Anda di halaman 1dari 13

TENDONITIS

DEFINISI

Tendonitis, merupakan peradangan suatu tendon dan biasanya akibat penggunaan


yang berlebihan. Nyeri tersebut mencegah pergerakan sendi yang berhubungan,
seperti bahu. Jari tangan atau ibu jari tangan yang terpicu menyebabkan keduanya
sulit diluruskan.

Etiologi

Tendonitis disebabkan ada robekan kecil pada urat.Biasanya penderita menyadari saat
penderita melakukan gerakan.

Tendonitis paling sering terjadi pada bahu

A. Cedera pada bahu

Cedera pada bahu sering disebabkan karena lelah., tetapi sering juga terjadi
pada pemain tennis, badminton, olahraga lempar dan berenang (internal
violence/sebab-sebab yang berasal dari dalam).
Cedera ini biasa juga disebabkan oleh external violence (sebab-sebab yang
berasal dari luar), akibat body contact sports, misalnya : sepak bola, rugby dan lain-
lain.

1
Gambar 1. Anatomi bahu

Cedera pada bahu :


 Luksasio / subluksasio dari artikulasio humeri
• lengkung bahu hilang
• tidak dapat digerak-gerakkan
• lengan atas sedikit abduksi
• lengan bawah sedikit supinasi
 luksasio / subluksasio dari artikulasio akromio klavikularis
Jika ligamentum akromio klavikularis dan ligamentum korako klavikularis terputus,
maka terjadilah luksasio atau dislokasi total. Pada keadaan luksasio / subluksasio dari
sendi ini, maka dapat kita raba terangkatnya ujung klavikulare bagian akromion lebih
tinggi. Bila cedera sudah berlangsung lama, pembengkakan sudah terjadi, maka ujung
klavikulare sukar teraba.

2
 subdeltoid bursitis
Kalau bursa ini cedera, maka akan sedikit membengkak dengan bertambahnya cairan
sinovia dan pada gerakan terasa nyeri, biasanya cedera ini terjadi karena pukulan
langsung pada bahu, misalnya pada body contact sport (frozen shoulder)

Cedera pada bahu dapat berupa:


1. luksasio / subluksasio dari artikulasio humeri
karena sifatnya globoidea (kepala sendi yang masuk ke dalam mangkok sendi kurang
dari separuhya). Cedera pada sendi bahu ini sering terjadi karena pemakaian sendi
bahu yang berlebihan atau body contact sport, kita harus memperhatikan bahwa sendi
bahu sangat lemah, karena sifatnya globoidea dimana hanya diperkuat oleh
ligamentum dan otot-otot bahu saja

BERIKAN PERTOLONGAN PERTAMA YAITU REPOSISI.


Reposisi dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu :
1. Metode Stimson (lihat gambar)
metode ini sangat baik. Caranya penderita dibaringkan tertelungkup sambil bagian
lengannya yang mengalami luksasio, keluar dari tepi tempat tidur, menggantung ke
bawah. Kemudian diberikan beban yang diikatkan pada lengan bawah dan
pergelangan tangan, biasanya dengan dumbbell dengan berat tergantung dari
kekuatan otot si penderita. Si penderita disuruh rileks untuk beberapa jam, kemudian
bonggol sendi akan masuk dengan sendirinya.

3
Gambar 2. Cara reposisi dislokasi bahu dengan metode Stimson
2. Penderita dibaringkan terlentang di lantai. Si penolong duduk pada sisi sendi
yang lepas. Kaki si penolong menjulur lurus ke dada si penderita, lengan yang lepas
sendinya ditarik dengan kedua tangan penolong dengan tenaga yang keras dan kuat,
sehingga berbunyi “klik”, ini berarti bonggol sendi masuk kembali.

2. luksasio / subluksasio dari artikulasio akromio klavikularis


karena jatuh atau dipukul pada ujung bahu. Cedera ini sering terjadi pada penunggang
kuda, pemain rugby, atau sepak bola. Jika cedera ini terbatas pada robeknya
ligamentum akromio klavikularis, maka terjadi suluksasio / dislokasi sebagian.

PERTOLONGAN PERTAMA
Harus diadakan pengikatan agar klavikula melekat kembali pada akromion dengan
cara membuat ikatan (strapping) yang melewati pergelangan bahu sampai di bawah
siku yang difleksikan. Strapping dipakai selama 3 mingu.
Jika strapping sudah dilepas,harus dilakukan latihan untuk menggerakkan bahu dan
siku. Bila dislokasinya total, maka strapping harus dipertahankan 6 – 8 minggu

4
3. subdeltoid bursitis.
Di sini sendi bahu dapat berfungsi dengan gerakkannya yang halus karena adanya
bursa subdeltoid dan bursa ini dapat meradang.bursa mukosa subdeltoid ini memberi
pelicin pada tendo yang berjalan pada atap bahu.

4. strain dari otot-otot atap bahu (rotator cuff)


Istilah rotator cuff dipergunakan untuk jaringan ikat fibrosa yang mengelilingi bagian
atas tulang humerus. Ini dibentuk dengan bersatunya tendon-tendon atap bahu
(gambar 3)
Keempat tendon tersebut adalah :
• musculus supraspinatus
• musculus infraspinatus
• musculus teres minor
• musculus subscapularis
yang paling sering kena adalah tendon supraspinatus. Biasanya terjadi karena tarikan
yang tiba-tiba, misalnya, jatuh dengan tangan lurus atau abduksi yang tiba-tiba
melawan beban berat yang dipegang dengan tangan.

Gambar 3. Nyeri bahu.

5
Diagnosis banding :
1. Sprain akromioklavikularis/subluksasio/dislokasi/osteoartrosis/bursitis
2. Osteolitis traumatic ujung lateral klvikula
3. Bursitis subakromial
4. Tendonitis supraspinatus
5. Rupture kalsifikasi supraspinatus
6. Rupture kalsifikasi rotator cuff
7. Tendonitis bisipital
8. Kapsulitis sendi bahu
9. Frozen shoulder
10. Subluksasio/dislokasi berulang
11. Osteoartrosis
12. Nyeri alih

Pertolongan pertama :
Lengan digendong dengan mittela selama 2-3 hari, lalu diberikan metode RIC
Langkah pertama bila terjadi cedera:
- Melindungi bagian yang sakit agar tidak rusak lebih lanjut
- Tekan luka bila ada perdarahan dengan perban steril. Kalau tidak ada dengan
tangan Anda. Tekan hingga darah berhenti.
- Gunakan perban gantung agar bagian yang retak tidak bergerak. Belat bisa dibuat
sendiri dari plastik, kayu, atau koran yang digulung. Belat dipasang pada kedua sisi
tulang. Ikat erat-erat tapi jangan terlampau kencang.
- Jangan coba-coba membetulkan tulang
- Kalau ada es, tempelkan pada belat.
- Bagian yang cedera dinaikkan melebihi tinggi posisi jantung untuk mengurangi
perdarahan dan pembengkakan.
- Baringkan korban bengan kepala lebih rendah dari badan

6
Manifestasi klinik

Setelah korban mengalami cedera atau trauma biasanya

o Terasa sakit jika ada gerakan lembut


o Nyeri pada bahu” sensasi terperangkat”
o Biasanya nyeri timbul pada malam hari jika pasien berbaring.
o Nyeri pada aabduksi lebih dari 600C
o Pasien memegang erat bahu yang sakit nyeri pada adduksi lebih dari 60
derajat (karena tendon dan cuff terjepit di bawah lengkung
korakoaakrominal
o Terjadi pembatasan gerak pada bahu
o Terjadi sindrom nyeri arcus
o Penderita mengeluh nyeri di ujung bahu.
o Kalau penderita menaikkan lengan ke samping setelah 45o pertama,
penderita mulai merasa sakit, lebih-lebih setelah lengan lebih tingi.
o Tetapi rasa sakit berkurang lagi setelah lewat 120

PENGKAJIAN
Pengkajian primer
Dengan mengkaji :
A= Air Way:
 bebas
B=Breating :
 spontan
C= Circulasi:

7
 Nadi kuat,
 warna kulit pucat,
 tidak ada perdarahan,
 turgor kulit baik.
D=Disability/Neurologikal
 merespon suara
 merespon nyeri
 isokor
 apatis

Pengkajian sekunder
Mengkaji nyeri:
 P: Provoked, pencetus nyeri mengenai hal yang menimbulkan dan mengurangi
nyeri
 Q: kualitas nyeri, keluhan pasien akan kualitas nyari
 R: arah perjalanan nyeri
 S: kualitas dan skala nyeri pasien 1-10(1 tidak nyeri- 10 sangat nyeri)
 T: lama nyeri sudah dialami pasien

TTV dengan mengukur :


1. tekanan darah : 130/80
2. nadi: 90
3. suhu : 37,6oC
4. pernapasan : 24 kali/mnt

PEMERIKSAAN PENUNJANG
 lab : Analisa gas darah, darah tepi, elektrolit, urin.

8
 Foto Rontgen
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan peradangan pada tendo


2. Kerusakan mobilitas fisik yang berhubungan nyeri
3. Resiko tehadap infeksi yang berhubungan tendonitis

IMPLEMENTASI
1. Meredakan rasa nyeri
2. Memberikan rasa nyaman
3. Perbaikan mobilitas
4. tidak adanya infeksi.

INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan peradangan pada tendo
Mengatasi nyeri dengan kompres dingin/hangat intermitten
R/Pemberian kompres es intermitten di tempat operasi atau bengkak selama 24
sampai 48 jam pertama dapat mengontrol pembengkakan
 Beri obat anti infamasi-salisilat (aspirin, fenilbutason,
indometasin),Analgetika,injeksi lokal korti kostiroid atau anastesi ke dalam
sendi bahu.
 Beri pembidaian dan immobilisasi yang tepat
R/Pembidaian pada daerah yang terkena tendositis dapat mengurangi gerakan
pada otot-otot yang juga dapat mengurangi sensai nyeri
 Sarankan pada klien melakukan posisi tirah baring dan pengubahan posisi

2. Kerusakan mobilitas fisik yang berhubungan nyeri


Kaji derajat imobilitas yang dihasilkan oleh cedera atau pengobatan
dan perhatikan persepsi pasien terhadap imobilisasi

9
R/ pasien mungkin dibatsi oleh pandangan diri atau persepsi diri tentang
keterbatasan fisik aktual, memerlukan informasi atau intervensi untuk
meningkatkan kemajuan kesehatan.
Dorong partisipasi pada aktivitas terapeutik atau rekreasi,
mempertahankan rangsang lingkungan, contoh menonton TV,
mendengarkan radio, barang kesangan seperti lukisan, jam dinding dll,
kunjungan keluarga atau teman.
R/ memberikan kesempatan untuk mengeluarkan energi,memfokuskan
kembali perhatian, meningkatkan harga diri, dan membantu menurunkan
isolasi sosial.
Instruksikan pasien untuk/bantu dalam rentang gerak pasien/aktif pada
ekstremitas yang sakit dan yang tidak sakit
R/meningkatkan aliran darah keotot dan tulang untuk meningkatkan tonus
otot, mempertahankan gerak sendi, mencegah kontraktur/atrofi.
Bantu dalam mobilisas dengan kursi roda,tongkat sesegera mungkin.
Instruksikan keamanan dalam menggunakan alat mobilitas.
R/ mobilisasi dini menurunkan komplikasi tirai baring dan meningkatkan
penyembuhandan menormalisasi fungsi organ, belajar memperbaiki cara
menggunakan alat penting untuk mempertahankan mobilisasi optimal dan
keamanan pasien.
Ubah posisi secara periodik
R/ mencegah atau menurunkan insiden komplikasi pada kulit
3. Resiko tehadap infeksi yang berhubungan dengan tendonitis
Bantu/dorong perawatan diri atau kebersihan.
R/ meningkatkan kekuatan otot dan sirkulasi,meningkatkan kontrol pasien
dan situas dan meningkatkan kesehatan diri pasie langsung da mencega
terjadinya infeksi.
Kaji sisi kulit,perhatika keluha peningkata nyeri atau rasa terbakar atau
adanya edema, eritema, drainase atau bau tak sedap.

10
R/ dapat mengindikasikan timbulnya infeksi lokal atau nekrosis jaringan.
Kolaborasikan pemberian obat antibiotik dan antiinflamasi sesuai
dengan resep.
R/ mencegah atau mengurangi peradangan dan mencegah infeksi.

EVALUASI
1. nyeri berkurang:
o pasien mengatakannyeri hilang atau berkurang
o ekspresi wajah tenang
o dapat instirahat dan tidur dengan nyenyak
2. tidak terjadi gangguan mobilitas fisik
o dapat melakukan aktivitas seperti biasanya
o tidak memerlukan bantuan orang lain dalam pemenuhan
aktivitas
3. tidak terjadi infeksi/ infeksi berkurang
o tidak terjadi pembengkakan
o tidak terjadi demam
o warna kulit normal.

11
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddart. 2000. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. EGC. Jakarta
Dikjent bina Pelayanan Medik Depkes. 2005. Modul Pelatihan Keperawatan
Darurat(Emergensi). Depkes RI.
Doenges. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan. EGC.Jakarta.
Sjamsuhidajat. 1997. Buku Ajar Imu Bedah. EGC. Jakarta.
©2004 Digitized by USU digital library

12
Tugas Kelompok
Gadar II

ASKEP TENDONITIS

KELOMPOK : II
1. HASNIATI
2. LANI SETIAWATI
3. VIRDIANI
4. WIRDA FAUZA
5. KASMAWATI
6. SAHARUDDIN
7. SUMARTINA
8. SISILIA FRANSISKA
9. MELIANA R.BAROT
10. TARSISIUS
11. TRANSISKUS
12. SELVIANUS JAMALU

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


GEMA INSAN AKADEMIK
MAKASSAR
2007

13

Anda mungkin juga menyukai