Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH BIOLOGI

TENTANG GANGGUAN PADA


SISTEM GERAK

OLEH

NABIL VEBRINO
XI.IPA.1.

SMA AL-ISTIQAMAH PASAMAN BARAT


BAB I

PENDAHULUAN

Sistem gerak atau sistem muskuloskeletal adalah sistem pada tubuh yang memberikan
manusia kemampuan untuk bergerak menggunakan tulang dan ototnya. Sistem gerak pada
manusia mencakup sistem rangka dan sistem otot manusia.
Selain memberikan kemampuan pada tubuh untuk bergerak, sistem gerak pada
manusia juga dapat mendukung bentuk postur tubuh, menahan berat badan, hingga menjaga
stabilitas pergerakan tubuh.
Singkatnya, sistem gerak pada manusia tidak hanya membantu tubuh bergerak, tapi
juga mengontrol agar tubuh tidak melakukan pergerakan secara berlebihan. Oleh karena
tulang dan otot bekerja sama dalam sistem gerak ini.
Masalahnya, jika tidak ada kerangka yang terbentuk dari tulang di dalam tubuh,
serabut otot yang berkontraksi tidak dapat membuat Anda duduk, berdiri, berjalan, atau
berlari karena pergerakannya yang tidak terkontrol.
Gangguan muskuloskeletal atau sistem gerak pada manusia adalah kondisi yang
mengganggu fungsi tulang, sendi, ligamen, tendon, hingga otot. Seringnya, gangguan sistem
gerak pada manusia ini bersifat degeneratif atau penyakit yang menyebabkan fungsi tubuh
mengalami kerusakan secara perlahan tapi pasti.
Selain itu, gangguan muskuloskeletal ini dapat menyebabkan rasa sakit dan
mengurangi kemampuan Anda untuk bergerak. Hal ini dapat mencegah Anda melakukan

aktivitas sehari-hari seperti biasanya.


BAB II

A. Gangguan pada tulang

1. Osteoporosis

Osteoporosis merupakan kondisi yang terjadi ketika pembentukan jaringan tulang


baru tidak dapat mengimbangi penghancuran jaringan tulang lama yang telah rusak. Hal ini
akan membuat tulang menjadi lemah dan rapuh. Bagian tulang yang rentan mengalami
kerusakan akibat osteoporosis adalah tulang belakang, pergelangan tangan, dan pinggul.

Kelainan tulang yang satu ini lebih umum terjadi pada lansia dan wanita. Penyakit ini
dapat disebabkan oleh kekurangan kalsium, penggunaan kortikosteroid (obat yang
mengandung hormon steroid sintesis) dalam jangka waktu panjang, atau gangguan hormon.

Osteoporosis umumnya tidak menimbulkan gejala pada tahap awal. Inilah yang
menyebabkan penyakit ini juga dikenal sebagai silent disease (penyakit sunyi), karena tidak
ada gejala apa pun. Namun, seiring semakin beratnya kerusakan tulang yang terjadi,
penderita osteoporosis dapat mengalami gejala berupa nyeri tulang atau punggung, perubahan
postur tubuh, tulang mudah patah, hingga berkurangnya tinggi badan.

Osteoporosis dibagi menjadi dua jenis, yaitu osteoporosis primer dan anak.
Osteoporosis primer menyerang wanita setelah menopause (disebut osteoporosis pasca
menopause), yaitu berhentinya siklus menstruasi secara biologis yang berkaitan dengan
tingkat lanjut usia perempuan, serta menyerang laki-laki (disebut osteoporosis senilis) usia
lanjut dengan penyebab yang belum diketahui.
Adapun osteoporosis anak disebut dengan juvenile idiopathic
osteoporosis (osteoporosis juvenil). Osteoporosis jenis ini dibagi menjadi dua jenis, yaitu
osteoporosis juvenil primer yang tidak diketahui penyebabnya dan osteoporosis juvenil
sekunder yang terjadi karena penyakit lain, misalnya osteogenesis imperfekta, artritis, dan
rakitis.

2. Rakitis

Rakitis adalah suatu kondisi pelunakan yang memengaruhi perkembangan tulang pada
anak-anak. Sementara itu, rakitis pada orang dewasa dikenal dengan istilah osteomalacia atau
pelunakan tulang. Kelainan ini dapat menyebabkan tulang menjadi lunak dan lemah,
sehingga membuat penderitanya berisiko tinggi mengalami kelainan bentuk tulang dan patah
tulang.

Penyebab utama dari rakitis dan osteomalacia adalah kurangnya vitamin D yang


berperan penting dalam proses penyerapan kalsium, yaitu zat pembentuk struktur tulang.
Namun demikian, rakitis juga dapat terjadi akibat faktor keturunan.

Kondisi ini dapat menimbulkan gejala berupa pegal-pegal, nyeri otot, kesemutan, dan
nyeri tulang, terutama setelah melakukan banyak aktivitas fisik. Beberapa tanda dan gejala
yang bisa muncul saat anak mengalami rakitis antara lain:

 Nyeri di tulang belakang, tulang tungkai, dan tulang panggul;

 Kelainan tulang, misalnya kaki bengkok, kaki X, kaki O, atau skoliosis;

 Tubuh yang pendek akibat pertumbuhan tinggi badan yang terhambat;

 Mudah mengalami patah tulang akibat tulang yang rapuh;


 Kelainan gigi, seperti pertumbuhan gigi lebih lambat dan gigi mudah
berlubang.

Pada beberapa kasus, anak penderita rakitis juga


mengalami hipokalsemia (kekurangan kadar kalsium dalam darah). Kondisi tersebut
membuat gejala rakitis semakin memburuk, serta menyebabkan kram otot dan kesemutan di
tungkai.

Selain itu, rakitis juga lebih berisiko terjadi pada anak-anak yang memiliki kondisi
antara lain:

 Berkulit gelap;

 Terlahir prematur;

 Tidak mendapatkan air susu ibu (ASI) eksklusif;

 Tinggal di daerah yang kurang sinar matahari;

 Terpapar obat-obatan, seperti obat antikejang dan antivirus.

3. Osteomielitis (Infeksi Tulang)

Osteomielitis adalah peradangan tulang yang umumnya disebabkan oleh


mikroorganisme yang masuk ke dalam tubuh lewat luka atau penyebaran infeksi lewat darah.
Kelainan tulang ini sering terjadi pada orang yang mengalami cedera atau patah tulang
terbuka, memiliki daya tahan tubuh yang lemah, atau menggunakan alat bantu prostetik di
tulang atau sendi.

Osteomielitis dapat menimbulkan gejala berupa nyeri dan pembengkakan tulang,


bagian di sekitar tulang yang meradang terasa hangat saat disentuh, demam, serta tubuh
terasa lemas. Kelainan tersebut pada anak-anak umumnya ditandai dengan demam, malaise,
dan rasa nyeri di bagian yang terserang.

Osteomielitis dibagi menjadi dua jenis berdasarkan proses terjadinya infeksi,


yaitu osteomielitis hematogen dan osteomielitis eksogen.

Pada osteomielitis hematogen, infeksi tulang terjadi sebagai akibat dari infeksi bagian
tubuh lain yang disebarkan melalui darah. Penderita osteomielitis jenis ini biasanya
mengalami demam, menggigil, infeksi saluran napas, infeksi saluran kemih, dan infeksi
telinga atau kulit.

Adapun infeksi tulang pada osteomielitis eksogen disebabkan oleh seerangan


mikroorganisme, seperti bakteri, virus, dan jamur yang masuk ke dalam tubuh lewat
luka. Osteomielisis jenis ini ditandai dengan rasa nyeri dan radang di bagian yang terserang,
demam, serta pembesaran kelenjar getah bening. Salah satu contoh dari osteomielitis
eksogen adalah osteomielitis karena luka tusuk di kaki, yang 90% dari keseluruhan kasusnya
disebabkan oleh serangan bakteri Pseudomonas aeruginosa di dalam dalam tubuh.

Jika tidak diobati dengan baik, osteomielitis dapat menyebabkan infeksi berat dan


kematian jaringan tulang. Osteomielitis pada anak-anak yang tidak ditangani dengan baik
dapat menyebabkan kelainan bentuk tulang dan mengakibatkan tubuh anak menjadi pendek.

4. Tumor Tulang

Tumor tulang adalah kondisi yang terjadi ketika sel-sel tulang tumbuh secara tidak
normal. Sel-sel tersebut kemudian membentuk suatu gumpalan jaringan yang disebut dengan
tumor. Tumor tulang biasanya bersifat jinak, tetapi tetap bisa membuat jaringan tulang yang
sehat di sekitarnya menjadi rusak dan lemah. Hal ini kemudian menyebabkan tulang rapuh
dan mudah patah.
Meski penyebabnya masih belum diketahui secara pasti, tetapi ada beberapa faktor
yang diduga sebagai pemicu tumbuhnya tumor tulang, yaitu kelainan genetik (keturunan),
cedera tulang, dan paparan radiasi dalam intensitas yang tinggi, misalnya akibat radioterapi.

Pertumbuhan tumor tulang dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu tumor jinak
(nonkanker) dan tumor ganas (kanker). Gejala kelainan ini perlu dikenali sejak dini agar
cepat ditangani dan tidak menyebabkan kerusakan di bagian tubuh lain. Tanpa penanganan
yang tepat, tumor ganas pada tulang dapat menimbulkan gangguan yang serius, bahkan
kematian.

Salah satu gejala yang umum dirasakan pada penderita adalah nyeri yang konstan di
area tumbuhnya tumor tulang. Rasa sakit ini cenderung bertambah parah ketika melakukan
aktivitas yang berat, biasanya akan lebih terasa pada malam hari.

Selain nyeri, ada juga beberapa gejala tumor tulang lainnya yang dapat dialami antara
lain:

 Demam;

 Selalu berkeringat, terutama pada malam hari;

 Pembengkakan di sekitar area tumor;

 Tulang mudah patah, meskipun karena cedera ringan.

5. Penyakit Paget
Penyakit paget merupakan gangguan pada proses regenerasi tulang. Penyakit ini dapat
menyebabkan tulang menjadi rapuh dan bengkok. Penyakit tersebut paling sering terjadi di
tulang panggul, tulang tengkorak, tulang belakang, dan tulang tungkai.

Sel tulang yang normal selalu mengalami proses pergantian atau regenerasi. Tulang
yang lama akan diserap oleh sel tulang yang dinamakan osteoklas, dan digantikan dengan sel
tulang yang baru oleh sel osteoblas. Penyakit ini terjadi saat osteoklas lebih aktif daripada
osteoblas, sehingga lebih banyak jaringan tulang yang diserap daripada yang dibentuk.
Kondisi ini menyebabkan tulang tumbuh dengan bentuk yang tidak normal, lemah, dan
rapuh.

Belum diketahui dengan pasti mengenai penyebab dari penyakit paget, tetapi para ahli
menduga bahwa faktor lingkungan dan genetik merupakan penyebab tulang tumbuh terlalu
cepat dan lemah. Beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang untuk terkena
penyakit ini antara lain:

 Memiliki anggota keluarga yang menderita penyakit paget;

 Berusia 40 tahun ke atas;

 Berjenis kelamin laki-laki;

 Sering terpapar polusi dari lingkungan, seperti debu, udara, atau zat kimia.

Penyakit paget biasanya tidak menimbulkan gejala. Apabila timbul gejala, keluhan
yang biasanya dialami oleh penderitanya adalah nyeri tulang atau sendi, pembesaran tulang,
sakit kepala, gangguan pendengaran, serta kesulitan melakukan aktivitas tertentu, seperti
berjalan atau duduk.

Penderita penyakit paget yang tidak merasakan gejala tidak membutuhkan pengobatan
khusus, hanya pemantauan secara berkala. Namun, bila penyakit paget yang diderita aktif dan
mengenai area yang berbahaya, seperti tulang tengkorak atau tulang belakang, dokter akan
merekomendasikan beberapa penanganan antara lain:

Obat-Obatan
 Bisfosfonat, untuk menghambat osteoklas yang terlalu aktif pada penderita
penyakit paget;

 Calcitonin, untuk mengatur kadar kalsium dan metabolisme tulang, yang


diberikan jika penderita tidak cocok dengan obat bifosfonat;

 Obat antiinflamasi nonsteroid (NSAIDs), seperti ibuprofen atau diclofenac,


untuk meredakan rasa nyeri.

Operasi

Jenis operasi yang dilakukan tergantung dari kelainan tulang yang dialami oleh
penderita. Tujuan operasi bisa untuk membantu proses penyembuhan tulang retak,
memperbaiki posisi tulang, mengurangi tekanan di saraf, atau mengganti sendi yang rusak.

Prosedur operasi yang dapat dilakukan oleh dokter ortopedi untuk menangani
penyakit paget antara lain:

 Fiksasi internal (operasi pasang pen), yaitu prosedur untuk menempatkan


tulang di posisi yang seharusnya;

 Osteotomi, yaitu prosedur operasi tulang yang dilakukan dengan cara


mengangkat sel tulang yang rusak untuk meredakan rasa nyeri maupun memperbaiki
posisi tulang dan sendi;

 Penggantian sendi, yaitu prosedur untuk mengganti sendi yang rusak dengan
sendi tiruan (prostesis) yang terbuat dari logam, plastik, atau keramik.

6. Osteogenesis imperfecta ( penyakit tulang rapuh )


Osteogenesis imperfecta (OI) adalah salah satu penyakit langka yang membuat tulang
menjadi rapuh, lemah, dan mudah patah. Patah tulang tersebut bisa juga terjadi oleh cedera
ringan atau terkadang tanpa sebab yang jelas.

Gejala lain yang bisa terjadi adalah adanya semburat biru di bagian putih mata, tinggi
badan yang pendek, sendi kendur, gangguan pendengaran, mengalami masalah pernapasan,
dan masalah gigi.

Penderita penyakit ini diperkirakan hanya ada sekitar 300.000 kasus di seluruh dunia.
Umumnya, para penderita mengalaminya sejak lahir. Meski demikian, penyakit tulang yang
langka itu sering kali baru terdeteksi saat kanak-kanak atau bahkan setelah dewasa.

8. Skoliosis

Skoliosis adalah kondisi yang terjadi ketika tulang belakang melengkung, seperti
huruf C atau S. Kelainan ini lebih sering ditemukan pada anak-anak sebelum masa pubertas,
yaitu sekitar usia 10–15 tahun.

Skoliosis yang terjadi biasanya ringan, tetapi dapat berkembang menjadi lebih parah
seiring pertambahan usia, khususnya wanita. Namun, kelainan tersebut dapat menyebabkan
penderitanya mengalami gangguan jantung, paru-paru, atau kelemahan tungkai jika yang
diderita adalah skoliosis tingkat parah.

B. Gangguan pada sendi

1. Arthritis

Radang sendi atau yang sering disebut sebagai arthritis merupakan suatu kondisi yang
ditandai dengan pembengkakan dan timbulnya rasa sakit pada persendian. Selain itu,
biasanya sendi juga terasa kaku dan sulit digerakkan.
Gejala-gejala yang muncul biasanya bertambah semakin parah seiring dengan
pertambahan usia. Meski begitu, gejala ini bisa datang dan pergi, dengan tingkat keparahan
mulai dari ringan, sedang, hingga parah. Arthritis terbagi ke dalam beberapa jenis:

Osteoarthritis

Osteoarthritis adalah salah satu jenis arthritis yang paling umum terjadi. Kondisi ini
termasuk masalah atau penyakit sendi degeneratif sehingga akan memburuk seiring waktu.
Biasanya, osteoarthritis terjadi di tangan, pinggang, dan juga lutut.

Kondisi ini mengakibatkan tulang rawan yang terdapat di dalam sendi perlahan
melemah dan rusak hingga tulang yang berada di bawahnya pun ikut berubah. Perubahan ini
terjadi secara perlahan tapi akan semakin lama akan semakin parah.

Osteoarthritis dapat menyebabkan rasa sakit, pembengkakan, dan kekakuan pada


sendi. Bahkan, kondisi ini bisa menyebabkan sendi tidak berfungsi dengan baik sehingga,
jika Anda mengalaminya, Anda tidak bisa melakukan aktivitas sehari-hari dengan baik.

Rheumatoid arthritis
Penyakit arthritis yang juga tak kalah umum adalah rheumatoid arthritis. Anda
mungkin lebih mengenal kondisi ini dengan istilah rematik. Kondisi ini bisa menyebabkan
inflamasi atau peradangan pada sendi sehingga menimbulkan rasa sakit.
Rheumatoid arthritis adalah peradangan jangka panjang yang terjadi di sendi akibat
sistem kekebalan tubuh yang secara keliru menyerang tubuh. Jika dibiarkan, radang sendi
yang memburuk bisa menyebabkan gangguan fungsi sendi dan perubahan bentuk sendi
tersebut.

Penyakit ini ditandai dengan bengkak, nyeri, dan kaku di sendi. Selain menyerang
sendi, rheumatoid arthritis juga bisa menyerang organ lain, seperti kulit, pembuluh darah,
paru-paru, mata, dan jantung. Penyakit itu juga lebih sering menyerang wanita, terutama yang
berusia 30–50 tahun. Gejalanya terkadang mirip dengan penyakit lain, seperti polimialgia
reumatik dan osteoarthriti

Rematik cenderung lebih sering dialami oleh banyak wanita dibanding oleh pria.
Biasanya, kondisi ini mulai muncul saat Anda telah memasuki usia senja. Jika Anda memiliki
anggota keluarga yang mengalami rematik, potensi untuk mengalaminya menjadi lebih besar.

Asam urat

Asam urat juga salah satu jenis arthritis yang bisa menyerang siapa saja. Salah satu
jenis penyakit sendi ini ditandai dengan serangan rasa sakit yang terjadi secara tiba-tiba,
disertai dengan pembengkakan dan kemerahan pada sendi. Seringnya, kondisi ini terjadi pada
persendian di jempol kaki.

Bahkan, serangan rasa sakit yang muncul tanpa peringatan terlebih dahulu ini bisa
membuat Anda terjaga dari tidur malam yang begitu lelap. Sensasi rasa sakitnya membuat
jempol kaki terasa seperti sedang terbakar.
Gejala dari asam urat mungkin tidak menetap, tapi ada beberapa cara untuk mengatasi
gejalanya dan mencegah munculnya gejala yang lebih parah.

Psoriasis arthritis

Psoriasis arthritis adalah jenis peradangan sendi yang menyerang penderita psoriasis.
Namun, sama dengan gejala penyakit radang sendi lainnya, psoriasis arthritis juga ditandai
dengan pembengkakan, rasa sakit, dan kekakuan pada sendi.

Sama halnya dengan psoriasis, kondisi ini juga penyakit jangka panjang yang bisa
memburuk seiring dengan pertambahan usia. Jika sudah pada tingkatan yang cukup parah,
ada kemungkinan persendian benar-benar rusak dan tidak bisa digunakan. Hal ini
menandakan pasien membutuhkan tindakan operasi untuk mengatasinya.

Akan tetapi, jika kondisi ini didiagnosis dan diobati lebih awal, perkembangan dari
penyakit ini bisa diperlambat, hingga kerusakan permanen pada persendian bisa
diminimalisasi atau bahkan dicegah.

Ankylosing spondylitis

Jenis arthritis yang satu ini tergolong penyakit jangka panjang yang menyebabkan
peradangan, khususnya, pada tulang belakang dan beberapa bagian tubuh lainnya. Seiring
berjalannya waktu, ankylosing spondylitis dapat menyebabkan tulang-tulang kecil pada
tulang belakang mengalami melebur dan menyatu.

Tulang-tulang yang melebur dan menyatu ini menyebabkan tulang belakang menjadi
tidak fleksibel dan bisa menyebabkan postur tubuh yang cenderung membungkuk ke depan.
Jika tulang iga juga mengalaminya, pasien mungkin akan mengalami kesulitan untuk
bernapas.

Penyakit sendi ini tidak bisa disembuhkan, tetapi ada pengobatan yang bisa dilakukan
untuk mengurangi gejala dan memperlambat progres dari penyakit. Meski bisa dialami pada
usia berapapun, biasanya kondisi ini sering dialami saat masih berusia remaja hingga
beranjak dewasa.

Lupus

Menurut Lupus Foundation of America, lupus adalah penyakit kronis yang


menyebabkan peradangan dan rasa sakit di bagian tubuh yang mana saja. Penyakit ini
tergolong sebagai penyakit autoimun, sehingga sistem imun yang seharusnya melindungi
tubuh dari infeksi justru menyerang jaringan sehat yang ada di dalam tubuh pasien.

Biasanya, lupus dapat menyerang kulit, persendian, hingga organ penting di dalam
tubuh seperti ginjal dan jantung. Oleh sebab itu, kondisi ini juga termasuk salah satu jenis
peradangan sendi yang mungkin Anda alami.

Septic arthritis
Kondisi ini merupakan salah satu penyakit sendi yang menimbulkan rasa sakit akibat
infeksi pada sendi. Infeksi bisa datang dari bakteri dalam aliran darah yang mengalir dari
bagian tubuh yang lain. Akan tetapi, septic arthritis juga bisa terjadi karena adanya luka
terbuka yang memudahkan bakteri masuk ke dalam tubuh dan menyerang persendian.

Biasanya, kondisi ini dialami oleh bayi atau lanjut usia. Umumnya, persendian pada
lutut menjadi bagian tubuh yang paling mudah terinfeksi. Meski begitu, kondisi ini juga bisa
menyerang area pinggul, pundak, dan sendi di area lainnya.

2. Bursitis

Penyakit sendi yang satu ini merupakan masalah kesehatan yang menyerang salah
satu bagian dari sendi, yaitu bursae, kantong berisi cairan pelumas yang bertugas sebagai
bantalan tulang, tendon, dan otot di sekitar persendian.

Bursitis terjadi saat bursae mengalami peradangan. Biasanya, kondisi ini terjadi pada
bahu, siku, dan pinggul. Namun, kondisi ini juga bisa menyerang lutut, tumit, hingga jempol
kaki. Bursitis cenderung muncul pada persendian yang sering melakukan gerakan berulang.

3. Sendi geser

Dislokasi sendi atau bisa juga disebut sendi geser terjadi saat tulang-tulang di dalam
persendian terpisah atau terlepas dari posisinya semula. Kondisi ini bisa menyebabkan rasa
sakit dan menyebabkan area sendi yang terdampak jadi tidak stabil atau bahkan tidak bisa
digerakkan.
Sendi yang bergeser juga bisa menyebabkan peregangan sehingga terjadi cedera otot
atau cedera tendon. Maka itu, Anda harus segera mengatasi atau menjalani pengobatan jika
mengalami sendi geser.

4. Carpal tunnel syndrome

Sindrom karpal tunnel atau carpal tunnel syndrome merupakan penyakit sendi yang
disebabkan oleh adanya tekanan pada saraf median. Karpal tunnerl adalah jalan sempit yang
dikelilingi oleh tulang dan ligamen pada sisi telapak tangan.

Apabila saraf median tertekan, Anda akan merasakan gejala seperti kelemahan hingga
mati rasa pada tangan dan lengan. Kondisi ini bisa disebabkan oleh berbagai hal, mulai dari
anatomi pergelangan tangan, masalah kesehatan tertentu, hingga pergerakan tangan yang
berulang.

5. Osteochondritis dissecans

Osteochondritis dissecans adalah masalah persendian yang terjadi saat tulang yang
terletak di bawah tulang rawan mengalami kerusakan akibat kurangnya aliran darah. Tulang
beserta tulang rawan ini akan patah dan menyebabkan rasa sakit, dan mungkin saja
menghambat pergerakan sendi.
Kondisi ini seringnya muncul pada anak-anak dan remaja. Gejala akan muncul setelah
terjadi cedera pada persendian atau setelah beberapa bulan melakukan aktivitas yang cukup
berat seperti melompat dan berlari dengan intensitas tinggi hingga memengaruhi kondisi
persendian. Biasanya, kondisi ini menyerang persendian lutut, siku, pergelangan kaki, dan
mungkin di area tubuh lainnya.

C. Gangguan pada otot

1. Distrofi Otot

Distrofi menyebabkan otot melemah. Gangguan ini bersifat genetik alias diturunkan
dari orangtua ke anak. Penyebabnya adalah mutasi gen yang berperan menjalani fungsi dan
pembentukan struktur otot. Pada kasus yang parah, distrofi otot bisa memengaruhi jantung
dan otot pernapasan lain. Sayangnya, hingga kini belum ada obat yang menyembuhkan
distrofi. Pengobatan hanya ditujukan untuk meringankan gejala penyakit, cacat fisik, dan
masalah kesehatan lain yang muncul.

2. Penyakit Parkinson

Parkinson disebabkan karena sel saraf otot tidak menghasilkan cukup dopamin.


Parkinson juga merupakan penyakit genetik dan dipengaruhi oleh usia yang sudah tua.
Gangguan ini membuat pengidapnya sulit mengendalikan pergerakan otot-otot tubuh,
sehingga mengalami tremor pada tangan, lengan, kaki, wajah, dan anggota gerak lain. Bila
terus memburuk, pengidap parkinson mengalami kesulitan berjalan, berbicara, dan
beraktivitas. Penyakit ini dapat diobati atau minimal tremor bisa dikendalikan agar
pengidapnya masih dapat melakukan aktivitas dengan normal.

3. Fibromyalgia

Fibromyalgia ditandai rasa nyeri di bagian tubuh tertentu. Gejalanya berupa nyeri,


otot kaku, mudah lelah, sakit kepala, sulit tidur, gangguan memori, dan sakit perut.
Fibromyalgia belum diketahui penyebab pastinya. Namun kelainan pada bahan kimia tertentu
(neurotransmitter) di otak, perubahan cara sistem saraf dalam memproses pesan nyeri,
kelainan genetik, stres fisik atau emosional, dan infeksi tertentu diduga menjadi
penyebabnya.

4. Keseleo

Keseleo atau terkilir adalah cedera pada ligamen, jaringan penghubung dua atau lebih
tulang pada sendi. Gangguan ini termasuk keluhan umum yang terjadi pada pergelangan kaki
akibat aktivitas fisik. Biasanya keseleo terjadi saat berjalan atau berolahraga pada medan
yang tidak rata, jatuh pada posisi yang salah, dan teknik latihan yang salah saat berolahraga.
Gejala yang muncul tergantung tingkat keparahan, tapi seringkali berupa nyeri,
pembengkakan, dan memar.
5. Kram Otot

Sama seperti keseleo, kram otot termasuk keluhan umum yang terjadi secara


mendadak. Biasanya kram berlangsung selama beberapa detik hingga menit. Penyebabnya
bisa karena otot terlalu sering digunakan, gangguan sirkulasi darah pada otot, dehidrasi,
kurangnya asupan mineral dalam tubuh, dan gangguan saraf.

6. Tendinitis

Tendinitis adalah radang otot yang terjadi akibat jaringan fleksibel penghubung otot
ke tulang (tendon) bengkak parah. Gangguan ini biasanya terjadi di pergelangan tangan,
pergelangan kaki, siku, bahu, dan lutut.

7. Atrofi Otot

Atrofi terjadi ketika massa otot menurun atau hilang. Penyebabnya adalah tidak
bergerak dalam waktu lama, cedera otot, dan penyakit saraf yang memicu kelumpuhan.
8. Myositis

Myositis adalah peradangan jaringan otot yang disebabkan karena cedera, infeksi, dan
penyakit autoimun. Gejalanya berupa otot melemah, muncul ruam kulit, mudah lelah saat
berdiri atau berjalan, sering terjatuh, sulit bernapas, dan sulit menelan disfagia).
BAB III

PENUTUP

Dari uraian diatas, kita telah mempelajari gangguan-gangguan pada tulang,sendi,dan


otot. Dimana banyak sekali penyakit yang dapat membuat tubuh mengalami kelemahan
sehingga mengganggu aktivitas kita dalam kehidupan sehari-hari.

Gangguan yang terjadi pada tubuh kita bisa terjadi akibat faktor interna (dalam) tubuh
atau faktor eksternal (luar) tubuh. Faktor internalnya seperti bawaan dari lahir,sistem tubuh
yang tidak bekerja secara kondusif, dan lainnya. Faktor eksternal seperti kurangnya olahraga,
kurang makan-makanan yang mengandung berbagai komponen yag dibutuhkan tubuh.

Gangguan yang di alami tubuh bukan hanya dapat mengganggu aktivitas tetapi juga
dapat menimbulkan penyakit baru yang lebih berbahaya sampai bisa mengakibatkan
kematian. Ini dikarenakan terlalu banyak penyakit yang bersarang pada tubuh sehingga imun
tubuh tidak bisa melawa semua penyakit tersebut.

Oleh karena itu, mari kita bersama-sama menjaga tubuh kita agar terhindar dari
gangguan berbagai penyakit yang dapat mengganggu diri kita. Mari kita bersama-sama
menerapkan pola hidup sehat dan teratur serta meningkatkan imun tubuh sehingga kita bisa
terhindar dari penyakit.

Anda mungkin juga menyukai