DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
1. MAWAR NANTUDJU
2. TRIA PUSPITA SARIPI
3. ROSDIANA MOHI
4. HERLINA BIN MUKRI
5. DESRI ALIFAH IMBO
6. NURHAEDA LUN
7. ABDUL KARIM MAHANI
Penyusun
Kelompok 1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................2
DAFTAR ISI..........................................................................................................3
BAB I......................................................................................................................4
PENDAHULUAN..................................................................................................4
A. Latar Belakang............................................................................................4
B. Rumusan Masalah.......................................................................................6
C. Tujuan.........................................................................................................7
BAB II....................................................................................................................7
PEMBAHASAN.....................................................................................................7
A. Pengertian Appendicitis..............................................................................7
B. Etiologi Appendicitis..................................................................................8
C. Patofisiologi................................................................................................8
D. Pathway Appendicitis.................................................................................9
E. Tanda dan Gejala.......................................................................................10
F. Pemeriksaan Penunjang.............................................................................11
G. Penatalaksanaan........................................................................................12
H. Komplikasi................................................................................................13
I. Pencegahan.................................................................................................14
BAB III.................................................................................................................17
ASUHAN KEPERAWATAN APPENDICITIS..................................................17
A. ANALISA DATA.....................................................................................30
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN..............................................................33
C. TUJUAN DAN INTERVENSI KEPERAWATAN.................................33
BAB IV.................................................................................................................41
PENUTUP............................................................................................................41
A. Kesimpulan...............................................................................................41
B. Saran.........................................................................................................42
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................43
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
A. Pengertian Appendicitis
B. Etiologi Appendicitis
APPENDISITIS
Pintu masuk
Luka insisi kuman
Usus buntu tersumbat feses, Kekhawatiran Anestes
kanker benda asing mengetahui
kegagalan Kerusakan Resiko
Peristaltik jaringan Infeksi
usus menurun
Ansietas
Kerusakan Sekresi Ujung syaraf
control suhu mucus terputus
Distensi
terhadap berlebih abdomen
inflamasi pada lumen
appendiks Pelepasan
Resiko prostaglandi
Hipertermia Hipovolemia
Appendiks
Terenggang Spinal cotd
Cortex serebri
Nyeri Akut
Nyeri dipersepsikan
Nyeri Akut
E. Tanda dan Gejala
1. Pemeriksaan Laboratorium
ini termasuk hitung kelengkapan darah dan protein penghasil (CRP). Tes
darah menunjukan jumlah sel darah putih 10.000-18.000mm3 leukositosis dan
lebih dari 75% neutrofil, tetapi CRP menunjukan jumlah serum
2. Radiologi
Termasuk ultrasound (USG) dan komputer tomography scanning
(CTscan). Ultrasound menemukan bagian longitudinal dari apendiks yang
meradang, tetapi CT menunjukan apendiks yang meradang dan bagian apendiks
yang melebar.
3. Pemeriksaan abdomen singkat
Pemeriksaan ini tidak menunjukkan tanda-tanda apendisitis yang jelas.
Namun, penting untuk membedakan penyakit apendisitis dari batu ureter kanan
atau obstruksi usus halus
G. Penatalaksanaan
a. Medis
Penatalaksanaan yang dapat dilakukan pada penderita Apendisitis
meliputi penanggulangan konservatif dan operasi.
1. Penanggulangan konservatif, Penanggulangan konservatif terutama diberikan
pada penderita yang tidak mempunyai akses ke pelayanan bedah berupa
pemberian antibiotik. Pemberian antibiotik berguna untuk mencegah infeksi.
Pada penderita Apendisitis perforasi, sebelum operasi dilakukan penggantian
cairan dan elektrolit, serta pemberian antibiotik sistemik
2. Operasi, Bila diagnosa sudah tepat dan jelas ditemukan Apendisitis maka
tindakan yang dilakukan adalah operasi membuang appendiks (appendektomi).
Penundaan appendektomi dengan pemberian antibiotik dapat mengakibatkan
abses dan perforasi. Pada abses appendiks dilakukan drainage (mengeluarkan
nanah).
3. Pencegahan Tersier, Tujuan utama dari pencegahan tersier yaitu mencegah
terjadinya komplikasi yang lebih berat seperti komplikasi intra-abdomen.
Komplikasi utama adalah infeksi luka dan abses intraperitonium. Bila
diperkirakan terjadi perforasi maka abdomen dicuci dengan garam fisiologis atau
antibiotik. Pasca appendektomi diperlukan 23 perawatan intensif dan pemberian
antibiotik dengan lama terapi disesuaikan dengan besar infeksi intra-abdomen.
b. Keperawatan
Tidak ada penatalaksanaan appendisitis, sampai pembedahan dapat di
lakukan. Cairan intra vena dan antibiotik diberikan intervensi bedah meliputi
pengangkatan appendics dalam 24 jam sampai 48 jam awitan manifestasi.
Pembedahan dapat dilakukan melalui insisi kecil/laparoskop. Bila operasi
dilakukan pada waktunya laju mortalitas kurang dari 0,5%. Penundaan selalu
menyebabkan ruptur organ dan akhirnya peritonitis. Pembedahan sering ditunda
namun karena dianggap sulit dibuat dan klien sering mencari bantuan medis tapi
lambat. Bila terjadi perforasi klien memerlukan antibiotik dan drainase.
Komplikasi yang dapat terjadi akibat apendisitis yang tak tertangani
yakni: 1. Perforasi dengan pembentukan abses
2. Peritonitis generalisata
3. Pieloflebitis dan abses hati, tapi jarang
H. Komplikasi
I. IDENTITAS PASIEN
Nama Anak : An. A
Tempat/Tanggal lahir : Manado, 11 desember 2014
Usia : 9 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Anak Ke 1 Dari 2 Bersaudara
Tanggal Masuk/Jam : 22 Feberuari 2023/07.24 WITA
Diagnosa Medis : Appendisitis
No. RM : 01240517
Keterangan
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien Laki-laki
: Garis Keturunan
F. Konsep Diri
Gambaran diri: Ibu klien mengatakan selama sakit klien cenderung diam
Peran diri : Ibu klien mengatakan klien sebagai anak
Identitas diri : Ibu klien mengatakan klien sebagai anak pertama dari
bersaudara
Ideal diri : Ibu klien mengatakan klien ingin cepat sembuh dan
pulang kerumah
Harga diri : Ibu klien mengatakan klien sangat disayangi dan selalu di
rawat oleh orangtuanya
G. Psikologis
Ibu klien mengatakan selalu memahami klien agar klien tidak merasa
takut.
H. Nilai dan kepercayaan
Sebelum sakit : Ibu klien mengatakan klien selalu beribadah di
gereja bersama keluarganya
Saat sakit : Ibu klien mengatakan di rumah sakit hanya bisa berdoa
ditempat tidur saja
2. Mata
a. Inspeksi
Struktur luar mata : Mata kanan dan kiri simetris, konjungtifa
anemis, sklera tidak ikretik, tidak ada pembesaran pupil, tidak ada
secret.
Bentuk bola mata : Bentuk sempurna
Pergerakan bola mata : Normal, bola mata klien bisa digerakan kearah
manapun
Reflex cahaya : Pupil berbentuk bulat dan sama besar sehingga
saat terkena cahaya pupil mata akan mengecil
Penglihatan : Normal dan penglihatan tajam
3. Hidung
a. Inspeksi
Struktur luar : Bentuk hidung mancung,kedua lubang
hidungsimestris, dan tampak bersih
Polip : Tidak terdapat polip di hidung klien
Pengeluaran secret : Tidak ada sekret di hidung klien
Fungsi Penciuman : Normal
b. Palpasi
Nyeri Tekan : Tidak ada
Ada tidaknya benjolan : Tidak ada
4. Telinga
a. Inspeksi
Struktur Luar Telinga: Bentuk kedua telinga simetris, tampak bersih,
tidak ada cairan/nanah
Fungsi Pendengaran: Normal
Pengeluaran Secret: Tidak terdapat secret
b. Palpasi
Nyeri tekan: Tidak ada
7. Pemeriksaan Leher
a. Inspeksi
Pergerakan Leher : Normal, leher klien bisa digerakkan ke arah
depan, samping, dan belakang
Pembesaran Kelenjar Tiroid/Limfe : Tidak Terdapat Pembesaran
Kelenjar Tiroid
Perubahan Warna Kulit : Tidak ada
Distensi Vena Jugularis : Normal
Kaku kuduk : Tidak ada kekakuan di bagian leher saat
digerakkan
b. Palpasi
Kelenjar Tiroid/Limfe : Tidak ada
Masa Tumor : Tidak ada
Nyeri Tekan : Tidak ada
8. Pemeriksaan Thorax
a. Inspeksi
Bentuk Dada : Bentuk dada simetris kiri dan kanan
Pembesaran Dada : Tidak ada
Pola Nafas : Frekuensi pernafasan 24x/menit
Retraksi: Tidak ada
Pernafasan Cuping Hidung : Tidak ada
b. Palpasi
Restitusi Raba : Restitusi normal
Masa Tumor : Tidak ada
Nyeri Tekan: Tidak ada
c. Perkusi
Bunyi dan Vibrasi yang dihasilkan : Sonor
d. Auskultasi
Suara Nafas : Vesikuler (terdengar di semua lapang paru yang
normal, bersifat halus, nada rendah, inspirasi lebih panjang dari
ekspirasi)
Suara Nafas Tambahan: Tidak ada
Suara Jantung: Terdengar suara S1 dan S2 (lub-dub) irama jantung
normal
9. Pemeriksaan Abdomen
a. Inspeksi
Bentuk Abdomen : Bentuk abdomen rata
Warna : Sawo matang
Jaringan Parut : Terdapat jaringan parut dibagian perut
Kemerahan/Lesi : Tidak ada
Umbilicus : Tidak Menonjol
Kelainan : Tidak ada
b. Palpasi
Masa Tumor : Tidak ada
Nyeri Tekan : Terdapat nyeri tekan kuadran kanan
bawah
c. Perkusi
Bunyi yang dihasilkan : Bunyi redup
d. Auskultasi
Bising Usus : 15x/menit
Monoit % 0.4
IG % 31.6
A. ANALISA DATA
Pre-operasi
Data Obyektif :
Suhu badan 39°C
Tekanan darah Usus buntu tersumbat
106/65 mmHg feses, kanker, benda asing
Klien tampak
lemah
Peradangan pada jaringan
usus
Hipertermia
2. Data Subyektif Nyeri Akut Hiperplasi jaringan
Klien limfoid, Fekalit, Tumor
mengatakan appendiks, Infeksi
nyeri pada perut parasite, Makanan rendah
Data Obyektif : serat, Konstipasi
Klien tampak
meringis
Appendicitis
Klien tampak
gelisah
Nadi 112 x/menit Pre-operasi
Respirasi
24x/menit
P : nyeri ketika Usus buntu tersumbat
Q : Seperti
ditusuk-tusuk
Sekresi mucus berlebih
R : Kuadran
pada lumen appendiks
kanan bawah
S:7
T : Terus Appendiks terenggang
menerus
Nyeri Akut
3. Data Subyektif : Ansietas Hiperplasi jaringan
Klien limfoid, Fekalit, Tumor
mengatakan takut appendiks, Infeksi
pada penyakitnya parasite, Makanan rendah
Data Obyektif : serat, Konstipasi
Klien tampak
gelisah, tegang Appendicitis
Ansietas
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Apendisitis adalah peradangan pada apendiks vermiformis dan merupakan
penyebab abdomen akut yang paling sering. Penyakit ini mengenai semua umur
baik laki-laki maupun perempuan, tetapi lebih sering menyerang laki-laki berusia
10 sampai 30 tahun. Apendiksitis terbagi menjadi 2 yaitu apendiksitis akut dan
apendisitis kronik. Apendiksitis akut dapat disebabkan oleh trauma, misalnya
pada kecelakaan atau operasi, tetapi tanpa lapisan eksudat dalam rongga maupun
permukaan apendiks. Apendiksitis kronik biasanya disebabkan oleh penyumbatan
lumen apendiks. Obstruksi tersebut menyebabkan mukus yang diproduksi
mukosa apendiks mengalami bendungan.
Semakin lama mukus tersebut semakin banyak, namun elasitas dinding
apendiks mempunyai keterbatasan sehingga menyebabkan peningkatan tekanan
intra lumen. Oleh karena itu perlu perhatian khusus yang memiliki penyakit
apendisitis untuk Melakukan perawatan pada luka dengan cara mamantau
keadaan luka, melakukan penggatian balutan (ganti verban) dan mencegah
terjadinya infeksi. Penggunaan therapy antibiotic topical pada luka apendisitis
seperti metrodinazole sangat efektif untuk membunuh bakteri yang dapat menim
bulkan bau (Gitaraja, 2004).
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Smeltzer, Bare (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Brunner &
suddart. Edisi 8. Volume 2. Jakarta, EGC