Halaman Judul..................................................................................................................i
Kata Pengantar.................................................................................................................i
Daftar Isi..........................................................................................................................ii
BAB 1 Pendahuluan
BAB IV PENUTUP
3.1 Kesimpulan....................................................................................................30
3.2 Saran..............................................................................................................30
Daftar Pustaka
1
BAB 1
PENDAHULUAN
2
1.2 Rumusan Masalah
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
2.2 Anatomi Fisiologis Apendisitis
5
pada daerah Mc. Burney yaitu daerah 1/3 tengah garis yang menghubungkan sias
kanan dengan pusat. Posisi apendiks berada pada Laterosekal yaitu di lateral kolon
asendens. Di daerah inguinal: membelok ke arah di dinding abdomen. Walaupun
lokasi apendiks selalu tetap, lokasi ujung umbai cacing bisa berbed bisa di
retrocaecal atau di pinggang (pelvis) yang jelas tetap terletak di peritoneum. Ukuran
panjang apendiks rata-rata 6 – 9 cm. Lebar 0,3 – 0,7 cm. Isi 0,1 cc, cairan bersifat
basa mengandung amilase dan musin. Pada kasus apendisitis, apendiks dapat terletak
intraperitoneal atau retroperitoneal. Apendiks disarafi oleh saraf parasimpatis dan
simpatis (berasal dari nervus thorakalis X). Hal ini mengakibatkan nyeri pada
apendisitis berawal dari sekitar umbilicus. Saat ini diketahui bahwa fungsi apendiks
adalah sebagai organ imunologik dan secara aktif berperan dalam sekresi
immunoglobulin (suatu kekebalan tubuh) dimana memiliki/berisi kelenjar limfoid.
6
Menurut Syamsul Hidayat etiologi dari apendisitis adalah: (2004)
a) Fekalit
b) Tumor appendiks
c) Cacing askaris
d) Erosi mukosa appendiks
e) Hiperplasi jaringan limfe
f) Hiperplasi folikel limfoid
g) Benda asing
h) Striktur karena fibrosis
i) Neoplasma
j) Stenosis fibrosis
k) Tumor karsinoid
2.4 Tanda dan Gejala Apendisitis
Nyeri perut
Rasa sakit ini disebabkan oleh penyumbatan appendiks, karena itu sifatnya sama
seperti pada obstruksi usus. Pada mulanya nyeri perut ini hilang timbul seperti
kolik (mulas mendadak dan hebat) dan terasa di epigastrium atau regio
umbilikus. Bila penderita flatus atau buang air besar, rasa sakitnya berkurang.
Mual
Muntah terjadi segera setelah rasa sakit dan pada mulanya timbul secara
refektoris.
Biasanya terjadi konstipasi, tetapi pada anak-anak dan pada penderita yang
appendiksnya dekat dengan rektum sering terjadi diare karena omentum masih
pendek dan tipis, appendiks yang relatif panjang, dinding appendiks yang lebih
tipis
Demam
Diare
Daya tahan tubuh menurun
7
c) Syok Hipovolemik
d) Illeus
e) Sepsis
8
Pada apendiks terletak pada retro sekal maka uji psoas akan positif dan tanda
perangsangan peritoneum akan lebih menonjol.
2) Pemeriksaan laboratorium
3) Pemeriksaan Radiologi
Foto polos perut dapat memperlihatkan adanya fekalit
Ultrasonografi (USG)
CT Scan
Kausu kronik dapat dilakukan rontgen foto abdomen, USG abdomen dan
apendikogram.
9
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
Do:
10
- Kea
daan Umum :
compos mentis
- Skal
a nyeri : 1-3
- Keti
ka nyeri muncul
pasien terlihat
meringis kesakitan
- Pasie
n terpasang drain
abdomen
- TTV
:
TD:
N:
RR:
S:
Do:
- Kesa Penurunan otot
daran : Normal
- Ku :
Compos Mentis Perubahan sistem
- GCS muskulokeletal
:
- Pasi
en terlihat kesulitan Hambatan mobilitas fisik
berjalan
- Keku
atan otot
4 3
11
4 3
3. Ds : - Resiko infeksi Post operasi
Diskontinuitas jaringan
Do : Resiko infeksi
- Pasie
n post op
apendisitis
abdomen
4. Ds : Ansietas Penyakit
- Pasie
n mengatakan takut Thalamus
bergerak karena
takut bekas post op
terbuka Neurokorteks
- Pasie
n mengatakan takut
obat dan takut Ansietas
disuntik
- Pasie
n mengatakan ingin
cepat pulang, tidak
mau lama-lama di
RS
Do:
- Pasie
n terlihat cemas dan
gelisah
- Pasie
n terlihat
memegangi bekas
post op di bagian
perut
12
- Pasie
n terlihat menangis
(merengek) saat
dimasukan obat
melalui IV
5. Ds: Defisit pengetahuan Bakteri dan kuman masuk
ke dalam tubuh
- Pasie
n dan keluarga
mengatakan kurang Menginfeksi
mengerti tentang
penyakitnya
- Pasie
n mengatakan suka Ansietas
beli makan dan
minuman kalenngan
Perubahan pada kesehatan
Do :
- Kelu
Defisit pengetahuan
arga pasien
mennyakan terkait
penyakitnya kepada
perawat
13
3.4 Asuhan Keperawtan
No Diagnosa NOC NIC
14
1. Nyeri akut b.d Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama Manajemen Nyeri (1400)
Spasme otot servikal 3x24 jam diharapkan nyeri akut bisa teratasi Definisi: pengurangan atau reduksi nyeri
sampai pada tingkat kenyamanan yang dapat
Definisi: pengalaman Tingkat Nyeri (2102) diterima oleh pasien
sensori dan emosional Definisi: keparahan nyeri yang diamati atau
tidak menyenangkan dilaporkan Akitivitas-aktivitas:
yang muncul akibat Skala Outcome: 2 ke 4 Gali bersama pasien faktor-faktor yang
kerusakan jaringan Indikator 1 2 3 4 5 dapat menurunkan atau memperberat
actual atau potensial. 2 Nyeri yang 1 2 3 4 5 nyeri
10201 dilaporkan Ajarkan penggunaan teknik non
Kode: 00132 2 Panjangnya episode 1 2 3 4 5 farmokologi
Domain 12: 10204 nyeri Berikan individu penurunan nyeri yang
Kenyamanan optimal dengan peresepan analgesik
2 Frekuensi nafas 1 2 3 4 5
Kelas 1: Kenyamanan Gunakan tindakan pengontrol nyeri
10210
fisik sebelum nyeri bertambah berat
2 Denyut nadi radial 1 2 3 4 5
10220 Mulai dan modifikasi tindakan
2 Tekanan darah 1 2 3 4 5 pengontrol nyeri berdasarkan respon
10212 pasien
Pilih dan implementasikan tindakan
1= Berat / deviasi berat dari kisaran normal yang beragam (misalnya farmakologi,
5= Tidak ada / Tidak ada deviasi dari kisaran nonfarmakologi, interpersonal) untuk
normal memfasilitasi penurunan nyeri, sesuai
dengan kebutuhan
Libatkan keluarga dalam modalitas
penurun nyeri
Evaluasi keefektifan dari tindakan
pengontrol nyeri yang dipakai selama
pengkjian nyeri yang dilakukan.
15
fisik b.d nyeri yang memerlukan energi dalam aktivitas sehari- menggunakan bantuan aktivitas fisik,
hari. kognisi, sosial, dan spiritual untuk
Skala Target Outcome dipertahankan pada 2 meningkatkan frekuensi dan durasi dari
ditingkatkan ke 4 aktivitas kelompok.
(skala 1-5, 1: sangat terganggu, 5: tidak Aktivitas-aktivitas :
terganggu) Pertimbangkan kemampuan klien dalam
berpartisipasi melalui aktivitas spesifik.
Skala Outcome Keseluruhan Berkolaborasi dengan (ahli) terapis fisik
Indikator okupasi dan terapis rekreasional dalam
1 2 3 4 5
perencanaan dan pemantauan program
000501 Saturasi aktivitas, jika memang diperlukan.
oksigen ketika 1 2 3 4 5 Pertimbangkan komitmen klien untuik
beraktivitas meningkatkan frekuensi dan jarak
000502 Frekuensi aktivitas.
1 2 3 4 5
nadi ketika beraktivitas Dorong keterlibatan dalam aktivitas
000503 Frekuensi kelompok maupun terapi, jika memang
bernafas ketika 1 2 3 4 5 diperlukan.
beraktivitas Bantu dengan aktivitas fisik secara
000508 teratur (misalnya, ambulansi, transfer
Kemudahan bernafas 1 2 3 4 5 atau berpindah, berputar dan kebersihan
ketika beraktivitas diri), sesuai dengan kebutuhan.
000504 Tekanan berikan aktivitas motorik untuk
darah sistolik ketika 1 2 3 4 5 mengurangi terjadinya kejang otot.
beraktivitas
Bantu klien untuk meningkatkan
000505 Tekanan motivasi diri dan penguatan.
darah diastolik ketika 1 2 3 4 5
Monitor respon emosi, fisik, social dan
bernafas
spiritual terhadap aktivitas.
000506
Tekanan/hasil EKG 1 2 3 4 5
(Elektrokardiogram)
000507 Warna
1 2 3 4 5 0104 Peningkatan Mekanika Tubuh
kulit Definisi : memfasilitasi penggunaan postur
16
000509 Kecepatan dan penggerakan dalam aktivitas sehari-hari
1 2 3 4 5
berjalan untuk mencegah kelelahan dan ketegangan
000510 Jarak atau injuri musculoskeletal.
1 2 3 4 5 Aktivitas-aktivitas :
berjalan
000511 Toleransi Kaji komitmen pasien untuk belajar dan
1 2 3 4 5
dalam menaiki tangga menggunakan postur (tubuh) yang benar.
000516 Kekuatan Kolaborasi dengan fisioterapi dalam
1 2 3 4 5
tubuh bagian atas mengembangkan peningkatan mekanika
000517 Kekuatan tubuh.
1 2 3 4 5
tubuh bagian bawah Kaji pemahaman pasien mengenai
000518 mekanika tubuh dan latihan.
Kemudahan dalam Informasikan pada pasien tentang
melakukan Aktivitas 1 2 3 4 5 pentingkan postur yang benar untuk
Hidup Harian (Activities mencegah kelelahan,ketegangan dan
of Daily Living/ADL) injuri.
000514 Edukasi pasien mengenai bagaimana
Kemampuan untuk menggunakan postur tubuh yang benar.
1 2 3 4 5
berbicara ketika Kaji kesadaran pasien tentang
melakukan aktivitas fisik abnormalitas musculoskeletal.
Edukasi penggunaan matras atau tempat
duduk jika di indikasikan.
Instruksikan pasien agar tidak tidur
telungkup.
Bantu pasien untuk memposisikan tidur
yang tepat
Bantu pasien untuk menghindari duduk
dalam waktu yang lama dan posisi yang
sama.
Intruksikan pasien untuk menggerakan
kaki terlebih dahulu kemudian badan
ketika memulai berjalan dari posisi
berdiri
17
Gunakan prinsip mekanika tubuh ketika
menangani pasien dan memindah
peralatan
Bantu pasien/keluarga untuk
mengidentifikasi latihan postur yang
sesuai.
Bantu pasien untuk memilih aktivitas
pemanasan sebelum melakukan
aktivitasnya.
Bantu pasien untuk latihan ROM pasif
dan aktif
3. Resiko infeksi b.d 0703 Keparahan Infeksi Kontrol Infeksi
post operasi
Definisi : meminimalakan penerimaan dan
Definisi : keparahan dari tanda gejala infeksi
tranmisis agen infeksi
Skala target outcome dipertahankan pada 2
Kode : 6540
ditingkatkan ke 5 (1 = berat, 5 = tidak ada)
Aktifitas-aktivitas :
bersihkan lingkungan dengan baik
1 2 3 4 5
Indikator setelah digunakan setiap untuk pasien
070301 Kemerahan 1 2 3 4 5
peralatan perawatan perpasien sesuai
070303 Cairan luka 1 2 3 4 5
protokol intusi
yang berbau busuk
070333 Nyeri 1 2 3 4 5 insolasi orang yng terkena penyakit
070320 Kolonisasi kultur 1 2 3 4 5
menular
darah
terapkan isolasi sesuai tindakan
070323 Kolonisasi kultur area 1 2 3 4 5
pencegahan yang sesuai
luka
070327 Depresi jumlah sel 1 2 3 4 5
18
darah putih ajarkan cuci tangan pada keluarga
lakukan tindaan pencegahan yang
bersifat universal
gosok kulit pasien dg agen anti bakteri
yang sesuai
pastikan pennagan aseptik
pastikan teknik perawatan luka yang
tepat
berikan terapi antibiotik yang sesuai
ajarkan pasien dan anggota keluarga
mengenai bagaiamana menghindari
infeksi
Perlindungan infeksi
19
infeksi
anjurkan asupan cairan
dengan tepat
jangan mencoba pengobatan
antibiotik untuk infeksi-infeksi virus
ajarakan pasien dan keluarga
pasien mengenai perbedaan antara infeksi –
infeksi virus dan bakteri
20
21130 pada pola buang air Dengarkan klien
besar
Dukung penggunaan koping yang sesuai
21
dengan kehamilan keyakinan dan nilai-nilai kesehatan
22
3.5 Implemntasi dan Evaluasi
No Diagnosa Implementasi Evaluasi Paraf
23
mempengaruhi respon pasien 3
- Ketika nyeri
terhadap ketidak nyamanan
muncul pasien terlihat
7. Mengevaluasi meringis kesakitan
keefektifan dari Tindakan pengontrol - Pasien
terpasang drain abdomen
nyeri yang dipakai - TTV :
8. Berkolaborasi dengan TD:
N:
dokter RR:
S:
A: Masalah Nyeri akut teratasi
sebagian
P: Intervensi dilanjutkan
24
5. Memberikan aktivitas motorik untuk - Kekuatan otot
mengurangi terjadinya kejang otot.
6. Membantu klien untuk meningkatkan 4 3
motivasi diri dan penguatan.
7. Memonitor respon emosi, fisik, social
dan spiritual terhadap aktivitas. 4 3
P: Interveni dilanjutkan
25
6. Menganjurkan asupan cairan sebagian
7. Membersihkan lingkungan
dengan baik setelah digunakan untuk setiap
P: Intervensi dilanjutkan
pasien
8. Mempertahankan Teknik
isolasi yang sesuai
9. Melakukan cuci tangan
sebelum dan sesudah kegiatan perawatan
pasien
10. Memastikan Teknik
perawatan luka yang tepat
26
klien dengan cara yang tepat
O:
5. Dengarkan klien
6. Dukung penggunaan koping yang - Pasien terlihat
cemas dan gelisah
sesuai - Pasien terlihat
memegangi bekas post op di
bagian perut
- Pasien terlihat
menangis (merengek) saat
dimasukan obat melalui IV
A: Masalah ansietas teratasi sebagian
P: Intervensi dilanjutkan
5. Defisiensi Mengidentifikasi faktor S:
pengetahuan b.d
internal atau eksternal yang dapat - Pasien dan
kurangnya
informasi meningkatkan atau mengurangi motivasi keluarga mengatakan kurang
mengerti tentang penyakitnya
untuk berprilaku sehat - Pasien
Menentukan pengetahuan mengatakan suka beli makan
dan minuman kalenngan
kesehatan dan gaya hidup perilaku saat ini
pada individu , keluarga, kelompok
Membantu individu, keluarga O :
dan masyarakat untuk memeperjelas - Keluarga pasien
keyakinan dan nilai-nilai kesehatan mennyakan terkait penyakitnya
kepada perawat
Mengajarkan strategi yang
dapat digunakan untuk menolak perilaku
27
yang tidak sehat atau beresiko dalam
memeberikn saran untuk menghindari atau
mengubah perilaku.
Mempertimbangakn A: Masalah Defisiensi Pengetahuan
dukungan keluarga, teman sebaya dan teratasi sebagian
masyarakat terhadap perilaku sehat
Menekankan pentingnya pola
P: Intervensi dilanjutkan
makan yang sehat, tidur, berolahraga dan
lain-lain bagi individu.
28
BAB IV
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Apendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus buntu atau umbai
cacing (apendiks). Infeksi ini bisa mengakibatkan pernanahan. Bila infeksi
bertambah parah, usus buntu itu bisa pecah. Usus buntu merupakan saluran usus
yang ujungnya buntu dan menonjol dari bagian awal usus besar atau sekum
(cecum). Usus buntu besarnya sekitar kelingking tangan dan terletak di perut
kanan bawah. Strukturnya seperti bagian usus lainnya. Namun, lendirnya
banyak mengandung kelenjar yang senantiasa mengeluarkan lendir. Apendisitis
dibagi menjadi 3 yaitu apendisitis akut, apendisitis puralenta dan apendisitis
kronik. Pemeriksaan penunjang pada pasien apendisitis bisa dilakukan dengan
pemeriksaan abdomen, USG dan foto thorax.
5.2 Saran
29
DAFTAR PUSTAKA
Doengoes, E.Marilyn. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan (Edisi 3). Jakarta : EGC.
Smeltzer&Bare. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan Suddarth
(Edisi 8). Jakarta: EGC.
Robbins dan kumar. Buku Ajar Patologi (Edisi 4), Jakarta : EGC
Evelyn C. (1992). Pearce. Anatomi dan Fisiolagi untuk Paramedis. Jakarta :, Gramedia.
Depkes RI. (1995). Penerapan Proses Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem
Muskuloskeletal. Jakarta.
30