Oleh :
Bp : 1804123
Kelas :B
Kelompok :2
YAYASAN PERINTIS
PADANG
2022
DAFTAR ISI
1. Osteoporosis............................................................................................................ 1
a. Etiologi.............................................................................................................. 1
b. Patofisiologi....................................................................................................... 3
c. Tatalaksana Terapi............................................................................................. 4
1. Terapi farmakologi....................................................................................... 5
2. Obat osteoporosis......................................................................................... 6
3. Panduan Terapi............................................................................................ 12
OSTEOPOROSIS
1. ETIOLOGI
diakibatkan oleh penuaan atau menopause sedangkan osteoporosis sekunder diakibatkan oleh
penyakit dasar (misalnya tuberkulosis tulang dan diabetes mellitus tipe 1) maupun
a. Osteoporosis Primer
Osteoporosis Senilis
Osteoporosis yang dialami setelah usia 65 tahun pada pria ataupun wanita
kalsium menurun. Diduga hipogonadisme pada lansia, asupan kalsium yang tidak
terjadinya osteoporosis.[4]
Osteoporosis Idiopatik
Osteoporosis pada wanita premenopause dan pria muda tanpa etiologi yang jelas
yakni fraktur tanpa trauma maupun dengan trauma energi rendah dengan atau tanpa
1
penurunan densitas massa tulang maupun nilai densitas massa tulang yang rendah
Osteoporosis pada anak dan remaja rentang usia 2-14 tahun yang ditandai dengan
nyeri tulang, fraktur dan deformitas tulang akibat trauma energi rendah. Eksklusi
b. Osteoporosis Sekunder
Imobilisasi
Beban tubuh dan tegangan yang diterima oleh skeletal akibat tarikan otot memicu
aktivitas osteoblastik. Oleh karena itu, imobilisasi dapat memicu penurunan aktivitas
osteoblastik. Penurunan deposisi tulang sedangkan proses resorpsi tidak ikut menurun
mengakibatkan osteoporosis.[1]
Penyakit
major
idiopatik
2
Penyakit autoimun: artritis rheumatoid, lupus, spondilitis ankilosa, sklerosis
multipel
Konsumsi Obat-Obatan
Antikonvulsan seperti phenytoin
2. PATOFISIOLOGI
akibat ketidakseimbangan pembentukan dan resorpsi tulang. Kepadatan dan kekuatan tulang
ini ditentukan oleh aktivitas osteoblas untuk membentuk tulang dan aktivitas osteoklas untuk
3
Puncak massa tulang biasanya tercapai pada sekitar usia 30 tahun. Setelah itu perlahan
massa tulang menurun menjadi semakin berporos, tulang trabekula menipis. [6]
Puncak massa tulang yang inadekuat, mengakibatkan densitas massa tulang rendah.
turnover tulang yang tinggi akan meningkatkan kehilangan massa tulang sehingga
menurunkan kualitas tulang. Penurunan massa dan kualitas tulang akan meningkatkan
risiko fraktur. Meskipun telah tersedia terapi yang efektif, namun osteoporosis sering kurang
terdiagnosis dan kurang mendapat terapi optimal, selain itu tingkat kepatuhan pasien terhadap
terapi dan kontrol yang masih rendah. Dalam algoritma penatalaksanaan osteoporosis pasca-
menopause, penentuan risiko fraktur mencakup pengukuran BMD tulang belakang lumbal
dan tulang panggul, serta memasukkan nilai BMD panggul atau leher tulang paha ke dalam
FRAX tool. Dengan algoritma FRAX tersebut, risiko dikategorikan sebagai berikut:
Risiko rendah
jika tidak ada fraktur tulang panggul atau tulang belakang sebelumnya, skor T BMD
tulang panggul dan tulang belakang > -1,0, dan risiko fraktur tulang panggul 10 tahun
Risiko sedang
jika tidak ada fraktur tulang panggul atau tulang belakang sebelumnya, skor T BMD
tulang panggul dan tulang belakang > -2,5, atau risiko fraktur tulang panggul 10
Risiko tinggi
4
jika ada fraktur tulang panggul atau tulang belakang sebelumnya, atau skor T BMD
tulang panggul dan tulang belakang ≤ -2,5 atau risiko fraktur tulang panggul 10 tahun
jika ada fraktur tulang belakang multipel dan T-skor BMD tulang panggul atau tulang
belakang≤ -2,5.
Terapi farmakologi
jika probabilitas (Fracture Risk Assessment Tool) untuk fraktur panggul ≥3% dan
Antiresorptive agent
Anabolic agent
o Merupakan obat yang meningkatkan massa tulang: estrogen atau terapi sulih
Pemberian obat anti-osteoporosis sebaiknya tetap disertai asupan kalsium dan vitamin D yang
cukup serta menghindari faktor risiko osteoporosis seperti tidak merokok dan tidak minum
alkohol, serta olahraga yang cukup dan menghindari risiko terjatuh atau fraktur.
5
Obat Osteeoporosi
a. Bisphosphonate
Bisphosphonate oral merupakan obat yang efektif, terjangkau, dengan data keamanan
jangka panjang untuk sebagian besar senyawa. Jika tidak ada kontraindikasi spesifik,
perempuan pasca-menopause dengan risiko tinggi fraktur, dan telah disetujui FDA untuk
jalur intraseluler spesifik pada osteoklas yang menyebabkan toksisitas seluler. Secara
spesifik, obat ini mengikat hidroksiapatit dan menghambat resorpsi tulang oleh osteoklas
melalui beberapa cara, yaitu sitotoksik atau injuri metabolik pada osteoklas matur,
osteoklas, serta mempengaruhi struktur osteoklas yang diperlukan untuk resorpsi tulang
(komponen sitoskeleton).
NBP menghambat enzim farnesyl pyrophosphate synthase (FPPS) pada jalur metabolik
mevalonic acid yang terlibat dalam pembentukan dan fungsi osteoklas, sehingga osteoklas
6
(NNBP; misal: etidronate). NNBP bekerja melalui pembentukan metabolit yang
bisa bertahan dalam posisi tegak (tidak berbaring) minimal selama 30 menit (pada
pemberian oral), dan jika GFR <30-35 mL/menit (pada pemberian intravena).
tulang.
the jaw, khususnya pada pasien yang baru menjalani operasi maksilofasial atau
o Pasien dengan risiko rendah fraktur, obat dihentikan (“drug holiday”) setelah
risedronatediminum sekali seminggu saat perut kosong pada pagi hari dengan minimal 240
mL air untuk meningkatkan absorpsi; pasien harus dalam posisi tegak dan tidak makan atau
minum selama minimal 30 menit setelah minum obat untuk mengurangi efek samping
gastrointestinal. Jika ada kontraindikasi atau kurang ditoleransi, dapat diberikan zoledronic
acid atau ibandronate intravena. Bisphosphonate sebaiknya dimulai 4-6 minggu setelah
fraktur dan tidak dihentikan pada pasien fraktur osteopatik yang mendapat obat kurang dari 5
7
Di antara bisphosphonate, potensi antiresorpsi/penghambatan PFFS clodronate <
b. Calcitonin
dipertimbangkan sebagai terapi lini kedua jika obat lini pertama tidak dapat ditoleransi atau
tidak efektif.
petanda biologi turnover tulang, namun tidak mencegah fraktur baru tulang vertebra, non-
vertebra, dan panggul. Calcitonin tersedia dalam bentuk injeksi dan intranasal dengan dosis
c. Strontium Ranelate
Obat ini menghambat fungsi osteoklas dan memicu diferensiasi dan proliferasi osteoblas
melalui calcium sensing receptor (CaSR) yang menyebabkan peningkatan BMD, meskipun
Obat ini telah disetujui di Eropa untuk terapi pada pria dan perempuan pasca-menopause
miokardium, gangguan gastrointestinal, dan gangguan saraf seperti sakit kepala, kejang, dan
dipertimbangkan sebagai terapi lini kedua untuk osteoporosis, hanya jika obat lain tidak
8
d. Denosumab
Denosumab merupakan fully human monoclonal antibody pertama yang secara spesifik
menghambat resorpsi tulang. Denosumab telah disetujui untuk terapi osteoporosis pada
perempuan pasca-menopause dan pria risiko tinggi fraktur karena memiliki efikasi tinggi
dalam menurunkan fraktur tulang belakang dan tulang panggul. Pemberian denosumab
Denosumab bisa digunakan sebagai terapi lini pertama pada pasien yang tidak toleran
Denosumab ditoleransi dengan baik dan tidak menyebabkan osteonecrosis of the jaw dan
fibrilasi arteri, namun kondisi hipokalsemia dan defisiensi vitamin D harus diatasi terlebih
Denosumab subkutan dua kali setahun selama 36 bulan dikaitkan dengan penurunan
risiko fraktur tulang vertebra, non-vertebra, dan panggul pada perempuan dengan
Peralihan ke denosumab dapat ditoleransi dengan baik dan lebih efektif meningkatkan
BMD dan menurunkan turnover tulang dibandingkan risedronate pada perempuan pasca-
fraktur non-vertebra) dan keamanan (risiko infeksi serius dan CVD) dalam 1 tahun terapi.
menopause dan anak-anak, dan tidak digunakan dalam kombinasi dengan obat osteoporosis
lainnya. Karena denosumab menghambat ikatan RANKL pada RANK, yang diekspresikan
9
pada limfosit T, limfosit B, dan sel dendritik selain pra-osteoklas, pernah dilaporkan
e. Romosuzumab
tulang baru dan telah disetujui untuk terapi osteoporosis pada perempuan pasca-menopause
pembentukan tulang dan menurunkan resorpsi tulang, sehingga menurunkan risiko fraktur
dengan cepat. Studi menunjukkan bahwa risiko fraktur vertebra, lengan, atau tungkai lebih
Reseptor estrogen α dan β berperan dalam apoptosis osteoklas, sehingga terapi sulih
hormon estrogen progestin dengan tibolone efektif mencegah osteoporosis pada perempuan
pasca-menopause. Studi menunjukkan perubahan BMD tulang lumbal, panggul, leher femur,
dan menurunkan petanda turnover tulang setelah 2 tahun terapi. Namun, karena berpotensi
meningkatkan risiko gangguan tromboemboli, kanker payudara, cardiac event, stroke, dan
kanker endometrium, terapi sulih estrogen tidak untuk terapi preventif osteoporosis lini
pertama, dan harus diberikan dengan dosis efektif terendah dalam periode singkat, serta tidak
g. SERM
Selective estrogen receptor modulator merupakan obat sintetik non-steroidal dengan efek
yang sama seperti estrogen pada tulang dan kardiovaskular, tetapi tanpa efek buruk pada
payudara dan endometrium. Obat SERM yang paling sering untuk pencegahan osteoporosis
10
telah disetujui FDA. Obat ini secara tipikal digunakan dalam kombinasi dengan estrogen
meningkatkan massa tulang trabekular pada skeleton aksial, tetapi secara statistik tidak
bermakna dalam menurunkan risiko fraktur non-vertebra atau tulang panggul dibandingkan
plasebo. Lebih lanjut, raloxifene juga meningkatkan porositas kortikal.35 Selain osteoporosis,
SERM juga efektif mencegah dan mengobati kanker payudara perempuan pramenopause
tetapi meningkatkan risiko stroke, tromboembolisme, kram tungkai, dan gejala vasomotorik
Oleh karena itu, SERM dikontraindikasikan untuk pencegahan dan terapi osteoporosis
pada perempuan pra-menopause, namun sebagai terapi lini pertama untuk pencegahan
h. Teriparatide
peptide dan satu-satunya obat anabolik yang saat ini disetujui untuk terapi osteoporosis yang
tulang. Obat ini mengaktivasi osteoblas dengan mengikat reseptor PTH/PTHrP tipe 1,
sehingga secara langsung menstimulasi pembentukan tulang pada lokasi remodelling aktif
dan permukaan tulang yang tidak aktif sebelumnya, serta menginisiasi lokasi remodelling
baru. Studi menunjukkan peningkatan petanda biokimia pembentukan tulang yang cepat
Studi menunjukkan bahwa teriparatide lebih efektif menurunkan risiko fraktur vertebra
dan meningkatkan BMD lumbal dan columna femoris dalam jangka panjang pada perempuan
lebih efektif menurunkan risiko fraktur vertebra dan meningkatkan BMD lumbal, collumna
11
femoris, dan panggul pasien osteoporosis akibat glukokortikoid dibanding bisphosphonate,
i. Abaloparatide
konformasi RG dari reseptor PTH tipe 1 dan menunjukkan efek poten pada aktivitas anabolik
secara bermakna pada tulang panggul total, leher tulang paha, dan tulang lumbal
dibandingkan dengan plasebo. Peningkatan BMD pada tulang panggul total 2,6% dengan
tetapi tidak cukup untuk menurunkan risiko fraktur. Rekomendasi asupan vitamin D
berdasarkan manfaat kombinasi kalsium dan vitamin D untuk kesehatan skeletal. Secara
menopause adalah 1200 mg kalsium (asupan total dari makanan dan suplemen) dan 800 IU
vitamin D.
Panduan Terapi
12
Pada dengan perempuan pasca-menopause risiko tinggi fraktur: bisphosphonate
awal alternatif.
Perempuan pasca-menopause dengan risiko tinggi fraktur, risiko DVT rendah dan
tidak cocok dengan bisphosphonate atau denosumab, atau dengan risiko tinggi kanker
usia ≤ 60 tahun, 10 tahun. menopause, risiko DVT rendah, tidak cocok dengan
Kalsium 1000-1200 mg/hari dan vitamin D 1000 IU/hari sebagai adjuvan terapi
osteoporosis.
13
DAFTAR PUSTAKA
American College of Rheumatology. Osteoporosis internet 2019 (ciled 2019 May 20)
Avallable from: https://www.rheumatology.org/-Am-A/Patent-Caregiver/
Diseases Conditions/Osteoporosis
Brown P Prince R DealC Pecker RR, Kiel DP. de Gregoria Les al. Comparison of the effect
of denosumabs and alendronate on BMD and biochemical markers of bone
turnover in postmenopausal women with low bone mass. A randomized, blinded
chase 3 trial. J Bone Miner Res 2009-24011153-61 do 10.1159/bmr080901
Borjesson AE, Farman HH. Moverar-Skrtic S Engdahi C Antal MC, Koskela A et al. SERMs
save substance-specific effects on bone and these effects are mediatedvia ERAF1
in fernale mice Am J Physiol Endocrinol Metab 20163109128 do:
10.1152/apendo 00488.2015
Canwright R. Robinson Seed PT. Fogelman, Rymer 1. Hormone replacement therapy versus
the combined oral contraceptive pill in premature ovarian failure A randomized
controlled trial of the effects on bone mineral density Clin Endocrinol Metab
2016 101 3497-505, do 10:1210/2015-063 34
CrandallC Newberry 5 Dament A Um YW, Gellad W, tooth ML et al Comparative
effectiveness of pharmacologic treatments to prevent fracture An updated
Cummings SK, San Martin McCung MR, Sins ES, Lastell R. Reid R et al. FREEDOM Tital,
Denosumab for prevention of fractures in postmenopausal women with
osteoporosis. N Engl J Med 2009 36 (8):756 65, do 101056/NEJMoa0809493
Eastell H, Rosen C1, Black CM, Cheung AM, Murad H Shoback D. Pharmacological
management of osteoporosis in postmenopausal women. An Endocrine Society
Clinical Practice Guidelne J Clin Endocinol Metats 2019,1041531995-622
LeteckEM Managing osteoporous Challenges and strategies. Cleveland Clinic Journal of
Medicine 2009 758)457-66
Lindsay R. Krege JH, Marin F, Jin L, Stepan Teriparatide fot osteoporosis importance of the
full coune Osteoporos int. 201627:2395-410. doi: 10.1007/300198016-3534-6
Lindsay R. Krege JH, Marin F. In L. Stepan Teriparatide for osteoporosis importance of the
full course. 2016.27.2395-410 do 10.1007/s00196-016-35346
New class drug significantly reduces spine fracture risk in postmenopausal women with
osteoporosis intemer 2017 Iced 2019 May 201 Available from hap
www.sciencedaily.com//releases/2017/06/170614112901.htm
Watts NB. Emerging trends in postmenopausal osteoporosis Internet) 2019 cted 2019 May
201. Available from https//www.actionine.org/system/files/documents/about_acp/
chapters/oh/13 watts.pdf
14
Wasowsk M. Proniewska-sadawska M. Budzińska Bisphosphonates and denosumab-the
efficacy in the fracture prevention. Post N Med. 2017XXX101337-42
Watts NB. Treatment of osteoporosis with bisphosphonates Endocrinology and Metabolism
Clinics of North America 1998,275419-30
15
16