Anda di halaman 1dari 62

KELOMPOK 9

1. ARLYN PASELLA TRI ATMA 1841012018


Program Studi Profesi Apoteker
1841012027 5. TRI AYUNINGTIAS
Fakultas Farmasi
2. ELSHA GUSFIANDA 1841012037 Universitas Andalas
1841012002 6. NANDA PUTRA 2018
3. GEBY ORLANCE 1841012031
1841013005
4. MUTIA FAKHRI
PENDAHULUAN
• Hatimerupakan kelenjar terbesar
pada tubuh.

• Hati terletak di rongga perut


sebelah kanan dengan berat sekitar
3 pon (1 kg = 2 pon).

• Hati merupakan organ berwarna


merah – kecoklatan.

• Hati tersusun atas empat lembaran


atau lobus yang terdiri dari dua
lobus utama disebelah kanan dan
kiri yang berukuran besar serta dua
lobus kecil berada di belakang lobus
kanan. Lobus kanan merupakan
lobus hati yang paling besar. Antara
lobus kanan dan kiri dipisahkan
oleh ligamen.
Menghasilkan
empedu yang berasal
1 dari pembentukan
sel darah merah
Menetralkan racun
yang masuk ke dalam
2 tubuh dan membunuh
bibit penyakit

Mengubah zat gula


menjadi glikogen dan
3 menyimpannya sebagai
cadangan gula

Membentuk
protein
4 tertentu dan
merombaknya

Tempat mengubah
5 pro vitamin A
menjadi vitamin A
Tempat pembentukan
protrombin yang
6 berperan dalam
pembekuan darah

FUNGSI HATI
HISTOLOGI HATI
HISTOPATOLOGI HATI

Jejas reversibel Jejas ireversibel

Pembengkakan sel Nekrosis

Perlemakan hati Fibrosis

Sirosis
Pembengkakan sel hati
FATTY LIVER :
Deposits of fat leads to liver enlargement
Nekrosis hati
Hepatitis
HEPATITISPeradangang pada sel-sel hati

Penyebab hepatitis:
1. Infeksi (Virus, bakteri, parasit)
2. Obat-obatan
3. Konsumsi alkohol
4. Lemak yang berlebihan
5. Penyakit autoimun
Hepatitis A
• Hepatitis yang ringan,akut, sembuh spontan/sempurna tanpa gejala sisa
dan tidak menyebabkan infeksi kronik
• Penularan MELALU FECAL ORAL

• Sumber : pencemaran air minum, makanan yang tidak dimasak,


makanan tercemar, sanitasi buruk dan personal hygiene yang rendah
• Diagnosis : IgM antibodi dalam serum pasien

• Gejala bersifat akut, tidak khas (demam, sakit kepala, mual, muntah,
ikterus, pembengkakak hati
• Pengobatan khusus tidak ada, pengobatan pendukung dan menjaga
keseimbangan nutrisi
Hepatitis B Akut
• Masa inkubasi 60-90 hari

• Penularan : saat persalinan, transfusi darah, jarum suntik, pisau cukur , tatoo
dan transplantasi organ
• Gejala : TIDAK KHAS SEPERTI RASA Lesu, nafsu makan berkurang, demam
ringan, nyeri abdomen sebelah kanan, ikterus dan air kencing warna teh
• Diagnosis : Tes fungsi hati serum transaminase (ALT Meningkat), serologi
HBsAg dan Ig M, anti HBC dalam serum
• Pengobatan : tidak memerlukan antivirus, bersifat simtomatis

• Pencegahan :
• Penapisan darah terhadap Bank Darah melalui PMI
• Imunisasi
• Menghindari faktor risiko yang menyebabkan penularan
Hepatitis B Kronik
• Tanda : HBsAg (Hepatitis B surface antigen ) posititif (>5 bulan); HBeAg
(Hepatitis B E-antigen, anti Hbe dalam serum, kadar ALT), HBV-DNA
serta biopsi hati
• Pengobatan : Interferon alfa-2a, Penginterferon alfa-2a, Lamivudin,
Adefovir, Entecavir, Telbivudin dan tenofovir)
• Pengobatan : Tidak perlu terburu-buru, jangan terlambat
Hepatitis C
• Penyebab : Sirosis dan kanker hati

• Termasuk virus RNA

• Inkubasi : 2-24 mingguu

• Penularan : Cairan darah dan cairan tubuh, jarum suntik, transplantasi


organ, kecelakaan kerja oleh petugas kesehatan
• Pengobatan : Kombinasi pegylated interferon dan ribavirin

• Pencegahan : Menghindari faktor risiko


Hepatitis D
• Kasus : Jarang ditemukan, namun paling berbahaya

• Nama lain yaitu Virus delta, memerlukan virus hepatitis B untuk


berkembang biak
• Vaksin : Tidak ada
Hepatitis E
• Dikenal sebagai Hepatitis non-A dan Non-B

• Termasuk virus RNA

• Inkubasi 2-9 minggu

• Penularan : Fecal oral

• Diagnosis : IgM dan IgG antiHEV pada pasien

• Gejalanya ringan, mirip flu sampai ikterus

• Pengobatan : belum ada

• Pencegahan : Menjaga kebersihan lingkungan, makanan dan minuman

• Vaksin : belum Ada


Obat – obat yang dapat menyebabkan
hepatitis
• - Acetaminophen ( Tylenol )
- Statins
- Nicotinic acid ( Niacin )
- Amiodarone ( Cordarone )
- Antibiotik – antibiotik : Isoniazid ( Nydrazid, Laniazid ), Nitrofurantoin, Minocycline dan
Cotrimoxazole.
- Nonsteroidal antiinflammatory drugs ( NSAIDs ) : aspirin, indomethacin ( Indocin ), ibuprofen ( Montrin
), naproxen ( Naprosyn ), piroxicam ( Feldene ) dan nabumetone ( Relafen )
- Tacrine ( Cognex )
- Disulfiram ( Antabuse )
- Vitamin A

• Obat herbal yang dapat menyebabkan hepatitis, yaitu :


- Cascara
- Chaparral
- Comfrey
- Kava
- Ma – huang
Fatty Liver
• Suatu keadaan dimana adanya penimbunan lemak yang berlebihan disel
sel hati.
• Dalam kondisi normal, hati mengandung lemak. Namun bila kadar
lemaknya sudah lebih dari 10% dari berat hati itu sendiri, maka
sebagian sel sel hati yang sehat akan diganti dengan sel lemak.
• Hati akan berubah warnanya menjadi kuning mengkilat karena
berlemak, membesar dan lebih berat dari keadaan normal.
Pembagian fatty liver
1. Nonalcoholic Fatty Liver Disease
(NAFLD)
Simple fatty liver/ Nonalcoholic Fatty
Liver (NAFL)

Nonalcoholic Steatohepatitis (NASH).

2. Fatty liver alcoholic

mengacu pada kerusakan hati yang disebabkan karena


penyalagunaan alcohol secara berkepanjangan.
Etiologi
Asupan Lemak Kebiasaan
Obesitas Diabetes tipe 2 dan Karbohidrat minum alcohol
berlebihan berlebihan

Kurang gizi atau Kekurangan


Bahan kimia dan Gangguan
diet rendah kolesterol
Obat-obatan hormonal
protein esterase
Patogenesis
cont
Obat yang menginduksi
• Alkohol

Saat alcohol diubah menjadi asetaldehid, sintesis asam lemak akan


meningkat. Hepatosit akan membesar karena lemak mikroveskular dan
akan terbuka, dan pecah lalu terjadi respon inflamasi
• Tetrasiklin

• Glukokortikoid

• Amiodarone

• Asam valproat
Sirosis Hati
• Sirosis hati adalah penurunan
fungsi hati ditandai dengan
perubahan histopatologi.

• kerusakan pada sel-sel hati


yang merangsang proses
peradangan dan perbaikan sel-
sel hati yang mati sehingga
menyebabkan terbentuknya
jaringan parut.
Etiologi
1. alkohol
Konsumsi alkohol pada tingkat-tingkat yang tinggi dan kronis melukai sel-
sel hati.
2. Sirosis Kriptogenik
Cryptogenic cirrhosis (sirosis yang disebabkan oleh penyebab-penyebab
yang tidak teridentifikasi) adalah suatu sebab yang umum untuk
pencangkokan hati.
3. Hepatitis Virus Yang Kronis
adalah suatu kondisi dimana hepatitis B atau hepatitis C virus menginfeksi hati
bertahun-tahun.

4. Kelainan-Kelainan Genetik Yang Diturunkan/Diwariskan.


Berakibat pada akumulasi unsur-unsur beracun dalam hati yang menjurus pada
kerusakkan jaringan dan sirosis. Contoh-contoh termasuk akumulasi besi yang
abnormal (hemochromatosis) atau tembaga (penyakit Wilson).

5. Primary biliary cirrhosis (PBC)


Suatu penyakit hati yang disebabkan oleh suatu kelainan dari sistim imun yang
ditemukan sebagian besar pada wanita-wanita.
Kelainan imunitas pada PBC menyebabkan peradangan dan perusakkan yang kronis
dari pembuluh-pembuluh kecil empedu dalam hati
Klasifikasi
Berdasarkan morfologi Sherlock membagi Sirosis hati atas 3 jenis, yaitu :

1. Mikronodular
2. Makronodular
3. Campuran (yang memperlihatkan gambaran mikro-dan makronodular)
Secara Fungsional Sirosis terbagi atas :
1. Sirosis hati kompensata.
Sering disebut dengan Laten Sirosis hati. Pada stadium kompensata ini
belum terlihat gejala-gejala yang nyata. Biasanya stadium ini ditemukan
pada saat pemeriksaan screening.
2. Sirosis hati Dekompensata
Dikenal dengan Active Sirosis hati, dan stadium ini sudah terlihat gejala-
gejala yang nyata. Biasanya gejala-gejala sudah jelas, misalnya : asites,
edema dan ikterus.
Klasifikasi sirosis hati menurut Child – Pugh
manifestasi klinis
Gejala yang biasa dialami penderita sirosis dari yang paling ringan yakni
:
-lemah
-tidak nafsu makan,
-hingga yang paling berat yakni bengkak pada perut dan
tungkai,
-penurunan kesadaran
-Pada pemeriksaan fisik pada tubuh penderita terdapat
palmar eritem, spider nevi.
palmar eritemer spider Naevi
Penatalaksanaan sirosis kompensata

• Mengurangi progresi kerusakan hati.

• Terapi pasien ditujukan untuk menghilangkan etiologi, diantaranya:


alkohol dan bahan-bahan lain yang toksik dan dapat mencederai hati.
FARMAKOTERAPI PADA
GANGGUANFUNGSI HATI
DIAGNOSA

DIPIRO EDISI 9
TERAPI

Terapi tanpa obat

Terapi dengan obat

Terapi dengan
vaksinasi

Terapi transplantasi
hati

Dirjen Binfar, PC HATI, 2007


1. Terapi tanpa Obat

• Menjalankan pola hidup yang teratur


1

• Diet Seimbang
2

• Jumlah kalori yang dibutuhkan sesuai dengan tinggi badan, berat badan, dan aktivitas
3 (<30%)

• Pada keadaan tertentu, diperlukan diet rendah protein, banyak makan sayur dan buah
4 serta melakukan aktivitas sesuai kemampuan untuk mencegah sembelit

• Segera istirahat jika merasa lelah


5

• Menghindari minuman beralkohol


6
2. Terapi dengan Obat

Aminoglikosida Antiamuba Antimalaria Antivirus

Diuretik Kolagogum Koletitolitik Hepatik


Protektor

Multivitamin
Dengan
Mineral.
Obat Indikasi Contoh
Aminoglikosida abses hati Gentamicin, tobramicin
Antiamuba amubiasis dehydroemetine,
diiodohydroxyquinoline,
diloxanide furoate, emetine,
etofamide, metronidazole,
secnidazole, teclozan, tibroquinol,
tinidazole

Antimalaria amubiasis klorokuin


Antivirus Hepatitis B. Lamivudine
Diuretik Edema dan Sirosis hati Spironolactone
Kolagogum, kolelitolitik dan melindungi hati dari kerusakan Metadoxin, silymarin, lactulose,
hepatic protector yang lebih berat akibat hepatitis
dan kondisi lain.

Multivitamin dengan mineral terapi penunjang pada pasien Vit A, D, E, K dan Vit C dan B-
hepatitis dan penyakit hati komples.
lainnya.
3. Terapi dengan Vaksinasi

Interferon mempunyai sistem imun


alamiah tubuh dan bertugas untuk Indikasi :
melawan virus.
Ada 3 tipe interferon manusia, yaitu Hepatitis B, C dan D
interferonα,interferonβdan interferonγ
4. Terapi Transplantasi Hati

Homotransplantasi
auksilaris Transplantasi
dimana sebuah hati ortotopik
ditransplantasikan di dimana sebuah hati
tempat lain dari hati yang baru diletakkan pada
sudah ada dibiarkan tetap tempat hati yang lama.
ditempatnya.

Ada 2
Jenis

Transplantasi hati merupakan terapi yang diterima untuk kegagalan hati fulminan
yang tak dapat pulih dan untuk komplikasi-komplikasi penyakit hati kronis tahap akhir.
Next,

Pertimbangan :
1. Para pasien dengan kegagalan hati fulminan dipertimbangkan untuk transplantasi
bila terdapat tanda-tanda ensefalopati lanjut, koagulapati mencolok (waktu
prothrombin 20 menit) atau hipoglikemia.
2. Pada pasien dengan penyakit hati kronis dipertimbangkan untuk transplantasi bila
terdapat komplikasi-komplikasi yang meliputi asites refrakter, peritonitis bakterial
spontan, ensefalopati, perdarahan varises atau gangguan parah pada fungsi sintesis
dengan koagulopati atau hipoalbuminemia.

“Masa bertahan hidup 1 tahun adalah 60-70% bagi orang dewasa dan 80% pada anak-
anak”.
Obat untuk Penyakit Hati

Obat untuk Hepatitis

Obat untuk Komplikasi Sirosis Hati

Obat untuk mengatasi Perlemakan Hati

Obat untuk Abses Hati


Hepatitis

Obat Indikasi
Lamivudin Hepatitis B kronik
Interferon α Hepatitis B kronik, hepatitis C kronik

Ribavirin dengan Interferon Hepatitis C kronik pada pasien penyakit


hati >18 tahun yang mengalami
kegagalan dengan monoterapi
menggunakan interferon α-2a atau α-2b
Obat untuk komplikasi sirosis hati

Asites

Ensefalopati Hati

Peritonitis Bakteri Spontan

Pendarahan Esofagus
ASITES
Ensefalopati Hati
Peritonitis Bakteri Spontan
Pendarahan Esofagus
Perlemakan Hati
1. Insulin sensitizing-agent

2. Menurunkan Kadar Lemak (ex : Gemfibrozil)

3. Memperbaiki Aliran Darah (ex: Pentoxifylline)


Abses Hati
Next.
Obat-obatan yang hendaknya digunakan hati-hati / dihindari pada
pasien dengan penyakit hati kronis

Acetaminophen Halothane

Chlorpromazine Isoniazid
Amiodarone
Methyldopa
Dantrolene Nitrofurantoin

Ethanoll Oxyphenisatin

Propylthiouracil Sulfonamida
HAL-HAL YANG HARUS
DIPERHATIKAN PADA
PASIEN GANGGUAN HATI
Hal-hal yang harus diperhatikan
1. Penggunaan obat-obatan yang hepatotoksik
2. Pemilihan obat-obatan
3. Obat-obatan yang berikatan dengan protein
4. Obat-obat antikoagulan
5. Monitor efek samping obat
6. Penyesuaian dosis obat
Penggunaan obat-obat hepatotoksik

Pada pasien ganggun hati penggunaan


obat-obat hepatotoksik sedapat
mungkin dihindari karena obat-obat ini
dapat memperparah keadaan hati.
Pemilihan obat

Pilihlah obat-obatan yang bekerja pada


ginjal.
Tujuan pemilihan obat ini agar
mengurangi beban hati dalam
memetabolisme obat, sehingga hati tidak
bekerja terlalu berat
Obat-obat yang berikatan dengan
protein

Hati merupakan sumber utama


dalam sisntesis protein plasma.

Akibatnya efek dan toksisitas


obat akan meningkat.
Obat-obat antikoagulan

Hati merupakan organ utama dalam proses pembekuan


darah.

Jika diberikan obat antikoagulan maka tidak terjadi proses


pembekuan darah tau terjadi pendarahan
MESO
Lakukan pemamtauan terhadap
efek samping obat terutama
untuk obat-obat yang dapat
meperparah kerusakan hati.

Hindari obat-obat yang dapat


memperparah keadaan hati
Penyesuaian dosis obat
• Pasien dengan nilai kerusakan hati 8-9

Penurunan dosis 25% dari dosis awal obat

Pasien dengan nilai kerusakan hati 10 atau lebih


 Penurunan dosis 50% dari dosis awal obat
Penurunan dosis ini dilakukan untuk obat-obat yang sebagian besar
dimetabolisme di hati (≥ 60%)
Contoh obat yang dimetabolisme di hati (≥ 60%) adalah Paracetamol, maka
pada pasien dengan gangguan hati tidak bisa diberikan Paracetamol.

Bauer, L.A., (2008 ), Applied Clinical Pharmacokinetics


Dertermination of Child-Pugh Scores

Memperkirakan “Kemampuan Hati” untuk memetabolisme obat (DIPIRO, EDISI 9)


TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai