Anda di halaman 1dari 13

ASKEP PADA KASUS OSTEOMALASIA

DISUSUN OLEH KELOMPOK III :

- DENY SANDY ANGGARA : 1426010028


- S ER LI O K TA M A LIN DA : 1426010030
- AT IKA D W I S U N DARI : 1426010020
- AYU AMELIA PRANCISKA : 1426010009
-PERA DANIARTI : 1426010003
-YULIANA : 1426010014
- SITI WISU HARYANI : 1426010039
- JENG SELPIAN : 1426010027
-DEDI ROBIANSYAH
DEFINISI
Osteomalasia adalah penyakit metabolisme tulang yang
dikarakteristikkan oleh kurangnya mineral dari tulang (menyerupai penyakit
yang menyerang anak-anak yang disebut rickets) pada orang dewasa,
osteomalasia berlangsung kronis dan terjadi deformitas skeletal, terjadi tidak
separah dengan yang menyerang anak-anak karena pada orang dewasa
pertumbuhan tulang sudah lengkap (komplit). ( Smeltzer. 2001: 2339 )

ETIOLOGI

A. Primer
Kekurangan kalsium dan vitamin D. Anak yang kekurangan kalsium akan
mengalami gangguan pada proses mineralisasi.
B. Resiko

1. Anak dapat menderita gangguan hati seperti sirosis

2. Adanya gangguan fungsi ginjal sehingga proses ekskresi/pembuangan kalsium akan meningkat.

3. Pemakaian obat dalam jangka waktu panjang. Pada kasus tertentu, efek pemakaian obat seperti
streroid dalam jangka waktu yang panjang rentan terhadap penyakit ini.

4. Gangguan malabsorbsi

5. Menurunnya penyerapan vitamin D akibat penyakit bilier, penyakit mukosa usus halus proksimal
dan penyakit ileum.

6. Peningkatan katabolisme vitamin D akibat obat yang me- nyebabkan peningkatan kerja enzim-
enzim oksidase hati.
PATOFISIOLOGI

Ada berbagai macam penyebab dari Osteomalasia yang umumnya menyebabkan


gangguan metabolisme mineral. Factor yang berbahaya untuk osteomalasia adalah kesalahan diet,
malabsobrsi, gastrectomi, GGK, terapi anticonvulsan jangka lama ( fenytoin, fenorbarbital ) dan
insufisiensi vitamin D ( diet, sinar matahari ).

Osteomalasia dapat terjadi sebagai akibat dari kegagalan dari absorbsi kalsium atau
kehilangan kalsium berlebihan dari tubuh.
. Pathway/WOC

Kekurangan kalsium dalam diet

Malabsorpsi kalsium

Kelainan gastrointestinal

Gagal ginjal kronis

Kekurangan vitamin D

Kegagalan mineralisasi tulang

Terjadi perlunakan dan perlemahan kerangka tubuh

Menyebabkan nyeri lengkungan tulang dan patah tulang patologis

Osteomalsia
MANIFESTASI KLINIS

Umumnya gejala yang memperberat dari osteomalasia adalah :

 Nyeri tulang dan kelemahan. Sebagai akibat dari defisiensi kalsium, biasanya terdapat kelemahan otot.

 Pasien akan mengalami cara jalan bebek atau pincang

 Penyakit lanjut, tungkai terjadi bengkok (karena tinggi badan dan kerapuhan tulang, dan tarikan otot),
vertebra menjadi tertekan, pemendekan batang tubuh pasien dan kelainan bentuk thoraks (kifosis).

 Sakrum terdorong ke bawah dan ke depan, dan pelvis tertekan ke lateral

 Munculnya tonjolan tulang pada sambungan antara tulang iga dan tulang rawan di bagian dada.

 Tulang terasa lunak dan jika disenduh akan merasakan nyeri mengigit

 Mengalami gangguan motorik karena kurang beraktivitas dan menjadi pasif.

 Merasakan sakit saat duduk & mengalami kesulitan bangun dari posisi duduk ke posisi berdiri.

 Mudah Sekali mengalami patah tulang. Terutama di bagian tulang panjang seperti tulang lengan atau
tulang kaki.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Rontgen

Jelas terlihat demineralisasi tulang secara umum. Pemeriksaan vertebra memperlihatkan


adanya patah tulang kompresi tanpa batas vertebra yang jelas.

Pemeriksaan laboratorium menunjukkan kadar kalsium serum dan fosfor rendah; kadar fosfat
alkali meningkat sedang, ekskresi keratinin dan kalsium urine rendah.

PENCEGAHAN

Adapun cara yang dapat dilakukan untuk pencegahan agar tidak terkena Osteomalasia
antara lain:

Terkena paparan sinar matahari yang cukup

Menjaga diet kaya kalsium

Menjaga diet kaya Vit D


KOMPLIKASI

1. Pada anak-anak yang menderita penyakit rachitis, jika penyakit ini tidak segera diobati,
maka pertumbuhannya akan terhalang, anak itu menjadi lambat untuk duduk, merangkak, dan
berjalan yang mengakibatkan kaki kaki-O (Genu Varum), dada busung (Pigeon Chest), dan lutut
bengkok kedalam atau kaki-X (Genu Valgum).

2. Pada orang dewasa, kelemahan tulang akan menimbulkan risiko fraktur. Os vertebra yang melunak
akan tertekan menjadi pendek sehingga orang itu akan berkurang tingginya atau cebol
PENATALAKSANAAN

 Koreksi penyebab dasar osteomalasia bila mungkin.

 Bila osteomalasia akibat kesalahan diet, maka perlu diberikan diet kaya protein dan kalsium dan
vitamin D tinggi.

 Bila penyebabnya kekurangan Vit D, suplemen vitamin D harus diresepkanmaka dapat


disuntikkan vitamin D 200.000 IU per minggu selama 4-6 minggu, yang kemudian dilanjutkan
dengan 1.600 IU setiap hari atau 200.000 IU setiap 4-6 bulan.

 Pemajanan sinar matahari sebagai radiasi ultraviolet untuk mentransformasi bahan kolesterol (7-
dehidrokolesterol) yang tersedia di kulit menjadi vitamin D perlu dianjurkan.

 Sering, masalah skelet yang berhubungan dengan osteomalasia sembuh sendiri bila kekurangan
nutris atau proses patologis yang mendasarinya telah ditangani secara adekuat.

 Pemantauan jangka panjang pasien diperlukan untuk meyakinkan stabilitasasi atau kekambuhan
osteomalasia.

 Berbagai deformitas ortopedik persisten mungkin perlu ditangani dengan brace atau pembedahan
(dapat dilakukan osteotomi untuk mengoreksi deformitas tulang panjang).

 Defesiensi vitamin D karena penyakit ginjal/hati dapat diatasi dengan menggunakan bentuk yang
aktif secara metabolic yaitu kalsitrol.
DIAGNOSA

a. Nyeri yang berhubungan dengan nyeri tekan tulang dan kemungkinan fraktur.

b. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri dan ketidaknyamanan.

c. Harga diri rendah yang berhubungan dengan perubahan bentuk tubuh (tungkai melengkung,
jalan bebek, deformitas vertebrate).

d. Kurang pengetahuan b/d kurangnya informasi, proses penyakit dan program tindakan.

e. Resiko Cidera b/d penipisan tulang dan kelemahan.

f. Gangguan tumbuh kembang berhubungan dengan


TEORI KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian

a. Biografi Klien ( Nama lengkap, Umur , Jenis kelamin , Alamat , Pekerjaan , Agama, Status )

b. Riwayat Kesehatan

1. Riwayat Kesehatan Sekarang

2. Riwayat Kesehatan Dahulu

3. ariwayat kesehatan keluarga

c. Pemeriksaan Fisik

1. Ekstermitas

2. Pengkajian Tulang Belakang

3. Pengkajian Sistem Persendian

4. Pengkajian Sistem Otot

5. Pengkajian Cara Berjalan


d. Data dasar Pengkajian

 1. Aktivitas / istirahat

 2. Sirkulasi

 3. Neurosensori

 4. Nyeri / Kenyamanan

e. Pemeriksaan diagnostik

Pada foto x – ray umumnya nampak kekurangan mineral dari tulang sangat
nyata. Berdasar dari vertebra mungkin menunjukkan fraktur kompressi dengan nyeri pada ujung
vertebra. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan lambatnya rata-rata serum kalsium dan jumlah
fosfor serta kurangnya kenaikan alkaline phosfat. Ekskresi urine calsium dan creatinin lamba.

Anda mungkin juga menyukai