Meskipun
tulang
seperti
benda
mati
namun
konstituennya
secara
terus
menerus
Osteoprotegerin (OPG)
Sebaliknya,menekan perkembangan dan aktivitas osteoklas.OPG disekresikan ke dalam matrix
dan berfungsi sebagai reseptor pengecoh yang berikatan dengan RANKL.OPG mencegah
RANKL mengaktifkan aktivitas osteoklas merepsorpsi tulang.Akibatnya osteoblas penghasil
tulang mengalahkan osteoklas penyerapan tulang sehingga masa tulang bertambah.Sebagai
contoh,hormon seks wanita merangsang aktivitas gen penghasil OPG diosteoblas,yaitu salah satu
mekanisme yang digunakaan oleh hormon ini mempertahankan masa tulang.
Proses Remodeling Tulang
Representasi
skematik
beraneka inputmengomandani
cells,
yang
meningkatkan
diawali
ketika
pengekspresian
permukaan dari RANKL. RANKL berinteraksi dengan reseptornya RANK (receptor activator of
nuclear B) memicu diferensiasi osteoklas (fase aktifasi). Sel-sel osteoklas menyerap tulang
(fase resorpsi) memungkinkannya pelepasan faktor-faktor yang biasanya tersimpan dalam
matriks tulang (BMPs, TGF, FGFs) yang merekrut sel-sel osteoblas pada daerah yang
direabsorpsi. Sekalinya direkrut, sel-sel osteoblas memroduksi matriks tulang baru, dan
mendorong mineralisasinya (fase pembentukan), dus menyelesaikan proses remodeling tulang
(Pre-OCLs = pre-osteoclasts; OCL = osteoclast; OBLs = osteoblasts).
Fase Aktifasi
Masukan-masukan berbeda, seperti misalnya semacam fraktur mikro, adanya semacam
perubahan dalam pembebanan mekanik yang terasakan oleh sel-sel osteosit atau beberapa faktor
yang dilepaskan dalam lingkungan mikro tulang, termasuk insulin growth factor-I(IGF-I), tumor
necrosis factor- (TNF- ), hormon paratiroid (PTH) dan interleukin-6 (IL-6), mengaktifasi the
lining cells yang merupakan sel-sel osteblas yang tenang. Sebagai konsekuensinya, lining cells,
meningkatkan pengekspresian RANKL (receptor activator of nuclear B ligand) pada
permukaan selnya, yang pada gilirannya berinteraksi dengan reseptornya yaitu RANK (receptor
activator of nuclear B), yang diekspres oleh sel-sel pra-osteoklas. Interaksi RANKL/RANK
memicu fusi sel-sel pra-osteoklas dan diferensiasinya mengarah ke sel-sel osteoklas berinti
banyak.
Fase Resorpsi
Sekali berdiferensiasi, sel-sel osteoklas berpolarisasi, menempel ke permukaan tulang dan mulai
menyerap (dissolve) tulang. Fungsi ini membutuhkan dua langkah: i) asidifikasi matriks tulang
untukdissolve komponen anorganik, dan ii) melepaskan enzim-enzim lizosom seperti misalnya
kathepsin K, dan MMP9, keduanya bertugas untuk pendegradasian komponen organik tulang.
Sekali mereka menyelesaikan fungsinya, sel-sel osteoklas menjalani apoptosis. Hal ini
merupakan konsekuensi fisiologis yang diperlukan guna mencegah suatu penyerapan tulang
berlebih.
Fase Membalik (reverse)
Sel-sel yang membalik proses (the reverse cells), yang perannya belum sepenuhnya jelas,
menjalankan fase ini. Memang sesungguhnyalah bahwa mereka dikenal sebagai sel-sel mirip
makrofag
(macrophage-like
cells)
yang
kemungkinan
fungsinya
adalah
membuang
morphogenetic
growth
factors (FGFs)
mendorong
mineralisasinya,
sehingga
menyempurnakan
proses remodeling.
Setelah menopause, maka resorpsi tulang akan meningkat, terutama pada dekade awal setelah
menopause,
sehingga
insiden
fraktur,
terutama
fraktur
vertebra
dan
radius
distal
meningkat. Penurunan densitas tulang terutama pada tulang trabecular, karena memiliki
permukaan yang luas dan hal ini dapat dicegah dengan terapi sulih estrogen. Petanda resorpsi
tulang dan formasi tulang, keduanya meningkat menunjukkan adanya peningkatan bone
turnover.
Estrogen juga berperan menurunkan produksi berbagai sitokin oleh bone marrow stromal cells
dan sel-sel mononuclear, seperti IL-1, IL-6, dan TNF- yang berperan meningkatkan produksi
berbagai sitokin tersebut, sehingga aktivitas osteoklas meningkat.
Selain peningkatan aktivitas osteoklas, menopause juga menurunkan absorpsi kalsium di usus
dan meningkatkan ekskresi kalsium di ginjal. Selain itu, menopause juga menurunkan sintesis
berbagai protein yang membawa 1,25(OH)2D, sehingga pemberian estrogen akan meningkatkan
1,25(OH)2D di dalam plasma. Tetapi pemberian estrogen transdermal tidak akan meningkatkan
sintesis protein tersebut, karena estrogen transdermal tidak diangkut melewati hati. Walaupun
demikian, estrogen transdermal tetap dapat meningkatkan absorbsi kalsium di usus secara
langsung tanpa dipengaruhi vitamin D. Untuk mengatasi keseimbangan negatif kalsium akibat
menopause, maka kadar PTH akan meningkat pada wanita menopause, sehingga osteoporosis
akan semakin berat.
sedangkan putusnya trabekula pada wanita disebabkan karena peningkatan resorpsi yang
berlebihan akibat penurunan kadar estrogen yang drastis pada waktu menopause.
Dengan bertambahnya usia, kadar testosterone pada laki-laki akan menurun sedangkan kadar sex
hormone binding globulin (SHBG) akan meningkat. Peningkatan SHBG akan meningkatkan
pengikatan estrogen dan testosterone membentuk kompleks yang inaktif.
Penurunan hormone pertumbuhan (GH) dan IGF-1, juga berperan terhadap peningkan resorpsi
tulang. Tetapi penurunan kadar androgen adrenal (DHEA dan DHEA-S) ternyata menunjukkan
hasil yang kontroversial terhadap penurunan massa tulang pada orang tua.