MAKALAH ILMIAH
OLEH :
APRIJANTY, S.Kep, Ns
NIP : 19710401 199803 2 011
24
HALAMAN PERSETUJUAN
Haji Makassar”
Mengetahui,
DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH HAJI MAKASSAR
drg.Sukreni Abdullah.M.Kes
Pangkat : Pembina Utama Muda
Nip : 19630224 099010 1 001
25
HALAMAN PENGESAHAN
Haji Makassar”
Mengetahui,
DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH HAJI MAKASSAR
26
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga pembuatan karya tulis ilmiah
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan karya tulis ilmiah ini memperoleh
banyak bantuan, bimbingan, arahan dan motivasi, olehnya itu penulis mengucapkan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang membantu kami dalam pembuatan
Penulis menyadari bahwa dalam karya tulis ilmiah ini masih banyak
kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritikan dan saran-saran yang
bersifat membangun demi kesempurnaan karya tulis ini. Semoga karya tulis ini
27
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Pengesahan...............................................................................................i
Kata Pengantar........................................................................................................ii
Daftar Isi.................................................................................................................iii
BAB I. PENDAHULUAN
A.Latar Belakang..................................................................................1
B. Tujuan..............................................................................................3
C. Manfaat Penulisan............................................................................4
A.Definisi..............................................................................................5
B.Etiologi……………………………………………………………..5
C.Manifestasi Klinis.............................................................................6
D.Patofisiologi......................................................................................8
E.Pemeriksaan Diagnostik....................................................................8
F.Penatalaksanaan ...............................................................................12
A.Pengkajian........................................................................................16
B.Diagnosa Keperawatan.....................................................................21
28
C.Interevensi Keperawatan..................................................................21
D.Implementasi....................................................................................23
E.Evaluasi............................................................................................23
A. Pengkajian........................................................................................24
B. Diagnosa Keperawatan.....................................................................36
C.Interevensi Keperawatan...................................................................37
BAB V. PENUTUP
A.Kesimpulan........................................................................................43
B.Saran..................................................................................................45
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................46
29
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
typhi C. Penyakit ini mempunyai tanda – tanda khas berupa perjalanan yang cepat
yang berlangsung kurang lebih 3 minggu disertai gejala demam, nyeri perut, dan
erupsi kulit. Penyakit ini termasuk dalam penyakit daerah tropis dan penyakit ini
memperbaiki taraf kesehatan secara global tidak dapat mengendalkan hanya pada
tindakan kuratif, karena penyakit yang memerlukan biaya mahal itu sebagian besar
dapat dicegah dengan pola hidup sehat dan menjauhi pola hidup beresiko. Artinya
kesehatan yang lebih menekankan pada segi preventif dari pada kuratif. ( Muttaqin
Arif, 2012 )
30
2016 WHO mencatat sekitar 42.564 orang menderita Typhoid dan 214 orang
meninggal. Penyakit ini biasanya menyerang anak-anak usia pra sekolah maupun
sekolah akan tetapi tidak menutup kemugkinan juga menyerang orang dewasa.
masyarakat kita, baik di perkotaan maupun di pedesaan. Penyakit ini sangat erat
dari tahun ke tahun. ( Sudoyo, 2010 ) Kasus tertinggi Demam typhoid adalah di
Kota Semarang yaitu sebesar 4.973 kasus (48,33%) dibanding dengan jumlah
keseluruhan kasus demam typoid di kabupaten atau kota lain di Jawa Tengah.
3,19%. Sedangkan kasus tertinggi kedua adalah Kabupaten Sukoharjo yaitu 3.164
kasus (14,25%) dan apabila dibandingkan dengan jumlah keseluruhan PTM lain di
Kabupaten Sukoharjo adalah sebesar 10,99%. Kasus ini paling sedikit dijumpai di
pada usus halus anatara lain, perdarahan usus, perforasi usus. Prioritas pada luar
31
usus antara lain, bronkopnemonia, typhoid ensefalopati, miningitis. Komplikasi
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari Karya Tulis Ilmiah ini adalah memberikan pemahaman
kepada penulis agar dapat berpikir secara logis dan ilmiah dalam menguraikan
2. Tujuan Khusus
32
C. Manfaat Penulisan
2. Bagi Perawat
5. Bagi Pembaca
Sebagai sumber informasi bagi pembaca tentang penyakit demam typhoid dan
33
BAB II
A. Definisi
bersifat akut yang disebabpkan oleh Salmonella typhi ditandai dengan panas
berkepanjangan dan dapat menular pada orang lain melalui makanan atau air yang
B. Etiologi
34
2. Makanan Mentah atau belum masak.
C. Manifestasi Klinis
1. Pada minggu pertama, keluhan dan gejala serupa dengan penyakit infeksi akut
pada umumnya yaitu : demam, nyeri kepala, nyeri otot, anoreksia, mual,
muntah, konstipasi atau diare, perasaan tidak enak di perut, batuk dan
epistaksis..
2. Pada minggu kedua, pasien terus berada dalam keadaan demam gejala-gejala
tidak tinggi sekali. Selama minggu pertama, suhu tubuh berangsur-angsur naik
setiap hari, biasanya menurun pada pagi hari dan meningkat lagi pada sore dan
malam hari.. Pada minggu ketiga, suhu berangsur-angsur turun dan normal
4. Demam turun pada minggu ke empat, kecuali demam tidak tertangani akan
Tanda dan gejala dari demam thypoid sebagai berikut (Nanda NIC- NOC. 2013) :
1. Gejala pada anak : Inkubasi anatara 5-40 hari dengan rata-rata 10-14 hari
35
3. Demam turun pada minggu ke empat, kecuali demam tidak tertangani akan
4. Ruam muncul pada hari ke 7-10 dan bertahan selam 2-3 hari
5. Nyeri kepala
6. Nyeri perut
7. Kembung
8. Mual muntah
9. Diare
10. Konstipasi
11. Pusing
13. Batuk
14. Epistaksis
15. Bradikardi
16. Lidah yang berselaput (kotor ditengah, tepid an ujung merah serta tremor)
17. Hepatomegali
18. Splenomegali
19. Meteroismus
36
22. Dapat timbul dengan gejala yang tidak tipikal terutama pada bayi muda
D. PATOFISIOLOGIS
melalui makanan dan minuman yang tercemar serta tertelan melalui mulut.
Sebagian bakteri dimusnahkan oleh asam lambung. Bakteri yang dapat melewati
akan menembus sel-sel epitel (terutama sel M) dan selanjutnya ke lamina propia.
Didalam lamina propia bakteri berkembang biak dan ditelan oleh sel-sel makrofag
organ retikuloendotelial tubuh terutama hati dan limpa diorgan-organ ini bakteri
meninggalkan sel-sel fagosit dan berkembang biak di luar sel atau ruang sinusoid,
kemudian masuk lagi kedalam sirkulasi darah dan menyebabkan bakteremia kedua
37
E. Pemeriksaan Diagnostik
Menurut widodo 2007 Pemeriksaan penunjang pada klien dengan typhoid adalah
1. Pemeriksaan leukosit
sering dijumpai. Pada kebanyakan kasus demam typhoid, jumlah leukosit pada
terdapat leukosit walaupun tidak ada komplikasi atau infeksi sekunder. Oleh
karena itu pemeriksaan jumlah leukosit tidak berguna untuk diagnosa demam
typhoid
pada demam typhoid seringkali meningkat tetapi dapat kembali normal setelah
sembuhnya typhoid.
3. Biakan darah Bila biakan darah positif hal itu menandakan demam typhoid,
tetapi bila biakan darah negatif tidak menutup kemungkinan akan terjadi
demam typhoid. Hal ini dikarenakan hasil biakan darah tergantung dari
beberapa faktor :
hal ini disebabkan oleh perbedaan teknik dan media biakan yang digunakan.
38
Waktu pengambilan darah yang baik adalah pada saat demam tinggi yaitu
antibodi dalam darah klien, antibodi ini dapat menekan bakteremia sehingga
Bila klien sebelum pembiakan darah sudah mendapatkan obat anti mikroba
pertumbuhan kuman dalam media biakan terhambat dan hasil biakan mungkin
negatif.
5. Uji Widal Uji widal adalah suatu reaksi aglutinasi antara antigen dan antibodi
serum klien dengan typhoid juga terdapat pada orang yang pernah
salmonella yang sudah dimatikan dan diolah di laboratorium. Tujuan dari uji
widal ini adalah untuk menentukan adanya aglutinin dalam serum klien yang
39
disangka menderita tifoid. Akibat infeksi oleh salmonella thypi, klien membuat
kuman).
kuman).
c. Aglutinin Vi, yang dibuat karena rangsangan antigen Vi (berasal dari simpai
ditentukan titernya untuk diagnosa, makin tinggi titernya makin besar klien
terhadap kuman Salmonella typhi. Uji widal dikatakan bernilai bila terdapat
kenaikan titer widal 4 kali lipat (pada pemeriksaan ulang 5-7 hari) atau titer
widal O > 1/320, titer H > 1/60 (dalam sekali pemeriksaan) Gall kultur
dengan media carr empedu merupakan diagnosa pasti demam tifoid bila
40
hepato/splenomegali. Sindrom demam tifoid belum lengkap. Diagnosis
demam tifoid (titer widal O > 1/160 atau H > 1/160 satu kali
pemeriksaan).
titerWidal 4 kali lipat (pada pemeriksaan ulang 5-7 hari) atau titer widal
F. Penatalaksanaan
yang meliputi : istirahat dan perawatan, diet dan terapi penunjang (baik
maupun ekstraintestinal.
41
2. Diet dan Terapi Penunjang Mempertahankan asupan kalori dan cairan yang
adekuat.
3. Memberikan diet bebas yang rendah serat pada penderita tanpa gejala
meteorismus, dan diet bubur saring pada penderita dengan meteorismus. Hal ini
4. Cairan yang adequat untuk mencegah dehidrasi akibat muntah dan diare.
dengan dosis 3 x 5 ml setiap sebelum makan dan dapat dihentikan kapan saja
adalah:
dengan dosis 4 x 500 mg per hari dapat diberikan secara oral maupun
42
Sementara kerugian penggunaan klorampenikol adalah angka kekambuhan
yang tinggi (5-7%), penggunaan jangka panjang (14 hari), dan seringkali
demam tofoid sama dengan kloramfenikol yaitu 4 x 500 mg, dan demam
dengan kloramfenikol.
2 minggu.
atau intravena pada dewasa pada dosis 160 mg TMP ditambah 800 mg SMZ
e. Sefalosforin Generasi Ketiga, yaitu ceftriaxon dengan dosis 3-4 gram dalam
Secara relatif obat-obatan golongan ini tidak mahal, dapat ditoleransi dengan
43
dalam monosit/makrophag dan dapat mencapai level obat yang lebih tinggi
dalam gallblader dibanding dengan obat yang lain. Obat golongan ini
keluhan panas dan gejala lain dalam 3 sampai 5 hari. Penggunaan obat
keadaan tertentu seperti toksik tifoid, peritonitis atau perforasi, serta syok
septik. Pada wanita hamil, kloramfenikol tidak dianjurkan pada trimester ke-
44
BAB III
I. Pengkajian
A. Identitas klien
status perkawinan, tanggal masuk rumah sakit, nomor register dan diagnosa
medik.
B. Riwayat kesehatan
1. Keluhan utama
Keluhan utama demam tifoid adalah panas atau demam yang tidak turun-
turun, nyeri perut, pusing kepala, mual, muntah, anoreksia, diare serta
penurunan kesadaran.
tubuh.
45
4. Riwayat penyakit keluarga Apakah keluarga pernah menderita hipertensi,
diabetes mellitus.
Klien akan mengalami penurunan nafsu makan karena mual dan muntah saat
makan sehingga makan hanya sedikit bahkan tidak makan sama sekali.
2. Pola eliminasi Eliminasi alvi. Klien dapat mengalami konstipasi oleh karena
hanya warna urine menjadi kuning kecoklatan. Klien dengan demam tifoid
terjadi peningkatan suhu tubuh yang berakibat keringat banyak keluar dan
3. Pola aktivitas dan latihan Aktivitas klien akan terganggu karena harus tirah
baring total, agar tidak terjadi komplikasi maka segala kebutuhan klien
dibantu.
4. Pola tidur dan istirahat Pola tidur dan istirahat terganggu sehubungan
5. Pola persepsi dan konsep diri Biasanya terjadi kecemasan pada orang tua
46
7. Pola hubungan dan peran Hubungan dengan orang lain terganggu
sehubungan klien di rawat di rumah sakit dan klien harus bed rest total.
D. Pemeriksaan fisik
3. TTV
4. BB/TB
lidah kotor (khas), mual, muntah, anoreksia, dan konstipasi, nyeri perut,
47
e. Sistem muskuloskeletal Klien lemah, terasa lelah tapi tidak didapatkan
adanya kelainan
dengan konsistensi lunak serta nyeri tekan pada abdomen. Pada perkusi
dan cermat untuk menentukan status kesehatan klien saat ini dan riwayat
mengevaluasi pola koping klien saat ini dan masa lalu. Pengumpulan data
sejawat
E. Pemeriksaan penunjang
1. WBC
2. RBC
3. HGB
4. PLT
5. Widal
F. Penatalaksanaan
1. Pengobatan
48
a. Istrahat 7 hari atau 14 hari
b. Kotrimoksasol
e. Ftriakson
f. Sefotaksim
Dosis yang dianjurkan adalah 150 –200 mg/kgBB/hari dibagi dalam 3-4
dosis iv.
g. Siprofloksasin
2. Perawatan
a. Kompres hangat
c. Timbang BB
d. TTV
49
G. Pemcegahan
1. cuci tangan setelah dari toilet, Cuci tangan dengan sabun dan air bersih
2. Hindari jajan atau membeli makanan dan minuman di tempat yang kurang
bersih.
4. Jangan lupa, air minum harus dimasak terlebih dulu hingga mendidih
(100°C).
5. Lindungi makanan kita dari lalat, kecoa dan tikus karena hewan-hewan
penyebab tipus.
1. Ketidakefektifan termoregulasi
4. Konstipasi
5. Nyeri akut
6. Intoleransi aktivitas
7. Diare
50
Tujuan : Suhu tubuh kemabali normal ( 36 - 37⁰ C ) setelah dilakukan tindakan
Kriteria Hasil :
Intervensi :
laboraturium
tubuh
Kriterian Hasil :
Intervensi :
51
1. Timbang berat badan secara teratur
4. Beri diit dalam porsi hangat, porsi kecil tapi sering, lunak
fisik.
Intervensi :
IV. Implementasi
penulis susun. Pembahasan pada tahap ini meliputi pelaksanaan rencana tindakan
perawatan yang dapat dilakukan dan yang tidak dapat dilakukan sesuai dengan
52
V. EVALUASI
Evaluasi meruapakan tahap akhir dari proses keperawatan yang telah digunakan
untuk menentukan seberapa baik rencana keperawatan yang telah penulis susun,
apakah tujuan dapat tercapai, tercapai sebagian, atau belum tercapai dengan
meninjau respon pasien dan kriteria hasil yang telah ditetapkan. Berikut ini
diagnosa :
53
BAB 1V
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn “ A” DENGAN
DIAGNOSA TYHPOID DI RUANGAN AR -RAUDAH LT.1
RSUD HAJI MAKASSAR
54
Nama : Ny “ W ”
Umur : 43 Tahun
Agama : islam
Status : kawin
Pendidikan : S1
Pekerjaan : PNS
Alamat : BTN Hartaco Indah Blok B no.17
Hubungan dengan klien: Istri
C. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat kesehatan sekarang
a. Keluhan utama : Demam
b. Alasan Masuk Rumah Sakit : Klien mengatakan badanya panas mengigil,
Klien juga mengatakan dirawat di rumah ± 4 hari sebelum dibawah ke
rumah sakit panas tak kunjung turun disertai batuk dan sakit kepala. Saat
dilakukan pengkajian didapatkan data sebagai berikut: klien mengatakan
badanya panas, mengeluh demamnya naik turun terutama di malam hari
dan turun di pagi hari disertai batuk dan sakit kepala, klien mengatakan
belum BAB selama MRS, klien mengatakan makan 3-5 sendok dalam
satu porsi makanan, klien mengatakan memiliki riwayat maag. Klien
tampak kurang nafsu makan, klien tampak lemas, TTV: TD 110/70
mmHg, Nadi 88 x/menit, suhu 38 0C, Respirasi 24 x/menit, Leb (Widal
1/320).
c. Riwayat penyakit : demam mengigil hilang timbul disebabkan karena
infeksi Bakteri Salmonella Tyhpi terutama panas meningkat pada sore
dan malam hari.
2. Riwayat kesehatan masa lalu
a. Klien mengatakan memiliki riwayat maag
b. Klien mengatakan pola makanya tidak teratur
55
c. Klien mengatakan baru pertama kali di rawat di rumah sakit
d. Klien mengatakan tidak memiliki riwayat alergi makanan maupun obat-
obatan
3. Riwayat kesehatan keluarga
Klien mengatakan dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit seprti
yang dialami pasien sekarang,
Genogram.
Genogram
GI
GII
? ? ? ? ? ?
?
GIII 45
4
3
7
7
Keterangan:
GI : Kakek dan nenek dari ayah dan ibu klien sudah meninggal
G II : Ayah klien anak pertama dari empat bersaudara, ibu klien anak kelima
dari lima bersaudara, ayah klien masih hidup, ibu klien sudah
56
meninggal saat melahirkan.
G III : Klien anak ketiga dari tiga bersaudara, klien tinggal serumah bersama
D. Riwayat Psiko-sosial-spiritual
1. Pola koping :
cepat sembuh.
Disekitarnya
9. Perhatian dengan orang lain/lawan bicara: perhatian dan kontak mata klien
akan sembuh.
1. Nutrisi/makanan
2. Caiaran
3. Eliminasi
4. Pola tidur
5. Personal Hygiene
F. Pemeriksaan fisik
b. BB/TB : 65 kg/160 cm
Nadi : 88 x/menit
Suhu : 38 0c
Pernapasan : 24 x/menit
59
2. Head to toe
a. Kulit/integumen
Inspeksi : tidak ada udem atau benjolan pada permukaan kulit, kulit
tampak pucat, permukaan kulit normal
b. Kepala
c. Mata
Inspeksi : bola mata simetris kiri dan kanan, pupil isokor, skelera tidak
iktus, ketajaman penglihatan bagus, bola mata dapat bergerak
kesegala arah
d. Hidung
Inspeksi : lubang hidung simetris kiri dan kanan, tidak ada sekret,
penciuman tampak baik,tidak pake alat bantu
e. Telingga
Inspeksi : bentuk simetris kiri dan kanan, tidak memakai alat bantu,
tidak ada cairan keluar dalam telingga, pendengaran tampak
baik
60
f. Mulut
g. Leher
Inspeksi : tidak tampak bejolan, pergerakan tidak kaku, tidak ada tanda
h. Dada
Inspeksi : dada tampak datar, bentuk simetris kiri dan kanan, tidak ada
benjolan atau udem, pengembangan dada merata mengikuti
irama pernapsan
Auskultasi: terdengar suara jantung Lup dan Dup, tidak terdengar suara
tambahan, tidak terdengar suara tambahan saat inspirasi dan
ekspirasi,pernapasan 22 x/menit.
i. Abdomen
Palpasi : bentuk simetris kiri dan kanan, tidak teraba adanya benjolan,
perut tampak teraba tegang, tidak ada massa,tidak ada nyeri
tekan
61
Perkusi : terdengar bunyi timpani
j. Ekstrimitas
1. Ekstrimitas atas
Inpeksi : tangan simetris kiri dan kanan, jari-jari tangan utuh, kuku
tampak putih dan bersih CRT < 2 detik, tampak tangan
kanan terpasang infus RL 20 TPM.
2. Ekstrimitas bawah
Inpeksi : bentuk simetris kiri dan kanan jari kuku tampak putih dan
bersih, tida ada benjolan atau udem
Inspeksi : bibir tampak kering dan pucat, klien tampak lemas, perut
tampak tegang, BB 65 kg / 160 cm. IMT 25.3.
G. Pemeriksaan laboratorium
62
PLT 282 10^3/uL 150 – 400
WIDAL 1/320
1. Ceftriaxone 1 gr / 12 Jam / IV
3. PCT 3x1
5. Infus RL 20 TPM
I. Klasifikasi data
63
6. Klien mengatakan memiliki riwayat pernapasan 24x/i, suhu 38oc
maag
7. IMT 25.3
7. Klien mengatakan porsi makanya tidk
dihabiskan saat makan 8. Klien tampak susah BAB
8. Klien mengatakan makan 3-5 sendok 9. Leb: widal 1/320, RBC 5.06, WBC
dalam satu porsi makanan 7.75, HGB 15.2
10. Klien mengatakan nafsu makanya 11. Bibir tampak pucat dan kering
berkurang 12. Bising usus 8x/i, peristaltik usus
11. Klien mengatakan sering menunda- 6x/i
nunda BAB 13. Terpasang infus RL 20 TPM
12. Klien mengatakan sering buang angin 14. Suhu tubuh klien tampak naik
13. klien mengatakan ada keinginan mau turun
BAB tapi saat ada dikamar mandi 15. Nyeri dengan skala ringan (1-3)
(toilet) tidak ada lagi keinginan BAB.
J. Analisa Data
64
Do: Terjadi kerusakan sel
Ketidakefektifan
termoregulasi
65
5. TTV: TD 110/70mmHg, N 88x/i,
Suhu 38oc, RR 24 x/i.
Do: Splenomegali
Do:
67
Ds: 2. Mampu 3. Kaji adanya alergi
mengidentifikasi makanan
1. Klien mengatakan nafsu kebutuhan nutrisi
makanya berkurang 4. Monitor turgor kulit
3. Tidak ada tanda-tanda
2. Klien mengatakan porsi malnutrisi 5. Monitor satatus cairan
makanya tidk dihabiskan saat inteke dan output
makan 4. Tidak terjadi
penurunan berat
3. Klien mengatakan makan 3-5 badan yang berarti
sendok dalam satu porsi
makanan 5. Menunjukkan fungsi
pengecapan dari
4. Klien mengatakan memiliki menelan
riwayat maag
Do:
4. IMT 25,3
5. TTV: TD 110/70mmHg, N
88x/i, Suhu 38oc, RR 24 x/i.
68
Ds: 2. Bebas dari 3. Enjurkan pasien untuk
ketidaknyamanan mengkosumsi makanan
1. Klien mengatakan belum BAB yang tinggi serat
± 2 hari selama MRS 3. Mampu
mengidentifikasi 4. Anjurkan pasien untuk
2. Klien mengatakan sering indikator untuk tidak tunda-tunda saat
menunda-nunda BAB pencegahan mau BAB
3. klien mengatakan ada keinginan konstipasi
5. Anjurkan klien banyak
mau BAB tapi saat ada dikamar 4. Feses lunak dan minum air putih
mandi (toilet) tidak ada lagi berbentu
keinginan BAB.
Do:
69
IV. Implementasi dan Evaluasi
70
2. Senin II 10.25 1. Memonitor TTV S:
11-12- hasil: TD 110/80 mmHg, nadi 80 klien mengatakan napsu
2022 makanya sudah baik di
x/menit, suhu 37.5oc,RR tandai dengan klien
22x/menit menghabiskan porsi
10.30 makananya
2. Memonitor berat Badan
10.35 hasil: 65 kg, IMT 25,3
O:
3. Mengkaji adanya alergi makanan klien tampak lemas,kulit
hasil: klien mengatakan tidak tampak pucat. IMT 16,6,
alergi makanan dan obat- klien tampak lemas
obatan, klien mengatakan
10.40 napsu maknya suadah baik A:
masalah ketidakseimbangan
4. Memonitor turgor kulit nutrisi kurang dari
hasil: kulit tampak pucat dan kebutuhan tubuh belum
10.45 teraba hangat teratasi
5. Memonitor status cairan intake P:
dan outpud Lanjutkan interevensi
hasil: intake 2500 cc
output ± 80 cc 1, 2, 3, 4, dan 5.
72
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan tinjauan teori, tinjauan kasus, dan pembahasan dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut : Setelah melakukan asuhan keperawatan pada Tn. Y selama tiga hari
dan melakukan pengkajian kembali baik secara teoritis maupun secara tinjauan kasus
1. Pada pengkajian secara umum ditemukan klien mengatakan demamnya naik turun
panas meniggi pada malam hari saat dilakukan pengkajian hari pertama tanggal 11
Desember 2022 pukul 10:00 , didaptakan suhu tubuh Tn.A 38°C, (Abnormal)
karena terlebih dahulu sudah diberikan obat penurun panasa, kulit teraba hangat
2. Setelah dilakukan pengkajian dan analisa kasus muncul tiga diagnose pada pasien
yaitu.
73
c. Konstipasi berhubungan dengan asupan serat tidak cukup, perubahan pola
a. Monitor TTV
a. Monitor TTV
b. Monitor BB
74
pada pasien, implementasi yang dilakukan sesuai dengan perencenaan sebelumya
B. Saran
Setelah penulis melakukan studi kasus, penulis mengalami beberapa hambatan dalam
penulisan ini. Namun, dengan bantuan dari berbagai pihak penulis mampu
menyelesaikan karya tulis ilmiah ini tepat pada waktunya. Demi kemajuan selanjutnya
komunikasi, sehingga dapat diperoleh data yang akurat dari pasien maupun
anggota keluarga dan semua implementasi dari rencana keperawatan yang ada
2. Asuhan keperawatan yang telah dilakukan serta kerjasama antara tim kesehatan
yang terjalin dengan baik hendaknya dipertahankan dan lebih ditingkatkan untuk
75
DAFTAR PUSTAKA
Manjsoer, Arif. 2015. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi III. Jakarta: EGC.
Nurarif H, A., dan Kusuma H. 2013. Aplikasi asuhan keperawatn berdasarkan diagnosa
Widodo Joko. 2009. Buku Ajar Penyakit Dalam. Jakarta : Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.
Suyono, Slamet. 2010. Buku Ajar Penyakit Dalam. Edisi ke 3. Jakarta: Balai
Penerbit FKUI.
76
Muttaqin Arif. 2012. Gangguan Gastrointestinal : Aplikasi Asuhan Keperawatan
77