APENDIKSITIS
D
I
S
U
S
U
N
OLEH
1. NURAINI M NIM: 1612210012
2. MUJIBURRAHMAN NIM: 1612210009
3. JULIA LAMKARUNA NIM: 1612210004
1
KATA PENGANTAR
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan laporan yang
berjudul “Apendiksitis”Dan juga kami berterima kasih pada Dosen yang telah
Kami sangat berharap laporan ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita semua. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik,
saran yang membangun bagi penulis. Semoga laporan sederhana ini dapat dipahami
bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya loporan yang telah disusun ini dapat
berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Dan mohon maaf apabila
3
DAFTAR ISI
1. PENDAHULUAN ..................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................. 2
1.3 Tujuan penelitian ................................................................... 2
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................. 3
4. PENUTUP .............................................................................. 28
4.1 Kesimpulan ............................................................................ 28
4.2 Saran ..................................................................................... 28
4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakangMasalah
(Departemen/SMFilmubedah,2009).
paska bedah akan beresiko besar untuk terkena infeksi, pemberian antibiotik
profilaksis yang kurang tepat pada pasien paska bedah dapat memperlama
penyembuhan luka dan memperlama hari rawatan sehingga biaya perawatan juga
semakin besar, pemberian antibiotic profil aksis yang tepat dapat mengurangi
Apendisitismasihmenempatiprevalensitertinggidari akutabdomenlain
5
maupun dinegara maju untuk mengurangi angka kematian dan angka kesakitan
salah satu upaya adalah dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan
mortalitas bervariasi dari kurang dari0,1% dalam kasus tak berkomplikasi sampai
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
6
f. Untuk mengetahui penatalaksaan apendisitis
Hasil penelitian dapat dipakai sebagai data dasar penelitian lebih lanjut
tentang penyebab apendisitis dan juga sebagai informasi dan referensi untuk
7
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian
penyebab abdomen akut yang paling sering. Penyakit ini dapat mengenai semua
umur baik laki-laki maupun perempuan, tetapi lebihs ering menyerang laki-laki
kanan bawah rongga abdomen dan penyebab paling umum untuk bedah abdomen
2.2 Etiologi
hiperplasia jaringan limfe, fekalith, tumor apendiks, dan cacing askaris yang
8
ini.namun ada beberapa faktor yang mempermudah terjadinya radang apendiks,
diantaranya:
1. Faktor sumbatan
(90%) yang diikuti oleh infeksi. Sekitar 60% obstruksi disebabkan oleh
hiperplasia jaringan limfoid sub mukosa, 35% karena stasis fekal, 4% karena
benda asing dan sebab lainnya 1% diantaranya sumbatan oleh parasit dan
ganggrenosa tanpa ruptur dan 90% pada kasus apendisitis akut dengan ruptur.
2. Faktor Bakteri
3. Kecenderungan familiar
organ, apendiks yang terlalu panjang, vaskularisasi yang tidak baik dan
9
letaknya yang mudah terjadi apendisitis.Hal ini juga dihubungkan dengan
kebiasaan makanan dalam keluarga terutama dengan diet rendah serat dapat
hari.Bangsa kulit putih yang dulunya pola makan rendah serat mempunyai
risiko lebih tinggi dari Negara yang pola makannya banyak serat.Namun saat
memiliki tinggi serat kini beralih ke pola makan rendah serat, memiliki risiko
2.3 Tandadangejala
Nyeri terasa pada abdomen kuadran bawah dan biasanya disertai oleh
demam ringan, mual, muntah dan hilangnya nafsumakan. Nyeri tekan local
padatitik Mc. Burney bila dilakukan tekanan. Nyeri tekan lepas kemungkinan akan
dijumpai.
Derajat nyeri tekan, spasmeotot, dan apakah terdapat konstipasi atau diare
tidak tergantung pada beratnya infeksi dan lokasi appendiks. Bila appendiks
10
melingkar di belakang sekum, nyeri dan nyeri tekan dapat terasa di daerah lumbal
bila ujungnya ada pada pelvis, tanda-tanda ini hanya dapat diketahui pada
dekat dengan kandung kemihatau ureter.Adanya kekakuan pada bagian bawah otot
yang secara para doksial menyebabkan nyeri yang terasa pada kuadran bawah
kanan. Apabila appendiks telah ruptur, nyeri dan dapat lebih menyebar ;distensi
11
2.4 Patway
12
2.5 Prognosis
prabedah, serta stadium penyakit pada waktu intervensi bedah. Apendisitis takber
perawatan prabedah, bedahdan pasca bedah yang tersedia saat ini. Angka
sampai 5 persen, tetapi tetap tinggi dan tak dapat diterima (10-15%) pada anak
kecil dan orang tua. Pengurangan mortalitas lebih lanjut harus dicapai dengan
1. Pemeriksaan fisik.
Palpasi : didaerah perut kanan bawah bila ditekan akan terasa nyeri dan bila
tekanan dilepas juga akan terasa nyeri (Blumberg sign) yang mana
Dengan tidakan tungkai kanan dan paha ditekuk kuat / tungkai di angkat
Suhu dubur (rectal) yang lebih tinggi dari dari suhu ketiak (axilla), lebih
13
Pada apendiks terletak pada retro sekal maka uji psoas akan positif dan tanda
di rongga pelvis maka obturator sign akan positif dan tanda perangsangan
2. Pemeriksaan Laboratorium
3. Pemeriksaan radiologi
Kasus kronik dapat dilakukan rontgen foto abdomen, USG abdomen dan
apendikogram.
45 – 55 (L)
14
Trombosit 150 – 400 10 / uL
2.7 Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan medis.
1. Sebelum operasi
a) Observasi
Dalam 8-12 jam setelah timbulnya keluhan, tanda dan gejala appendicitis
sering kali masih belum jelas. Dalam keadaan ini observasi tidak
b) Intubasibila perlu
2. Operasia apendiktomi
15
dapat dilakukan sesegera mungkin untuk menurunkan resiko perforasi.
Apendiktomi dapat dilakukan dibawah anestesi umum atau spinal dengan sisi
3. Pasca operasi
sonde lambing bila pasien telah sadar, sehingga aspirasi cairan lambung dapat
dicegah. Baringkan pasien dalam posisi Fowler. Pasien dapat dikatakan baik
bila dalam 12 jam tidak terjadi gangguan. Selama itupasien dipuasakan. Bila
tindakan operasi lebih besar, misalnya pada perforasi atau peritonitis umum,
puasa diteruskan sampai fungsi usus kembali normal. Satu hari pasca operasi
Pada hari kedua pasien dapat berdiri dan duduk diluar kamar. Hari ketujuh
b. Penatalaksanaan keperawatan
pasien apendisitis. Adapun tindakan non medis yang diberikan adalah persiapan
16
Kemudian tindakan keperawatan yang dapat diberikan post-op adalah perawatan
luka jahitan dan mobilisasi pasien secara teratur untuk mencegah dekubitus
2.8 pencegahan
Karena belum diketahui secara pasti apa yang menyababkan hal ini, sebenarnya tak
ada ketentuan khusus bagaimana pencegah kondisi ini. Namun, anda bisa
b) Setelah operasi usus buntu berhasil, perbabyak makan serat untuk membantu
meperlancar pencernaan.
c) Pastikan tubuh anda tidak kekurangan cairan dengan caraminum air sebanyak 8-
10 gelas perhari.
d) Rawat bekas luka dengan baik. Jika memang anda sudah diperboleh untuk
pulang satu atau dua hari setelah operasi, maka anda harus pulang dengan
keadaan `basah`. Biasanya luka operasi usus buntu membutuhkan waktu 2-3
mingggu setelah operasi. Sering- sering berkonsultasi dan memeriksa luka anda
ke dokter.
2.9 Komplikasi
berkembang menjadi peritonitis atau abses, insidens perforasi adalah 10% sampai
17
32%. Insiden lebih tinggi pada anak kecil dan lansia. Perforasi secara umum terjadi
24 jam setelah awitan nyeri. Gejala mencakup demam dengan suhu 37,70C atau
lebih tinggi, penampilan toksik, dan nyeri atau nyeri tekan abdomen yang kontinyu.
Komplikasi lain yang sering ditemukan adalah infeksi, perforasi, abses intra
sehingga membentuk massa yang terdiri dari kumpulan apendiks, sekum dan keluk
usus. Tujuan utama dari pencegahan tersier yaitu mencegah terjadinya komplikasi
perawatan intensif dan pemberian antibiotik dengan lama terapi disesuaikan dengan
18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
termasuk ke dalam salah satu organ sistem pencernaan yang terletak tepat dibawah
dan melekat pada sekum yang berfungsi sebagai imun. Apendisistis merupakan
inflamasi akut pada apendiks yang disebabkan oleh fekalit (massa keras dari feces),
tumor atau benda asing di dalam tubuh, namun ulserasi mukosa oleh parasit E.
apendiks dan meningkatnya pertumbuhan kuman flora kolon biasa dan terjadilah
apendisitis
B. Saran
penyakit apendisitis yang berguna bagi profesi dan orang sekitar kita. Bagi
19
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2001. Keperawatan Medikal Bedah, volume 2. Jakarta: EGC.Craig
23 November 2010.
20