Anda di halaman 1dari 10

PEDOMAN LAPORAN PENDAHULUAN

A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Osteoporosis adalah kondisi berkurangnya kepadatan tulang.hal ini

menyebabkan tulang menjadi keropos dan mudah patah.osteoporosis

jarang menimbulkan gejala dan biasanya baru diketahui ketika

penderitanya jatuh atau mengalami cedera yang menyebabkan patah

tulang.

2. Tujuan:

a. Tujuan Umum

untuk meningkatkan kekuatan tulang agar tidak menjadi keropos dan

mudah patah

b. Tujuan Khusus

1. Memaparkan konsep medis dari osteoporosis mengenai pengertian,

etiologi, patofisiologi, manifetasi klink, komplikasi dan

penatalaksanaan.
2. Memahami asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan

osteoporosis menggunakan metodologi asuhan keperawatan yang

benar.

3. Manfaat

Agar mahasiswa mampu menjalankan tugasnya sebagai seorang

perawat,memahami bagaimana melakukan tidakan kepada pasien mengenai

metologi dan asuhan keperawatan serta kosep medisnya.

B. TINJAUAN TEORI

1. Konsep Medis

a. Definisi

Osteoporosis adalah sebagai kelainan sengketal sistemik yang di

karakteristikan dengan kekuatan otot yag berkurang yang merupakan predesposisi

pada peningkatan resiko fraktur.fraktur yang terjadi akibat tulang osteoporosis

melawan tekanan yang lebih besar dari pada yang dapat ditahanya(misalnya trauma

karena jatuh).

Kelainan tulang dimana terjadi penurunan massa tulang total,terdapat

perubahan pergantian hemeostatis normal,kecepatan resorpsi tulang lebih besar dari

kecepatan pembentukan tulang,mengakibatkan penurunann massa tulang total.tulang

secara progresif menjadi porus,rapuh dan mudah patah(smeltzer,2001)


Gangguang metabolisme tulang sehingga massa tulang menuru.komponen

metrik yaitu mineral dan protein berkurang.resorpsi terjadi lebih cepat dari pada

formasi tulang sehingga tulang menjadi lebih tipis(Depkes,1995).

b. Etiologi

Suatu penurunan kepadataan tulang, membuat tulang lebih rapuh dan

meningkatkan resiko retak. Tubuh yang terus menurus menggantikan tulang lama

dengan tulang baru melalui suatu keseimbangan antara aktivitas osteoclastic dan

osteoblastic.ketika aktivitas pembentukan tulang tidaljk sejalan dengan aktivitas

penyerapan tulang, integritas struktural dari tulang pun menjadi terganggu.

Bertambahnya umur,tidak adanya aktivitas fisik,gizi buruk mempunyai badan

kecil,keturunan kaukasia,asia atau wanita semua meningkatkan risiko

osteoporosis.osteoporosis dapat juga terjadi sebagai penyakit sekunder,karena kondisi

lain.penyebab ini meliputi penggunaan obat seperti kortikosteroid atau beberapa

antikonvulsan,gangguang hormonal(cushing atau gondok) dan imobilisasi yang lama.

(Marry digiulio,2014)

c. Patofisiologi

tulang merupakan jaringan dinamis yang mengalami perubahan terus-

menerus,proses dimana tulang yang tua diganti dengan tulang baru,pembaruan ini

memberi dua fungsi utama:


1. Hal ini menggantikan tulang yang tua dengan tulang yang baru sehingga

proses biomekanikal pada pertulangan tidak dikompromikan oleh penggunaan

yang berkelanjutan

2. Hal ini berperan pada homeostasis mineral dengan memindahkan kalsium

dan ion lain kedalam dan keluar dari penyimpanan tulang.

Proses berurutan pembaharuan ini dimulai dengan aktivitas osteoglas,yang

meresorbsi kembali sejumlah kecil tulang pada waktu (sesingkat 7 hinggga

10 hari ).pembentukan tulang kemudian terjadi ketika osteoblas membbentuk

matriks organik yang kemudian termineralisasi.

Massa puncak tulang dan kecepatan berurutan dan durasi hilangnya

tulang adalah penentu penting apakah integritas tulang-belulang dapat

berkompromi untuk derajat tertentu dimana fraktur fragilitas akan terjadi.

Selain itu, jaringan tulang akan hilang, perubahan lain dalam tulang (misalnya

perubahan arsitektur,penuaan jaringan tulang, akumulasi kerusakan mikro)

bberkontrobusi pada risiko fraktur.Struktur yang mendukung menjadi lemah

bahkan tekanan minimal dapat menyebabkan fraktur. Fraktur tulang belakang

dengan osteoporosis biasanya merupakan fraktur kompresi yang terjadi ketika

satu atau lebih vertebra kolaps dari akibat membawa berat tubuh pada saat

tegak.

d. Manifestasi Klinik
Pada kebanyakan orang, diagnosis osteoporosis ditegakkan setelah terjadi

fraktur kompresi vertebra. Manifestasi klinis fraktur kompresi vertebra termasuk

onset tiba-tiba adanya nyeri punggung yang memburuk dengan pergerakan dan

berkurang dengan istirahat .Nyeri akut biasanya akan berkurang dalam 2 hingga 6

minggu. Kebanyakan dari fraktur kompresi, ditemukan secara tidak sengaja pada

pemeriksaan pada pemeriksaan radiologi sinar-x. Deformitas vertebrata yang

progresif akan menyebabkan pemendekan pada postur perawakan dan kifosis dorsalis

progresif (Figur 26-8). Tulang iga bawah biasanya akan berada pada posisi istirahat

padapuncak iliaka, dan tekanan kebawah pada visera akan menyebabkan distensi

abdomen pada rasa begah. Respirasi mungkin akan terganggu dengan terbatasnya

ekspansi paru.

Kehilangan tulang juga terjadi pada mandibula, yaitu akan menyebabkan

kehilangan gigi atau gigi palsu menjadi salah letaknya seperti perubahan yang juga

terjadi pada wajah.. Sayangnya, fraktur pada pergelangan tangan pada wanita

menopause biasanya tidak dikenali sebagai fraktur osteoporosis.

Perubahan yang banyak terjadi pada penampilan dan kesulitan menemukan

pakaian yang cocok dapat minimbulkan efek negatif pada citra tubuh. Kualitas hidup

dapat dipengaruhi oleh nyeri kronis dan ketidakmampuan secara fungsional.

Ketakutan akan fraktur selanjutnya akan menyebabkan orang mengurangi

aktifitasnya.
“Standar baku” untuk mengukur BMD adalah full table dual energy

absorptiometry (DXA). Teknik ini hanya sedikit risikonya dan hanya memerlukan

beberapa menit. Sisiyang paling sering diukur dengan DXA adalah tulang belakang

serta panggul. BMD pada umumnya dilaporkan sebagai “nilai T”, yang berbeda

antara BMD pada klien dan BMD pada ‘dewasa muda normal’ dengan jenis kelamin

yang sama. Perbedaan antara nilai klien dan nilai normal pada dewasa muda dapat

diekspresikan sebagai standar deviasi (SD) dibawah atau diatas rata-rata. Oleh karena

itu, individu dengan nilai T2,0 akan memiliki BMD 2 SD dibawah nilai rata-rata

untuk dewasa muda dengan jenis kelamin yang sama. Berdasarkan kriteria

WHO,individu ini akan dikatakan osteopenia.

e. Komplikasi

salah satu komplikasi osteoporosisi adalah patah tulang, patah tulang dapat

menyeebabkan nyeri,gangguang dalam bergerak dan penurunan produktivitas.patah

tulang belakang dapat menyebakaban nyeri pungggung,postur tubuh bungkuk dan

tinggi badan yang berkurang uyntuk mnecegah terjadinya osteoporosis langkah yang

harus dilakukan adalah menghindari atau mengatasi faktor resikonya khusus untuk

wanita yang yang sudah monovuse atau yang berusia lanjut pencegahan bisa

dilakukan dengan melakukan kontrol rutin ke dokter

f. Pemeriksaan Diagnostik

1. sinar X
Bagian tubuh yang akan difoto perlu di posisikan dengan baik untuk

melihat struktur tulang pokok,mengidentifikasi fraktur , dan mendeteksi bagian-

bagian asing

2. Arthrogram

Sinar X pada suatu area sendi diambil setelah menyuntikkan medium kontras

kedalam ruang sendi untuk memperbesar visibilitasnya.

3.Biopsi

Suatu contoh jaringandiambil dari suatu bagian tubuh (tulang atau otot)untuk

menentukan status penyakit jaringan.

g. Penatalaksanaa

1. memberikan obat bisfosfonat untuk mencegah resapan dalam tulang

osteoglasic,dan meningkatkan massa tulang :

2. memberikan teriparatide untuk menstimulasi produksi tulang berkolagen untuk

meningkatkan massa tulang.

3. mendorong aktivitas yang menahan beban

4. melakukan aktivitas gerak

5.meningkatkan vitamin dan kalsium didalam diet


6. memberikan vitamin D yang meningkatkan penyerapan kalsium banyak pasien

dengan osteoporosis juga kekurangan vitamin D

2. Konsep Asuhan keperawatan

PENUTUP

A. Kesimpulan

Osteoporosis adalah kondisi berkurangnya kepadatan tulang.hal ini

menyebabkan tulang menjadi keropos dan mudah patah.osteoporosis

jarang menimbulkan gejala dan biasanya baru diketahui ketika

penderitanya jatuh atau mengalami cedera yang menyebabkan patah

tulang.

B. Saran

agar pembaca dapat memahami tentang penyakit osteoporosis dan bisa

menerapkan cara pencegahan dan cara mengatasinya.


DAFTAR PUSTAKA

Black M joyce dan Hokanso jane.keperawatan medikal bedah Manajemen klinis

untuk hasil yang diharapkan Edisi 8.Jakarta Elesevier

Digiulio mary dan jackson Donna.keperawatan medikal bedah demystified

.yogyakarta 2007.

Junaidi.l.2007.osteoporosis.PT.Bhuana insan popular.Jakarta

Anda mungkin juga menyukai