Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Pertumbuhan ekonomi suatu negara merupakan hal yang sangat penting
dicapai karena setiap negara menginginkan adanya proses perubahan perekonomian
yang lebih baik dan ini akan menjadi indikator keberhasilan pembangunan ekonomi
suatu negara. Percepatan tersebut, mulai dari melakukan pembenahan internal kondisi
perekonomian disuatu negara bahkan sampai melakukan kerjasama internasional
dalam segala bidang untuk dapat memberikan kontribusi positif demi percepatan
pertumbuhan ekonomi. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi yaitu faktor sumber
daya manusia, faktor sumber daya alam, faktor ilmu pengetahuan dan teknologi,
faktor budaya dan faktor daya modal. Lalu, jika melihat bagaimana Indonesia
mengelola kelima faktor tersebut, beberapa faktor masih belum dapat dimaksimalkan
untuk itu Indonesia dan sembilan negara lainnya membentuk ASEAN Community
2015 atau Komunitas ASEAN 2015 dengan tujuan yang baik.

B. Rumusan masalah
1. Apakah hubungan ketahanan nasional terhadap MEA?
2. Bagaimana kesiapan Indonesia dalam menghadapi MEA?
3. Apakah langkah pertama yang harus dilakukan pemerintah dalam menghadapi MEA?
4. Bagaimana dampak positif dan negatif MEA terhadap Indonesia?
5. Bagaimana upaya mewujudkan ketahanan nasional yang optimal?

C. Tujuan
1. Mengetahui hubungan ketahanan nasional terhadap MEA?
2. Mengetahui kesiapan Indonesia dalam menghadapi MEA?
3. Mengetahui langkah pertama yang harus dilakukan pemerintah dalam menghadapi
MEA?
4. Mengetahui dampak positif dan negatif MEA terhadap Indonesia?
5. Mengetahui upaya mewujudkan ketahanan nasional yang optimal
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Hubungan ketahanan nasional terhadap Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)

Ketahanan nasional merupakan kondisi dinamis suatu bangsa, berisi keuletan dan
ketangguhan yang mengandung kemampuan untuk mengembangkan kekuatan nasional,
dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan, serta gangguan baik
yang datang dari luar dan dalam yang secara langsung dan tidak langsung membahayakan
integritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan mengejar tujuan
nasional. Ketahanan nasional yang dinamis ini membuat Indonesia harus selalu
dikembangkan dan dibina agar memadai sesuai perkembangan zaman.

2.2.Bagaimana kesiapan Indonesia dalam menghadapi MEA

Kesiapan Indonesia dalam menghadapai MEA 2015 dapat dilihat dari perbandingan aspek
pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan ekspor nasional serta pendapatan perkapita nasional
masyarakat Indonesia. Kesiapan Indonesia jika dilihat dari aspek pertumbuhan ekonomi
Berdasarkan laporan pertumbuhan ekonomi yang dilansir oleh IMF pada tahun 2012, terlihat
bahwa pada 10 tahun terakhir pertumbuhan ekonomi Indonesia sangat stabil di kisaran 5,5%
± 1% dengan pertumbuhan rata-rata sebesar 6,11%. Sejak tahun 2007 hingga 2012, tingkat
pertumbuhan hampir selalu di atas 6% dengan pengecualian tahun 2009 (4,6%) sejalan
dengan krisis ekonomi global akibat kegagalan sektor kredit properti dimana sebagian besar
negara bahkan mengalami pertumbuhan minus. Tren tersebut berbeda bila dibandingkan
dengan Singapura yang memiliki tingkat pertumbuhan rata-rata sebesar 6,55%, namun
fluktuasinya sangat tinggi mulai dari 14,7% (2010) setelah mengalami kontraksi -1,3%
(2009). Demikian pula halnya dengan Thailand, Malaysia, Brunei Darussalam yang tidak
lepas dari imbas krisis global tahun 2009, sehingga turut mengalami pertumbuhan yang
minus. Pertumbuhan ekonomi Vietnam memang menunjukkan tingkat yang selalu lebih
tinggi dibandingkan Indonesia dari periode 2002 hingga 2010, namun terlihat mulai
mengalami overheating dan melambat pertumbuhannya. Sedangkan Myanmar mengalami
tingkat pertumbuhan ekonomi yang hampir mirip dengan Indonesia, secara umum
pertumbuhan ekonomi masyarakat ASEAN tidak lebih jauh dan lebih tinggi dari
pertumbuhan Indonesia, oleh karena itu daya saing Indonesia ditingkat ASEAN masih cukup
kuat.

2.3. langkah pertama yang harus dilakukan pemerintah dalam menghadapi MEA
Dalam menghadapi MEA 2015, langkah pertama yang harus dilakukan pemerintah
adalah meningkatkan daya saing produk Indonesia mengingat jumlah penduduk
Indonesia yang sangat besar berpotensi menjadi pasar bagi produk sejenis dari negara
tetangga. Peningkatan daya saing ini mencakup baik produk unggulan maupun yang
bukan unggulan. Di samping itu, parlemen Indonesia dapat membantu tugas
pemerintah dimaksud dengan mempersiapkan berbagai regulasi yang bertujuan
melindungi pasar Indonesia dari serbuan barang produk negara-negara ASEAN.
Langkah semacam ini bukan dimaksudkan sebagai langkah proteksi terhadap pasar
Indonesia tetapi semata-mata untuk mencari keseimbangan antara ekspor dan impor.
Namun demikian pemerintah tidak hanya memberikan kesempatan kepada perusahaan
swasta besar, tetapi juga memberi kesempatan bagi Usaha Mikro Kecil Mengah
(UMKM). Karena ekonomi nasional saat ini banyak didorong oleh kontribusi industri
kreatif dengan melibatkan banyak generasi muda yang memiliki kreatifitas dan
inovasi yang berorientasi pada UMKM. UMKM harus dirangkul dan dibantu untuk
dapat menjual produk-produknya baik ke dalam negeri maupun luar negeri.

2.4. Bagaimana dampak positif dan negatif MEA terhadap Indonesia

APAKAH DAMPAK POSITIF MEA?


Kegiatan produksi dalam negri menjadi meningkat secara kuantitas dan kualitas.
Mendorong pertumbuhan ekonomi negara, pemerataan pendapatan masyarakat, dan
stabilitas ekonomi nasional.
Menambahkan devisa negara melalui bea masuk dan biaya lain atas ekspor dan impor .
Memulai impor, kebutuhan dalam negara dapat terpenuhi.
Memperluas lapangan kerja dan kesempatan masyarakat untuk bekerja.

APA DAMPAK NEGATIF DARI MEA?


Barang-barang produksi dalam negeri terganggu akibat masuknya barang impor
yang dijual lebih murah dalam negeri yang menyebabkan industri dalam negeri mengalami
kerugian besar.
Orang-orang asing akan lebih leluasa mengekploitasi alam indonesia.
Persaingan yang sangat ketat. Nah, jika kita (orang indonesia) kalah dalam bersaing maka
pengangguran akan merajalela dan tentunya kemiskinan akan semakin banyak.

2.5.upaya mewujudkan ketahanan nasional yang optimal


Dalam upaya mewujudkan ketahanan nasional yang optimal diharapkan pemerintah
lebih berupaya dalam memperhatikan dan menghentikan proses deindustrialisasi yang
muncul di negara ini. Majunya perdagangan seharusnya dapat menjadi ujung tombak
majunya industri-industri unggulan, bukan sebaliknya. Melalui perdagangan yang
maju akan meningkatkan permintaan terhadap produk, yang akhirnya akan
mendorong peningkatan volume produksi dan penyerapan tenaga kerja. Jangan
sampai terjadi perdagangan yang maju hanya memunculkan pedagang-pedagang
sebagai penjual produk impor, sedang industri dalam negeri justru mati karena
produknya kalah bersaing dengan produk impor tersebut.
BAB III
PENUTUP

a. kesimpulan

Dengan hadirnya ajang MEA ini, Indonesia memiliki peluang untuk memanfaatkan
keunggulan skala ekonomi dalam negeri sebagai basis memperoleh keuntungan. Namun
demikian, Indonesia masih memiliki banyak tantangan dan risiko-risiko yang akan muncul
bila MEA telah diimplementasikan. Oleh karena itu, para risk professional diharapkan dapat
lebih peka terhadap fluktuasi yang akan terjadi agar dapat mengantisipasi risiko-risiko yang
muncul dengan tepat. Selain itu, kolaborasi yang tepat antara otoritas negara dan para pelaku
usaha diperlukan, infrastrukur baik secara fisik dan social (hukum dan kebijakan) perlu
dibenahi, serta perlu adanya peningkatan kemampuan serta daya saing tenaga kerja dan
perusahaan di Indonesia. Jangan sampai Indonesia hanya menjadi penonton di negara sendiri
di tahun 2015 mendatang.

b. saran

Sesuai dengan kesimpulan diatas, maka penulis merumuskan saran dalam makalah ini
sebagai berikut:
1. Hendaknya pemerintah melakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai program
Masyarakat Ekonomi ASEAN.
2. Pemerintah lebih memperhatikan UKM agar mampu bersaing dengan pasar
internasional.
http://www.crmsindonesia.org/node/624 diunduh pada tanggal 14 desember 2014
2. http://ekonomi.kabo.biz/2014/08/masyarakat-ekonomi-asean-mea.html diunduh pada
tanggal 14 desember 2014
3. http://www.pikiran-rakyat.com/node/303163 diunduh pada tanggal 14 desember 2014
4. http://news.okezone.com/read/2014/09/26/373/1044892/cara-uns-bersiap-hadapi-mea-
2015 diunduh pada tanggal 14 desember 2014
5. Putong, Iskandar. 2003. Pengantar Ekonomi Mikro dan Makro. Jakarta: Lembaga
Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai