Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN PENDAHULUAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM

REPRODUKSI POST OF TUMOR UTERUS (MIOMA UTERI)

DISUSUN OLEH:

NAMA : 1. DIAN ALFIONITA (A.18.10.015)

2. INDRIANI (A.18.10.026)

3.ANA JIHAD ISLAMIYAH(A.18.10.010)

4. FITRIYAH MURSYIDAH(A.18.10.022)

KELAS : A TINGKAT III S1.KEPERAWATAN

DOSEN PEMBIMBING

TENRIWATI, S.KEP,NS,M.KES

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PANRITA HUSADA BULUKUMBA

TAHUN AJARAN 2020/2021


1. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang:
Myoma uteri merupakan salah satu masalah kesehatan utama dan
merupakan tumor jinak ginekologi paling banyak diderita para wanita saat
mendekati masa menapouse. Myoma uteri adalah tumor jinak pada
jinakpada daerah rahim atau lebih tepatnya otot Rahim dan jaringan ikat di
sekitarnya, yang dalam kepustakaan dikenal dengan istilah fibromyoma,
leiomyomaataupun fibroid (prawirohardjo, 2009). Myoma uteri menimbulkan
masalah besar dalam kesehatan. Morbiditas yang ditimbulkan oleh myoma
uteri cukup tinggi karena dapat menyebabkan kesuburan rendah. Jika terjadi
perdarahan abnormal yang berlebihan dapat menyebabkan anemia, penekan
pada kandung kemih yang menyebabkan sering berkemih dan urgensi,
potensial untuk terjadinya sistitis dan penekanan pada rectum (price, 2006).
Sebagian besar kasus myoma uteri adalah tanpa gejala, sehingga kebanyakan
pederita dari tumor ini yang memperlihatkan gejala klinik. Umumnya gejala
yang ditemukan bergantung pada lokasi, ukuran, dan perubahan pada myoma
tersebut, seperti perdarahan haid abnormal, nyeri dan tanda penekanan
(Sjamsuhidajat, 2005).
Sampai saat ini penyebab pasti myoma uteri belum dapat diketahui
secara pasti, namun dari hasil penelitian diketahui bahwa pertumbuhan dan
perekembangan myoma uteri distimulasi oleh hormone estrogen yang terus
menerus sehingga terus tumbuh dan berkembang menjadi besar
(Prawirohardjo, 2010).
Berdasarkan otopsi, novak menemukan 27% wanita berumur 25 tahun
mempunyai sarang myoma. Factor genetic berpengaruh karena tumor ini jauh
lebih sering ditemukan pada orang berkulit hitam daripada orang berkulit
putih. Dimana wanita kulit hitam mempunyai risiko terkena myoma uteri 2-
3x lebih besar daripada wanita kulit (wise, 2007).
2. Tujuan :
 Tujuan Umum: Pembahasan untuk lebih mengenali gejala mioma dan

bagaimana bentuk asuhan keperawatan dari mioma.

 Tujuan Khusus:
a. Mengetahui definisi, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinik,

komplikasi, pemeriksaan penunjang dari mioma.

b. Menyusun askep pasien mioma.

3. Manfaat : Agar dapat mengetahui apa itu penyakit mioma dan membantu
mahasiswa mempelajari lebih dalam bagian-bagian yang ada pada system
reproduksi ini tepatanya pada penyakit mioma.

2. TINJAUAN TEORI
 Konsep Medis
a. Defenisi :
Mioma uteri adalah neoplasma jinak yang berasal dari otot uterus
dan jaringan ikat yang menumnpang, sehingga dalam kepustakaan 
dikenal dengan istilah Fibromioma, leiomioma, atau fibroid (Mansjoer,
2007).
Mioma Uteri adalah suatu tumor jinak, berbatas tegas, tidak
berkapsul, yang berasal dari otot polos dan jaringan ikat fibrous. Biasa
juga disebut fibromioma uteri, leiomioma uteri atau uterine fibroid.
Tumor jinak ini merupakan neoplasma jinak yang paling sering
ditemukan pada traktus genitalia wanita,terutama wanita usai produktif.
Walaupun tidak sering, disfungsi reproduksi yang dikaitkan dengan
mioma mencakup infertilitas, abortus spontan, persalinan prematur, dan
malpresentasi (Crum, 2003).

Frekuensi kejadian mioma uteri paling tinggi antara usia 35-50


tahun yaitu mendekati angka 40%, jarang ditemukan pada usia dibawah
20 tahun. Sedangkan pada usia menopause hampir tidak pernah
ditemukan. (Wiknjosastro, 2005).Leiomyoma atau mioma uteri adalah
tumor jinak uterus yang berbatas tegas, disebut juga fibroid, mioma,
fibroma, dan fibromioma (Pierce, 2005). Mioma Uteri adalah tumor jinak
otot rahim dengan berbagai komposisi jaringan ikat. Nama lain :
Leimioma Uteri dan Fibroma Uteri (Manuaba, 2001).

b. Etiologi :

 Etiologi pasti belum diketahui.


 Peningkatan reseptor estrogen-progesteron pada jaringan mioma
uteri  mempengarui pertumbuhan tumor.
 Faktor predisposisi yang bersifat herediter, telah diidentifikasi
kromosom yang membawa 145 gen yang diperkirakan berpengaruh
pada pertumbuhan fibroid. Sebagian ahli mengatakan bahwa fibroid
uteri diwariskan dari gen sisi paternal.
 Mioma biasanya membesar pada saat kehamilan dan mengecil
setelah menopause jarang ditemukan sebelum menarke (Crum,
2005).

Faktor Risiko terjadinya mioma uteri yaitu:

1. Usia penderita
Mioma uteri ditemukan sekitar 20% pada wanita usia
reproduksi dan sekitar 40%-50% pada wanita usia di atas 40 tahun
(Suhatno, 2007). Mioma uteri jarang ditemukan sebelum menarke
(sebelum mendapatkan haid). Sedangkan pada wanita menopause
mioma uteri ditemukan sebesar 10% (Joedosaputro, 2005).
2. Hormon endogen (Endogenous Hormonal)
Konsentrasi estrogen pada jaringan mioma uteri lebih tinggi
daripada jaringan miometrium normal. (Djuwantono, 2005)
3. Riwayat Keluarga
Wanita dengan garis keturunan tingkat pertama dengan
penderita mioma uteri mempunyai 2,5 kali kemungkinan untuk
menderita mioma dibandingkan dengan wanita tanpa garis keturunan
penderita mioma uteri. (Parker, 2007).
4. Indeks Massa Tubuh (IMT)
Obesitas juga berperan dalam terjadinya mioma uteri.
(Parker, 2007).
5. Makanan
Dilaporkan bahwa daging sapi, daging setengah matang (red
meat), dan daging babi menigkatkan insiden mioma uteri, namun
sayuran hijau menurunkan insiden mioma uteri (Parker, 2007).
6. Kehamilan
Kehamilan dapat mempengaruhi mioma uteri karena
tingginya kadar esterogen dalam kehamilan dan bertambahnya
vaskularisasi ke uterus. Hal ini mempercepat pembesaran mioma
uteri (Manuaba, 2003).
7. Paritas
Mioma uteri lebih banyak terjadi pada wanita dengan
multipara dibandingkan dengan wanita yang mempunyai riwayat
frekuensi melahirkan 1 (satu) atau 2 (dua) kali (Khashaeva, 1992).

c. Patofisiologi :
Mioma memiliki reseptor estrogen yang lebih banyak dibanding
miometrium normal. Teori cell nest atau teori genitoblat membuktikan dengan
pemberian estrogen ternyata menimbulkan tumor fibromatosa yang berasal dari
sel imatur. Penyebab dari Mioma Uteri ini belum diketahui namun ada faktor
predisposisinya antra lain,mioma uteri lebih sering ditemukan pada nulipara,
faktor keturunan juga berperan,umur, dan fungsi ovarium.
Mioma uteri mulai tumbuh sebagai bibit yang kecil di dalam miometrium
dan lambat laun membesar karena pertumbuhan itu miometrium terdesak
menyusun semacam pseudekapsula atau simpai semu yang mengelilingi tumor
di dalam uterus mungkin terdapat satu mioma,akan tetapi mioma biasanya
banyak. Jika ada satu mioma yang tumbuh intramural dalam korpus uteri maka
korpus ini tampak bundar dan konstipasi padat. Bila terletak pada dinding depan
uterus, uterus mioma dapat menonjol ke depan sehingga menekan dan
mendorong kandung kencing ke atas sehingga sering menimbulkan keluhan
miksi.
Tetapi masalah akan timbul jika terjadi: berkurangnya pemberian darah
pada mioma uteri yang menyebabkan tumor membesar, sehingga menimbulkan
rasa nyeri dan mual. Selain itu masalah dapat timbul lagi jika terjadi perdarahan
abnormal pada uterus yang berlebihan sehingga terjadi anemia. Anemia ini bisa
mengakibatkan kelemahan fisik, kondisi tubuh lemah, sehingga kebutuhan
perawatan diri tidak dapat terpenuhi. Selain itu dengan perdarahan yang banyak
bisa mengakibatkan seseorang mengalami kekurangan volume cairan.

d. Komplikasi :
Komplikasi yang dapat terjadi pada mioma uteri secara umum, yaitu:
1. Degenerasi ganas
Kecurigaan akan keganasan uterus apabila mioma uteri cepat membesar dan
apabila terjadi pembesaran sarang mioma dalam menopause.
2. Torsi (putaran tangkai)
Sarang mioma yang bertangkai dapat mengalami torsi, timbul gangguan sirkulasi
akut sehingga mengalami nekrosis. Dengan demikian terjadi sindrom abdomen
akut.
3. Pertumbuhan Leiomiosarkoma
Yaitu tumor yang tumbuh dari miometrium, dan merupakan 50 – 70 % dari
semua sarkoma uteri. Ini timbul apabila suatu mioma uteri yang selama beberapa
tahun tidak membesar, sekonyong-konyong menjadi besar, apalagi jika hal itu
terjadi sesudah menopause.
4. Nekrosis dan Infeksi
Pada mioma submukosum, yang menjadi polip, ujung tumor kadang-kadang
dapat melalui kanalis servikalis dan dilahirkan di vagina. Dalam hal ini ada ada
kemungkinan gangguan sirkulasi dengan akibat nekrosis dan infeksisekunder.

e. Penatalaksanaan:
Tidak semua mioma uteri memerlukan pengobatan bedah. Penanganan mioma
uteri tergantung pada umur, status fertilitas, paritas, lokasi dan ukuran tumor, sehingga
biasanya mioma yang ditangani yaitu yang membesar secara cepat dan bergejala serta
mioma yang diduga menyebabkan fertilitas. Penanganan mioma uteri terbagi atas
penanganan konservatif, medikamentosa, operatif dan radiasi.

1. Konservatif
Penderita dengan mioma kecil dan tanpa gejala tidak memerlukan pengobatan,
tetapi harus diawasi perkembangan tumornya. Jika mioma lebih besar dari
kehamilan 10-12 minggu, tumor yang berkembang cepat, terjadi torsi pada
tangkai, perlu diambil tindakan operasi.
2. Medikamentosa
Terapi yang dapat memperkecil volume atau menghentikan pertumbuhan
mioma uteri secara menetap belum tersedia padasaat ini. Terapi medikamentosa
masih merupakan terapi tambahan atau terapi pengganti sementara dari operatif.
Preparat yang selalu digunakan untuk terapi medikamentosa adalah analog
GnRHa (Gonadotropin Realising Hormon Agonist), progesteron, danazol,
gestrinon, tamoksifen, goserelin, antiprostaglandin, agen-agen lain seperti
gossypol dan amantadine. (Swine, 2009).
3. Operatif
Pengobatan operatif meliputi miomektomi, histerektomi dan embolisasi arteri
uterus.
 Miomektomi, adalah pengambilan sarang mioma saja tanpa pengangkatan uterus.
Tindakan ini dapat dikerjakan misalnya pada mioma submukosa pada mioma
geburt dengan cara ekstirpasi lewat vagina.
 Histerektomi, adalah pengangkatan uterus, yang umumnya tindakan terpilih.
Histerektomi total umumnya dilakukan dengan alasan mencegah akan timbulnya
karsinoma servisis uteri.
 Embolisasi arteri uterus (Uterin Artery Embolization / UAE), adalah injeksi arteri
uterina dengan butiran polyvinyl alkohol melalui kateter yang nantinya akan
menghambat aliran darah ke mioma dan menyebabkan nekrosis. Nyeri setelah
UAE lebih ringan daripada setelah pembedahan mioma dan pada UAE tidak
dilakukan insisi serta waktu penyembuhannya yang cepat. (Swine,2009)
4. Radiasi dengan radioterapi
Radioterapi dilakukan untuk menghentikan perdarahan yang terjadi pada
beberapa kasus.

 Konsep Asuhan Keperawatan ;


a. Pengkajian :
Pengkajian adalah langkah awal dalam melakukan asuhan keperawatan secara
keseluruhan. Pengkajian terdiri dari tiga tahapan yaitu ; pengumpulan data,
pengelompakan data atau analisa data dan perumusan diagnose keperawatan (Depkes
RI, 1991 ).Pengkajian data berupa nama, usia, alamat, pekerjaan, suku, status
perkawinan, dan lain-lain yang berhubungan dengan biodata pasien.
a. Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan kegiatan dalam menghimpun imformasi (data-
data) dari klien. Data yang dapat dikumpulkan pada klien sesudah pembedahan
Total Abdominal Hysterektomy and Bilateral Salphingo Oophorectomy (TAH-
BSO ) adalah sebagai berikut :
Usia :
a. Mioma biasanya terjadi pada usia reproduktif, paling sering ditemukan pada
usia 35 tahun keatas.
b. Makin tua usia maka toleransi terhadap nyeri akan berkurang
c. Orang dewasa mempunyai dan mengetahui cara efektif dalam menyesuaikan
diri terutama terhadap perubahan yang terjadi pada dirinya akibat tindakan
TAH-BSO.
b. Keluhan Utama
Keluhan yang timbul pada hampir tiap jenis operasi adalah rasa nyeri karena
terjadi torehant tarikan, manipulasi jaringan organ.Rasa nyeri setelah bedah
biasanya berlangsung 24-48 jam. Adapun yang perlu dikaji pada rasa nyeri
tersebut adalah:
a. Lokasi nyeri :
b. Intensitas nyeri
c. Waktu dan durasi
d. Kwalitas nyeri.
c. Riwayat Reproduksi
a. Haid
Dikaji tentang riwayat menarche dan haid terakhir, sebab mioma uteri tidak
pernah ditemukan sebelum menarche dan mengalami atrofi pada masa
menopause.

b. Hamil dan Persalinan


1) Kehamilan mempengaruhi pertubuhan mioma, dimana mioma uteri
tumbuh cepat pada masa hamil ini dihubungkan dengan hormon
estrogen, pada masa ii dihasilkan dalam jumlah yang besar.
2) Jumlah kehamilan dan anak yang hidup mempengaruhi psikologi klien
dan keluarga terhadap hilangnya oirgan kewanitaan.
d. Data Psikologi
Pengangkatan organ reproduksi dapat sangat berpengaruh terhadap emosional
klien dan diperlukan waktu untuk memulai perubahan yang terjadi. Organ
reproduksi merupakan komponen kewanitaan, wanita melihat fungsi menstruasi
sebagai lambang feminitas, sehingga berhentinya menstruasi bias dirasakan
sebgai hilangnya perasaan kewanitaan. Perasaan seksualitas dalam arti hubungan
seksual perlu ditangani . Beberapa wanita merasa cemas bahwa hubungan
seksualitas terhalangi atau hilangnya kepuasan. Pengetahuan klien tentang
dampak yang akan terjadi sangat perlu persiapan psikologi klien.
e. Status Respiratori
Respirasi bias meningkat atau menurun . Pernafasan yang ribut dapat terdengar
tanpa stetoskop. Bunyi pernafasan akibat lidah jatuh kebelakang atau akibat
terdapat secret. Suara paru yang kasar merupakan gejala terdapat secret pada
saluran nafas . Usaha batuk dan bernafas dalam dilaksalanakan segera pada klien
yang memakai anaestesi general.
f. Tingkat Kesadaran
Tingkat kesadaran dibuktikan melalui pertanyaan sederhana yang harus dijawab
oleh klien atau di suruh untuk melakukan perintah. Variasi tingkat kesadaran
dimulai dari siuman sampai ngantuk , harus di observasi dan penurunan tingkat
kesadaran merupakan gejala syok.
g. Status Urinari
Retensi urine paling umum terjadi setelah pembedahan ginekologi, klien yang
hidrasinya baik biasanya baik biasanya kencing setelah 6 sampai 8 jam setelah
pembedahan. Jumlah autput urine yang sedikit akibat kehilangan cairan tubuh
saat operasi, muntah akibat anestesi.

h. Status Gastrointestinal
Fungsi gastrointestinal biasanya pulih pada 24-74 jam setelah pembedahan,
tergantung pada kekuatan efek narkose pada penekanan intestinal. Ambulatori
dan kompres hangat perlu diberikan untuk menghilangkan gas dalam usus.

i. Pengkajian 11 Pola Fungsional Gordon

1) Pola persepsi dan penanganan kesehatan


Tanyakan kepada klien pendapatnya mengenai kesehatan dan
penyakit.Apakah pasien langsung mencari pengobatan atau menunggu
sampai penyakit tersebut mengganggu aktivitas pasien.
2) Pola nutrisi dan metabolism
Tanyakan kepada klien bagaimana pola dan porsi makan sehari-hari klien
( pagi,siang dan malam ), bagaimana nafsu makan klien, apakah ada mual
muntah, pantangan atau alergi, apakah klien mengalami gangguan dalam
menelan, apakah klien sering mengkonsumsi buah-buahan dan sayur-
sayuran yang mengandung vitamin antioksidant
3) Pola eliminasi
Tanyakan kepada klien bagaimana pola BAK dan BAB, warna  dan
karakteristiknya, berapa kali miksi dalam sehari, karakteristik urin dan
defekasi, adakah masalah dalam proses miksi dan defekasi, adakah
penggunaan alat bantu untuk miksi dan defekasi.
4) Pola aktivitas/olahraga
a. Perubahan aktivitas biasanya/hobi sehubungan dengan gangguan pada
kulit.
b. Kekuatan Otot :Biasanya klien tidak ada masalah dengan kekuatan
ototnya karena yang terganggu adalah kulitnya
c. Keluhan Beraktivitas : kaji keluhan klien saat beraktivitas
5) Pola istirahat/tidur
a. Kebiasaan : tanyakan lama, kebiasaan dan kualitas tidur pasien
b. Masalah Pola Tidur : Tanyakan apakah terjadi masalah istirahat/tidur
yang berhubungan dengan gangguan pada kulit
c. Bagaimana perasaan klien setelah bangun tidur? Apakah merasa segar
atau tidak.

6) Pola kognitif/persepsi
a. Kaji status mental klien
b. Kaji kemampuan berkomunikasi dan kemampuan klien dalam memahami
sesuatu
c. Kaji tingkat anxietas klien berdasarkan ekspresi wajah, nada bicara klien.
Identifikasi penyebab kecemasan klien
d. Kaji penglihatan dan pendengaran klien.
e. Kaji apakah klien mengalami vertigo
f. Kaji nyeri : Gejalanya yaitu timbul gatal-gatal atau bercak merah pada
kulit.
7) Pola persepsi dan konsep diri
a. Tanyakan pada klien bagaimana klien menggambarkan dirinya sendiri,
apakah kejadian yang menimpa klien mengubah gambaran dirinya
b. Tanyakan apa yang menjadi pikiran bagi klien, apakah merasa cemas,
depresi atau takut
c. Apakah ada hal yang menjadi pikirannya
8) Pola peran hubungan
a. Tanyakan apa pekerjaan pasien
b. Tanyakan tentang system pendukung dalam kehidupan klien seperti:
pasangan, teman, dll.
c. Tanyakan apakah ada masalah keluarga berkenaan dengan perawatan
penyakit klien
9) Pola seksualitas/reproduksi
a. Tanyakan masalah seksual klien yang berhubungan dengan penyakitnya
b. Tanyakan kapan klien mulai menopause dan masalah kesehatan terkait
dengan menopause
c. Tanyakan apakah klien mengalami kesulitan/perubahan dalam
pemenuhan kebutuhan seks
10) Pola koping-toleransi stress
a. Tanyakan dan kaji perhatian utama selama dirawat di RS ( financial atau
perawatan diri )
b. Kaji keadan emosi klien sehari-hari dan bagaimana klien mengatasi
kecemasannya (mekanisme koping klien ). Apakah ada penggunaan obat
untuk penghilang stress atau klien sering berbagi masalahnya dengan
orang-orang terdekat.
11) Pola keyakinan nilai
Tanyakan agama klien dan apakah ada pantangan-pantangan dalam
beragama serta seberapa taat klien menjalankan ajaran agamanya.Orang
yang dekat kepada Tuhannya lebih berfikiran positif.
1. Pemeriksaan fisik
1. Kepala dan muka : tidak ada masalah
2. Mata : kalau perdarahan banyak biasanya konjungtiva pucat,
sklera putih.
3. Telinga : tidak terdapat masalah
4. Hidung : tidak terdapat masalah
5. Mulut dan Gigi : tidak terdapat masalah
6. Leher : tidak terdapat masalah
7. Dada : biasanya terdapat sesak nafas karena pembesaran mioma menekan
diafragma
8. Abdomen : terdapat nyeri tekan pada perut bagian bawah, teraba massa
pada uterus
9. Genetalia : adanya keluaran darah
10. Anus : timbul rasa sakit saat defekasi
11. Ekstremitas : atas : kadang terdapat oedem bawah : kadang terdapat
edema tungkai
2. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan USG : Untuk melihat lokasi, besarnya mioma,
diagnosis banding dengan kehamilan.

2. Laparaskopi : Untuk melihat lokasi, besarnya mioma uteri


3. Selain itu melalui pemeriksaan laboratorium (hitung darah lengkap
dan apusan darah) dapat dilakukan.

j. Pemeriksaan Luar

Teraba masa tumor pada abdomen bagian bawah serta pergerakan tumor dapat
terbatas atau bebas.

k. Pemeriksaan Dalam

Teraba tumor yang berasal dari rahimdan pergerakan tumor dapat terbatas atau
bebas dan ini biasanya ditemukan secara kebetulan.

3. Diagnose Keperawatan :
o Nyeri akut
o Gangguan eliminasi
o Gangguan citra tubuh

4. Pathway :
5.PENUTUP

Kesimpulan :
Mioma uteri paling banyak ditemukan pada wanita dengan usia reproduktif
usia kurang lebih 50 tahun dan masih haid. Mioma uteri paling banyak sampel
yang memiliki indeks massa tubuh obesitas dan berat badan lebih serta sebagian
besar sampel mioma uteri memiliki paritas nullipara-primipara. Mioma juga
terdapat hubungan antara indeks massa tubuh dengan kejadian mioma uteri dan
memiliki hubungan antara paritas dengan kejadian mioma uteri.
Saran :
Bagi masyarakat sebaiknya lebih aktif dalam melakukan pencegahan
terhadap mioma uteri seperti melakukan pemeliharaan berat badan,
memperlihatkan jumlah anak dan melakukan general chek up agar dapat di deteksi
secara dini jika terdapat gangguan.
Bagi tenaga kesehatan agar lebih aktif dalam memberikan informasi mengenai
factor risiko dan hal yang berkaitan dengan mioma uteri.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/upload-document?
archive_doc=306287824&escape=false&metadata=%7B%22context%22%3A
%22archive%22%2C%22page%22%3A%22read%22%2C%22action%22%3A
%22download%22%2C%22logged_in%22%3Atrue%2C%22platform%22%3A%22web
%22%7D

https://id.scribd.com/doc/296390317/LP-MIOMA-UTERI-baruuuuuuuu-docx

PPNI. 2018. Standar diagnosis keperawatan Indonesia : definisi dan indikator

diagnostik. Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI.

PPNI. 2018. Standar intervensi keperawatan Indonesia : definisi dan tindakan

keperawatan. Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI.

PPNI. 2018. Standar luaran keperawatan Indonesia : defenisi dan kriteria hasil

keperawatan. Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI.


ASKEP PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI POST
OF TUMOR UTERUS (MIOMA UTERI)

DISUSUN OLEH:

NAMA : 1. DIAN ALFIONITA (A.18.10.015)

2. INDRIANI (A.18.10.026)

3. ANA JIHAD ISLAMIYAH(A.18.10.010)

4. FITRIYAH MURSYIDAH (A.18.10.022)

KELAS : A TINGKAT III S1.KEPERAWATAN

DOSEN PEMBIMBING

TENRIWATI, S.KEP,NS,M.KES

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PANRITA HUSADA BULUKUMBA

TAHUN AJARAN 2020/2021


Tanggal pengkajian :
30/Desember/2020

Nama mahasiswa : Dian Alfionita &Anajihad islamiyah,Indriani,fitriyah mursyidah

Nim : A.18.10.015 & A.18.10.010,A.18.10.026&A.18.10.022

Ruangan/RS : -

I. DATA UMUM KLIEN :


No. Reg :-

Initial /Umur : Ny.B/52 th

Alamat : BTN Cabalu

Tgl masuk RS : -

Tgl pengkajian : 30/Desember/2020

Diagnosa medis : Mioma uteri

II. ALASAN MASUK RUMAH SAKIT


Keluhan utama : klien mengatakan mengeluh timbul gejala berupa perdarahan
abnormal
Riwayat Keluhan utama :
 Mulai timbulnya : Peningkatan estrogen pada siklus menstruasi.
 Sifat keluhan : Perdarahan menstruasi yang berat atau memanjang serta
nyeri panggul atau rasa tertekan.
 Lokasi keluhan : Dinding rahim
 Faktor Pencetus : Riwayat keluarga mengidap mioma
 Keluhan lain : Tidak ada
 Pengaruh keluhan terhadap aktivitas/fungsi tubuh : -
 Usaha pasien untuk mengatasinya : Klien mengatakan dirinya hanya
berobat secara tradisional.
III. RIWAYAT KESEHATAN
 Penyakit yang pernah dialami : Tyfus (Demam tifoid)
 Kecelakaan yang pernah dialami : Jatuh dari motor
Tahun : 2018
 Riwayat perawatan : Pernah di opname dengan penyakit : mioma di RS : H.Andi
Sulthan Dg.radja Kab bulukumba.
 Riwayat operasi : Pernah di operasi.
 Riwayat pengobatan (obat yang dibawa ke RS / sementara di konsumsi) : Obat
yang dibawa ke RS yaitu obat asam mefemanat dan amoxilin.
 Riwayat alergi : Tidak ada

IV. RIWAYAT PSIKO-SOSIO-SPIRITUAL


1. Riwayat psikososial :
a. Tempat tinggal : Keadaan lingkungan tempat tinggal klien yaitu sejuk dan di
tanami pepohonan hijau di sekitar rumahnya.
b. Lingkungan rumah : Keadaan lingkungan rumah bersih.
c. Hubungan antar anggota keluarga : Klien mengatakan hubungan anggota
keluarganya berjalan dengan harmonis.
d. Pengasuh anak : Tidak ada
2. Riwayat spiritual :
a. Support sistem : Terdapat keluraga yang
menyemangati klien.
b. Kegiatan keagamaan : Klien mengatakan sering
sholat 5 waktu.
3. Riwayat hospitalisai
a. Pemahaman keluarga tentang sakit dan rawat inap di rumah sakit : Keluarga
klien mengatakan sudah memahami lebih dalam sebab penyakit yang
diderita anggota kelurganya.

V.KEBUTUHAN DASAR / POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI


1. Nutrisi
 Sebelum sakit :
- Selera makan : Meningkat
- Menu : Nasi,sayur,ikan
- Frekwensi : 3x sehari
- Makanan kesukaan : Buah appel
- Makanan pantangan : Daging
- Masalah : -

 Saat sakit :
- Selera makan : Menurun
- Menu : Ikan bakar dan ikan masak serta sayur bening
- Frekwensic:
- Makanan kesukaan : Buah kurma
- Makanan pantangan : Daging
- Masalah : -
2. Cairan
 Sebelum sakit :
- Jenis minuman : The manis
- Frekwensi Kebutuhan cairan : Tidak menentu
- Cara pemenuhan : Saat mengomsumsi makanan
- Masalah : -
 Saat sakit :
- Jenis minuman : Air hangat
- Frekwensi : Tidak menentu
- Kebutuhan cairan : 2,3 L
- Cara pemenuhan : Minum air sebelum haus dan saat merasa lapar
- Masalah : -
3. Istirahat/Tidur
 Sebelum sakit :
- Jam tidur siang : Jam 10 atau 11
- Jam tidur malam : 00:00
- Pola tidur : Menurun
- Kebiasan sebelum tidur : Main Handphone
- Masalah : -
 Saat sakit :
- Jam tidur siang : Tidak menentu
- Jam tidur malam : 10:00
- Pola tidur : Meningkat
- Kebiasan sebelum tidur : Main Handphone
- Masalah : -

4. Eliminasi fekal/BAB
 Sebelum sakit :
- Frekwensi : 1-3x sehari
- Volume : 145 kg
- Konsistensi : Padat
- Warna : Kecoklatan atau kekuningan
- Penggunaan pencahar : Tidak ada
- Bau : Normal
 Saat sakit :
- Frekwensi : 2x sehari
- Volume : Tidak menentu
- Konsistensi : Padat
- Warna : Kecoklatan atau kekuningan
- Penggunaan pencahar Bau : Tidak ada
- Lain-lain : -
5. Eliminasi urine/BAK
 Sebelum sakit :
- Frekwensi : 4-8 kali
- Volume : -
- Kejernihan : Normal
- Warna : Kuning muda
- Penggunaan alat bantu : Tidak ada
- Bau : Normal
- Lain-lain 
 Saat sakit :
- Frekwensi : 4-8 kali
- Volume : -
- Konsistensi : -
- Warna : Kuning muda
- Penggunaan alat bantu : Tidak ada
- Bau : Amonia
- Lain-lain : - 

6. Aktifitas dan latihan


 Sebelum MRS :
- Pengalaman bekerja : Kantor perusahaan KTC
- Lama kerja : 6 Tahun
- Lama jam kerja : 1x24 jam
- Jadwal kerja : Pagi-sore
- Jarak tempat kerja dengan rumah : Bulukumba-makassar
- Jenis olahraga dan Pelaksanaannya : Volly ball
- Jenis rekreasi dan pelaksanaannya : Berlibur
 Setelah MRS : Sudah berhenti
7. Personal hygiene
 Sebelum sakit :
- Kebiasaan mandi : 2x sehari
- Mencuci rambut : 2x seminggu
- Memotong kuku : Kuku Nampak bersih
- Kerapian : Rapi tidak terlihat urak-urakan
- Penampilan : Nampak bersih dan rapi
- Hambatan dalam personal hygiene : Tidak ada hambatan
 Saat sakit :
- Kebiasaan mandi : 1x sehari
- Mencuci rambut : 1x seminggu
- Memotong kuku : Kuku Nampak bersih
- Kerapian : Rapi penampilan
- Hambatan dalam personal hygiene : Tidak ada hambatan
- Aktifitas sehari-hari : -
8. Aktifitas sehari-hari
 Sebelum sakit :
- Kegiatan rutin sehari-hari : Memasak
- Pengaturan jadwal : -
- Penggunaan alat bantu : Tidak ada
- Masalah : Tidak terdapat masalah

 Saat sakit
- Kegiatan rutin sehari-hari : Bermain Handphone
- Pengaturan jadwal : -
- Penggunaan alat bantu : Tidak menggunakan alat bantu
- Masalah : Tidak terdapat masalah

VI. PEMERIKSAAN FISIK


Hari: Rabu, 30/Desember/2020
Jam : 15:17
1. Keadaan umum
a. Kesadaran : Compos Mentis
GCS :
- E:4
- V:5
- M:6
b. Penampilan dihubungan dengan usia : Cenderung modern dan klasik
c. Ekspresi wajah : Ceria dan sedih

d. Kebersihan secara umum : Bersih


e. Berat Badan : 60 Kg
f. Tanda-tanda vital TD : 120/60 Mmhg
- N : 84x/menit
- S : 33,9 0C

- P : 20 x/menit
g. Jika terdapat nyeri/ketidaknyamanan :
- Faktor pencetus : Terlalu lama bekerja
- Sensasi nyeri : Tidak menyengkan
- Lokasi dan penyebaran nyeri : Pinggang
- Intensitas/skala nyeri : -
- Frekuensi dan durasi : -
- Cara mengatasi nyeri : Dipijat

2. Pengkajian Data Fokus


a. Sistem respiratory
 Jalan Napas : Bersih
 Pola nafas : Eupnoe
 Kedalaman : Normal
 Irama : Irreguler
 Batuk : Ya
 Sianosis : Tidak
 Sputum : Tidak ada
 Warna : -
 Clubbing Finger : Tidak
 Trakea : Medial
 Pembesaran kelenjar getah bening / Massa : Tidak
 JVP : -
 Otot bantu napas: Tidak
 Krepitasi : Tidak
 Bentuk dada : Normochest
 Ekspansi dada : Simetris
 Jejas/Trauma : Tidak
Massa : Tidak
 Perkusi dada : Sonor
 Auskulitasi : Vesikuler
 Keluhan lain : -
b. Sistem kardiovaskuler
 Sianosis : Tidak ada
 Pucat : Tidak ada
 Irama Jantung : Tidak teratur
 Distensi Vena Jugularis :
- KANAN : Tidak
- KIRI : Ya
c. Sistem gastrointestinal
 Mulut : Perdarahan gusi
 Pembatasan makanan :
 Mual :Tidak
 Muntah : Tidak
 Asites : Tidak
 Lingkar perut : Cm
 Sklera Ikterus : Tidak
 Peristaltik usus : Frekuensi 5-35 X/menit
d. Sistem Eliminasi
 Defekasi : Via Anus
 Hemoroid :Ya
 Urin : Spontan
 Kelainan : Tidak ada
 Palfebra Edema : Tidak
 Mata Cekung : Tidak
e. Sistem Reproduksi
 Payudara : Normal
 Putting susu : Normal
 Pengeluaran Asi : Normal
 Vagina Varises : Tidak
 Kebersihan : Normal
 Rabas pervagina : -
 Keluhan lain : -
f. Obstetri dan Genekologi
 Hamil : Tidak
 Haid : Menarche
 Keluhan menstruasi : Dismenorea
 Menapouse : -
g. Sistem Neurosensori
 Pendengaran : Normal
 Penglihatan : Tidak normal (Rabun jauh)
 Pupil Isokor : Ya
 Konjungtiva : Warna coklat
 Sklera : Warna kemerahan
h. Kulit dan Kelamin
 Warna kulit : Normal

 Warna kuku : Normal


 Turgor : Elastis
 Tekstur : Halus
 Membran mukosa : Lembab
 Risiko decubitus : Tidak
 Lokasi luka/ Lesi lain : -
 Karakteristik luka : -
 Keluhan lain : -
i. Ektremitas
 Kesulitan dalam pergerakan : Ya
 Keadaan tonus otot : Baik
 Edema kaki / tungkai : Tidak
 Varises : Tidak

VII. EDUKASI PASIEN KELUARGA


a. Kesiapan pasien keluarga menerima informasi : Ya
b. Terdapat hambatan dalam edukasi : Tidak
c. Tingkat pendidikan pasien : SMA
d. Agama dan nilai kepercayaan pasien : Islam
e. Dibutuhkan penerjema : Tidak
f. Kebutuhan edukasi (pilih topic edukasi pada kotak yag tersedia) : Diagnosa
penyakit

Yang mengkaji,
DIAN ALFIONITA & INDRIANI
ANAJIHAD ISLAMIYAH,FITRIYAH MURSYIDAH

NIM:A.18.10.015&A.18.10.026&A.18.10.010&A.18.10.022

KLASIFIKASI DATA

Nama Klien : NY.B

Diagnosa Medis : Mioma Uteri

Ruang Rawat :-

DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF


1. Klien mengatakan mengeluh nyeri 1. Klien nampak gelisah
2. Klien mengatakan sering buang air kecil 2. Klien nampak meringis
3. Klien mengatakan urinnya hanya menetes 3. Klien nampak sulit tidur
4. Klien mengatakan kecacatan/kehilangan bagian 4. Klien nampak nafsu makan
tubuh brubah
5. Klien mengatakan sering merasakan perasaan 5. Klien nampak terganggu proses
negative tentang perubahan tubuh berfikirnya
6. Klien mengatakan kekhawatiran pada 6. Klien nampak menarik diri
penolakan/reaksi orang lain 7. Berkemih tidak tuntas
7. Klien mengungkapkan perubahan hgaya hidup
8. Volume residu urin meningkat
9. Klien nampak hubungan social
berubah
10. Klien Nampak focus berlebihan
pada perubahan tubuh
11. Klien Nampak
menyembunyikan/menunjukkan bagian tubuh secara
berlebihan
12. TD : 120/60 Mmhg
N : 84x/menit
S : 33,9 0C
P : 20 x/menit

ANALISA DATA

DATA PENYEBAB MASALAH


DS : Agen pencedera fisik Nyeri akut

- Mengeluh nyeri
DO :
- Tampak meringis
- Bersikap protektif
- Gelisah
- Frekuensi nadi meningkat
- Sulit tidur

DS : Penurunan kapasitas Gangguan eliminasi urin


- Desakan berkemih kandung kemih
- Urin menetes
- Sering buang air kecil
- Nokturia
- Mengompol
- Enuresis
DO :
- Distensi kandung kemih
- Berkemih tidak tuntas
- Volume residu urin meningkat
DS : Efek tindakan/ Gangguan citra tubuh
- Mengungkapkan pengobatan
kecacatan/kehilangan bagian tubuh
- Tidak mau mengungkapkan
kecacatan/kehilangan bagian tubuh
- Mengungkapkan perasaan negative
tentang perubahan tubuh
- Mengungkapkan kekhawatiran pada
penolakan/reaksi orang lain
- Mengungkapkan perubahan gaya
hidup
-
DO :
- Kehilangan bagian tubuh
- Fungsi/struktur tubuh berubah
hilang
- Menyembunyikan/menunjukkan
bagian tubuh secara berlebihan
- Menghindari melihat dan
menyentuh bagian tubuh
- Respon nonverbal pada perubahan
dan persepsi tubuh
- Focus pada penampilan dan
kekuatan masa lalu
- Hubungan social berubah

DIAGNOSA KEPERAWATAN PRIORITAS

1. Nyeri akut

2. Gangguan eliminasi

3. Gangguan citra tubuh

RENCANA KEPERAWATAN
NO TANGGAL DIAGNOSA TUJUAN RENCANA TINDAKAN
KEPERAWATAN
& DATA
PENINJANG
1. 30,Des,2020 Nyeri akut Setelah  Manajemen nyeri
berdasarkan agen dilakukan Observasi
pencedera fisik tindakan - Identifikasi
keperawatan lokasi,karakteristik,durasi,frekuensi,kualitas,intensitas nyeri
diharapkan - Identifikasi skala nyeri
nyeri akut - Identifikasi respons nyeri non verbal
menurun dengan - Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
kriteria hasil - Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
- Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
- Gelisah :
- Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
cukup
- Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
meningkat
- Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah
(2)
diberikan
- Kesulitan
- Monitor efek samping penggunaan analgetik
tidur :
Terpeutik
cukup
- Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa
menurun (4)
nyeri (mis, TENS, hypnosis, akupresur, terapi music,
- Berfokus
biofeedback, terapi pijat, aromaterapi, teknik imajinasi
pada diri
tebimbing, kompres hangat/dingin, tarapi bermain)
sendiri :
- Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis, suhu
cukup
meningkat ruangan, pencahayaan, kebisingan)
(2) - Fasilitasi istirahat dan tidur
- Perasaan - Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan
depresi/terte strategi meredakan nyeri
kan : Edukasi
meningkat - Jelaskan penyebab,periode, dan pemicu nyeri
(1) - Jelaskan strategi meredakan nyeri
- Pola tidur : - Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
sedang (3) - Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
- Ajarkan tekhik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa
- Fungsi
nyeri
berkemih :
Kolaborasi
cukup
- kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
memburuk
(2)
- Pola nafas :
cukup
memburuk :
(2)
-

2. 30,Des,2020 Gangguan eliminasi Setelah


 Dukungan perawatan diri:BAB/BAK
urin berdasarkan dilakukan
Observasi
penurunan tindakan
kapasitas kandung keperawatan - Identifikasi kebiasaan BAK/BAB sesuai usia.
kemih diharapkan
- Monitor integritas kulit pasien.
gangguan
eliminasi urin Terapeutik
membaik
dengan kriteria - Buka pakaian yang diperlukan untuk memudaahkan
hasil eliminasi.

- sensasi - Dukung penggunaan toilet/commode/pispot/urinal secara


berkemih : konsisten.
sedang (3)
- Frekuensi - Jaga privasi selama eliminasi.
BAK : cukup
- Ganti pakaian pasien setelah eliminasi,jika perlu.
memburuk
(2) - Bersihkan alat bantu BAK/BAB setelah digunakan.
- Karakteristik
urine : sedang - Latih BAAK/BAB sesuai jadwal,jika perlu.
(3)
- Sediakan alat bantu (mis. Kateter eksternal,urinal), jika
-
perlu.
-
Edukasi

- Anjurkan BAK/BAB secara rutin.

- Anjurkan ke kamar mandi/toilet, jika perlu

3. 30,Des,2020 Gangguan citra Setelah


 Promosi citra tubuh
tubuh berdasarkan dilakukan
efek Observasi:
tindakan
tindakan/pengobata keperawatan - Identifikasi harapan citra tubuh berdasarkan tahap
n diharapkan perkembangan
gangguan citra - Identifikasi budaya, agama, jenis kelamin, dan umur terkait
tubuh citra tubuh
meningkat - Identifikasi perubahan citra tubuh yang mengakibatkan
dengan kriteria isolasi social
hasil : - Monitor frekuensi pernyataan kritik terhadap diri sendiri

- Focus - Monitor apakah pasien bisa melihat bagian tubuh yang


pada berubah
bagian
Terapeutik :
tubuh :
cukup - Diskusikan perubahan tubuh dan fungsinya
mening - Diskusikan perbedaan penampilan fisik terhadap harga diri
kat (2) - Diskusikan perubahan akibat pubertas, kehamilan dan
- Hubun penuaan
gan - Diskusikan kondisi stressyang mempengaruhi citra tubuh
social : (mis. Luka, penyakit, pembedahan)
sedang - Diskusikan cara mengembangkan harapan citra tubuh secara
(3) realistis
- Menye - Diskusikan persepsi pasien dan keluarga tentang perubahan
mbunyi
kan citra tubuh
bagian
Edukasi :
tubuh
berlebi - Jelaskan kepada keluarga tentang perawatan perubahan citra
han : tubuh
cukup - Anjurkan mengungkapkan gambaran diri terhadap citra tubuh
mening - Anjurkan menggunakan alat bantu (mis. Pakaian, wig,
kat (2) kosmetik)
- Focus - Anjurkan mengikuti kelompok pendukung (mis. Kelompok
pada sebaya)
kekuata - Latih fungsi tubuh yang dimiliki
n masa - Latih peningkatan penampilan diri (mi. berdandan)
lalu :
- Latih pengungkapan kemampuan diri kepada orang lain
sedang
maupun kelompok.
(3)
- Menye
ntuh
bagian
tubuh :
cukup
membu
ruk (2)
- Verbali
sasi
peruba
han
gaya
hidup :
cukup
mening
kat (2)

-
CATATAN PERKEMBANGAN

Nama Klien : NY.B

Diagnosa Medis : Mioma uteri


Ruang rawat :-

Diagnosa Keperawatan: 1. Nyeri akut

2. Gangguan eliminasi urin


3. Gangguan citra tubuh
Tgl/Jam Implementasi Evaluasi (S O A P) Tanda
Tanggal/jam
Tangan
30,Des,20/ Nyeri akut : S : klien mengatakan dapat merubah posisi istirahat
15:17 1. Menjelaskan pada tanpa nyeri berlebihan

keluarga agar O : terdapat nyeri tekan pada sekitar luka

memberikan bantuan A : Maslah teratasi sebagian

dan perhatian ketika P : lanjutkan intervensi

nyeri terasa.
2. Memberikan dukungan
positif pada keluarga.
3. Menjelaskan cara
penanganan nyeri ketika
nyeri terasa seperti
meninggikan daerah
yang sakit/nyeri dan
menganjurkan relaksasi
dan distraksi.

30,Des,20/ Gangguan eliminasi urin : =


15:17 1. Menanyakan klien
tentang waktu berkemih.
2. Mendorong klien untuk
dapat melakukan
eliminasi urine dengan
teratur.
3. Menjelaskan tentang
pengobatan, penyebab
dan tindakan lainnya.

30,Des,20/ Gangguan citra tubuh : -


15:17 1. Melakukan komunikasi
terapeutik pada klien.
2. Melakukan kegiatan
pendidikan kesehatan
klien agar klien
menyiapkan untuk
menghadapi perubahan
citra tubuh
3. Melakukan ajakan
kepada pasien untuk
merawat diri dan
berperan serta dalam
proses keperawatan.
4. Melakukan pengkajian
terhadap perasaan
pasien tentang bagian
tubuh yang
hilang,rusak, dan
mengalami gangguan.

Anda mungkin juga menyukai