Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

Data inseden kejadian


A.Latar belakang
Endoftalmitis merupakan peradangan berat dalam bola mata yang
biasa disebabkan oleh infeksi. Terdapat 2 tipe endoftalmitis, endogen
dan eksogen. Endoftalmitis endogen diakibatkan penyebaran bakteri dari
tempat lain di tubuh kita melalui aliran darah. Endoftalmitis eksogen
dapat terjadi akibat trauma tembus atau infeksi pada tindakan
pembedahan yang membuka bola mata. Endoftalmitis endogen sangat
jarang, hanya 2-15% dari seluruh endoftalmitis. Salah satu penyebab dari
endoftalmitis ini yaitu katarak.Karena orang yang setelah melakukan oper
asi katarak beresiko penyakit endoftalmitis. Berdasarkan data yang
ditemukan, angka kebutaan di Indonesia (1,5 persen) tertinggi di Wilayah
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Asia Tenggara. Hal itu terutama
disebabkan ketidakseimbangan antara insiden (kejadian baru) katarak
yang besarnya 210.000 orang per tahun dengan jumlah operasi katarak
yanghanya 80.000 orang pertahun. Akibatnya, terjadi backlog (penumpuk
an penderita) katarak yang cukup tinggi. Berdasarkan data, di seluruh
duniainsiden EPB yang dilaporkan 0,04-4 %. Di india EPB bervariasi :
0,07 -0,3%. Maka dari itu perlunya kita untuk menjaga kesehatan mata
agar terhindar dari penyakit / gangguan pada mata.
badan kaca. Penyebab peradangan ini adalah endogen akibat
sepsis, selulitis orbita, dan penyakit sistemik lainnya dan eksogen, yang
sering terjadi akibat trauma tembus, tukak perforasi, dan penyulit infeksi
pada pembedahan.Laki-laki, 41tahun, mata kiri merah dan penglihatan
kabur secara mendadak sejak 2 minggu sebelum masuk rumah sakit.
Keluhan disertai mata terasa sangat nyeri dan kelopak mata sulit dibuka.
Mata dapat terkena berbagai kondisi.beberapa diantaranya bersifat primer
sedang yang lain, sekunder akibat kelainan pada sistem organ tubuh lain.

1
kebanyakan kondisi tersebut dapat dicegah bila terdeteksi awal,dapat
dikontrol dan penglihatan dapat dipertahankan.
(Brunner & Suddarth, 2001)
Inflamasi,inefksi dan peradangan dapat terjadi pada beberapa struktur
mata dan terhitung lebih dari setengah kelainan mata. kelainan-kelainan
yang umum terjadi pada mata oarng dewasa meliputi sebagai berikut :
1. Radang/inflamasi pada kelopak mata, konjungtira, kornea, koroid
badan ciriary dan iris
2. Katarak, kekeruhan lensa
3. Glaukoma,peningkatan tekanan dalam bola mata (IOP) Retina
robek/lepas
4. Endoftalmitis, peradangan lapisan mata
Tetapi sebagian orang mengira penyakit radang mata/mata merah hanya
penyakit biasa cukup diberi tetes mata biasa sudah cukup.padahal bila
penyakit radang mata tidak segera ditangani/diobati bisa menyebabkan
kerusakan pada mata/gangguan pada mata dan menimbulkan komplikasi
seperti Glaukoma, katarak maupun ablasi retina. untuk itu kali ini penulis
memusatkan pada pencegahan dan penata laksanaan radang yaitu pada
endoftalmitis (Barbara C.Long, 2006)

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah mahasiswa belum
mengetahui:
a. Pengertian endoftalmitis?
b. Etiologi endoftalmitis?
c. Patofisiologi endoftalmitis?
d. Manifestasi klinis endoftalmitis?
e. Woc endoftalmitis?
f. Pemeriksaan penunjang ?
g. Penatalaksanaan endoftalmitis?

2
h. komplikasi endoftalmitis ?
i. prognosis endoftalmitis?

C.Tujuan Penulisan
a. Tujuan Umum
Untuk lebih mengetahui dan memberikan gambaran secara lebih
dalam mengenai gangguan pada mata khususnya penyakit endoftal
mitis.
b. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dalam makalah ini, adalah mahasiswa mengetahui:
a. Pengertian endoftalmitis
b. Etiologi endoftalmitis
c. Patofisiologi endoftalmitis
d. Manifestasi klinis endoftalmitis
e. Woc endoftalmitis
f. Pemeriksaan penunjang
g. Penatalaksanaan endoftalmitis
h. Komplikasi endoftalmitis
i. Prognosis endoftalmitis

D.Manfaat
a. Bagi Institusi Pendidikan
Dengan makalah ini institusi pendidikan berhasil menjadikanmahasi
swa lebih mandiri dalam membuat suatu karya tulis dan menambah
wawasan mereka untuk pengetahuannya.
c. Bagi Mahasiswa
Dengan adanya makalah ini, dapat menambah ilmu pengetahuan
dan wawasan mahasiswa .

3
BAB II
PEMBAHASAN
a. Pengertian
Endoftalmitis adalah inflamasi dalam bola mata, yang disertai abses
pada badan kaca.kejadian endoftalmitis merupakan kasus yang sangat
jarang, namun mungkin terjadi pada klien terutama setelah menjalani
operasi atau pascatrauma dengan benda asing intraocular atau pada
pengguna prosthesis mata (Tamsuri Anas, 2010).
Endoftalmitis merupakan peradangan berat dalam bola mata,
biasanya akibat infeksi setelah trauma atau bedah, atau endogen akibat
sepsis. Berbentuk radang supuratif di dalam rongga mata dan struktur di
dalamnya peradangan supuratif di dalam bola mata akan memberikan
abses di dalam badan kaca (Ilyas Sidarta, 2008).

b. Etiologi
Penyebab endoftalmitis supuratif adalah kuman dan jamur yang
masuk bersama trauma tembus (eksogen) atau sistemik melalui peredaran
darah (endogen) (Ilyas Sidarta, 2008).
Endoftalmitis dapat terjadi akibat trauma tembus atau infeksi
sekunder pada tindakan pembedahan yang membuka bola mata.Endoftal
mitis endogen terjadi akibat penyebaran bakteri (stafilokok, streptokok,
pneumokok, pseudomonas,
dan basil sublitis), jamur (aktinomises, aspergilus, fitomikosis sportrikum,
dan kokidioides), ataupun parasit dari focus infeksi di dalam tubuh (Ilyas
Sidarta, 2008).

c. Patofisiology
Endoftalmitis atau abses korpus vitreus adalah peradangan berat
dalam bola mata, biasanya akibat trauma atau bedah, atau endogen akibat
sepsis. Berbentuk radang supuratif dalam bola mata, dan akan
mengakibatkan abses di badan kaca. Endoftalmitis eksogen terjadi akibat

4
trauma tembus atau infeksi sekunder pada tindakan pembedahan yang
membuka bola mata.Endoftalmitis endogen akibat penyebaran bakteri,
jamur atau parasit dari fokus infeksi dalam tubuh. Peradangan oleh bakteri
memberikan gambaran berupa rasa sakit yang sangat, kelopak mata
merah dan bengkak, bilik mata depan keruh, kadang disertai hipopion. Di
dalam badan kaca dapat ditemukan massa putih abu-abu hippion ringan
dan bentuk abses satelit di dalam badan kaca. (Vhiera. 2011)
Bila sudah terlihat hipopopion keadaan sudah lanjut sehingga
prognosis lebih buruk.Karena itu diagnosis dini dan cepat harus dibuat
untuk mencegah berakhirnya dengan kebutaan pada mata.Emdoftalmitis
akibat kuman kurang virulen tidak terlihat seminggu atau beberapa minggu
sesudah trauma atau perbedaan.Demikian pula infeksi jamur dapat tidak
terlihat sesudah beberapa hari atau minggu.Endoftalmitis yang disebabkan
jamur masa inkubasi lambat kadang-kadang sampai 14 hari setelah infeksi
dengan gejala mata merah dan sakit. (Ilyas Sidarta, 2008).

d. Manifestasi Klinis
Menurut Tamsuri Anas (2010) tanda dan gejalanya ialah:
1. Penurunan visus (dapat menurun hingga < 3/60)
2. Hipopion
3. Nyeri
4. Hyperemia konjungtitiva
5. Edema palpebra
6. Edema kornea

5
e. Pathway/WOC

tindakan pembedahan,trauma tumpul


iritasi bakteri dari jamur
infeksi pada bola mata
peradangan,implamasi

ENDOFTALMITIS

6
f. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Suhardjo (2009) pemeriksaan yang dilakukan diantaranya:
1. Laboratorium
Endoftalmitis eksogen: sampel vitreous (vitreous tap) diambil untuk
diteliti mikroorganisme penyebab dari endoftalmitis. Endoftalmitis
endogen: darah lengkap dan kimia darah mengetahui sumber infeksi
2. Studi Imaging
B-scan (USG): tentukan apakah ada keterlibatan peradangan vitreous.
Hal ini juga penting untuk mengetahui dari ablasi retina dan Choroidal,
yang nantinya penting dalam pengelolaan dan prognosis. Chest x-ray –
Mengevaluasi untuk sumber infeksi USG Jantung – Mengevaluasi
untuk endokarditis sebagai sumber infeksi
3. Prosedur Diagnosa (evaluasi ophtalmologi)
· Periksa visus
· Slit lamp
· Tekanan intraokular
· Melebar funduscopy
· Ultrasonografi

g. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Medis
Pemberian antibiotic topical dan sistemik ampisilin 2 gram/hari
dankloramfenikol 3 gram/hari.Sikloplegik diberikan 3 kali sehari tetes
mata.Untuk penyebab jamur diberikan amforersin B150 mikro gram sub-
konjungtiva (Ilyas Sidarta, 2008).

2. Penatalaksanaan keperawatan
a. Pengkajian menurut Tamsuri Anas (2010):
1) Pemeriksaan Fisik Umum

7
 Periksa kemungkinan gangguan diabetes mellitus, riwayat
operasai, riwayat trauma orbita atau benda asing serta kontak
dengan penderita.
 Pemeriksaan suhu tubuh untuk menentukan kejadian demam
sebagai tanda infeksi.
2) Pemeriksaan Khusus Mata
 Kekaburan penglihatan
 Nyeri
 Kemerahan pada kornea
 Hipopion
 Edema kornea
b. Diagnosis dan intervensi keperawatan
1) Gangguan rasa nyaman:
nyeri yang berhubungan dengan efek inflamasi orbita.
Subjektif:
a) Menyatakan nyeri
b) Menyatakan nyeri bertambah bila ditekan, menunduk
c) Menyatakan sukar tidur, tidak nyaman.
Objektif:
a) Sering memegang mata
b) Ekspresi wajah meringis saat dilakukan manipulasi.
Tujuan:
Nyeri berkurang atau hilang
Kriteria hasil:
a) Klien mampu mengiden tifikasikan berbegai tindakan untuk mengurangi
nyeri.

h. Komplikasi
 Kebutaan
 Panoftalmitis
 Ulkus kornea

8
 Orbital selulitis
i. Prognosis
Prognosis endophthalmitis bervariasi tergantung pada tingkat keparahan
infeksi, organisme yang terlibat dan jumlah kerusakan mata menopang
dari peradangan dan jaringan parut. Mild cases of endophthalmitis can
have excellent visual outcomes. kasus ringan endophthalmitis dapat
memiliki hasil visual yang sangat baik. Severe cases may result not only in
loss of sight, but eventually in loss of the entire eye. Kasus yang parah
dapat mengakibatkan tidak hanya kehilangan penglihatan, tapi akhirnya
hilangnya mata seluruh.

j. Konsep asuhan keperawatan


1. Pengkajian
a) Aktifitas / istirahat : perubahan aktifitas
b) Neurosensori : penglihatan kabur, silau
c) Nyeri : ketidaknyamanan, nyeri tiba-tiba/berat menetap/
tekanan pada & sekitar mata
d) Keamanan : takut, ansietas

2. Diagnosa Keperawatan
a) Resiko cidera b/d kehilangan vitereus
b) Resiko infeksi b/d prosedur pengobatan
3. Gangguan persepsi sensori penglihatan b/d gangguan penerimaan
sensori/ status organ indera
4. Kurang pengetahuan b/d tidak mngenal sumber informasi
5. Nyeri b/d peningkatan TIO

3. Tujuan
a) Peglihatan dipertahankan pada tingkat yang sebaik mungkin
Mencegah komplikasi
b) Mengatasi situasi denngan tindakan positif

9
c) Proses penyakit/prognosis dan program terapi dipahami.

4. Rencana asuhan keperawatan


1. Resiko cidera b/d kehilangan vitereus
Intervensi :
 Kaji aktivitas yang dpat dilakukan oleh pasien. R/ untuk memberikan
kemudahan dalam melakukan rencana tindakan.
 Beri pasien posisi bersandar, kepala tinggi atau miring ke sisi yang tak
sakit sesuai keinginan. R/ menurunkan tekanan pada mata yang sakit,
meminimalkan resiko perfarahan.
 Batasi aktivitas seperti menggerakkan kepala tiba-tiba, membungkuk.
R/ menurunkan stress pada area yang sakit.
 Pertahankan perlindungan mata sesuai indikasi. R/ digunakan untuk
melindungi dari cidera kecelakaan dan menurunkan gerakan mata.
 Berikan obat sesuai indikasi: Asetazolamid R/ untuk menurunkan TIO,
memerlukan tidakan segera untuk meminimalkan cidera okuler.
Analgesik R/ digunakan untuk ketidaknyamanan ringan.
2. Resiko infeksi b/d prosedur pengobatan
 ·Diskusikan mengenai pentingnya mencuci tangan sebelum mencuci
mata. Menurunkan jumlah bakteri pada tangan.
 Tekankan pentingnya untuk tidak mnyentuh/ menggaruk mata yang
dioperasi. R/ mencegah kontaminasi kuman lebih lanjut.
 Kolaborasi pemeberian antibiotic sesuai indikasi. TopikalR/ sediaan
topical digunakan secara profilaksis dimana terpi lebih agresif bila
terjadi infeksi.
 Steroid R/ digunakan untuk menurunkan inflamasi.
3. Gangguan persepsi sensori penglihatan b/d gangguan penerimaan
sensori/ status organ indera
 Pastikan derajat/tipe penglihatan R/ mempengaruhi harapan masa
dpan pasien dan pilihan intervensi.

10
 Dorong mengekspresikan kehilangan perasaan tentang kehilangan/
kemungkinan kehilangan penglihatan. R/ sementara intervensi dini
mencegah kebutaan, pasien menghadapi kemungkinan atau
mengalami pengalaman kehilangan penglihatan sebagian atau total.
 Tunjukkan pemberian tetesan mata contoh menghitung tetesan,
mengikuti jadwal, tidak salah dosis . R/ mengontrol TIO, mencegah
kehilangan penglihatan lanjut.
 Lakukan tindakan untuk membantu pasien menangani keterbatasan
penglihatan. Contoh : kurangi kekacauan, atur perabot milik pribadi
kedekat klien. R/ menurunkan bahaya keamanan sehubungan dengan
perubahan lapang pandang/kehilangan penglihatan dan akomodasi
pupil terhadap sinar lingkungan.
 Kolaborasi pemberian pilokarpin hidroklorida R/ obat ini menyababkan
konstriksi pupul, memudahkan keluarnya akueus humour
 Timol maleat R/ menurukan pembentukan humor akueus tanpa
mengubah ukuran pupil, penglihatan atau akomodasi
4. Kurang pengetahuan b/d tidak mngenal sumber informasi
 Kaji informasi tentang kondisi individu, prognosis, tipe prosedur/lensa.
R/ meningkatkan pemahaman kerjasama dengan program operasi.
 Tekankan pentingnya evaluasi perawatan yang rutin. Beritahu untuk
melaporkan penglihatan berawan. R/ menurunkan resiko komplikasi
 Informasikan pasien untuk tidak membeli secara bebas obat tetes
mata secara bebas.
 Diskusikan kemungkinan efek/ interaksi antara obat mata dan masalah
media pasien . Contoh : peningkatan hipertensi, PPOM, DM. ajarkan
metode yang tepat memasukkan obat tetes untuk meminimalkan efek
sistemik. R/ pengguaan obat mata topical contok agen simpamimetik,
penyekat beta, dan agen antikolonergik dapat menyebabkan TD
meningkat pada pasien hipertensi. Tindakan yang benar dapat
membatasi absorbsi dalam sirkulais sistemik, meminimalkan masalah
seperti interaksi obat dan efek sistemik tak diinginkan.

11
 Anjurkan pasien untuk menghindari membaca, berkedip, mengangkat
berat, mengejan saat defekasi, membongkon pada panggul, meniup
hidung: penggunaan seprei, bedak bubuk, merokok. R/ aktivitas yang
menybabkan mta lelah/ regang, maneuver valsava, atau meningkatkan
TIO dapat mempengaruhi hasil bedah dan mencetuskan perdarahan.
 Anjurkan pada klien untuk tidur tetlentang, menggunakan kacamata
gelap jika keluar/ dalam ruangan terang. Keramas dengan kepala
menghadap belakang(bukan kedepan), batuk dengan mulut terbuka.
R/ mencegah kecelakaan pada mata.
5. Nyeri b/d peningkatan TIO
 Berikan obat untuk mengontrol nyeri dan TIO sesuai resep.Rasional :
Pemakaian sesuai resep akan Mengurangi nyeri dan TIO dan
meningkatkan rasa nyaman.
 Berikan kompres dingin sesuai permintaan untuk trauma
tumpul.Rasional : mengurangi edema akan mengurangi nyeri.
 Kurangi tingkat pencayahaan. Rasional : Tingkat Pencahayaan yang
lebih rendah lebih nyakan setelah Pembedahan.
 Dorong penggunaan kaca mata hitam pada cahaya kuat.Rasioanal :
Cahaya yang kuat menyebabkan rasa tak nyaman setelah
penggunaan tetes mata dilator.
5. Evaluasi
 Pasien mengatakan pehaman faktor yang terlobat dalam
kemungkinan cidera
 Mengidentivikasi intervensi untuk mencegah/menurukan resiko
infeksi.
 Berpartisi pasi dalam program pengobatan
 Mepertahankan lapang ketajaman penglihatan tanpa kehilangan
lebih lanjut.
 Menyatakan pemahaman kondisi/ proses penyakit

12
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Mata merupakan bagian yang sangat peka. mata dapat terjadi infeksi
mata/radang mata yang disebabkan oleh virus, bakteri, trauma, penyakit
sistemik, ataupun sensitivitas terhadap suatu zat. Seperti halnya
endoftalmitis, Endoftalmitis atau abses korpus vitreus adalah peradangan
berat dalam bola mata, biasanya akibat trauma atau bedah, atau endogen
akibat sepsis. Berbentuk radang supuratif dalam bola mata, dan akan
mengakibatkan abses di badan kaca. Endoftalmitis eksogen terjadi akibat
trauma tembus atau infeksi sekunder pada tindakan pembedahan yang
membuka bola mata.Endoftalmitis endogen akibat penyebaran bakteri,
jamur atau parasit dari fokus infeksi dalam tubuh. Peradangan oleh bakteri
memberikan gambaran berupa rasa sakit yang sangat, kelopak mata
merah dan bengkak, bilik mata depan keruh, kadang disertai hipopion. Di
dalam badan kaca dapat ditemukan massa putih abu-abu hippion ringan
dan bentuk abses satelit di dalam badan kaca.

B.Saran
 .Untuk klien yang terkena penyakit peradangan pada mata, penulis
berharap klien segera berobat atau peradangan tersebut segera dio
bati agar tidak terjadikerusakan pada mata atau komplikasi komplik
asi yang lain
 Kita harus menjaga kebersihan mata dan menghindari kosmetik
yang berlebihan, karena kosmetik yang berlebihan merupakan
faktor pendukung terjadinya peradangan pada mata

13

Anda mungkin juga menyukai