Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH FITOTERAPI

“OBAT HERBAL UNTUK GANGGUAN SALURAN PERNAFASAN”

Disusun Oleh :

KELOMPOK III

Ellen Hotmian (17101105011) Kurnia Ch. Palandi (17101105018)

Agatha Kinanti (17101105011) Melianinsi Israel (17101105019)

Viska F. Tompunu (17101105011) Marko J. Kalalo (17101105021)

Eunike Pelealu (17101105011) Natalia J. Lutam (17101105022)

Nur Azmi Taha (17101105011) Senia Porajow (17101105023)

Stevana P. Paat (17101105011) Sherina Karauwan (17101105023)

Redford (17101105011) Crunny B. Bidulang (17101105028)

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SAM RATULANGI

MANADO

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur patut penulis panjatkan ke hadapan hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa,
karena atas kasih dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah Fitoterapi dengan
judul “Obat herbal untuk gangguan saluran pernafasan” ini dengan baik.

Dengan adanya makalah ini, penulis berharap dapat memenuhi tugas yang telah
diberikan oleh dosen serta memberikan manfaat kepada pembaca dalam menambah wawasan
dan pengetahuan khususnya mengenai obat herbal untuk gangguan saluran pernafasan.

Dalam makalah ini tentunya masih terdapat banyak kekurangan dan sangat jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu penulis berharap adanya kritik dan saran yang membangun
demi memperbaiki kesalahan dalam pembuatan makalah di kemudian hari.

Manado, 16 Februari 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................................... ii

BAB I. PENDAHULUAN............................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 1


1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................... 2
1.3 Tujuan ......................................................................................................................... 2

BAB II. ISI ....................................................................................................................... 3

2.1 Faktor-faktor yang menyebabkan gangguan pernafasan ........................................... 3


2.2 Beberapa macam penyakit dan obat herbal gangguan saluran pernafasan ................ 4

BAB III. PENUTUP ...................................................................................................... 11

3.1 Kesimpulan ............................................................................................................... 11


3.1 Saran ......................................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... iii


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Saluran pernafasan merupakan organ yang mudah terserang penyakit, hal ini
disebabkan karena saluran pernafasan termasuk ke dalam kelompok saluran terbuka. Artinya
saluran pernafasan berhubungan langsung dengan lingkungan luar. Salah satu permasalahan
kesehatan paru-paru adalah penyakit asma menyebutkan bahwa saat ini sebanyak 235 juta
penduduk dunia mengidap penyakit asma. Penyakit pernafasan kronik ini sudah menjadi
masalah kesehatan masyarakat.

Saluran pernafasan memiliki mekanisme pertahanan yang dapat mencegah masuknya


kuman kedalam tubuh melalui saluran pernafasan. Mekanisme ini berupa sistem kekebalan
bawaan yang bersifat umum dan sistem kekebalan dapatan yang bersifat khusus. Namun
terkadang sistem pertahanan yang ada pada organ paru-paru tidak dapat menahan
mikroorganisme patogen yang masuk. Agar tidak terjadi kerusakan pada paru-paru,
diperlukan zat yang mampu meningkatkan sistem pertahanan pada organ paru-paru sehingga
dapat mencegah masuknya mikroorganisme patogen maupun benda asing yang dapat
menyebabkan kerusakan pada paru-paru.

Penggunaan tanaman herbal untuk pengobatan sudah dikenal sejak ribuan tahun
yang lalu. Secara umum penggunaan herbal dalam dunia pengobatan dikelompokkan
menjadi empat kelompok yaitu pengobatan tradisional herbal cina, ayuverda, pengobatan
herbal barat dan pengobatan herbal dari arab. Saat ini banyak obat-obatan modern yang
masih diturunkan dari tanaman dan ±25% dari semua resep mengandung satu atau lebih
bahan aktif dari tanaman. Penggunaan tanaman herbal sebagai obat-obatan banyak disukai
karena secara umum obat herbal lebih aman dibandingkan dengan obat modern.

Peningkatan penggunaan obat herbal juga terjadi di Indonesia. Hal ini menandakan
bahwa masyarakat di Indonesia semakin percaya terhadap efek obat herbal. Penggunaan
obat herbal di Indonesia juga tidak terbatas pada strata masyarakat tertentu. Penggunaan
obat herbal sudah menembus seluruh lapisan masyarakat. Meskipun demikian kajian dan
pengembangan terhadap potensi obat herbal harus terus dilakukan agar masyarakat
mendapatkan manfaat dari penggunaan obat herbal secara maksimal.
1.2 Rumusan Masalah
 Apa saja faktor yang menyebabkan terjadinya gangguan saluran pernafasan?
 Bagaimana cara pengobatan gangguan saluran pernafasan menggunakan obat herbal?

1.3 Tujuan
 Untuk mengetahui faktor yang menyebabkan terjadinya gangguan saluran pernafasan.
 Untuk mengetahui cara pengobatan gangguan saluran pernafasan menggunakan obat
herbal.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Gangguan Pernapasan

Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya gangguan pada saluran


pernafasan, yaitu :

a. Infeksi mikroorganisme

Dapat menyebabkan berbagai penyakit pada sistem pernafasan misalnya Tuberkulosis


(TBC). Penyakit ini adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri. TBC menyerang
paru-paru dan menyebabkan gangguan pada fungsi organ ini. TBC disebabkan oleh
beberapa jenis mycobacteria, biasanya Mycobacterium tuberculosis.

b. Merokok

Penyebab utama terjadinya berbagai penyakit sistem pernafasan, seperti kanker dan
emfisema.

c. Emfisema

Penyakit paru-paru yang disebabkan pembesaran (over-inflasi) alveolus (kantung udara


di paru-paru). Emfisema menyebabkan aliran udara pada pernafasan terhambat karena
alveoli yang ukurannya membesar tidak bisa menukar gas dengan baik saat seseorang
bernafas. Zat radikal bebas seperti nikotin dan tar dari rokok juga sangat berbahaya, sebab
menyebabkan terjadinya kanker paru-paru.

d. Polusi Udara

Zat berbahaya penyebab kanker paru-paru juga dapat ditemukan pada polusi udara, yang
dikeluarkan oelh kendaraan bermotor dan pada pabrik.

e. Usia

Juga menjadi penyebab gangguan sistem pernafasan, kraena dengan meningkatnya usia,
semakin berkurang pula kemampuan organ dalam sistem pernafasan.
2.2 Beberapa Macam Penyakit dan Obat Herbal Pada Gangguan Pernafasan

2.2.1 Batuk

Batuk dapat disebabkan oleh alergi asma, sebab-sebab mekanis (asap rokok, debu,
dan tumor paru), perubahan suhu yang mendadak dan rangsangan kimiawi ( bau, gas). Selain
itu disebabkan oleh peradangan akibat infeksi virus dan peradangan dari jaringan paru
(pneumonia), tumor dan juga efek samping beberapa obat (penghambat-ACE).

Jenis batuk dapat dibedakan menjadi 2, yakni batuk produktif (dengan dahak) dan batuk
non produktif (kering). Batuk produktif merupakan suatu mekanisme perlindungan dengan
fungsi mengeluarkan zat-zat asing (kuman, debu, dsb) dan dahak dari batang tenggorok.
Batuk ini pada hakikatnya tidak boleh ditekan oleh obat batuk predea. Tetapi dalam praktek
seringkali batu yang hebat mengganggu tidur dan meletihkan pasien ataupun berbahaya,
misalnya setelah pembedahan. Untuk meringankan dan mengurang frekuensi batuk umumnya
dilakukan terapi simtomatis dengan obat-obat batuk (antitisiva), yakni zat pelunak,
ekspektora, mukolitika dan preda batuk. Sedangkan batuk non-produktif bersifat “kering”
tanpa adanya dahak, misalnya pada batuk rejan atau juga karena pengeluarannya memang
tidak mungkin , seperti pada tumor.
Beberapa obat tradisional yang digunakan untuk mengobati batuk, yaitu:
a. Pegagan (Centella asiatica)
Secara empiris digunakan untuk mengobati batuk
Cara membuat : Seluruh bagian tanaman pegagan (segenggam) ditambah temulawak segar
(selera) yang diiris, kemudian direbus dengan air 3 gelas hingga tersisa
hanya 2 gelas.
Aturan pakai : airnya diminum 2 kali sehari.

b. Saga (Abrus precatorius)


Secara empiris digunakan untuk mengobati batuk
Cara membuat : Daun saga dilayukan, selanjutnya dikeringkan dibawah panas sinar
matahari ditambahdaun sirih dan kencur, direbus dengan air 3 gelas
sampai mendidih.
Aturan pakai : diminum pagi dan sore hari.

c. Sirih (Piper betle )


Secara empiris digunakan untuk mengobati batuk.
Cara membuat : Daun sirih, cengkeh, kapulogo dan kemukus direbus dengan 4 gelas air
hingga tersisa 1 gelas.
Aturan pakai : diminum pagi dan sore hari.

d. Melati (Yasminum sambac)


Secara empiris digunakan untuk mengobati batuk.
Cara membuat : Bunga melati yang masih kuncup ditambah kapulogo 3 butir, direbus
dengan air 3 gelas hingga tersisa 1 gelas, tambahkan gula batu, lalu
didinginkan.
Aturan pakai : Diminum pagi dan sore.

e. Kayu manis (Cinnamomum burmani)


Secara empiris digunakan untuk mengobati batuk.
Cara Membuat : Kulit kayu manis dicampur dengan air 3 gelas, direbus sampai mendidih
dan tersisa 1 gelas, didinginkan, dan dapat ditambah dengan madu.
Airnya diminum.

2.2.2 Sinusitis
Penyakit sinusitis merupakan penyakit yang bisa menyerang siapa saja, tidak
memandang umur, jenis kelamin, status sosial dan daerah tempat tinggal. Banyak faktor yang
bisa menyebabkan penyakit sinusitis, antara lain virus dan bakteri. Sinusitis merupakan
sebuah penyakit peradangan yang terjadi pada selaput lendir sinus yaitu rongga yang berisi
udara dan letaknya dalam rongga kepala sekitar hidung.
Tak banyak yang menyadari akan hadirnya penyakit ini pada seseorang dikarenakan
dengan gejala-gejala yang biasa saja seperti hidung sering mengeluarkan cairan air dan
berwarna kuning, juga ingus yang bau amis, sering sakit kepala, tidak bisa berkonsentrasi dan
tidak bersemangat. Apabila dibiarkan terus menerus akan berdampak pada keseriusan
sehingga dapat menyerang tubuh pasien dan membuat pasien tidak bersemangat dan
membawa rasa sakit yang berlipat ganda. Berdasarkan jenisnya sinusitis dapat dibagi menjadi
2 yaitu, sinusitis akut dan sinusitis kronik. Sinusitis bersifat akut jika berlangsung selama 3
minggu atau lebih, sedangkan sinusitis kronik berlangsung selama 3-8 selama minggu dan
dapat berlanjut sampai berbulan-bulan bahkan sampai bertahun-tahun.
Beberapa obat tradisional yang digunakan untuk mengobati sinusitis, yaitu:
a. Cengkih (Syzygium aromaticum / Eugenia aromaticum)
Secara empiris digunakan untuk mengobati sinusitis
Cara Membuat : Bunga cengkih dimasukkan ke dalam air mendidih tersebut. Diamkan
sampai hangat. Saring dan kemudian gunakan air tersebut untuk
berkumur-kumur.
Aturan pakai : lakukan setiap hari rutin, terutama menjelang tidur.

b. Mayana (Solenostemon scutellarioide)


Secara empiris digunakan untuk mengobati sinusitis.
Cara Membuat : Lima helai daun diremas kemudian dihirup.
Aturan pakai : 3x sehari (pagi, siang, malam).

c. Tentari (Cyperus rotundus)


Secara empiris digunakan untuk mengobati sinusitis.
Cara membuat : Semua bagian dari satu tanaman direbus dengan 5 gelas air kemudian air
rebusan diminum.
Aturan pakai : 1 gelas, 2-3x sehari (pagi, siang, malam).

2.2.3 TBC
Tuberkulosis (Tuberculosis, disingkat Tbc), atau Tb (singkatan dari "Tubercle
bacillus") merupakan penyakit menular yang umum, dan dalam banyak kasus bersifat
mematikan. Penyakit ini disebabkan oleh berbagai strain mikobakteria, umumnya
Mycobacterium tuberculosis (disingkat "MTb" atau "MTbc").
Tuberkulosis biasanya menyerang paru-paru, namun juga bisa berdampak pada
bagian tubuh lainnya. Tuberkulosis menyebar melalui udara ketika seseorang dengan infeksi
TB aktif batuk, bersin, atau menyebarkan butiran ludah mereka melalui udara. Infeksi TB
umumnya bersifat asimtomatikdan laten. Namun hanya satu dari sepuluh kasus infeksi laten
yang berkembang menjadi penyakit aktif. Bila Tuberkulosis tidak diobati maka lebih dari
50% orang yang terinfeksi bisa meninggal.
Gejala klasik infeksi TB aktif yaitu batuk kronis dengan bercak darah sputum atau
dahak, demam, berkeringat di malam hari, dan berat badan turun. (dahulu TB disebut penyakit
"konsumsi" karena orang-orang yang terinfeksi biasanya mengalami kemerosotan berat
badan.) Infeksi pada organ lain menimbulkan gejala yang bermacam-macam.
Jenis tuberkulosis yang diderita oleh pasien sering kali merupakan infeksi TBC laten,
di mana terdapat bakteri TBC yang “tertidur” atau belum aktif secara klinis. Bakteri TBC
akan aktif dan mulai menunjukkan gejala setelah periode waktu tertentu, beberapa minggu
bahkan beberapa tahun, tergantung kondisi kesehatan dan daya tahan pasien.
Beberapa obat tradisional yang digunakan untuk mengobati TBC, yaitu:
a. Pegagan (Centella asiatica)
Cara Membuat : 60 gr daun pegagan/antanan + 10 gr sambiloto + 30 gr kencur + 10 gr
kulit jeruk mandarin kering + 25 gr kunyit + 1 buah jamur putih kering,
rendam dahulu selama 2 jam + gula batu secukupnya lalu semuanya
direbus dengan 800 cc air hingga tersisa 300 cc, saring lalu airnya
diminum.
Aturan Pakai : 2 kali sehari dan jamurnya dimakan.

b. Ciplukan (Physalis angulata L.)

Cara Membuat :Rebus tumbuhan ciplukan lengkap (akar, batang, daun, bunga dan
buahnya) dengan 3-5 gelas air sampai mendidih dan disaring.

Aturan pakai : diminum 3 kali sehari 1 gelas.

c. Bluntas (Pluchea indica Less)

Cara membuat : Merebus daun atau akar Beluntas sebanyak 10-15 g lalu diminum.
Aturan pakai : diminum 3 kali sehari

2.2.4 Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) Dan Infeksi Saluran Pernapasan Atas
(Commond Cold)

Menurut Depkes (2004) infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) merupakan istilah
yang diadaptasi dari istilah bahasa inggris Acute Respiratory Infections (ARI). ISPA adalah
radang akut saluran pernafasan atas maupun bawah yang disebabkan oleh infeksi atau bakteri,
virus, maupun riketsia, tanpa atau disertai radang parenkim.

Tanda gelaja ISPA adalah hidung tersumbat, sputum berlebihan, pilek, sakit kepala
dan demam ringan (Corwin, 2009). Sedangkan Infeksi Saluran Pernapasan Atas (commond
cold) merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dan menyerang saluran
pernapasan atas (hidung). Virus yang menyebabkan common cold seperti coronavirus dan
rhinovirus. Tanda dan gejala awal common cold yaitu hidung berair, sakit tenggorokan dan
bersin-bersin. Selama ini pasien yang mengalami ISPA dan flu biasa cenderung memperoleh
pengobatan dari pihak medis/kesehatan yang menggunakan senyawa-senyawa kimiawi
sehingga menimbulkan efek samping dalam jangka panjang.
Beberapa obat tradisional untuk pengobatan ISPA antara lain :
a. Kulit manggis (Garcinia mangostana L.)
Secara empiris digunakan untuk pengobatan ISPA. Penelitian tentang ISPA dan
keterkaitannya dengan kulit manggis yang memiliki 43 senyawa Xanthone memiliki
kemampuan secara medis untuk menopang sistem imun tubuh dan mendukung
keseimbangan mikrobakterial.
Cara mengolah kulit manggis menjadi obat khusunya pengobatan ISPA yaitu:
a. Ambil 5 kulit manggis kemudian rebus bersama air hingga mendidih
b. Rebusan air manggis tersebut mengandung sari pati kulit manggis
c. Minumlah rebusan kulit manggis tersebut dengan ditambahkan gula jawa atau gula
kemasan secukupnya, agar tidak terasa pahit
d. Kulitnya yang sudah direbus tadi, dapat langsung dicampurkan dengan madu,
kemudian dapat langsung di konsumsi

b. Sambiloto (Andrographis paniculata)


Tanaman sambiloto memiliki kandungan andrographolide yang dapat meningkatkan
imunitas di saluran pernafasan atas sehingga efektif untuk penyembuhan Gejala common
cold. Dosis senyawa Andrographolide untuk meredakan gejala yaitu sebesar 60 mg/hari
dan pada anak-anak sebesar 30 mg/hari yang diberikan selama 10 hari. Sedangkan dosis
sambiloto yang berupa tanaman kasar (Crudeplant) sebesar 3-6 gram.
Cara penggunaan sambiloto untuk pengobatan, yaitu :
a. Ambil daun sambiloto segar sebanyak 1 genggam tangan
b. Kemudian ditumbuk dan ditambahkan ½ cangkir air matang lalu saring dan siap
diminum.
Atau dengan cara yang lain, yaitu :
a. Sebanyak 3 gram tanaman kering sambiloto atau 25 gram bahan segar direbus
b. Diminum 2 kali/hari sebelum makan.
c. Penggunaan herbal sambiloto akan efektif digunakan selama 3-5 hari setelah gejala
awal muncul

c. Bawang putih (Alliumsativum)


Secara empiris digunakan untuk meredahkan kongesti atau hidung tersumbat yang
merupakan gejala awal dari common cold .
Cara yang paling efektif yaitu menambahkan irisan bawang putih pada kuah sup
hangat, hal ini karena irisan bawang putih akan melepaskan senyawa allicin yang
merupakan antibiotik alami yang akan membunuh virus dan infeksi bakteri

2.2.5 Asma

Penyakit jangka panjang atau kronis pada saluran pernapasan yang ditandai dengan
peradangan dan penyempitan saluran napas yang menimbulkan sesak atau sulit bernapas
Berikut beberapa pilihan obat asma tradisional dari bahan alami
a. Jahe
Khasiat jahe untuk kesehatan tubuh sudah diakui sejak zaman dulu, termasuk sebagai
obat asma alami.
Cara kerja jahe untuk meredakan asma sebetulnya belum begitu diketahui. Namun,
para ahli menduga bahwa jahe dapat membantu mengurangi respon alergi dengan
menurunkan menurunkan kadar IgE dalam tubuh.
Ada banyak cara mengolah jahe sebagai obat tradisional asma, di antaranya:
 Membuat jus dari campuran buah delima, satu ruas jahe ukuran kecil, dan satu sendok
makan madu. Minum 1 sendok makan campuran ini sebanyak 2 sampai 3 kali dalam
sehari.
 Dapat membuat air wedang jahe. Caranya mudah, masukkan satu ruas jahe yang
sudah digeprek atau dipotong kecil-kecil ke dalam panci air mendidih. Tambahkan
gula merah untuk mengurangi rasa pedas yang dihasilkan dari jahe. Biarkan selama 5
menit, tunggu hingga dingin dan minum.
 Dapat mengonsumsi jahe mentah dicampur garam.

b. Bawang putih
Bawang putih memiliki sifat anti radang yang berguna sebagai obat alami untuk
meredakan gejala asma. Sifat antiradangnya dipercaya mampu mengurangi peradangan
pada saluran napas akibat asma.
Bila ingin mencoba, cukup didihkan 2-3 siung bawang putih ke dalam 1 1/2 cangkir
susu. Biarkan hingga dingin, lalu minum. Bila tak suka dengan aroma menyengatnya, juga
bisa mencampurkan bumbu dapur ini ke dalam makanan. Misalnya, sup ayam hangat. Uap
sup sekaligus membantu melemaskan saluran napas dan mengencerkan lendir.
c. Kopi

Bahkan efek bronkodilator (pelega pernapasan) yang dimiliki kafein mirip dengan
obat asma theophylline. Kafein membantu merelaksasikan dan melegakan saluran
pernapasan dalam membantu bernapas lebih mudah. Semakin kuat kopinya, semakin
bagus hasilnya. Selain kopi, kafein juga dapat ditemukan pada teh ataupun coklat.

Meski punya potensi manfaat sebagai obat tradisional untuk asma, jangan gunakan
kafein sebagai perawatan rutin. Pastikan tidak minum kopi hitam lebih dari 3 cangkir
dalam sehari. Bagi beberapa orang, kebanyakan minum kopi hitam dapat membuat asam
lambungnya naik dan jantungnya berdetak cepat. Kebanyakan minum kopi pun dapat
menyebabkan insomnia alias sulit tidur.

d. Madu

Selain untuk meredakan sakit tenggorokan dan batuk, madu pun bisa dijadikan
sebagai obat tradisional untuk asma. Kandungan antioksidan yang berlimpah dalam madu
diyakini dapat membantu melawan peradangan dan meningkatkan kekebalan tubuh
penderita asma.

Bisa mencampur 1 sendok teh madu ke dalam segelas air hangat dan meminumnya
setidaknya tiga kali sehari. Guna menambah cita rasa, juga bisa menambahkan perasan
jeruk nipis, lemon, atau sejumput kayu manis. Ketiga bahan ini diketahui dapat membantu
mengencerkan dahak di tenggorokan sekaligus meningkatkan sistem imun tubuh.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
 Terdapat beberapa faktor yang secara umum menyebabkan ternjadinya gangguan
pernafasan yaitu : Infeksi mikroorganisme, merokok, emfisema, polusi udara dan usia.
 Cara pengobatan gangguan saluran pernafasan menggunakan obat herbal berbeda-beda
untuk setiap jenis penyakit. Umumnya obat herbal di rebus dan diminum airnya, namu ada
pula yang dihirup serta ditempelkan pada bagian yang sakit.

3.2 Saran
Diharapkan kepada pembaca dan mahasiswa/i dapat mencari materi atau pengetahuan
lebih tentang terapi sulih hromon yang tidak terdapat dalam makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

Alsagaff H dan Mukty HA. 2008. Dasar-dasar Ilmu Penyakit Paru. Surabaya: Universitas
……………Airlangga.

Azizah Gama Trisnawati dan Faizah Betty Rahayuningsih. pelatihan peningkatan kemampuan
……………kader kesehatan dalam penanganan tuberkulosis (TBC) di wilayah kerja
……………puskesmas gemolong ii sragen. Vol .11, No. 2.

Corwin (2009). Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC

Kemenkes RI. 2011. Formularium obat herbal asli indonesia. Direktorat bina pelayanan
…………….kesehatan tradisional.

Linnisaa, U.H. 2014. Rasionalitas Peresepan Obat Batuk Ekspektoran dan Antitusif di Apotek
……………Jati Medika Periode Oktober-Desember 2012. Indonesian Journal on Medical
……………..Science Vol 1 No 1.

Patmawati Dongky dan Kadrianti. Faktor Lingkungan Fisik Rumah dengan Kejadian ISPA
…………….Balita di Kelurahan Takatidung Polewalimandar. September-Oktober 2016.
…………….Unnes Journal of Public Health 5 (4).

Reza Setiawan Sudirman, Usmar, Abdul Rahim dan Muhammad Akbar Bahar. 2017.
…………….Aktivitas Anti-inflamasi Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica L.) pada
…………….Model Inflamasi Terinduksi CFA (Complete Freund's Adjuvant). Jurnal
………………Farmasi Galenika (Galenika Journal of Pharmacy) 2017; 3 (2): 191 – 198.

S. Amilah dan P.S. Ajiningrum. 2015. uji efektifitas daya hambat sari daun pegagan (centella
……………..asiatica) dan daun beluntas (pluchea indica less) terhadap pertumbuhan
……………..mycobacterium tuberculosis. Journal of science 8(2): 6 – 11.

Saminan. 2015. Nilai Spirometri Penderita Batuk setelah Minum Seduhan Asam Jawa
…………….(Tamarindus indica L.) sebagai Obat Tradisional. Jurnal Kedokteran Yarsi Vol
…………….23 No 1.

Syarif,P., dkk. 2015. Diskripsi dan Manaat Tanaman Obat di Pedesaan sebagai Upaya
………………Pemberdayaan Apotik Hidup (Studi Kasus di Kecamatan Wonokerto).
……………..Pekalongan: Fakultas Pertanian Universitas Pekalongan.

Anda mungkin juga menyukai