteron) atau
alendronat, yang bisa memperlambat atau menghentikan penyakitnya. Bifosfonat juga
digunakan untuk mengobati osteoporosis. Pria yang menderita osteoporosis biasanya
mendapatkan kalsium dan tambahan vitamin D, terutama jika hasil pemeriksaan
menunjukkan bahwa tubuhnya tidak menyerap kalsium dalam jumlah yang mencukupi.
Jika kadar testosteronnya rendah, bisa diberikan testosteron.
Patah tulang karena osteoporosis harus diobati. Patah tulang panggul biasanya
diatasi dengan tindakan pembedahan. Patah tulang pergelangan biasanya digips atau
diperbaiki dengan pembedahan. Pada kolaps tulang belakang disertai nyeri punggung
yang hebat, diberikan obat pereda nyeri, dipasang supportive back brace dan dilakukan
terapi fisik.Penanganan yang dapat di lakukan pada klien osteoporosis meliputi :
1. Penanganan terhadap deformitas serta fraktur yang terjadi.
2. Diet kaya kalsium dan vitamin D yang mencukupi sepanjang hidup, dengan
peningkatan asupan kalsium pada permulaan umur pertengahan dapat melindungi
terhadap demineralisasi tulang
3. Pada menopause dapat diberikan terapi pengganti hormone dengan estrogen dan
progesterone untuk memperlambat kehilangan tulang dan mencegah terjadinya
patah tulang yang diakibatkan.
4. Medical treatment, oabt-obatan dapat diresepkan untuk menangani osteoporosis
termasuk kalsitonin, natrium fluoride, dan natrium etridonat
5. Pemasangan penyangga tulang belakang (spinal brace) untuk mengurangi nyeri
punggung
J. Pencegahan
Pencegahan osteoporosi meliputi:
1. Mempertahankan atau meningkatkan kepadatan tulang dengan mengkonsumsi
kalsium yang cukup
2. menghindari faktor resiko osteoporosis (mis. Rokok, mengurangi konsumsi
alkohol, berhati-hati dalam aktifitas fisik).
3. Mengkonsumsi kalsium dalam jumlah yang cukup sangat efektif, terutama sebelum
tercapainya kepadatan tulang maksimal (sekitar umur 30 tahun). Minum 2 gelas
susu dan tambahan vitamin D setiap hari, bisa meningkatkan kepadatan tulang
pada wanita setengah baya yang sebelumnya tidak mendapatkan cukup kalsium.
Sebaiknya semua wanita minum tablet kalsium setiap hari, dosis harian yang
dianjurkan adalah 1,5 gram kalsium.
4. Melakukan olah raga dengan beban .Olah raga beban (misalnya berjalan dan
menaiki tangga) akan meningkatkan kepadatan tulang. Berenang tidak
meningkatkan kepadatan tulang.
5. Mengkonsumsi obat (untuk beberapa orang tertentu)Estrogen membantu
mempertahankan kepadatan tulang pada wanita dan sering diminum bersamaan
dengan progesteron. Terapi sulih estrogen paling efektif dimulai dalam 4-6 tahun
setelah menopause; tetapi jika baru dimulai lebih dari 6 tahun setelah menopause,
masih bisa memperlambat kerapuhan tulang dan mengurangi resiko patah tulang.
Raloksifen merupakan obat menyerupai estrogen yang baru, yang mungkin kurang
efektif daripada estrogen dalam mencegah kerapuhan tulang, tetapi tidak memiliki
efek terhadap payudara atau rahim. Untuk mencegah osteroporosis, bisfosfonat
(contohnya alendronat), bisa digunakan sendiri atau bersamaan dengan terapi sulih
hormon.
II. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Aktivitas/ istirahat
Tanda :menurunnya gerak persendian yaitu:
- agility (kemampuan gerak cepat dan lancar) menurun,
- stamina menurun,
- koordinasi menurun,
- dexterity (kemampuan memanipulasi ketrampilan motorik halus) menurun.
2. Sirkulasi
Tanda:Adanya pulsus perifer memberi makna terjadi gangguan pembuluh darah
atau edema yang berkaitan dengan efek obat
3. Neurosensori
Kesadaran biasanya kompos mentis.
4. Nyeri/ ketidaknyamanan
Keluhan adanya nyeri punggung yang disertai pembatasan pergerakan spinal yang
disadari dan halus merupakan indikasi adanya satu fraktur atau lebih, fraktur
kompresi vertebra.
5. Integritas ego
- Adannya perasaan cemas dan rasa takut.
- Gelisah
6. Makanan
- Gejala ; Ketidakmampuan untuk menghasilkan/ mengkonsumsi makanan/
cairan adekuat: mual, anoreksia Kesulitan untuk menelan (disfagia). Kurang
asupan kalsium, fosfat dan vitamin D
- Tanda : Penurunan berat badan.
7. Pernapasan
- tanda: ditemukan ketidaksimetrisan rongga dada dan tulang belakang taktil
fremitus seimbang kanan dan kiri.cuaca resonan pada seluruh lapang paru dan
pada kasus lanjut usia, biasanya didapatkan suara ronki.
8. Interaksi social
- membatasi interaksi sosial karena perubahan yang tampak atau keterbatasan
fisik, tidak mampu duduk di kursi.
9. Elimminasi
- gangguan eliminasi perlu di kaji frekuensi, konsistensi, warna, serta bau feses
- Tanda : konstipasi
- Produksi urine dengan kandungan kalsium meningkat
10. Muskuluskeletal
- Pada inspeksi dan palpasi daerah kolumna vertebralis yaitu osteoporosis
sering menunjukan kifosis atau gibbus (dowager’s hump) dan penurunan
tinggi badan
- Ada perubahan gaya berjalan, deformitas tulang, leg-length inequality dan
nyeri spinal. Lokasi fraktur yang sering terjadi adalah antara vertebra torakalis
8 dan lumbalis 3
11. Seksualitas
- Perubahan seksual dapat terjadi karena harga diri atau tidak nyaman selama
posisi interkoitus
12. Hygiene
- Gejala : Berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas perawatan pribadi.
Ketergantungan
13. Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan laboratorium (misalnya : kalsium serum, fosfat serum, fosfatase
alkali, eksresi kalsium urine,eksresi hidroksi prolin urine, LED)
b. Pemeriksaan x-ray
c. Pemeriksaan absorpsiometri
d. Pemeriksaan Computer Tomografi (CT)
e. Pemeriksaan biopsi
f. Pengukuran massa tulang
g. Pemeriksaan lab kimiawi
h. Pengukuran densitas tulang
i. Pemeriksaan marker biokemis
j. Pada seseorang yang mengalami patah tulang, diagnosis osteoporosis
ditegakkan berdasarkan gejala, pemeriksaan fisik dan rontgen tulang.
Pemeriksaan lebih lanjut mungkin diperlukan untuk menyingkirkan keadaan
lainnya yang bisa diatasi, yang bisa menyebabkan osteoporosis.Untuk
mendiagnosis osteoporosis sebelum terjadinya patah tulang dilakukan
pemeriksaan yang menilai kepadatan tulang. Pemeriksaan yang paling akurat
adalah DXA (dual-energy x-ray absorptiometry). Pemeriksaan ini aman dan
tidak menimbulkan nyeri, bisa dilakukan dalam waktu 5-15 menit. DXA
sangat berguna untuk: wanita yang memiliki resiko tinggi menderita
osteoporosis, penderita yang diagnosisnya belum pasti, penderita yang hasil
pengobatannya harus dinilai secara akurat.Dan memperhatikan factor resiko
(wanita, umur, ras, dsb)
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Masalah yang biasa terjadi pada klien osteoporosis adalah sebagai berikut
1. Nyeri berhubungan dengan Pemendekan tulang dan kerusakan bentuk torakalis
ditandai dengan Klien mengeluh nyeri tulang belakang
2. Gangguan mobilitas fisik yang berhubungan dengan Stamina & kemampuan
motorik halus menurun ditandai dengan Klien mengatakan stamina badannya
terasa menurun dan mudah lelah
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan Kontraktilitas
saluran cerna menurun akibat deficit kalsium tubuh ditandai dengan Klien
mengatakan sering mual dan malas makan
4. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan Relaksasi otot perut meningkat
ditandai dengan Klien mengatakan sering sesak dan mudah lelah
5. Risiko cedera yang berhubungan denganMikroarsitektur tulang dan otot
6. Gangguan eleminasi defekasi alvi yang berhubungan Reabsorbsi air didalam colon
desendens menigkat ditandai dengan Klien mengatakan buang air besar susah dan
keras
7. Gangguan konsep diri yang berhubungan denganDeformotas vertebra torakalis
ditandai dengan Klien Merasa enggan dalamberinteraksi dengan orang lain
8. Ansietas berhubungan dengan Stress psikologis ditandai dengan Klien mengtakan
takut akan kondisinya
9. Defisit perawatan diri yang berhubunganHambatan mobilisasi ditandai dengan
Klien merasa putusasah dantidakberdayaan ( situasiketidakmampuan )
10. Kurang pengetahuan berhubungan dengan Informasi inadekuat ditandai dengan
Klien mengatakan kurang mengerti tentang proses penyakitnya
C. INTERVENSI
1. Nyeri
No. Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Intervensi (NOC)
Hasil (NIC)
1 Nyeri akut NOC : NIC :
berhubungan dengan: Pain Level, 
Agen injuri (biologi, pain control, Lakukan pengkajian nyeri
kimia, fisik, comfort level secara komprehensif
psikologis), kerusakan Setelah dilakukan termasuk
jaringan tinfakan lokasi, karakteristik,
DS: keperawatan selama .... durasi, frekuensi, kualitas
-Laporan secara verbal Pasien tidak dan faktor
DO: mengalami nyeri, dengan presipitasi
-Posisi untuk menahan kriteria hasil: Observasi reaksi
nyeri Mampu mengontrol nonverbal dari
-Tingkah laku berhati- nyeri (tahu ketidaknyamanan
hati penyebab nyeri, Bantu pasien dan
-Gangguan tidur (mata mampu keluarga untuk mencari
sayu, tampak menggunakan dan menemukan
capek, sulit atau tehnik dukungan
gerakan kacau, nonfarmakologi untuk Kontrol lingkungan
menyeringai) mengurangi yang dapat mempengaruhi
-Terfokus pada diri nyeri, mencari bantuan) nyeri seperti
sendiri Melaporkan bahwa suhu ruangan,
-Fokus menyempit nyeri berkurang pencahayaan dan
(penurunan dengan menggunakan kebisingan
persepsi waktu, manajemen Kurangi faktor
kerusakan proses nyeri presipitasi nyeri
berpikir, penurunan Mampu mengenali Kaji tipe dan sumber
interaksi dengan nyeri (skala, nyeri untuk menentukan
orang dan lingkungan) intensitas, frekuensi intervensi
-Tingkah laku dan tanda Ajarkan tentang
distraksi, contoh : nyeri) teknik non farmakologi:
jalan-
Menyatakan rasa napas dala,
jalan, menemui orang
nyaman setelah relaksasi, distraksi,
lain dan/atau
nyeri berkurang kompres hangat/ dingin
aktivitas, aktivitas
Tanda vital dalam Berikan analgetik untuk
berulang-ulang)
rentang normal mengurangi nyeri: .........
Respon autonom
Tidak mengalami Tingkatkan istirahat
(seperti diaphoresis,
gangguan tidur Berikan informasi
perubahan tekanan tentang nyeri seperti
darah, perubahan penyebab nyeri,
nafas, nadi dan dilatasi berapa lama nyeri
pupil) akan berkurang dan
-Perubahan autonomic antisipasi
dalam tonus ketidaknyamanan dari
otot (mungkin dalam prosedur
rentang dari Monitor vital sign
lemah ke kaku) sebelum dan sesudah
-Tingkah laku pemberian
ekspresif (contoh : analgesik pertama kal
gelisah, merintih,
menangis, waspada,
iritabel, nafas
panjang/berkeluh
kesah)
-Perubahan dalam
nafsu makan dan
minum

2. Gangguan Mobilitas Fisik


No. Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi (NOC)
(NIC)
1 Gangguan mobilitas NOC : NIC :
fisik Joint Movement : Exercise therapy :
Berhubungan dengan : Active ambulation
-Gangguan Mobility Level Monitoring vital sign
metabolisme sel Self care : ADLs sebelm/sesudah latihan
-Keterlembatan Transfer performance dan lihat
perkembangan Setelah dilakukan respon pasien saat latihan
-Pengobatan tindakan Konsultasikan dengan
-Kurang support keperawatan terapi fisik tentang
lingkungan selama....gangguan rencana
-Keterbatasan ketahan mobilitas fisik teratasi ambulasi sesuai dengan
kardiovaskuler dengan kriteria kebutuhan
-Kehilangan integritas hasil: Bantu klien untuk
struktur tulang Klien meningkat dalam menggunakan tongkat
-Terapi pembatasan aktivitas saat berjalan
gerak fisik dan cegah terhadap
-Kurang pengetahuan Mengerti tujuan dari cedera
tentang peningkatan Ajarkan pasien atau
kegunaan pergerakan mobilitas tenaga kesehatan lain
fisik Memverbalisasikan tentang
-Indeks massa tubuh perasaan teknik ambulasi
diatas 75 tahun dalam meningkatkan Kaji kemampuan
percentil sesuai dengan kekuatan pasien dalam mobilisasi
usia dan kemampuan Latih pasien dalam
-Kerusakan persepsi berpindah pemenuhan kebutuhan
sensori Memperagakan ADLs
-Tidak nyaman, nyeri penggunaan secara mandiri sesuai
-Kerusakan alat Bantu untuk kemampuan
muskuloskeletal dan mobilisasi Dampingi dan Bantu
neuromuskuler (walker) pasien saat mobilisasi
-Intoleransi
dan bantu
aktivitas/penurunan
penuhi kebutuhan ADLs
kekuatan dan stamina
ps.
-Depresi mood atau
Berikan alat Bantu jika
cemas
klien memerlukan.
Kerusakan kognitif
Ajarkan pasien
-Penurunan kekuatan
bagaimana merubah
otot, kontrol dan
posisi dan berikan
atau masa
bantuan jika diperlukan
-Keengganan untuk
memulai gerak
-Gaya hidup yang
menetap, tidak
digunakan,
deconditioning
-Malnutrisi selektif atau
umum
DO:
-Penurunan waktu
reaksi
-Kesulitan merubah
posisi
-Perubahan gerakan
(penurunan untuk
berjalan, kecepatan,
kesulitan memulai
langkah pendek)
-Keterbatasan motorik
kasar dan halus
-Keterbatasan ROM
-Gerakan disertai nafas
pendek atau
tremor
-Ketidak stabilan posisi
selama
melakukan ADL
-Gerakan sangat lambat
dan tidak
terkoordinasi

3. Perubahan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan


No. Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi (NOC)
(NIC)
1 Ketidakseimbangan NOC:
nutrisi kurang dari a.Nutritional status: Kaji adanya alergi
kebutuhan tubuh Adequacy of makanan
Berhubungan dengan : nutrient Kolaborasi dengan ahli
Ketidakmampuan untuk b.Nutritional Status : gizi untuk menentukan
memasukkan food and Fluid jumlah kalori
atau mencerna nutrisi Intake dan nutrisi yang
oleh karena faktor c.Weight Control dibutuhkan pasien
biologis, psikologis Setelah dilakukan Yakinkan diet yang
atau ekonomi. tindakan dimakan mengandung
DS: keperawatan tinggi serat untuk
-Nyeri abdomen selama....nutrisi kurang mencegah konstipasi
-Muntah teratasi dengan indikator: Ajarkan pasien
-Kejang perut Albumin serum bagaimana membuat
-Rasa penuh tiba-tiba Pre albumin serum catatan makanan
setelah makan Hematokrit harian.
DO: Hemoglobin Monitor adanya
-Diare
Total iron binding penurunan BB dan gula
-Rontok rambut yang darah
capacity
berlebih
Jumlah limfosit Monitor lingkungan
-Kurang nafsu makan
selama makan
-Bising usus berlebih
Jadwalkan pengobatan
-Konjungtiva pucat
dan tindakan tidak
-Denyut nadi lemah
selama jam
makan
Monitor turgor kulit
Monitor kekeringan,
rambut kusam, total
protein, Hb dan
kadar Ht
Monitor mual dan
muntah
Monitor pucat,
kemerahan, dan
kekeringan jaringan
konjungtiva
Monitor intake nuntrisi
Informasikan pada
klien dan keluarga
tentang manfaat
nutrisi
Kolaborasi dengan
dokter tentang
kebutuhan suplemen
makanan seperti NGT/
TPN sehingga intake
cairan yang
adekuat dapat
dipertahankan.
Atur posisi semi fowler
atau fowler tinggi selama
makan
Kelola pemberan anti
emetik:.....
Anjurkan banyak
minum
Pertahankan terapi IV
line
Catat adanya edema,
hiperemik, hipertonik
papila lidah dan
cavitas oval

4. Gangguan Pertukaran Gas


No. Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi (NOC)
(NIC)
1 Gangguan Pertukaran NOC: NIC :
gasBerhubungan Respiratory Status : Posisikan pasien untuk
dengan : Gas exchange memaksimalkan ventilasi
ketidakseimbangan Keseimbangan asam Pasang mayo bila perlu
perfusi ventilasi Basa,Elektrolit Lakukan fisioterapi
perubahan membran Respiratory Status : dada jika perlu
kapiler-alveolar ventilation Keluarkan sekret
DS: Vital Sign Status dengan batuk atau
sakit kepala ketika Setelah dilakukan suction
bangun tindakan Auskultasi suara nafas,
Dyspnoe keperawatan selama catat adanya suara
Gangguan penglihatan .... tambahan
DO: Gangguan Berikan bronkodilator
Penurunan CO2 pertukaran pasien ;
Takikardi teratasi dengan -......................
Hiperkapnia kriteria hasi: -......................
Keletihan Mendemonstrasikan Barikan pelembab udara
Iritabilitas peningkatan Atur intake untuk cairan
Hypoxia ventilasi dan mengoptimalkan
Kebingungan oksigenasi yang keseimbangan.
sianosis adekuat Monitor respirasi dan
warna kulit abnormal
Memelihara kebersihan status O2
(pucat, kehitaman)
paru paru Catat pergerakan
Hipoksemia
dan bebas dari tanda dada,amati kesimetrisan,
hiperkarbia
tanda penggunaan
AGD abnormal
distress pernafasan otot tambahan, retraksi
pH arteri abnormal
Mendemonstrasikan otot supraclavicular dan
frekuensi dan
batuk efektif intercostal
kedalaman nafas
dan suara nafas yang Monitor suara nafas,
abnorma
bersih, tidak seperti dengkur
ada sianosis dan dyspneu
Monitor pola nafas :
(mampu
bradipena, takipenia,
mengeluarkan sputum,
kussmaul,
mampu
hiperventilasi, cheyne
bernafas dengan mudah,
stokes, biot
tidak ada
pursed lips) Auskultasi suara
Tanda tanda vital nafas, catat area
dalam rentang penurunan / tidak
normal adanya ventilasi dan
AGD dalam batas suara tambahan
normal Monitor TTV, AGD,
Status neurologis elektrolit dan ststus
dalam batas mental
normal Observasi sianosis
khususnya membran
mukosa
Jelaskan pada pasien
dan keluarga tentang
persiapan
tindakan dan tujuan
penggunaan alat
tambahan (O2,
Suction, Inhalasi)
Auskultasi bunyi
jantung, jumlah, irama
dan denyut jantung

5. Resiko Injury
No. Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi (NOC)
(NIC)
1 Risiko Injury NOC : NIC :
Faktor-faktor risiko : Risk Kontrol Environment
Eksternal Immune status Management
-Fisik (contoh : Safety Behavior (Manajemen lingkungan)
rancangan struktur dan Setelah dilakukan Sediakan lingkungan
arahan masyarakat, tindakan yang aman untuk pasien
bangunan dan keperawatan selama.... Identifikasi kebutuhan
atau perlengkapan; Klien tidak keamanan pasien, sesuai
mode transpor mengalami injury dengan
atau cara perpindahan; dengan kriterian kondisi fisik dan
Manusia atau hasil: fungsi kognitif pasien
penyedia pelayanan) Klien terbebas dari dan riwayat
-Biologikal ( contoh : cedera penyakit terdahulu pasien
tingkat imunisasi Klien mampu Menghindarkan
dalam masyarakat, menjelaskan lingkungan yang
mikroorganisme) cara/metode berbahaya (misalnya
Kimia (obat- untukmencegah memindahkan perabotan)
obatan:agen farmasi, njury/cedera Memasang side rail
alkohol, kafein, nikotin, Klien mampu tempat tidur
bahan menjelaskan factor Menyediakan tempat
pengawet, kosmetik; risiko dari tidur yang nyaman dan
nutrien: vitamin, lingkungan/perilaku bersih
jenis makanan; racun; personal Menempatkan saklar
polutan) Mampumemodifikasi lampu ditempat yang
Internal gaya hidup mudah
-Psikolgik (orientasi untukmencegah injury dijangkau pasien
afektif)
Menggunakan fasilitas Membatasi pengunjung
-Mal nutrisi
kesehatan Memberikan
-Bentuk darah
yang ada penerangan yang cukup
abnormal, contoh :
Mampu mengenali Menganjurkan keluarga
leukositosis/leukopenia
perubahan untuk menemani pasien.
-Perubahan faktor
status kesehatan Mengontrol lingkungan
pembekuan,
dari kebisingan
-Trombositopeni
Memindahkan barang-
-Sickle cell
barang yang dapat
-Thalassemia,
membahayakan
-Penurunan Hb,
Berikan penjelasan
-Imun-autoimum tidak
pada pasien dan
berfungsi.
keluarga atau
-Biokimia, fungsi
pengunjung adanya
regulasi (contoh :
perubahan status
tidak berfungsinya kesehatan dan
sensoris) penyebab penyakit
-Disfugsi gabungan
-Disfungsi efektor
-Hipoksia jaringan
-Perkembangan usia
(fisiologik,
psikososial)
-Fisik (contoh :
kerusakan kulit/tidak
utuh, berhubungan
dengan mobilitas)

6. Kecemasan
No. Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi (NOC)
(NIC)
1 Kecemasan NOC : NIC :
berhubungan dengan -Kontrol kecemasan Anxiety Reduction
Faktor keturunan, -Koping (penurunan kecemasan)
Krisis situasional, Setelah dilakukan Gunakan pendekatan
Stress, perubahan status asuhan selama yang menenangkan
kesehatan, ...............klien Nyatakan dengan
ancaman kematian, kecemasan teratasi jelas harapan terhadap
perubahan konsep dgn kriteria hasil: pelaku
diri, kurang Klien mampu pasien
pengetahuan dan mengidentifikasi Jelaskan semua
hospitalisasi dan mengungkapkan prosedur dan apa yang
DO/DS: gejala dirasakan
-Insomnia cemas selama prosedur
-Kontak mata kurang Mengidentifikasi, Temani pasien untuk
-Kurang istirahat mengungkapkan dan memberikan keamanan
-Berfokus pada diri menunjukkan tehnik dan
sendiri untuk mengurangi takut
-Iritabilitas mengontol cemas Berikan informasi
-Takut Vital sign dalam batas faktual mengenai
-Nyeri perut normal diagnosis, tindakan
-Penurunan TD dan Postur tubuh, prognosis
denyut nadi ekspresi wajah, Libatkan keluarga untuk
-Diare, mual, kelelahan bahasa tubuh dan mendampingi klien
-Gangguan tidur tingkat Instruksikan pada
-Gemetar aktivitas pasien untuk
-Anoreksia, mulut menunjukkan menggunakan tehnik
kering berkurangnya kecemasan relaksasi
-Peningkatan TD, Dengarkan dengan
denyut nadi, RR penuh perhatian
-Kesulitan bernafas
Identifikasi tingkat
-Bingung
kecemasan
-Bloking dalam
Bantu pasien
pembicaraan
mengenal situasi yang
-Sulit berkonsentrasi
menimbulkan
kecemasan
Dorong pasien untuk
mengungkapkan
perasaan,
ketakutan, persepsi
Kelola pemberian obat
anti cemas:........

7. Defisit perawatan diri


No. Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Intervensi (NOC)
Hasil (NIC)
1 Defisit perawatan diri NOC : NIC :
Berhubungan dengan :  S
penurunan atau Self care : Activity of elf Care assistane : ADLs
kurangnya motivasi, Daily Living 
hambatan (ADLs) Monitor kemempuan klien
lingkungan, kerusakan Setelah dilakukan untuk perawatan diri yang
muskuloskeletal, tindakan mandiri.
kerusakan keperawatan selama .... Monitor kebutuhan klien
neuromuskular, nyeri, Defisit untuk alat-alat bantu untuk
kerusakan persepsi/ perawatan diri teratas kebersihan diri,
kognitif, kecemasan, dengan kriteria berpakaian, berhias,
kelemahan dan hasil: toileting dan
kelelahan. Klien terbebas dari bau makan.
DO : badan Sediakan bantuan
ketidakmampuan untuk Menyatakan sampai klien mampu
mandi, kenyamanan secara utuh
ketidakmampuan untuk terhadap kemampuan untuk melakukan self-
berpakaian, untuk care.
ketidakmampuan untuk melakukan ADLs Dorong klien untuk
makan, Dapat melakukan melakukan aktivitas
ketidakmampuan untuk ADLS dengan sehari-hari
toileting bantuan yang normal sesuai
kemampuan yang dimiliki.
Dorong untuk
melakukan secara
mandiri, tapi beri
bantuan ketika klien tidak
mampu melakukannya.
Ajarkan klien/ keluarga
untuk mendorong
kemandirian,
untuk memberikan
bantuan hanya jika pasien
tidak
mampu untuk
melakukannya.
Berikan aktivitas rutin
sehari- hari sesuai
kemampuan.
Pertimbangkan usia
klien jika mendorong
pelaksanaan aktivitas
sehari-hari.

8. Kurang pengetahuan
No. Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi (NOC)
(NIC)
1 Kurang Pengetahuan NOC: NIC :
Berhubungan dengan : Kowlwdge : disease Kaji tingkat
keterbatasan process pengetahuan pasien dan
kognitif, interpretasi Kowledge : health keluarga
terhadap informasi Behavior Jelaskan patofisiologi
yang salah, kurangnya Setelah dilakukan dari penyakit dan
keinginan untuk tindakan bagaimana hal
mencari informasi, keperawatan selama .... ini berhubungan dengan
tidak mengetahui pasien anatomi dan fisiologi,
sumber-sumber menunjukkan dengan
informasi. pengetahuan tentang cara yang tepat.
DS: Menyatakan secara proses penyakit dengan Gambarkan tanda dan
verbal adanya kriteria hasil: gejala yang biasa muncul
masalah Pasien dan keluarga pada
DO: ketidakakuratan menyatakan penyakit, dengan cara
mengikuti instruksi, pemahaman tentang yang tepat
perilaku tidak sesua penyakit, Gambarkan proses
kondisi, prognosis dan penyakit, dengan cara
program yang tepat
pengobatan Identifikasi
Pasien dan keluarga kemungkinan penyebab,
mampu dengan cara yang
melaksanakan prosedur tepat
yang Sediakan informasi
dijelaskan secara benar pada pasien tentang
Pasien dan keluarga kondisi, dengan
mampu cara yang tepat
menjelaskan kembali apa Sediakan bagi
yang keluarga informasi
dijelaskan perawat/tim tentang kemajuan
kesehatan pasien dengan cara yang
lainnya tepat
Diskusikan pilihan
terapi atau penanganan
Dukung pasien untuk
mengeksplorasi atau
mendapatkan
second opinion dengan
cara yang tepat atau
diindikasikan
Eksplorasi
kemungkinan sumber
atau dukungan, dengan
cara yang tepat
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PEROFESI
NERS

Nama Mahasiswa yang Mengkaji: PRIHATINNGSIH NIM: N2213211

Ruangan : Tulip Tgl. Pengkajian: 17/01/2023


Kamar : 5 Waktu Pengkajian : Pagi
Tgl. Masuk RS: 16/01/2023 Auto Anamnese :
Allo Anamnese :

A. PENGKAJIAN
I. IDENTITAS DIRI KLIEN
1. Nama : Ny. M
2. Umur : 55 Tahun
3. Jenis kelamin : Perempuan
4. Agama : kristen
5. Pendidikan :-
6. Pekerjaan :tidak ada
7. Tgl Masuk RS : 16/01/2023
8. Sumber informasi : klien dan suami klien
9. Keluarga yang dapat dihubungi :anak klien
10. Pendidikan :-
11. Pekerjaan : Petani
II. STATUS KESEHATAN SAAT INI
1. Keluhan utama/Alasan kunjungan :
Nyeri tungkai/ klien merasakan nyeri tungkaisudah berbulan-bulan, klien
mengalamikesulitanpergerakan dank lien mengatakantidaknafsumakan
2. Faktor pencetus :
Tidak diketahui
3. Lamanya keluhan :
Sudah berbulan-bulan
4. Faktor yang memperberat : ketika klien duduk terlalu lama
5. Timbulnya keluhan : kadang-kadang
6. Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya : klien berbaring
7. Diagnosa medis :Osteoporosis

III. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU


1. Penyakit yang pernah dialami
a. Kanak-kanak : klien mengatakan sejak kanak-kanak sering batuk
b. Kecelakaan : klien tidak memiliki riwayat kecelakaan
c. Pernah dirawat : klien tidak pernah dirawat di RS
d. Operasi : klien tidak memiliki riwayat operasi
2. Alergi : tidak ada alergi
3. Imunisasi : klien tidak tau apakah imunisasinya lengkap atau tidak
4. Kebiasaan : klien tidak menkonsumsi alkohol, klien bukanseorang perokok
5. Obat-obatan : asam mefenamat, Amoxilin
6. Pola nutrisi :
Sebelum sakit
- Berat badan : 55 kg tinggi badan : 165
- Jenis makanan :dirumah klien makan nasi ikan dan sayur bening, klien
mengatakan jarang makan ikan
- Makanan yang disukai :klien suka semua jenis makanan
- Makanan yang tidak disukai :tidak ada
- Makanan pantangan :tidak ada
- Nafsu makan : baik
- Perubahan berat badan 6 bulan terakhir :
Menurunsebanyak 8 kg, saatini BB klien 47 Kg
Perubahan setelah sakit
- Jenis diet : klien menkonsumsi makanan apa saja sesuai menu rumah
sakit
- Nafsu makan :nafsu makan klienberkurang
- Rasa mual :tidak ada
- Porsi makan :tidakdihabiskan
7. Pola eliminasi
Sebelum sakit
a. BAB
Frekuensi : 1x sehari
Penggunaan pencahar : tidak ada
Waktu : pagi hari
Konsistensi : lunak
b. BAK
Frekuensi : 3-4x sehari
Warna : jernih kekuning kuningan
Bau : pesing
Keluhan lain : tidak ada
Perubahan setelah sakit
Tidak ada perubahan
8. Pola tidur dan istrahat
Sebelum sakit
- Waktu tidur : malam jam 22.00-06.00 WITA
- Lama tidur/hari :7-8 jam
- Kebiasaan pengantar tidur : tidak ada
- Kebiasaan saat tidur : tidak ada
- Kesulitan dalam tidur : tidak ada
Perubahan setelah sakit
Tidak ada perubahan
9. Pola aktivitas dan latihan
Sebelum sakit
a. Kegiatan dalam pekerjaan : klien tidak bekerja
b. Olah raga : klien tidak pernahberolahraga
Jenis : - frekuensi :-
c. Kegiatan diwaktu luang : klien menghabiskan waktu dirumah
Perubahan setelah sakit
Klien tidak dapat beraktifitas seperti biasanya
10. Pola pekerjaan
Sebelum sakit
a. Jenis pekerjaan :tidak ada
b. Jumlah jam kerja :-
c. Jadwal kerja :-
Perubahan setelah sakit
Tidak adaperubahan

IV. RIWAYAT KELUARGA


Genogram

? ? ? ? ? ? ? ? ?
?

Keterangan
: laki-laki : kawin : klien
: perempuan ------- : satu rumah
: meninggal ? : tidak diketahui
Komentar :
G1 : nenek dan kakek klientelah meninggal dunia dan klien tidak mengetahui penyebab
dari kematian mereka
G2 : orangtua klientelah meninggal dunia dan klien tidak tau penyebab kematiannya
G3 : klien anak pertama dari 6orang bersaudaradan semuanya masih hidup
V. RIWAYAT LINGKUNGAN
Kebersihan/bahaya/polusi :
Klien tinggal didesa dimana rumah yang satu dengan yang lainnya saling berjauhan
VI. ASPEK PSIKOSOSIAL
1. Pola pikir dan persepsi
a. Alat bantu yang digunakan : klien tidakmenggunakan alat bantu
b. Kesulitan yang dialami : tidak ada
2. Persepsi sendiri
Hal yang amat dipikirkan saat ini :klien sangat cemas dengan kondisinya
Harapan setelah perawatan : klien tidak ingin sakit seperti sekarang
Perubahan setelah sakit
Klien sangat cemas
3. Suasana hati
Rentang perhatian :tidak ada masalah
4. Hubungan/komunikasi
a. Tempat tinggal : rumah sendiri
b. Bicara : jelas
c. Kehidupan keluarga
Adat istiadat yang dianut : Muna
Pembuat keputusan keluarga : suami klien
Pola komunikasi : baik
Pola keuangan : kurang
d. Kesulitan dalam hubungan keluarga : tidak ada
5. Kebiasaan seksual : tidak dikaji
6. Pertahanan koping
a. Pengambilan keputusan : sendiri
b. Yang disukai tentang diri sendiri : tidak ada
c. Yang ingin dirubah dari kehidupan : klien ingin anak-anaknya segera
mempunyai pekerjaan tetap agar bisa menopang hidup keluarga
d. Yang dilakukan jika stres : klien mengunjungi keluarga
7. Sistem nilai dan kepercayaan
a. Siapa atau apa sumber kekuatan : Allah SWT
b. Apakah tuhan, Agama, Kepercayaan penting bagi anda : ya
c. Kegiatan agama yang dilakukan : tidak ada
8. Tingkat perkembangan
a. Usia : 61 Tahun
b. Karakteristik : rambut klien nampak beruban, klien bungkuk badan tidak bisa
tegak lurus
VII. PENGKAJIAN FISIK
1. Kesadaran
Keadaan umum :Lemah
TTV : TD : 130/80 mmHg, S : 370C, N : 90 x/i, P : 24x/i
2. Kepala
a. Inspeksi
Bentuk kepala : mesosephal
Kesimetrisan muka, tengkorak : muka simetris kiri dan kanan, tengkorak
simetris
Warna/distribusi rambut/kulit kepala : distribusi rambut rata, kulit kepala
nampak bersih
b. Palpasi
Massa : tidak terdapat massa
Nyeri tekan : tidak ada nyeri tekan
c. Keluhan yang berhubungan : tidak ada keluhan lain
3. Mata
a. Inspeksi
Kelopak mata :mampu membuka dan menutup
Konjungtiva : warna merah muda
Sklera : tidak ikterus
Ukuran pupil : isokor kiri dan kanan
Reaksi terhadap cahaya : bereaksi terhadap cahaya
Gerakan bola mata : dapat menggerakan bola mata dengan sempurna tanpa ada
hambatan
b. Palpasi
TIO : tidak terdapat TIO
Massa tumor : tidak terdapat massa tumor
Nyeri tekan : tidak ada nyeri tekan
4. Hidung
a. Inspeksi
Bentuk/kesimetrisan : simetris kiri dan kanan
Septum : tidak tampak
Warna : penyebaran warna rata dengan sekitar
Sekret :tidak tampak pengeluaran sekret
b. Palpasi
Sinus : tidak ada nyeri tekan/bengkak
c. Lain-lain
Pasase udara : tidak ada hambatan kiri dan kanan
Reaksi alergi : tidak ada
5. Mulut dan tenggorokan
Gigi geligi :gigi sudah tanggal
Karies :sediki karies
Kulit/gangguan bicara : tidak terdapat gangguan bicara
Kesulitan menelan : tidak terdapat kesulitan menelan
Pemeriksaan gigi terakhir : klien tidak pernah memeriksakan gigi karena ekonomi
yang tidak mampu
6. Leher
a. Inspeksi
Bentuk/kesimetrisan :simetris kiri dan kanan
Mobilisasi leher : klien dapat menggerakan kepala kekiri dan kekanan tanpa
hambatan
b. Palpasi
Kelenjar tiroid : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
Kelenjar limfe : tidak terdapat pembesaran kelenjar limfe
Vena jugularis : tidak terdapat pembesaran vena jugularis
7. Dada, Paru-paru, Jantung
a. Inspeksi
Bentuk dada :abnormal
Ekspansi dada : baik
Kesimetrisan : ketidaksimetrisan rongga dada dan tulang belakang
b. Palpasi
Nyeri tekan : tidak terdapat nyeri tekan
Taktil fremitus :terdengar ronkhi
Kesimetrisan : simetris kiri dan kanan
Retraksi : ada retraksi dada
c. Auskultasi
Suara napas : bronkovesikuler
Suara tambahan : tidak ada
Bunyi jantung I dan II : terdengar di ICS
8. Abdomen
a. Inspeksi
Kesimetrisan dan warna sekitar : simetris kiri dan kanan
b. Palpasi
Hepar/lien/ginjal/kandung kemih : tidak ada nyeri tekan
c. Perkusi
Identifikasi batas organ : tidak dikaji
d. Auskultasi
Peristaltik : 6x/i
9. Genitalia dan status reproduksi
Terpasangkateter, tidakadakeluhan
10. Status neurologis
GCS : E : 4 M : 6V:5
Syncop : tidak ada
Refleks patologi : tidak terdapat kernig sign, laseq sign, brusinsky, babinsky,
chaddock
Refleks fisiologi : bisep, trisep normal
11. Ekstremitas
Keadaan ekstremitas :kolumna vertebralis kifosis, penurunan tinggi badan
Kesimetrisan :asimetris kiri dan kanan
Atropi : tidak tampak atropi otot
ROM : Pasif
Edema : tidak ada
Sianosis : tidak sianosis
Akral : hangat
Kekuatan otot : 4 4
4 4
CRT :< 2 detik
Nyeri :tidak ada nyeri tekan
Perubahan warna (kulit,kuku,bibir) : tidak ada perubahan warna
VIII. DATA PENUNJANG
1. Laboratorium
MRI :kurvalordusislumbalismeluas, spondiliasislumbalis. Kesan : osteoporosis
2. Obat-obatan :
IVFD RL 28 Tpm
Inj. Ketorolac IA/8j/IV
Zeftrix 1 gr/12j/IV
Ozid 1 vial /hari/IV
KLASIFIKASI DATA
Nama : Ny. M Dx Medis : osteoporosis
Umur : 55 Tahun TglPengkajian : 17/01/2023
Data Subyektif Data Obyektif
1. Klien mengatakan nyeri tungkai 1. TTV : TD : 130/80 mmHg, S : 370C, N :
2. Klien mengatakan nyeri dirasakan 90 x/i, P : 24 x/i
tertusuk-tusuk dan menjalar hingga 2. Nampak klien meringis kesakitan
kebelakang 3. Skala nyeri 3
3. Klien mengatakan jika lama duduk nyeri 4. klien tidak dapat berdiri tegak
sangat dirasakan 5. Klien tampak bongkok
4. Klien mengatakan berjalan seperti 6. Ada perubahan gaya berjalan
bongkok
ANALISA DATA
Nama : Ny. M Dx Medis : osteoporosis
Umur : 55 Tahun TglPengkajian : 17/01/2023
No. Data Etiologi Masalah
1. DS : usia, jenis kelamin Nyeri
1. Klien mengatakan nyeri
perut melemahnya daya serap sel
2. Klien mengatakan nyeri terhadap kalsium dari darah ke
dirasakan tertusuk-tusuk tulang
dan menjalar hingga
keatas peningkatan pengeluaran
3. Klien mengatakan jika kalsium bersama urin
lama duduk nyeri sangat
dirasakan , tidak tercapainya masa tulang
DO : yang maksimal
1. TTV : TD : 130/80
mmHg, S : 370C, N : 90 resobsi tulang menjadi lebih
x/i, P : 24 x/i cepat
2. Nampak klien meringis
kesakitan memegang penyerapan tulang lebih banyak
perutnya dari pada pembentukan tulang
3. Skala nyeri 3 baru

penurunan massa tulang total

osteoporosis

Trauma jaringan

Tekanan mekanis

Merangsang pelepasan mediator


kimia
Aktivitas nosiseptor

Tranduksi

aktivitas sel-sel dikorda spinalis

modulasi

Informasi dikirimkan ke
thalamus

korteks serebri

nyeri dipersepsikan
2. DS : Osteoporosis Gangguan citra
1. Klien mengatakan tubuh
berjalan seperti bongkok Pengeroposan tulang
2. Klien mengatakan tidak
percaya diri dengan Pemendekan tulang
kondisinya saat ini
DO : bungkuk
1. klien tidak dapat berdiri
tegak Penurunan tinggi badan
3. DS : - Osteoporosis Resiko cedera
DO :
1. Ada perubahan gaya Pengeroposan tulang
berjalan
2. Penurunan tinggi badan Kifosis

Perubahan gaya berjalan

Kurang keseimbangan
1. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri berhubungan dengan tekanan mekanis akibat pemendekan tulang
2. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan bentuk tubuh
3. Resiko cedera berhubungan dengan kurang keseimbangan
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
Nama : Ny. M Dx Medis : osteoporosis
Umur : 55 Tahun TglPengkajian : 17/01/2023
No. Dx Kep dan Data Tujuan dan Kriteria Intervensi
Penunjang Hasil
1 Nyeri berhubungan NOC : NIC :
dengan tekanan mekanis Pain Level, Lakukan pengkajian nyeri
akibat pemendekan pain control, secara komprehensif termasuk
tulang. Ditandai dengan comfort level lokasi, karakteristik, durasi,
: Setelah dilakukan frekuensi, kualitas dan faktor
DS : tinfakan presipitasi
4. Klien mengatakan keperawatan selama .... Observasi reaksi nonverbal dari
nyeri padaperut Pasien tidak ketidaknyamanan
5. Klien mengatakan mengalami nyeri, Bantu pasien dan keluarga
nyeri dirasakan dengan kriteria hasil: untuk mencari dan menemukan
tertusuk-tusuk dan Mampu mengontrol dukungan
menjalar hingga nyeri (tahu Kontrol lingkungan yang dapat
kebelakang penyebab nyeri, mempengaruhi nyeri seperti
6. Klien mengatakan mampu suhu ruangan, pencahayaan dan
jika lama duduk menggunakan kebisingan
nyeri sangat tehnik
Kurangi faktor presipitasi nyeri
dirasakan nonfarmakologi untuk Kaji tipe dan sumber nyeri
DO : mengurangi untuk menentukan intervensi
4. TTV : TD : 130/80 nyeri, mencari bantuan)
Ajarkan tentang teknik non
mmHg, S : 370C, N
Melaporkan bahwa farmakologi: napas dala,
: 90 x/i, P : 24 x/i
nyeri berkurang relaksasi, distraksi, kompres
5. Nampak klien
dengan menggunakan hangat/ dingin
meringis kesakitan
manajemen Berikan analgetik untuk
memegang
nyeri mengurangi nyeri: .........
punggungnya
Mampu mengenali Tingkatkan istirahat
6. Skala nyeri 3
nyeri (skala, Berikan informasi tentang nyeri
intensitas, frekuensi seperti penyebab nyeri,
dan tanda
nyeri) berapa lama nyeri akan
Menyatakan rasa berkurang dan antisipasi
nyaman setelah ketidaknyamanan dari prosedur
nyeri berkurang Monitor vital sign sebelum
Tanda vital dalam dan sesudah pemberian
rentang normal analgesik pertama kal
Tidak mengalami
gangguan tidur
2 Gangguan citra tubuh NOC: NIC :
berhubungan dengan Body image Body image enhancement
perubahan bentuk tubuh. Self esteemSetelah -Kaji secara verbal dan nonverbal
Ditandai dengan : dilakukan tindakan respon klien terhadap tubuhnya
DS : keperawatan selama -Monitor frekuensi mengkritik
3. Klien mengatakan ….gangguanbody dirinya
berjalan seperti image pasien teratasi -Jelaskan tentang pengobatan,
bongkok dengan kriteriahasil: perawatan, kemajuandan
4. Klien mengatakan Body image positif prognosis penyakit
tidak percaya diri Mampu -Dorong klien mengungkapkan
dengan kondisinya mengidentifikasi perasaannya
saat ini kekuatan personal -Identifikasi arti pengurangan
DO : melalui pemakaian alatbantu
2. klien tidak dapat Mendiskripsikan secara -
berdiri tegak faktual perubahan Fasilitasi kontak dengan individu
3. Klien tampak fungsi tubuh lain dalam kelompokkecil
bongkok
Mempertahankan
interaksi sosial

3 Resiko cedera NOC : NIC :


berhubungan dengan Risk Kontrol Environment Management
kurang keseimbangan. Immune status (Manajemen lingkungan)
Ditandai dengan : Safety Behavior Sediakan lingkungan yang
DS : - Setelah dilakukan aman untuk pasien
DO : tindakan Identifikasi kebutuhan
3. Ada perubahan gaya keperawatan selama.... keamanan pasien, sesuai dengan
berjalan Klien tidak kondisi fisik dan fungsi
4. Penurunan tinggi mengalami injury kognitif pasien dan riwayat
badan dengan kriterian penyakit terdahulu pasien
hasil: Menghindarkan lingkungan
Klien terbebas dari yang berbahaya (misalnya
cedera memindahkan perabotan)
Klien mampu Memasang side rail tempat
menjelaskan tidur
cara/metode Menyediakan tempat tidur yang
untukmencegah nyaman dan bersih
njury/cedera Menempatkan saklar lampu
Klien mampu ditempat yang mudah
menjelaskan factor dijangkau pasien
risiko dari Membatasi pengunjung
lingkungan/perilaku Memberikan penerangan yang
personal cukup
Mampu memodifikasi Menganjurkan keluarga untuk
gaya hidup menemani pasien.
untukmencegah injury Mengontrol lingkungan dari
Menggunakan kebisingan
fasilitas kesehatan Memindahkan barang-barang
yang ada yang dapat membahayakan
Mampu mengenali Berikan penjelasan pada
perubahan pasien dan keluarga atau
status kesehatan pengunjung adanya perubahan
status kesehatan dan
penyebab penyakit
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
Nama : Ny. M Dx Medis : osteoporosis
Umur : 55 Tahun TglPengkajian : 17/01/2023
Haripertama
No. Dx Hari/Tgl Jam Implementasi Evaluasi
Kep
1 I Selasa, 09.00 1. Menyelidiki keluhan Rabu, Jam : 08.00 WITA
17/01/2023 nyeri, mencatat lokasi S : klien mengatakan masih
dan intensitas nyeri perut menjalar
Hasil : nyeri pada perut kebelakang
menjalar kebelakang, O : Nampak klien meringis,
dengan intensitas sedang skala 3
2. Membiarkan pasien A :masalah belum teratasi
mengambil posisi yang P :lanjutkan intervensi 2 3
nyaman pada waktu tidur 4
atau duduk dikursi
Hasil : pasien tidur
terlentang posisi satu
arah
3. Mendorong untuk sering
mengubah posisi
Hasil : klien miring kiri
dan kanan per 2 jam
4. Memberikan obat-obatan
sesuai indikasi
Hasil : Inj. Ketorolac,
zaftrix, ozid
2 II Selasa, 09.10 1. Mendorongklien Rabu, Jam : 08.05 WITA
17/01/2023 mengungkapkan pikiran S ; klien selalu
dan perasaannya tentang menyalahkan diri sendiri
bentuk tubuh yang O :Nampak klien selalu
berubah. murung dan jarang
Hasil : klien sangat sedih berbicara
dan putus asa tentang A : masalah teratasi
kondisi tubuhnya saat ini P : pertahankan intervensi
2. Mendiskusikan arti
kehilangan/ perubahan
pada pasien
Hasil : bagian tubuh klien
yang dulu dianggap
sangat berarti bagi klien
3. Memperhatikan perilaku
menarik diri, atau
perilaku yang
mengindikasikan terlalu
mempermasalahkan
tubuh dan fungsinya.
Hasil : klien dan tidak
ingin bertemu orang lain
4. Menganjurkan orang
terdekat memperlakukan
pasien secara normal dan
bukan sebagai orang
cacat.
Hasil : keluarga paham
5. Merujuk keperawatan
kesehatan/ sumber
komunitas, contoh:
kelompok pendukung,
perawat spesialis
psikiatrik, konselor
kejuruan.
Hasil : klien selalu diberi
pemahaman oleh perawat
3 III Selasa, 09.20 1. Menciptakan lingkungan Rabu, Jam : 08.10 WITA
17/01/2023 yang bebas dari bahaya S ;-
Hasil : klien ditempatkan O : klien selalu
pada tempat tidur rendah, berbaringditempattidur
penerangan cukup terang A : masalah belum terjadi
2. Mengajarkan pada klien P : pertahankan intervensi
untuk berhenti secara
perlahan,tidak naik
tangga dan mengangkat
beban berat
Hasil : klien tidak
mengangkat beban berat
3. Mengobservasi efek
samping obat-obatan
yang digunakan
Hasil : tidak ada efek
samping

Harikedua
No. Dx Hari/Tgl Jam Implementasi Evaluasi
Kep
1 I Rabu, 08.20 1. Menyelidiki keluhan nyeri, Kamis, Jam : 08.00
18/01/2023 mencatat lokasi dan intensitas WITA
Hasil : nyeri pada perut S : klien mengatakan
menjalar kebelakang, dengan masih nyeri perut
intensitas sedang menjalar kebelakang
2. Membiarkan pasien O : Nampak
mengambil posisi yang klienmeringis, skala
nyaman pada waktu tidur atau 2
duduk dikursi A : masalah belum
Hasil : pasien tidur terlentang teratasi
posisi satu arah P : lanjutkan
3. Mendorong untuk sering intervensi 2 3 4
mengubah posisi
Hasil : klien miring kiri dan
kanan per 2 jam
4. Memberikan obat-obatan sesuai
indikasi
Hasil : obatlanjut di
haripertama
2 II Rabu, 08.25 1. Mendorongklien Kamis, Jam : 08.05
18/01/2023 mengungkapkan pikiran dan WITA
perasaannya tentang bentuk S ; klien mengatakan
tubuh yang berubah. sudah menerima
Hasil : klien sudah menyatakan kondisinya saat ini
pemahaman tentang kondisinya O : Nampak klien
2. Mendiskusikan arti kehilangan/ tenang dan selalu
perubahan pada pasien berbicara dengan
Hasil : bagian tubuh klien yang orang lain
dulu dianggap sangat berarti A : masalah teratasi
bagi klien P : pertahankan
3. Memperhatikan perilaku intervensi
menarik diri, atau perilaku yang
mengindikasikan terlalu
mempermasalahkan tubuh dan
fungsinya.
Hasil : klien
sudahtidakmalubertemu orang
lain
4. Menganjurkan orang terdekat
memperlakukan pasien secara
normal dan bukan sebagai orang
cacat.
Hasil : keluarga paham
5. Merujuk keperawatan
kesehatan/ sumber komunitas,
contoh: kelompok pendukung,
perawat spesialis psikiatrik,
konselor kejuruan.
Hasil : klien selalu diberi
pemahaman oleh perawat
3 III Rabu, 08.30 1. Menciptakan lingkungan yang Kamis, Jam : 08.10
18/01/2023 bebas dari bahaya WITA
Hasil : klien ditempatkan pada S ; -
tempat tidur rendah, O : klien selalu
penerangan cukup terang berbaring ditempat
2. Mengajarkan pada klien untuk tidur
berhenti secara perlahan,tidak A : masalah belum
naik tangga dan mengangkat terjadi
beban berat P : pertahankan
Hasil : klien tidak mengangkat intervensi
beban berat
3. Mengobservasi efek samping
obat-obatan yang digunakan
Hasil : tidak ada efek samping

Anda mungkin juga menyukai