Anda di halaman 1dari 72

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Protozoa merupakan organisme bersel tunggal yang memiliki membran inti
(eukariota). Protozoa berukuran mikroskopis, yaitu sekitar 100 sampai 300 mikron.
Bentuk sel Protozoa sangat bervariasi ada yang tetap dan ada yang berubah-ubah.
Protozoa umumnya dapat bergerak aktif karena memiliki alat gerak berupa kaki semu
(pseudopodia), bulu cambuk (flagellum), bulu getar (cilia), namun ada juga yang
tidak memiliki alat gerak. Sebagian besar Protozoa hidup bebas di air tawar dan laut
sebagai komponen biotik. Beberapa jenis Protozoa hidup sebagai parasit pada hewan
dan manusia. Protozoa hidup secara heterotrop dengan memangsa bakteri, protista
lain, dan sampah organisme.
Ukuran protozoa beranekaragam, yaitu mulai kurang dari 10 mikron sampai ada yang
mencapai 6 mm, meskipun jarang. Diperairan, protozoa adalah penyusun
zooplankton. Makanan protozoa meliputi bakteri, jenis protista lain, atau detritus
(materi organic dari organisme mati). Protozoa hidup soliter atau berkoloni. Jika
keadaan lingkungan kurang menguntungkan, protozoa membungkus diri membentuk
kista untuk mempertahankan diri. Bila mendapat lingkungan yang sesuai hewan ini
akan aktif lagi. Cara hidupnya ada yang parasit, saprofit, dan ada yang hidup bebas
(soliter).
Pentingnya untuk mengetahui kehidupan protozoa, dalam makalah ini akan
menguraikan permasalahan mikrobiologi organisme makhluk hidup protozoa yang
akan membahas secara rinci mengenai kehidupan protozoa.

B. Rumusan Masalah
Setelah diuraikannya latar belakang, maka kami dapat merumuskan beberapa
masalah yang akan dibahas, diantaranya :
1. Apa pengertian dari Protozoa?
2. Bagaimana ciri-ciri Protozoa?
3. Bagaimana klasifikasi Protozoa?

1
C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian protozoa.
2. Untuk mengetahui morfologi dari protozoa.
3. Untuk mengetahui mutasi yang menguntungkan.
4. Untuk mengetahui klasifikasi protozoa, beserta morfologi, siklus hidup, diagnosis
hingga treatment.

D. Manfaat
Untuk menambah wawasan mengenai kehidupan protozoa secara lengkap.

2
BAB II
ISI

2.1 Pengertian Protozoa


Protozoa berasal dari bahasa latin yang terdiri atas dua kata yaitu proto yang artinya
pertama dan zoon yang artinya hewan. Jadi, protozoa adalah hewan pertama. Protozoa
merupakan kelompok lain protista eukariotik. Protozoa merupakan penghuni tempat berair
atau basah, bila keadaan jadi kering maka dia akan membuat kristal. Kegiatan hidup
dilakukan oleh sel itu sendiri. Di dalam sel terdapat alat-alat yang melakukan kegiatan
hidup. Alat-alat itu misalnya : inti (nukleus), butir inti (nukleolus), rongga (vakuola),
mitokondria. Protozoa umumnya bersifat aerobiknonfotosintetik, tetapi beberapa protozoa
dapat hidup pada lingkung anaerobik misalnya pada saluran pencernaan manusia atau
hewan ruminansia.

2.2 Ciri-ciri Protozoa


Protozoa adalah mikroorganisme menyerupai hewan yang merupakan salah satu filum
dari Kingdom Protista. Seluruh kegiatan hidupnya dilakukan oleh sel itu sendiri dengan
menggunakan organel-organel antara lain membran plasma, sitoplasma, dan mitokondria.
Ciri-ciri umum :
 Organisme uniseluler (bersel tunggal)
 Eukariotik (memiliki membran nukleus)
 Hidup soliter (sendiri) atau berkoloni (kelompok)
 Umumnya tidak dapat membuat makanan sendiri (heterotrof)
 Hidup bebas, saprofit atau parasit
 Dapat membentuk sista untuk bertahan hidup
 Alat gerak berupa pseudopodia, silia, atau flagella (Haeryn,2012).

Ciri-ciri prozoa sebagai hewan adalah gerakannya yang aktif


dengan silia atau flagen, memili membrane sel dari zat lipoprotein, dan bentuk tubuhnya
ada yang bisa berubah-ubah. Adapun yang bercirikan sebagai tumbuhan adalah ada jenis
protozoa yang hidup autotrof. Ada yang bisa berubag-ubah. Adapun yang mencirikan
sebagai sebagai tumbuhan adalah ada jenis protozoa yang hidup autotrof.
Perkembangbiakan bakteri dan amuba Perkembangbiakan amuba dan bakteri yang biasa
dilakukan adalah dengan membela diri. Dalam kondisi yang sesuai mereka mengadakan
pembelahan secara setiap 15 menit. Peristiwa ini dimulai dengan pembelahan inti sel atau

3
bahan inti menjadi dua. Kemudian diikuti dengan pembelahan sitoplasmanya, menjadi dua
yang masing- masing menyelubungi inti selnya. Selanjutnya bagian tengah sitoplasma
menggenting diikuti dengan pemisahan sitoplasma. Akhirnya setelah sitoplasma telah
benar-benar terpisah, maka terbentuknya dua sel baru yang masing=masing mempunyai
inti baru dan sitoplasma yang baru pula. Pada amuba bila keadan kurang baik, misalnya
udara terlalu dingin atau panas atau kurang makan, maka amuba akan membentu kista.
Didalam kista amuba dapt membelah menjadi amuba-amuba baru yang lebih kacil. Bila
keadaan lingkungan telah baik kembali, maka dinding kista akan pecah dan amuba-
amuba baru tadi dapat keluar. Selanjudnya amuba ini akan tumbuh setelah sampaipada
ukuran tertentu dia akan membelah diri seperti semula(Haeryn,2012). (Abhykatsu,2011).

2.3 Klasifikasi Protozoa Infection


Protozoa dibagi menjadi 4 kelas berdasarkan alat gerak:
A. Flagellata
Flagellata (Mastigophora),alat geraknya berupa flagel (bulu cambuk).Bergerak
dengan flagel (bulu cambuk) yang digunakan juga sebagai alat indera dan alat bantu
untuk menangkap makanan.
Contoh spesies :
1. Giardia lamblia

Giardia lamblia adalah protozoa parasit flagellata yang berkoloni dan


bereproduksi di usus kecil, menyebabkan penyakit giardiasis. Giardia menyerang
manusia, tetapi juga dapat menyerang kucing, anjing, burung, sapi, berang-
berang, rusa dan domba.

Klasifikasi

4
Domain : Eukaryota

Filum : Metamonada

Ordo : Diplomonadida

Famili : Hexamilidae

Genus : Giardia

Spesies : G.Lamblia

Morfologi

Giardia lamblia mempunyai bentuk trofozoit dan kista, hidup di duodenum dan
proksimal yeyunum. Makanan diambil dari usus, meskipun parasit ini mungkin mendapat
makanan melalui batil isapnya dari sel-sel epitel. Sedangkan cara berkembang biaknya
dengan pembelahan mitosis selama terbentuk kista. Trofozoit berbentuk simetris, ukuran 15-
20 x 5-15 mikron dan rata-rata 14x7 mikron, mempunyai 2 inti/nukleus (Nu) dan kariosom (k)
letaknya di tengah. Bagian dorsal bentuknya konveks (cembung) sedangkan bagian ventral
bentuknya mendatar dan terdapat 2 buah alat isap (AD, adhestive disc; sucking disc), yang
berfungsi sebagai alat melekatkan diri pada dinding mukosa. Di bagian anterior terdapat
blefaroplas. Sitoplasma terdapat bintik-bintik halus, terdapat aksonema (Ax, 2 axonema).
Ujung posterior terdapat parabasal body (MB, median bodies), mempunyai 4 pasang flagel
(Fg), yang terdiri dari dua pasang cros lateral flagel (bagian anterior), sepasang uncros lateral
flagel (tubuh bagian lateral), dan sepasang uncros flagel (terletak bagian posterior).

Bentuk kista berukuran 12x8 µ, dengan dinding tebal sebagai alat pelindung,
sitoplasma granuler. Flagelnya masuk ke dalam kosta dan kosta yang mengandung flagel ini
disebut sebagai bristle, pada bagian tengahnya terdapat aksonema, dan mempunyai nukleus
antara 2-4 buah.

Host

 Manusia  Berang-berang
 Anjing  Rusa
 Kucing  Domba
 Burung
 Sapi

5
Gejala

Giardiasis umumnya muncul satu atau dua minggu setelah terpapar. Gejala
umum termasuk:

 Kelelahan
 Mual
 Diare
 Kehilangan selera makan
 Muntah
 Kembung dan perut kram
 Penurunan berat badan
 Sakit kepala
 Sakit perut

Siklus hidup

Infeksi Giardia dapat terjadi melalui proses menelan yaitu bisa melalui air
minum, makanan, atau oleh rute faecal-oral bisa melalui tangan yang
terkontaminasi maupun melalui praktek seks yang melibatkan lidah dan anus.
Giardia dapat bertahan di air hangat dalam hitungan minggu sampai bulanan dan
karena itu dapat hadir dalam air sumur, sumber air tergenang seperti kolam alami,
dan bahkan sumber air yang terlihat bersih dan jernih di gunung/pegunungan.

6
Diagnosis

Gejala Giardiasis yang umum adalah menceret, kejang perut, kembung,


mual, kotorannya pucat buyar berminyak, lelah dan beratnya turun. x Ada yang
tidak menunjukkan gejala, namun mereka masih bisa menularkan penyakit ini. x
Tanda pertama penyakit ini akan muncul di antara 3-25 hari, rata-rata 7-10 hari
sesudah orangnya terkena infeksi. x Yang sehat kuat tubuhnya bisa sembuh
dalam 4-6 minggu. Ada kalanya gejalanya berlangsung lebih lama.

Treament :

Dalam kebanyakan kasus, giardiasis akhirnya akan hilang dengan


sendirinya. Dokter Anda mungkin meresepkan obat jika infeksi yang parah atau
berkepanjangan. Kebanyakan dokter akan menyarankan Anda diobati dengan
obat antiparasit, daripada meninggalkannya untuk menyembuhkan sendiri.
Antibiotik tertentu biasanya digunakan untuk mengobati giardiasis.

 Metronidazol adalah antibiotik yang dapat menyebabkan mual dan


meninggalkan rasa logam di mulut Anda.
 Tinidazol sering memperlakukan giardiasis dalam dosis tunggal dan
seefektif metronidazol.
 Nitazoxanide adalah pilihan populer bagi anak-anak karena itu tersedia
dalam bentuk cair.
 Paromomycin memiliki kesempatan yang lebih rendah menyebabkan cacat
lahir daripada antibiotik lain, meskipun wanita hamil harus menunggu
sampai setelah melahirkan sebelum mengonsumsi obat-obatan untuk
giardiasis.

1. Trichomonas vaginalis

7
Trikomoniasis adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh
serangan protozoa parasit Trichomonas vaginalis. Trichomoniasis merupakan
infeksi yang biasanya menyerang saluran genitourinari; uretra adalah tempat
infeksi yang paling umum pada laki-laki, dan vagina adalah tempat infeksi yang
paling umum pada wanita. Penggunaan kondom dapat menolong mencegah
penyebaran trikomoniasis.

Klasifikasi

Golongan : Animalia

Filum : Protozoa

Kelas : Zoomastigophora

Ordo : Mastigophora

Genus : Trichomonas

Species : Trichomonas vaginalis

Morfologi

Trichomonas vaginalis tidak memiliki stadium kista tetapi hanya ditemui


dalam stadium Tropozoit dan ciri-cirinya adalah : Bentuknya oval atau piriformis,
memiliki 4 buah flagel anterior, flagel ke 5 menjadi axonema dari membran
bergelombang (membrana undulant) , pada ujung pasterior terdapat axonema
yang keluar dari badan yang diduga untuk melekatkan diri pada jaringan sehingga

8
menimbulkan 7 iritasi, memiliki 1 buah inti, memiliki sitostoma pada bagian anterior
untuk mengambil makanan, perkembangbiakan dengan cara belah pasang.

Hosts

Manusia merupakan hospes parasit ini dan menyebabkan Trichomoniasis


pada vagina dan pada pria prostatis.

Gejala

Trichomonas vaginalis merupakan penyakit menular lewat hubungan


seksual (PMS), seseorang beresiko terkena PMS apabila melakukan hubungan
seksual dengan berganti-ganti pasangan baik melalui vagina, oral maupun anal,
bila tidak diobati dengan benar penyakit ini dapat berakibat serius bagi kesehatan
reproduksi, seperti terjadinya kemandulan, kebutaan pada bayi yang baru lahir
bahkan kematian.

a. Pada Wanita
Trichomoniasis menyebabkan vaginitis(radang vagina) dengan fluor albus
yang berwarna putih seperti cream dan berbuih, bagian Vulva dan cervik
bisa mengalami peradangan. Banyaknya fluor tergantung dari beratnya
infeksi dan stadium penyakit, selain gejala 10 fluor albus yang merupakan
keluhan utama penderita pruritus vagina atau vulva dan rasa pedih saat
kencing merupakan keluhan tambahan perasaan gatal pada vulva dan
kadang-kadang sampai ke paha. Sering kali penderita mengeluh keluar
darah setelah berhubungan seks infeksi dapat menjalar dan menyebabkan
uretriris kadang infeksi terjadi tanpa gejala, jika ada gejala biasanya berupa
antara lain: Rasa sakit atau nyeri pada saat kencing atau hubungan
seksual, rasa nyeri pada perut bagian bawah, pengeluaran lendir pada
vagina atau alat kelamin, keputihan berwarna putih susu bergumpal
disertai rasa gatal dan kemerahan pada alat kelamin dan sekitarnya,
keputihan yang berbusa, kehijauan, berbau busuk dan gatal, timbul bercak-
bercak darah setelah berhubungan seksual, bintil-bintil berisi cairan, lecet
atau borok pada alat kelamin.
b. Pada Pria
Karena bentuk dan letak alat kelamin pria berada diluar tubuh, maka gejala
PMS lebih mudah dikenali, dilihat dan dirasakan tetapi dapat pula terjadi
uretritis dan prostatitis4 . Tanda – tanda PMS pada pria antara lain adalah:

9
Berupa bintil-bintil berisi cairan, lecet atau borok pada penis atau alat
kelamin, luka tidak sakit, keras dan berwarna merah pada alat kelamin,
rasa gatal yang hebat sepanjang alat kelamin, rasa sakit yang hebat pada
saat kencing, bengkak, panas dan nyeri pada pangkal paha yang kemudian
berubah menjadi borok.

Siklus Hidup

Trichomonas vaginalis berada di saluran alat kelamin perempuan bagian


bawah. Pada laki-laki berada di uretra dan prostat.Memperbanyak diri dengan
pembelahan biner ( satu menjadi dua). Parasit tidak memiliki bentuk kista, dan
tidak bertahan dengan baik di lingkungan luar.Trichomonas vaginalis ditularkan di
antara manusia, terutama melalui hubungan seksual.

Diagnosis

Pemeriksaan mikroskopis sample basah dapat mengarah pada diagnosa


dengan mendeteksi organisme aktif bergerak. Ini adalah metode yang paling
praktis dan cepat diagnosis (memungkinkan perawatan segera), tetapi relatif tidak
sensitif. Pewarnaan antibodi immunofluorescent langsung lebih sensitif
dibandingkan sample basah, tetapi secara teknis lebih kompleks. Kultur parasit
adalah metode yang paling sensitif, tetapi hasilnya tidak tersedia selama 3 sampai
7 hari. Pada wanita, pemeriksaan harus dilakukan pada cairan vagina dan
uretra. Pada pria, sekresi saluran kencing atau prostat anterior harus diperiksa.

Treament

10
Dasar pengobatan yaitu memperbaiki keadaan vagina dengan
membersihkan mukosa vagina dan memakai obat kimia peros dan lokal, pada saat
ini metronidazol (merupakan obat yang efektif untuk pengobatan baik untuk wanita
ataupun pria). Berbagai obat baru juga telah banyak dan sangat efektif dalam
mengobati Trichomoniasis yaitu Tinidazol, Seknidazol, Nimorazol dan Ornidazol.

2. Trypanosoma cruzi

https://www.cdc.gov/parasites/chagas/diagnosis.html

Trypanosoma cruzi adalah spesies parasit protozoa euglenoid. [4] Di


antara protozoa, yang trypanosomes khas menanggung jaringan dalam organisme
lain dan memakan darah (terutama) dan juga kelenjar getah. Perilaku ini
menyebabkan penyakit atau kemungkinan penyakit yang bervariasi dengan
organisme: misalnya, trypanosomiasis pada manusia (penyakit Chagas di Amerika
Selatan), dourine dan surra pada kuda, dan penyakit brucellosis seperti pada sapi.
Parasit membutuhkan tubuh inang dan serangga triatomine haematophagous
(deskripsi "pembunuh bug", "kerucut hidung bug", dan "mencium bug") adalah
vektor utama sesuai dengan mekanisme infeksi. triatomine yang menyukai sarang
hewan vertebrata untuk tempat tinggal, di mana ia menggigit dan mengisap darah
untuk makanan. triatomines individu yang terinfeksi protozoa dari kontak lainnya
dengan hewan mengirimkan trypanosomes ketika deposito triatomine faeces pada
permukaan kulit host dan kemudian menggigit. Penetrasi feses yang terinfeksi
menjadi lebih mudah dengan menggaruk daerah gigitan oleh host manusia atau
hewan

11
Klasifikasi

Domain : Eukaryota

Filum : Euglenozoa

Kelas : Kinetoplastida

Genus : Trypanosoma

Spesies : T. Cruzi

Morfologi

Morfologi Trypanosoma cruzi sulit dan hampir tidak dapat dibedakan


dengan Trypanosoma gamblense dan Trypanosoma rhodesiense. Pada Porte d’
entree stadium tripomastigot, metaiklik dikelilingi oleh makrofag kemudia masuk
dan berubah menjadi stadium amastigot serta granuloma (chagoma) yang dapat
membendung aliran limfe. Apabila terjadi pada salah satu kelopak mata (edema
lenilateral) disebut gejala Romana.

Host

Hospes reservoir adalah binatang peliharaan seperti anjing dan kucing,


atau binatang liar seperti tupai, armadillo kera, dan lain-lain. Triatoma berperan
sebagai hospes perantara.

Gejala

Infeksi Trichomonas vaginalis pada wanita sering menimbulkan gejala:


Vaginitis (radang vagina) dengan discharge purulen (bercak putih kekuningan)
merupakan gejala menonjol, dan dapat disertai dengan lesi vulva (tampak kelainan
kulit / bibir vagina) dan leher rahim, sakit perut, disuria (nyeri ketika berkemih), dan
dispareunia (nyeri ketika berhubungan seks).Masa inkubasi adalah 5 sampai 28
hari. Pada pria, infeksi sering asimtomatik (tidak memunculkan gejala). Kadang-
kadang : uretritis (radang uretra), epididimitis (radang epididimis), dan prostatitis
(radang prostat) dapat terjadi.

12
Siklus Hidup

Siklus hidup Trypanosoma cruzi dimulai di reservoir hewan, biasanya


mamalia, liar atau domestik, termasuk manusia. Sebuah bug triatomine berfungsi
sebagai vektor. Sementara mengambil makan darah, itu ingests T. cruzi. Dalam
bug triatomine (Triatoma infestans) parasit masuk ke tahap epimastigote, sehingga
memungkinkan untuk bereproduksi. Setelah mereproduksi melalui pembelahan
biner, yang epimastigotes pindah ke dinding sel dubur, di mana mereka menjadi
menular. Penularan T. cruzi disebut trypomastigotes metacyclic. Ketika triatomine
bug kemudian mengambil makan darah dari manusia, buang air besar. The
trypomastigotes berada di feses dan mampu berenang ke dalam sel inang
menggunakan flagela, ekor berenang karakteristik dominan di kelas Euglenoid
protista.

Trypomastigotes masukkan host manusia melalui luka gigitan atau


menyeberangi membran mukosa. Sel inang mengandung makromolekul seperti
laminin, thrombospondin, heparin sulfat, dan fibronektin yang menutupi
permukaan mereka. Makromolekul ini penting untuk adhesi antara parasit dan tuan
rumah dan untuk proses invasi inang oleh parasit. Trypomastigotes harus
menyeberang jaringan protein yang melapisi bagian luar sel inang untuk membuat
kontak dan menyerang sel-sel inang. Molekul dan protein pada sitoskeleton sel
juga mengikat ke permukaan parasit dan memulai invasi tuan rumah.

Diagnosis

13
Pemeriksaan mikroskopis sample basah dapat mengarah pada diagnosa
dengan mendeteksi organisme aktif bergerak. Ini adalah metode yang paling
praktis dan cepat diagnosis (memungkinkan perawatan segera), tetapi relatif tidak
sensitif. Pewarnaan antibodi immunofluorescent langsung lebih sensitif
dibandingkan sample basah, tetapi secara teknis lebih kompleks. Kultur parasit
adalah metode yang paling sensitif, tetapi hasilnya tidak tersedia selama 3 sampai
7 hari. Pada wanita, pemeriksaan harus dilakukan pada cairan vagina dan
uretra. Pada pria, sekresi saluran kencing atau prostat anterior harus diperiksa.

Treatmen

Perawatan harus dilaksanakan di bawah pengawasan medis, dan harus


mencakup semua pasangan seksual dari orang yang terinfeksi. Obat-obat
pilihan untuk pengobatan adalah metronidazol dan tinidazole; terapi biasanya
sangat sukses. Strain Trichomonas vaginalis yang resisten terhadap kedua
obat telah dilaporkan.

3. Trypanosoma brucei

Trypanosoma brucei adalah spesies protozoa parasit yang termasuk dalam


genus Trypanosoma. Hal ini menyebabkan trypanosomiasis Afrika, yang dikenal
juga sebagai penyakit tidur pada manusia dan nagana pada hewan lain. T. brucei
secara tradisional telah dikelompokkan menjadi tiga subspesies: T. b. brucei, T. b.
gambiense dan T. b. rhodesiense. Dua terakhir biasanya parasit manusia,
sedangkan yang pertama adalah bahwa hewan lainnya. Jarang dapat yang
T.b.brucei menginfeksi manusia.

14
T. brucei ditransmisikan antara mamalia host oleh vektor serangga milik
spesies lalat tsetse. Penularan terjadi dengan menggigit selama makan darah
serangga. Parasit mengalami perubahan morfologi kompleks ketika mereka
bergerak antara serangga dan mamalia selama siklus hidup mereka. Bentuk aliran
darah mamalia yang terkenal untuk mantel glikoprotein permukaan varian mereka,
yang mengalami variasi antigenik yang luar biasa, memungkinkan penghindaran
persisten kekebalan tuan adaptif dan infeksi kronis. T. brucei adalah salah satu
dari hanya beberapa patogen yang dapat melewati sawar darah otak. Ada
kebutuhan mendesak untuk pengembangan terapi obat baru, sebagai pengobatan
saat ini bisa berakibat fatal bagi pasien.

Sementara tidak secara historis dianggap sebagai subspesies T. brucei


karena cara mereka yang berbeda transmisi, presentasi klinis, dan hilangnya DNA
kinetoplast, analisis genetik mengungkapkan bahwa T. equiperdum dan T. evansi
yang berevolusi dari parasit sangat mirip dengan T. b. brucei, dan dianggap
anggota clade brucei.

Klasifikasi

Filum : Euglenozoa

Kelas : Kinetoplastea

Order : Trypanosomatida

Genus : Trypanosoma

Spesies : T.brucei

Morfologi

 Vektor utamanya lalat tsetse, Glossina spp


 Dalam tubuh vektor terjadi perkembangan dari crithidial form menjadi
metacyclic trypanosoma
 Metacyclic trypanosoma adalah anterior station parasit
 Dalam tubuh manusia hanya ada dua bentuk
yaitu crithidial dan trypanosomal form

15
 Trypanosomal form membelah diri dalam darah, cairan cerebrospinal, dan
kelenjar limfe
 Tidak ditemukan adanya bentuk “C” dan “U” dalam darah
 Yang sering ditemukan dalam darah adalah bentuk saat membelah diri
dengan nucleus yang membelah diri (deviding form)
 Metacyclic trypanosoma bila menginfeksi manusia akan berubah menjadi
a) bentuk pendek gemuk tanpa flagella dan b) bentuk ramping panjang
dengan flagella. Jadi ada berbagai macam bentuk, atau polymorphic

Host

 Serangga
 Hewan mamalia

Gejala

Trypanosoma brucei biasanya menimbulkan penyakit akut dengan gejala awal


timbulnya luka pada tempat gigitan Glossina spp yang dinamakan trypanosomal
chancre diikuti parasitemia, demam dan gangguan susunan syaraf pusat dengan
meningoensefalitis yang berakhir dengan kematian. Ganggua susunan syaraf
pusat ditemukan dalam waktu 3 – 4 minggu setelah gejala awal. Gangguan
jantung juga nampak jelas pada trypanosomiasis rhodesiense.
Trypanosomal chancre timbul 5 – 15 hari setelah gigitan Glossina spp. Luka
tersebut berbatas tegas, berwarna merah disertai adanya indurasi dan dirasakan
sakit sekali. Luka ini akan menyembuh dengan sendirinya 2 – 3 minggu kemudian.
Sedangkan gejala demam timbul selama 1 – 7 hari diikuti rasa sakit di persendian,
kulit memerah, sakit kepala terus menerus, takhikardi dan penurunan berat badan.
Timbulnya demam pada penderita ternyata ada hubungannya dengan
parasitemia. Para pakar mengatakan bahwa setiap kali timbul parasitemia terjadi
pula antigenic variation dimana parasit selalu mengubah-ubah antigennya dalam
upayanya untuk melindungi diri dari serangan antibodi host (lihat bab mengenai
Imunologi Infeksi Parasit).

Siklus Hidup

16
Siklus hidup pada tubuh manusia dimulai dengan infeksi Flagellata ini dalam
bentuk metacyclic trypanosoma melalui gigitan Glossina spp. Mula-mula bentuk
metacyclic trypanosoma atau trypomastigote ini berubah bentuk menjadi bentuk
yang ramping dan panjang. Bentuk ini kemudian mulai membelah diri dan menjadi
trypanosomal dewasa yang ikut dalam peredaran darah ke seluruh tubuh terutama
otak. Selanjutnya bentuk tadi dapat berubah menjadi bentuk agak memendek dan
akhirnya menjadi bentuk gemuk pendek tanpa flagella. Bentuk gemuk pendek
tanpa flagella ini merupakan bentuk yang infeksius bagi lalat. Pada saat berbentuk
ramping dan panjang, mitochondria flagellata ini tidak aktif dan akan menjadi aktif
saat berubah bentuk menjadi gemuk pendek. Dalam tubuh manusia mitochondria
tadi banyak mengandung enzim, tetapi tidak lagi aktif bila telah berada dalam perut
lalat.
Siklus dalam tubuh Glossina spp dimulai saat lalat ini menghisap darah
penderita dan memasukkan bentuk infeksius ke dalam perutnya dan menjadi
trypomastigote. Trypomastigote ini dalam perut lalat mulai membelah diri dan
berubah menjadi epimastigote atau crithidial form di dalam kelenjar ludahnya.
Bentuk ini kemudian berubah lagi menjadi metacyclic trypanosoma yang
merupakan anterior station parasite dan infeksius. Dibutuhkan waktu sekitar 2 – 5
hari untuk berubah dari crithidial form menjadi metacyclic trypanosoma. Dari sini
siklus pada manusia dapat dimulai lagi bilamana lalat yang terinfeksi menggigit
manusia. Diperkirakan siklus dalam tubuh lalat membutuhkan waktu 18 – 35 hari
sebelum Flagellata tadi menjadi infeksius.
Siklus hidup Trypanosoma brucei lebih sederhana
dibandingkan Trypanosoma cruzi dari segi morfologi Flagellata nya. Bentuk-
bentuk yang dikenal hanyalah bentuk crithidial form yang ada baik pada manusia
maupun lalat dan bentuk metacyclic trypanosoma yang hanya ada pada lalat serta
bentuk trypanosomal dewasa yang ada manusia saja.

Diagnosis

Ada berbagai cara orang menegakkan diagnosa African trypanosomiasis.


Selain pemeriksaan fisik, cara pemeriksaan yang paling tepat adalah menemukan
adanya parasit pada penderita. Parasit dapat ditemukan di cairan trypanosomal
chancre, darah, cairan limfe dari kelenjar limfe maupun di cairan lumbal. Namun

17
perlu diingat bahwa dengan pemeriksaan mikroskopis saja tidak dapat
membedakan kedua subspesies Flagellata ini.
Berhubung jumlah parasit dalam darah tidak selalu sama setiap saat (dalam
waktu tertentu saja jumlah parasit ditemukan dalam jumlah banyak di darah), maka
untuk mempermudah menemukan parasit, orang sering melakukan teknik
konsentrasi darah.
Khusus untuk menegakkan diagnosa trypanosomiasis rhodesiense, sering
dilakukan percobaan hewan dengan menginokulasi darah penderita pada hewan
dan kemudian setelah beberapa saat mencari adanya flagellata pada hewan
percobaan tadi. Cara ini hanya baik dilakukan untuk menegakkan diagnosa
trypanosomiasis rhodesiense.
Pemeriksaan lain adalah pemeriksaan sumsum tulang dan kultur pada
berbagai macam media. Secara serologis, orang melakukan pemeriksaan yang
dinamakan Card Agglutination Test (CATT). Pemeriksaan ini sering digunakan
untuk keperluan epidemiologis. Pemeriksaan serologis lain yang juga dipakai
adalah menentukan titer IgM yang biasanya tetap meninggi selama beberapa
waktu.

Treatmen

Pada tahap awal, pengobatan yang cukup efektif adalah dengan Suramin
dan Pentamidine. Kedua obat ini tidak menembus sawar otak, oleh karena itu tidak
digunakan bila telah terjadi gangguan neurologis.

4. Leishmania Major

18
Leishmania major adalah spesies protozoa yang ditemukan dalam genus
Leishmania, dan berhubungan dengan penyakit zoonosis leishmaniasis kulit atau
juga dikenal sebagai Aleppo boil, Baghdad boil, Bay sore, Biskra button, Chiclero
ulcer, Delhi boil, Kandahar sore, Lahore sore, Oriental sore, Pian bois, dan Uta).
Leishmania major adalah intraseluler patogen yang menginfeksi makrofag dan sel
dendritik dari sistem kekebalan tubuh. Spesies Leishmania ditemukan di setiap
benua selain pada benua Antartika, Leishmania major hanya ditemukan di belahan
bumi Timur, khususnya di Utara Afrika, Timur Tengah, Barat Laut China, dan Barat
Laut India .

Klasifikasi

Domain : Eukaryota

Phylum : Euglenozoa

Class : Kinetoplastida

Order : Trypanosomatida

Genus : Leishmania

Species : L.major

Morfologi

Berbentuk oval, berdiameter 2 mikron atau dengan ukuran 3x4 2 mikron,


tidak mempunyai flagella, terdapat axonema, 1 nukleus, 1 blefaroplas dan 1
kinetoplas. Bila organism tersebut diwarnai dengan Giemsa atau Wright, maka
nucleus dan kinetoplas akan berwarna merah, sedang sitoplasma akan berwarna
biru. Stadium leishmania hanya terdapat didalam tubuh tuan rumah
(manusia), leishmania hidup intra seluler dan berkembang biak dengan membelah
diri.

Host

19
 Kekebalan tubuh

Epidemiologi

Tingkat kejadian dari leishmaniasis kulit diperkirakan antara 1-1500000


kasus per tahun. Namun, transmisi tidak sering terjadi dalam rahim, selama
transfusi darah, atau melalui kontak interpersonal. Dengan demikian, bentuk
utama dari transmisi adalah melalui lalat pasir vektor. Lalat pasir tidak terbang
jarak jauh, dan cenderung untuk menyelesaikan siklus hidup mereka di daerah
dengan diameter kurang dari 1 km. Selanjutnya, karena kecenderungan lalat pasir
untuk mencari perlindungan di liang kecil tikus, dimana L.major adalah endemik,
mamalia kecil seperti gerbil dan burung berfungsi sebagai reservoir utama. Anjing
juga telah didokumentasikan sebagai kontraktor leishmaniasis kulit di Mesir dan
Arab Saudi. L. major dan L. tropica, diakui sebagai yang menyebabkan sebagian
besar kasus leishmaniasis kulit di seluruh Timur Tengah, Utara Afrika , dan
beberapa daerah Cina dan India. Antara 2002 dan 2004, lebih dari 700 kasus
penyakit yang dilaporkan antara Amerika Serikat personel militer yang bertugas di
Irak .

Diagnosis

L. major harus dipertimbangkan dalam diagnosis diferensial dari kronis lesi


orang yang telah menghabiskan waktu di daerah dimana itu adalah endemik.
Namun, lain patogen bisa menyebabkan sejenis lesi dan karena itu
paracoccidiodomycosis, histoplasmosis, sporotrichosis, lobomycosis, lupus
vulgaris, ulcerans Mycobacterium, sifilis, sarkoidosis kulit, dan kusta semua harus
dipertimbangkan juga. Cara yang paling umum untuk mendiagnosa leishmaniasis
adalah untuk mengidentifikasi amastigotes di W right-Giemsa bernoda persiapan
sentuh atau melalui isolasi parasit dalam budaya.

Treatmen

20
Karena host sistem kekebalan tubuh cenderung untuk menyelesaikan infeksi
setelah 3-6 bulan, pengobatan lesi umumnya berfokus pada membatasi jaringan
kerusakan dan nekrosis. Hasil sejumlah pengobatan yang berbeda telah
menghasilkan dari berbagai efektivitas dalam pengobatan L. major disebabkan
leishmaniasis kulit.

 Flukonazol diberikan dalam 200 mg dosis selama 6 minggu menghasilkan


angka kesembuhan 90% dibandingkan 60% pada mereka yang diberi
plasebo.
 Aplikasi topikal dari 15% paromomycin dan 12% methylbenzethonium telah
berhasil digunakan untuk mengobati pasien di Israel.
 Intralesi suntikan dari 0.5-2.0mL dari 100 mg / ML antimon juga telah
terbukti efektif ketika disuntikkan sekitar sisi lesi. Ketika 10 suntikan
tersebut diberikan kepada pasien di Mesir, 85% sembuh dalam waktu 3
bulan.

5. Leishmania Tropica

Leishmania tropica adalah spesies dari parasit yang menginfeksi manusia


dan Hyrax, dan penyebab penyakit Leishmaniasis Recidivans, bentuk
leishmaniasis kulit . L. hasil infeksi tropica penyakit non-ulserasi.

Klasifikasi

Kingdom : Protista
Subkingdom : Protozoa

21
Phylum : Sarcomastigophora
Subphylum : Mastigophora
Class : Zoomastigophora
Order : Kinetplastida
Family : Trypanosomatidae
Genus : Leishmania
Species : Tropica

Morfologi

Leishmania tropica berbentuk oval, berdiameter 2 mikron atau dengan


ukuran 3x4 2 mikron, tidak mempunyai flagella, terdapat axonema, 1 nukleus, 1
blefaroplas dan 1 kinetoplas. Bila organism tersebut diwarnai
dengan Giemsa atau Wright, maka nucleus dan kinetoplas akan berwarna merah,
sedang sitoplasma akan berwarna biru. Stadium leishmania hanya terdapat
didalam tubuh tuan rumah (manusia), leishmania hidup intra seluler dan
berkembang biak dengan membelah diri.
Marfologi parasit ini cara mengifeksinya sama yaitu pada manusia, parasit
ini hidup intraseluler dalam darah, yaitu dalam sel retikulo-endotel (re) sebagai
stadium amastigot. Parasit ini berkembang biak secara belah pasang dan
berukuran kira-kira 2 mikron. Sel RE dapat terisi penuh oleh parasit, sehingga sel
itu pecah
Stadium amastigot sementara berada dalam peredaran darah tepi,
kemudian masuk atau mencari sel RE yang lain, sehingga stadium ini dapat
ditemukan dalam sel RE hati, limpa, sumsum tulang dan kilenjar limfe visceral.
Dilambungphlebotomus, stadium amastigot ini berubah menjadi stadium
promastigot yang kemudian bermigrasi ke proboscis. Infeksi terjadi dengan
tusukan lalat phlebotomus yang memasukkan stadium promastigot melalui
prombosisnya kedalam badan manusia.

Host

 Manusia
 Hyrax

22
Gejala

Ada 2 tipe Leishmaniasis, yaitu :

1. Leishmaniasis tipe kering atau tipe Urban yang menyebabkan penyakit


kronis.
2. Leishmaniasis kulit tipe basah atau rural yang menyebabkan penyakit akut.
Masa tunas dari penyakit ini 2 minggu sampai 3 tahun.

Pada manusia, mula-mula berbentuk makula dan kemudian menjadi


papula. Papula lalu pecah, lalu terjadi ulkus yang dapat sembuh sendiri dalam
beberapa bulan dan meninggalkan perut yang kecil. Bila terjadi infeksi sekunder
oleh bakteri dapat timbul gejala umum seperti demam, menggigil, jika ulkus
sembuh akan meninggalkan perut yang besar. Ulkus pada Leishmaniasis dapat
sembuh sendiri dalam beberapa bulan tanpa diobati.

Siklus Hidup

1. Sandfly menggigit kulit manusia dan menginfeksikan fase promastigote pada


protozoa ke dalam minang.
2. Macrophage akan memphagositositpromastigote.
3. Didalam Macrohage, promastogote akan berkembang menjadi Amastigote.
4. Amastigote terus memperbanyak diri didalam sehingga macrophage pecah
dan terjadinya penyebaran pada macrophage lain.
5. (Fase pada Sandfly) sandfly menggigit manusia yang terinfeksi, tahap
amastogote di manusia.
6. Berkembang biak dan bertambah banyak diusus lalat pasir.
7. Amastigote kemudian akan berkembang ke tahap selanjutnya yaitu tahap
promastigote di dalam midgut.
8. Dari midgut akan masuk menuju kelenjar ludah sandfly.

Siklus hidup Leishmaniatropicaidentik dengan parasit terkait lainnya dari


genus yang sama dan meliputi baik sebuah amastigote dan tahap
promastigote. Paris lalat menyuntikkan tahap infektif promastigote. Tahap
promastigote dianggap bagian dari tahap infeksi, dimana lalat pasir menginfeksi
host dengan parasit melalui makan, amastigote ini merupakan bagian dari jaringan
tahap dimana parasit mengubah setelah ditelan oleh makrofag seorang.

23
Diagnosis

Diagnosis dapat dibedakan dengan cara :

 Menemukan parasit dalam sediaan apus yang diambil dari tepi ulkus dari
sediaan biopsi.
 Pembiakan dalam medium N.N.N (Novey-Mace-Neal-Necolle).
 Reaksi immonulogi.

Treatment

Untuk leishmaniasis kulit diberi salep yang mengandung paromomisin dan


aloporinol. Bila terjadi luka sudah lanjut, diberi neotibosan. Pengobatan lokal
diberikan bila hanya 1 atau 2 ulkus saja. Bila ulkus didaerah muka pada daerah
endemik tidak diberi pengobatan, agar timbul kekebalan, tapi pada daerah non-
endemik pengobatan harus segera diberikan.

6. Leishmania brasiliensis

Manusia merupakan hopes definit parasit ini dan


lalat Phlebotomus berperan sebagai hospes perantara (vector). Penyakit
yang disebabkan parasit ini disebut leismaniasis Amerika atau
penyakit Espundia. Penyakit ini dapat dibagi menjadi 3 tipe menurut strain
yaitu:

24
1) tipe ulkus Meksiko dengan lesi yang terbatas pada telinga. Penyakitnya
menahun, parasitnya sedikit, ulkusnya kecil-kecil dan tidak menyebar ke
mukosa lainnya.
2) tipe uta, lesi kulit yang menyerupai oriental sore, pada lesi yang dini
lebih banyak ditemukan parasitnya daripada lesi yang sudah lama;
penyakit ini jarang menyebar ke selaput mukosa.
3) tipe Espundia , sering bersifat polipoid dan ulkus dapat menyebar ke
lapisan mokokutis dan kutis.

Klasifikasi
Kingdom : Protista
Subkingdom : Protozoa
Filum : Sarcomastigophora
Kelas : Zoomastigophora
Order : Kinetplastida
Famili : Trypanosomatidae
Section : Salivaria
Genus : Leishmania
Spesies : Braziliensis

Morfologi
 Berbentuk lonjong dengan ukuran 2-6 kali.
 Tidak memiliki flagel.
 Pada ujung posterior terdapat inti berbentuk gelembung.
 Pada anterior terdapat kinetoplas dengan ukuran yang berbeda.

Host
 Manusia
 Lalat phlebotomus

Gejala
Masa tunas penyakit ini berlangsung beberapa hari sampai
beberapa bulan. Pada ported’entree terjadi hiperplasi sel RE yang
mengandung stadium amastigot. Kemudian timbul makula dan papul;

25
setelah itau papul pecah dan terjadi ulkus. Parasit yang keluar bersama
sekret ulkus menyebabkan ulkus baru atau granuloma. Saluran limfe
tersumbat dan terjadilah nekrosis. Infeksi sekunder oleh bakteri
merupakan penyulit, sehingga terjadi destruksi tulang rawan pada hidung
atau telinga. Penyakit ini berlangsung bertahun-tahun dan bila tidak
diobati dapat sembuh sendiri. Ulkus dapat sembuh sendiri dengan
meninggalkan parut.

Lesi yang terjadi pada tipe uta,sama bentuknya dengan tipe


meksiko,hanya prediksi pada telinga kurang dan jarang menghinggapi
selaput lendir. Masa tunas pada tipe espundia adalah 2-3 bulan dan
biasanya lesi pertama terjadi pada kulit dan mungkin juga terdapat
diselaput lendir. Setelah ± 1 tahun terjadi lesi sekunder yang dapat
menyebabkan cacat.

Siklus Hidup
1. Sandfly menggigit kulit manusia dan menginfeksikan fase proma stigote
pada protozoa kedalam inang.
2. Macrophage akan memphagositosit proma stigote.
3. Di dalam macrophage promastogote akan berkembang menjadi
amastigote.
4. Amastigote terus memperbanyak diri di dalam sel hingga macrophage
pecah dan terjadi penyebaran pada macrophage lain.
5. Sandfly menggigit mansuia yang terinfeksi, tahap amastigote di manusia.
6. Berkembang biak dn bertambah banyak di usus lalat pasir.
7. Amastigote kemudian akan berkembang ke tahap selanjutnya yaitu tahap
promastigote di dalam midgut.
8. Dari masuk menuju kelenjar ludah sandfly.

26
Diagnosis
Diagnosis ditegakkan dengan:
1) menemukan parasit dalam sediaan apus atau sediaan biopsi dari tepi
ulkus.
2) pembiakan dalam medium NNN.
3) reaksi imunologi.

Treatmen
1. Miltefosine, dengan nama kimia hexadecylphosphocholine.
2. Pentavalent antimonial : bisa berupa sodium stibogluconate dan
miglumin antimonite.
3. Pentamidine untuk pengobatan lanjutan pada leishmaniasis kulit.
4. Amphotericine B untuk penyakit leishmaniasis selaput lender.

7. Leishmania donovani

Parasit ini hidup dalam darah atau jaringan tubuh manusia atau
hewan. Serangga merupakan hospes perantara sekaligus vektor
penularnya. Famili tripanosomidae di antaranya mempunyai genus
Liesmania dan Trypanosoma, dan yang penting dalam bidang kesehatan
mempunyai struktur tubuh yang rumit.

Klasifikasi
Domain : Eukaryota

27
Filum : Euglenozoa
Kelas : Kinetoplastida
Order : Trypanosomatida
Famili : Trypanosomatidae
Genus : Leishmania
Spesies : Leishmania donovani

Morfologi dan Siklus hidup


Pada manusia, parasit ini hidup intraselular dalam darah, yaitu
dalam sel retikulo-endotel (RE) sebagai stadium amastigot yang disebut
benda Leishmania-Donovan. Parasit ini berkembangbiak secara balah
pasang dan berukuran kira-kira 2 mikron. Sel RE dapat terisi penuh oleh
parasit, sehingga sel itu pecah. Stadium amastigot sementara berada
dalam peredaran darah tepi, kemudian masuk atau mencari sel RE yang
lain, sehingga stadium ini dapat ditemukan dalam sel RE hati, limpa,
sumsum tulang dan kelenjar limfe viseral. Di lambung Phlebotomus,
stadium-stadium amastigit ini berubah menjadi stadium promostigot yang
kemudian bermigrasi ke probosis. Infeksi terjadi dengan tusukan lalat
Phlebotomus yang memasukkan stadium promastigot melalui probosisnya
ke dalam badan manusia.

Host
 Anjing

Gejala
Oleh karena banyak sel RE yang rusak, maka tubuh berusaha
membentuk sel-sel baru, sehingga terjadi hiperplasi dan hipertrofi RE.
Akibatnya terjadi pembesaran limpa (splenomegali), pembesaran hati
(hepatomegali), pembesaran kelenjar limfe (limfadenopati) dan anemia
oleh karena pembentukan sel darah terdesak. Masa tunas penyakit ini
belum pasti, biasanya berkisar 2-4 bulan. Setelah masa tunas, timbul
demam yang berlangsung selama 2-6 minggu; mula-mula tidak teratur
kemudian intermiten. Kadang-kadang demam menunjukkan dua puncak
seharai (double rise). Demam lalu hilang, tetapi dapat kambuh lagi. Lambat
laun timbul spenomegali dan hepatomegali. Kelenjar limfe diusus dapat

28
diserang parasit ini; pada infeksi berat diusus dapat terjadi diare dan
disentri. Anemia dan leukopenia terjadi sebagai akibat diserangnya
sumsum tulang. Kemudia timbul anoreksia (tidak nafsu makan) dan terjadi
kakeksia (kurus kering), sehingga penderita menjadi lemah sekali. Daya
tahan tubuh menurun, sehingga udah terjadi infeksi sekunder. Sebagai
penyulit dapat terjadi kankrum oris dan noma. Penyakit kala azar biasanya
bersifat menahun. Sesudah gejala kala azar surut dapat timbul Leishmania
dermai, yaitu kelainan kulit yang disebut juga leishmaniasis pasca kala
azar.

Diagnosis
Diagnosis dibuat berdasarkan gejala klinis, yang kemudian ditegakkan
dengan:
1. Menemukan parasit dalam darah langsung, biopsi hati, limpa,
kelenjar limfe dan fungsi sumsum tulang penderita.
2. Pembiakan dalam medium NNN.
3. Inokulasi bahan pada binatang percobaan.
4. Reaksi imunologi yaitu :
a. Uji aglutinasi langsung (direct aglunation test)
b. ELISA untuk mendeteksi zat anti. Untuk mengindetifikasi
parasit secraa cepat dikembangkan zat anti monolonal yang
spesifik, yang dapat digunakan untuk mendeteksi antigen
guna keperluan diagnostik.
c. Western blot untuk mendetekdi antigen yang timbul selama
infeksi.
d. Polymerase chain reaction untuk mendiagnosis leishmaniasis
dilapangan dan zat anti tidak berguna banyak pada kasus ini.

Treatment
Natrium antimonium glukonat, etilsibamin merupakan obat toksik
terapi sangat efektif untuk pengobatan penyakit ini. Penderita memerlukan
istirahat total selama menderita penyakit akut, juga memerlukan banyak
makanan yang mengandung kadar protein tinggi dan vitamin. Transfusi
darah diberikan pada penderita dengan anemia berat, atau perdarahan
pada selaput mukosa. Sebagai usaha penanggulangan leishmaniasis

29
maka dilakukan pengembangan vaksin antara lain vaksin yang terbuat dari
leishmania mati ataupun vaksin yang terbuat dari rekayasa genetik.

B. Rhizopod

Contoh spesies :

3. Entamoeba hystolytica

Mikrograf ini diwarnai dengan chlorazol hitam, mengungkapkan kista


Entamoeba histolytica. Beberapa spesies protozoa dalam genus Entamoeba
menginfeksi manusia, tetapi tidak semua dari mereka yang berhubungan dengan
penyakit. Entamoeba histolytica ini juga diakui sebagai amoeba patogen, yang
terkait dengan infeksi usus dan ekstraintestinal.

Klasifikasi

Kingdom: Amoebozoa

Filum : Archamoebae

Kelas : Tubulinea

Ordo : Amoebida

Famili : Entamoebidae

Morfologi

30
Parasit tepat bernama "histolytica" untuk bersifat merusak selular.
trofozoit yang memulai infeksi kepatuhan terhadap mucin kolon dan sel-sel
epitel melalui lectin Gal / GalNAc. serin-Riche tersebut. protein histolytica
juga mungkin memainkan peran dalam kepatuhan, sebagai antibodi untuk
SREHP sebagian menghambat kepatuhan in vitro. Setelah percobaan
Entamoeba-sel co-budaya, sel mengalami morfologi dan DNA degradatif
perubahan yang konsisten dengan apoptosis serta nekrosis. Mekanisme
apoptosis tampaknya melibatkan aktivasi langsung dari caspases hilir
termasuk caspase. Entamoeba kemudian menelan mayat apoptosis, dan
fitur ini berkorelasi dengan virulensi in vitro. Peristiwa patogen lainnya
dimediasi melalui sekresi proteinase amoeba. karya terbaru pada respon
host terhadap infeksi E. histolytica telah membawa wawasan mekanisme
perlindungan. Dalam neutrofil tikus dan sel Natural Killer T mampu
beberapa perlindungan terhadap infeksi usus dan hati, masing-masing.
Dalam kohort anak di Bangladesh, mukosa IgA ke Gal parasit / GalNAc
lectin Karbohidrat Pengakuan Domain dan produksi interferon gamma
parasit-spesifik dan juga dikaitkan dengan perlindungan. Ketika
dipasangkan dengan pengamatan bahwa IL-4 mempromosikan kegigihan
infeksi pada tikus, seorang Th1 tipe respon imun muncul diinginkan.

Host
 Manusia

Gejala
Gejala klinis dari infeksi dengan entamoeba histolytica sangat
bervariasi tergantung pada :
a. Starin E.histolytica yang menginfeksi e.histolytica dari strai yang invasive
lebih berbahaya dari pada yang noninvasive karena dapat menimbulkan
disetri,abses pada hati ganguan paru dan lain sebagainya. Walaupun
demikian prosentasi mereka yang terinfeksi sebagainya. Walaupun
demikian prosentasi mereka yang terinfeksi dengan srain yang invasive
tidak begitu banyak.Kebanyakan terinfeksi strain non invasif yang hanya
menimbulkan gejala minimal atau atau asimptomatis.

31
b. Intensitas dari infeksi.semakin hebat infeksi yang di alami tentu saja dapat
mengakibatkan ganguan yang lebih hebat.
c. Normal flora pada hots.seperti telah di bicarakan dalam bab sebelunya
bahwa normal flora memengan pentingnya peranan pada daya tahan tubuh
manusia.Banyaknya normal flora mampu melindungi hots dari dari
hebatnya suatu infeksi karena akan terjadi kompontensi antara parasit dan
normal flora.
d. Faktor-faktor pada hots..faktor hots yang mempengaruhi pertahanan tubuh
dan kaitanyadengan intense parasit dengan di bahasnya lebih rinci pada
bab yang terdahulu.
e. Tempat infeksi itu sendiri.E histolytica terutama yang invasive dapat
menyrerang banyak target organ mulai dari,usus sampai otak karena
kemapuan parasit ini masuk ke dalam peredaran darah dan mulai
menyerang hots karena telah menguasai peredaran darah.pada otak dapat
menyebabkan abses pada otak.

Siklus Hidup
Proses reproduksi Entamoeba histolytica adalah dengan cara :
a. Eksistasi, kista berinti empat yang masuk ke dalam tubuh membentuk
delapan amubula kemudian menjadi bentuk trofozoit, proses ini terjadi
di sekum/ileum.
b. Enkistasi, dari bentuk tofozoit menjadi kista.
c. Multiplikasi, terjadinya pembelahan dari trofozoit.
Dalam peralihan bentuk trofozoit menjadi kista, ektoplasma memendek
dan di dalam sitoplasma tidak dijumpai lagi eritrosit. Bentuk ini dikenal
dengan istilah prekista (dulu disebut minuta). Bentuk prekista dari
Entamoeba histolytica sangat mirip dengan bentuk trofozoit dari
Entamoeba coli, spesies lainnya dari ameba usus. Pada pemeriksaan
dengan cairan garam fisiologistrophozoite entamoeba histolytica
mempuyai ukuran sekitar10-60µ.Trophozoite ini bergerak aktif dan
progresif dengan jalan menonjolkan pseupodopinya.Di dalam
sitoplasmanya sering di temukan butir-butir eritrositnya sebagai makanan
protozoa ini,namun jarang sekali ditemukannya bakteri. Vakuolanya juga
sulit terlihatpada pemeriksaan dengan cairan garam fisiologi begitu juga
bentuk nukleusnya. Trophozoite Entamoeba histolytika dapat di bedakan

32
menjadi bentuk, yaitu bentuk yang invasive dan bentuk yang non invasive.
Keduanya dapat di bedakan pada pemeriksaan mikroskop.

Diagnosis

Ketika diagnosis infeksi usus asimptomatik dengan E. histolytica


dicari (misalnya, untuk studi epidemiologi, dalam wisatawan kembali dari
daerah endemis tinggi, atau ketika E. histolytica / E. Trofozoit dispar atau
kista terlihat kebetulan di bangku mikroskop), satu idealnya harus
menggunakan tes deteksi antigen tinja. Ada saat beberapa tersedia secara
komersial kit antigen untuk mendeteksi Entamoeba (TechLab E. histolytica
II, Blacksburg, VA; Ridascreen Entamoeba, R-Biopharm, Jerman; Triage
Micro Parasite Panel, Diagnostik Biosite, Inc., San Diego CA; Prospect E.
histolytica , Remel Inc., Kansas City, MO; CELISA path, Cellabs,
Brookvale, Australia). Sayangnya, tes ini memerlukan segar (bukan
formalin-diawetkan) feses untuk analisis, dan hanya TechLab dan laporan
kit Cellabs menjadi spesifik untuk E. histolytica tidak E. dispar. Bangku
PCR adalah teknik baru yang menjanjikan. Melakukan analisis isoenzim
pada trofozoit dikultur dari tinja adalah metode lain mungkin tapi
melelahkan dan tidak praktis. antibodi serum harus hadir di> 70% pasien
dengan kolitis amebic atau abses hati dan dengan demikian berguna dalam
orang dari negara non-endemik.

Diagnosis kolitis amebic bisa sulit untuk membuat. nilai


laboratorium harus mengungkapkan leukositosis dan dalam kebanyakan
tinggi titer kadar antibodi serum E. histolytica. Demonstrasi E. trofozoit
histolytica dalam jaringan dari biopsi dari ulkus kolon adalah standar emas
untuk diagnosis. Ketika bahan biopsi tidak tersedia, temuan lain yang
kompatibel adalah adanya trofozoit hematophagous di bangku mikroskop.
Amebic abses hati biasanya terlihat pada ultrasound, CT scan, atau
scintiscan hati. enzim hati bisa normal atau meningkat. Serologi lagi hampir
selalu positif (> 90%). antigen serum menjadi divalidasi sebagai tes sensitif
juga, dan memiliki keuntungan yang berbeda memungkinkan seseorang
untuk mengikuti terapi. Standar emas untuk diagnosis adalah visualisasi
atau budaya trofozoit dari abses langsung; ini adalah yang paling sukses
ketika jaringan dapat hati-hati diperoleh dari persimpangan abses dan hati

33
yang layak seperti pada prosedur drainase terbuka. Bahan dari aspirasi
perkutan-diperoleh biasanya dari hasil yang lebih rendah untuk mikroskopi
atau culture.

Treatmen
Pengobatan amoebiasis umumnya menggunakan antibiotik :
1. Emetin hidroklorida
Obat ini berkhasiat terhadap bentuk histolitika. Toksisitasnya
relative tinggi, terutama pada otot jantung. Dosis untuk orang dewasa
adalah 65 mg sehari,untuk anak – anak dibawah 8 th 10 mg sehari.
Lama pengobatan 4 – 6 hari berturut – turut. Pada orangtua dan orang
yang punya sakit berat, pemberian harus dikurangi. Tidak
dianjurkan pada wanita hamil, penderita gangguan ginjal dan jantung.
2. Klorokuin
Obat ini merupakanamebisid jaringan, berkhasiatterhadap bentuk
histolitika. Efeksamping dan efek toksiknyabersifat ringan, antara lain
mual, muntah, diare, dan sakitkepala. Dosis untuk orangdewasa adala
h 1 gr sehariselama 2 hari, kemudian 500 mgsehari selama 2 – 3 min
ggu. Obatini juga efektif terhadapamoebias hati.
3. Antibiotik
Tetrasiklin dan eritromisin bekerja secara tidak langsung sebagai
amebisid dengan mempengaruhi flora usus. Paromomisin bekerja
langsung pada ameba. Dosis yang dianjurkan adalah 25 mg/kg berat
badan/hari selama 5 hari, diberikan secara terbagi.
4. Metronidazol (Nitroimidazol)
Obat ini merupakan obat pilihan, karena efektif terhadap bentuk
histolika dan bentuk kista. Efek sampingnya ringan, antara lain, muntah
dan pusing. Dosis untuk orang dewasa adalah 2 gram sehari selama 3
hari berturut-turut.

4. Naegleria sp.

34
Naegleria adalah amuba mikroskopis yang dapat menyebabkan
sangat jarang, tapi yang parah, infeksi otak. amuba umumnya ditemukan di
air tawar hangat (misalnya, danau, sungai, dan air panas) dan tanah. Hanya
satu spesies, Naegleria fowleri menginfeksi manusia.

Klasifikasi

Domain: Eukaryota

Filum: Percolozoa

Kelas: Heterolobosea

Order: Schizopyrenida

Family: Vahlkampfiidae

Genus: Naegleria

Morfologi

Naegleria fowleri. Jenis amoeba ini umumnya ditemukan di danau


air tawar, sungai, dan sumber air panas. Perlu Anda ketahui
bahwa amoeba ini dapat bertahan hidup dalam air yang bersuhu 113
derajat Fahrenheit sekalipun.

Biasanya, Anda akan terkena paparan dari amoeba ini ketika Anda
melakukan kegiatan yang berhubungan dengan air, seperti berenang dan
berendam dalam air hangat. Amoeba ini akan memasuki tubuh Anda
melalui bagian hidung. Setelah itu, mereka akan menuju bagian otak
melalui saraf penciuman yang terhubung dengan lobus frontal otak.
Jika amoeba telah mencapai bagian otak akan menginfeksi otak Anda dan

35
hal ini akan berkembang menjadi penyakit meningoencephalitis amebic
primer.

Penyakit ini akan menyebabkan otak meradang dan mengalami


kerusakan serius. Hal ini tidak akan menular dari orang ke orang namun
mayoritas dari penderitanya akan meninggal dunia, biasanya dalam waktu
seminggu, meskipun mereka telah melakukan pengobatan.

Gejala

Infeksi naegleria disebabkan oleh jenis amoeba yang


bernama naegleria fowleri yang umumnya ditemukan di perairan hangat.
Tak hanya di air saja, jenis amoeba ini terkadang ditemukan di dalam
tanah. Amoeba ini dapat memasuki tubuh Anda melalui hidung yang
terkena air atau debu yang telah terkontaminasi. Selanjutnya, amoeba
akan berjalan menuju ke otak melalui saraf yang menghubungkan antara
hidung dan otak yang berfungsi untuk mengirimkan rasa bau.

Siklus Hidup
Parasit ini berkembang biak dengan belah pasang dan membentuk
stadium kista Naegleria, dapat juga berkembang dalam stadium flagelat
bila berada dalam air, dan bentuk flagelat ini menjadi trofozoit kembali
sebelum enkistase.
Siklus hidup dari genus ini belum diketahui dengan jelas. Cara
infeksi Naegleria ini pada manusia diperkirakan melalui hidung waktu
berenang pada air yang mengandung parasit atau waktu berwuduk dengan
air yang tercemar dengan parasit ini.

Diagnosis

PAM bisa salah untuk piogenik atau bakteri atau virus meningitis
karena kurangnya gejala khasatau klinis. CSF mungkin memiliki relatif
tinggi tekanan, rendah untuk glukosa normal, dan konsentrasi protein
tinggi. CSF adalah pleocytotic dengan dominan leukosit polimorfonuklear
(PMN) di awal kursus dari penyakit, tetapi tidak ada bakteri. Pemeriksaan

36
sediaan basahCSF dapat mengungkapkan adanya aktif bergerakamebae
dan Giemsa atau trichrome noda dari Pap CSFakan diperlukan untuk
mengidentifikasi nuklir karakteristikmorfologi amebae sehingga mereka
dapat dibedakandari sel inang. A baru-baru ini dikembangkanreal-time,
multipleks PCR dapat mengidentifikasi DNAdi CSF dari ketiga amebae
patogen, Acanthamoeba,Balamuthiamandrillaris, dan Naegleria fowleri,
diketahuimenyebabkan infeksi. Hal ini biasanya dapat dicapai dalam
waktu5 jam dari waktu spesimen tiba di laboratorium, sebuahfaktor penting
untuk diagnosis cepat karena sebagian besar pasiendiperlakukan awalnya
dengan obat antibakteri yang efektifterhadap N. fowleri.Sebuah tiba-tiba
sakit kepala bifrontal atau bitemporal,demam tinggi, leher kaku, mual,
muntah, iritabilitas, dankegelisahan biasanya menyajikan gejala awalPAM.
Kemudian, gejala mungkin termasuk fotofobia, diplopia,kelesuan,
kebingungan, perilaku aneh, kejang, dan koma,sebelum kematian.
penyakit berlangsung cepat, dan karenauntuk keterlambatan dalam
membuat diagnosisyang benar, prognosis untukpasien miskin.Karena
akses N. fowleri amebae gain pada mukosa hidungdan bermigrasi di piring
berkisi ke otak melaluisaraf penciuman, kerusakan disebabkan untuk
penciuman yanglobus menyebabkan nekrosis hemoragik dan eksudat
purulen.Leptomeninges (yang arachnoid dan pia mater) yangsangat padat,
difus hyperemic, dan buram. Palinglesi yang ditemukan di dalam dan di
sekitar dasar orbitofrontal yangdan lobus temporal, dasar otak,
hipotalamus, otak tengah,pons, medula oblongata, dan bagian atas
darisumsum tulang belakang.pemeriksaan mikroskopis dari belahan
otak,batang otak, otak kecil, dan bagian atas tulang belakankabel
mengungkapkan eksudat leptomeningeal fibrino-purulenmengandung
dominan PMN dan beberapa eosinofil,makrofag, dan beberapa limfosit.
Sejumlah besartrofozoit amebic terlihat dalam edema dan nekrosisjaringan
saraf. Amebae dapat dikenali olehbesar, nukleolus padat pewarnaan
mereka dalam Virchow-Robinspasi biasanya sekitar pembuluh darah tanpa
inflamasitanggapan. Kista tidak ditemukan. amebae dapatkhusus
diidentifikasi dengan metode imunohistokimiamenggunakan poliklonal atau
antibodi monoklonal. N.fowleri dapat dibudidayakan dari sampel CSF atau
dari

37
Treatmen
Pengobatan yang efektif adalah dengan Amfoterisin B, dan dapat
juga diberi Sulfadiazine yang pernah dipakai dalam percobaan pada tikes
percobaan yang dapat melindungi Amoeba ini dari infeksi.
Metronidazol, emetin, dan berbagai antibiotik tidak efektif untuk
pengobatan pada infeksi Naegleria.

5. Acanthamoeba sp.

Acanthamoeba merupakan protista patogen yang hidup bebas,


mampu menyebabkan keratitis menyilaukan dan ensefalitis granulomatosa
fatal. Faktor-faktor yang berkontribusi terhadap infeksi Acanthamoeba
termasuk biologi parasit, keragaman genetik, penyebaran lingkungan dan
kerentanan tuan rumah, dan disorot bersama-sama dengan langkah-
langkah terapi dan pencegahan potensi. Penggunaan Acanthamoeba
dalam studi mekanisme seluler diferensiasi, motilitas dan fagositosis,
patogenesis bakteri dan proses evolusi membuat model yang menarik
organisme. Ada penekanan yang signifikan pada Acanthamoeba sebagai
kuda Trojan mikroba lainnya termasuk virus, bakteri, protista dan patogen
jamur

Klasifikasi

Domain: Eukaryota

Order: Centramoebida

38
Family: Acanthamoebidae

Genus: Acanthamoeba

Morfologi
Accanthamoeba memiliki bentuk trofozoit dan kista, tidak ada
bentuk flagellatanya. Bentuk trofozoit memiliki ciri khas berupa
pseudopodia yang lancip, disebut acanthopodia. Memiliki satu inti dengan
karyosom sentral yang besar, tanpa kromatin perifer. Kistanya bulat,
memiliki satu inti. Dindingnya dua lapis, lapisan terluarnya bergerigi dan
tidak teratur. Penularan biasanya tidak berhubungan dengan kolam
renang. Infeksi SSP berlangsung secarahematogen setelah inhalasi /
aspirasi bentuk trofozoit maupun kista, atau melalui kulit atau mukosa yang
luka secara invasi vaskular langsung.

Host
 Manusia

Gejala
Setelah Amoeba menginfeksi manusia melalui traktus respiratorius
atau kulit, penyebaran ke otak diduga secara hematogen. Infeksi
Acanthamoeba pada otak, biasanya terjadi pada penderita yang
mengalami immuno supressan, atau penderita penyakit lain yang berakibat
kelemahan pada penderita. Infeksi subakut dengan macam-macam
manifestasi di susunan saraf pusat, yaitu meningitis, kelainan mental,
kelainan neurologik seperti abses dan tumor otak. Proses patologik. yang
terjadi adalah ensefalitis granulomatosa amoebic. Infeksi parasit ini dapat
menjadi kronis.

Siklus Hidup
Siklus hidup Acanthamoeba terdiri dari dua tahap, yaitu tropozoit
dan kista dorman. Tropozoit ialah bentuk yang infeksius dan invasif dari
organisme ini, merupakan tahap makan secara aktif dan bereproduksi
dengan pembelahan binary. Bentuk tropozoit memiliki ciri khas berupa
pseudopodia yang lancip, disebut achantopodia.

39
Sedangkan pembentukan kista terjadi pada kondisi
lingkungan tanpa makanan, desikasi, serta perubahan suhu dan pH.
Kista resisten terhadap biosidal, klorinasi, dan antibiotik, serta dapat
hidup pada temperatur rendah. Bentuk tropozoit berukuran diameter 25
sampai 40 μm dengan karakteristik memiliki spine-like pseudopodia.
Sedangkan bentuk kistanya berukuran diameter 15 sampai 20 μm, memiliki
lapisan dinding ganda, dan biasanya berbentuk poligonal dan sferis.
Reproduksi dilakukan melalui pembelahan biner dari tropozoit.
Bentuk kista infektif dapat ditransmisikan melalui debu dan aerosol.
Transmisi antar manusia tidak pernah ditemukan. Transmisi pada manusia
terjadi melalui kontak dengan air hangat, cairan atau aerosol.
Acanthamoeba umumnya merupakan patogen opportunistik yang hanya
menginfeksi manusia dengan sistem imun yang terganggu atau rendah
seperti pada pasien yang menerima terapi immunosuppresive,
antibiotik spektrum luas, atau AIDS. Acanthamoeba dapat masuk ke
dalam tubuh manusia melalui inhalasi aerosol atau debu yang
mengandung kista lalu menyebar ke dalam otak menyebabkan
encephalitis yang subkronis dan bersifat fatal

Diagnosis

Diagnosis AK bermasalah dan sering salah didiagnosis sebagai


keratitis bakteri, virus atau jamur. Penggunaan lensa kontak dengan pasien
bersama-sama dengan rasa sakit yang menyiksa sangat indikasi infeksi ini.
Penggunaan in vivo confocal microscopy telah muncul sebagai alat non-
invasif yang berharga untuk diagnosis klinis pada keratitis menular berat
dengan sensitivitas yang tinggi [50, 51]. Bukti konfirmasi berasal dari
menunjukkan parasit menggunakan tes laboratorium berbasis. Budidaya
Acanthamoeba dari biopsi kornea atau dari kontak lensa / kasus tetap
assay yang paling banyak digunakan. tes imunofluoresensi dan real-time
metode PCR multiplex [52] juga telah dikembangkan. Uji multipleks adalah
nilai untuk deteksi simultan dari patogen amuba yang hidup bebas dalam
sampel yang sama. Penggunaan real-time cepat-duplex TaqMan PCR
untuk deteksi simultan dari 10 genotipe yang berbeda dari Acanthamoeba
dapat mendeteksi 0,1 kista / ml [53]. Selain itu, matriks-dibantu laser yang

40
desorpsi-ionisasi time-of-flight spektrometri massa dan spektroskopi 1H
NMR telah terbukti dari nilai potensial di identifikasi cepat Acanthamoeba
di spesimen klinis.

Treatmen

Diagnosis dini diikuti dengan pengobatan agresif sangat penting


untuk prognosis yang sukses. Tidak ada agen tunggal terbukti seragam
efektif terhadap semua isolat / genotipe Acanthamoeba. beberapa faktor
termasuk presentasi klinis bervariasi dan virulensi akun Acanthamoeba
karena kurangnya korelasi antara aktivitas in vitro dan in vivo khasiat.
Dalam pengobatan termasuk biguanide poliheksametilena atau
chlorhexidine diglukonat bersama-sama dengan propamidine isethionate
atau hexamidine, efektif. Jika bakteri juga berhubungan dengan infeksi,
penambahan antibiotik, yaitu, neomycin atau kloramfenikol dianjurkan.

6. Balamuthia sp.

Balamuthia mandrillaris adalah amuba yang hidup bebas yang


diketahui menyebabkan kondisi neurologis mematikan yang dikenal
sebagai granulomatosa amuba ensefalitis (GAE). B. mandrillaris
ditemukan di dalam tanah dan pertama kali ditemukan pada tahun 1986 di
otak babon yang meninggal di San Diego Wild Animal Park. B. mandrillaris
dapat menginfeksi tubuh melalui luka kulit atau dengan menghirup debu
yang mengandung Balamuthia. Balamuthia belum definitif terisolasi di
alam, tetapi diyakini akan didistribusikan ke seluruh daerah beriklim dunia.

41
Hal ini didukung agak oleh adanya antibodi untuk Balamuthia hadir pada
orang sehat. The Balamuthia genus bernama untuk menghormati
parasitologist akhir William Balamuth (1914-1981) untuk kontribusi untuk
studi dari amuba parasit dan hidup bebas.

Klasifikasi

Domain: Eukaryota

Order: Centramoebida

Family: Balamuthiidae

Genus: Balamuthia

Species: B. Mandrillaris

Morfologi
Balamuthia mandrillaris adalah hidup bebas, amuba heterotrofik,
yang terdiri dari pelengkap standar organel yang dikelilingi oleh dinding sel
tiga lapis, dan dengan inti sel normal besar. Rata-rata, trofozoit Balamuthia
adalah sekitar 30 sampai 120 mikrometer diameter. Kista jatuh sekitar
dalam kisaran ini juga.

Gejala

Balamuthia mandrillaris baru telah diisolasi dari lingkungan


dan juga telah diisolasi dari spesimen otopsi manusia dan hewan
yang terinfeksi. B. mandrillaris hanya memiliki dua tahap, kista dan
trofozoit, dalam siklus hidupnya. Tidak ada tahap flagellated ada
sebagai bagian dari siklus hidup. Trofozoit mereplikasi oleh mitosis
(membran nuklir tidak tetap utuh) . trofozoit adalah bentuk infektif,
meskipun kedua kista dan trofozoit mendapatkan masuk ke dalam
tubuh dalam melalui berbagai cara. Entri dapat terjadi melalui
saluran hidung ke saluran pernapasan bagian bawah, atau ulserasi
kulit atau rusak. Ketika B. mandrillaris memasuki sistem pernapasan
atau melalui kulit, dapat menyerang sistem saraf pusat oleh

42
hematogen diseminasi menyebabkan granulomatous amebic radang
otak (GAE) atau disebarluaskan generic_8.gif penyakit, atau kulit lesi
pada individu yang kebal kompeten serta orang-orang dengan
sistem kekebalan tubuh berkompromi. B. mandrillaris kista dan
trofozoit ditemukan dalam jaringan

Siklus Hidup
Siklus hidup Balamuthia ini, seperti Acanthamoeba, terdiri dari
tahap fibrosis dan tahap trofozoit, yang keduanya menular, dan keduanya
dapat diidentifikasi sebagai inklusi di jaringan otak pada pemeriksaan
mikroskopis biopsi otak dilakukan pada individu yang terinfeksi. trophozoite
adalah pleomorfik dan uninucleated, namun bentuk dan berinti dua yang
kadang-kadang terlihat. Kista juga uninucleated memiliki tiga dinding: suatu
tipis ectocyst luar yang tidak teratur, sebuah endocyst tebal batin, dan
amorf fibrillar mesocyst tengah.

Diagnosis

Balamuthia granulomatosa Amebic Encephalitis (GAE) adalah


infeksi serius dari otak dan sumsum tulang belakang yang disebabkan oleh
Balamuthia 1,2,3,4. GAE sering didiagnosis hanya setelah kematian.
Namun, hal itu dapat didiagnosis dengan memeriksa darah, cairan
serebrospinal, dan sampel jaringan dari pasien hidup juga. Diagnosis GAE
pada pasien yang tinggal kurang umum karena amuba sulit untuk
mengidentifikasi di bawah mikroskop, bahkan dengan yang biasa
digunakan noda.

Namun, ada tiga jenis tes yang dapat membantu memastikan


diagnosis GAE. The imunofluoresensi assay tidak langsung (IFA) adalah
tes yang digunakan untuk mendeteksi antibodi melekat pada amuba
Balamuthia dalam jaringan tubuh. Sebaliknya, imunohistokimia (IHC)
menggunakan antibodi spesifik terhadap Balamuthia untuk mendeteksi
amuba. Akhirnya, reaksi berantai polimerase (PCR) assay molekul dapat
mendeteksi Balamuthia DNA.

43
Treatmen
 Terapi antimikroba

C. Ciliata
Ciliata (Ciliophora),alat gerak berupa silia (rambut getar). Anggota
Ciliata ditandai dengan adanya silia (bulu getar) pada suatu fase hidupnya,
yang digunakan sebagai alat gerak dan mencari makanan. Ukuran silia
lebih pendek dari flagel.Memiliki 2 inti sel (nukleus), yaitu makronukleus
(inti besar) yang mengendalikan fungsi hidup sehari-hari dengan cara
mensisntesis RNA, juga penting untuk reproduksi aseksual, dan
mikronukleus (inti kecil) yang dipertukarkan pada saat konjugasi untuk
proses reproduksi seksual. Ditemukan vakuola kontraktil yang berfungsi
untuk menjaga keseimbangan air dalam tubuhnya. Banyak ditemukan
hidup di laut maupun di air tawar.
Contoh Spesies :
1. Paramaecium caudatum

Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Philum : Protozoa
Sub phylum : Ciliophora
Class : Ciliate
Subclass : Holotricha
Ordo : Hymenostomatida
Family : Paramecidae

44
Genus : Paramaecium
Species : Paramaecium caudatum

Morfologi
Paramecium memiliki tubuh yang seluruhnya atau sebagian
ditutupi oleh cilia atau rambut getar, mempunyai satu makronukleus
dan satu atau beberapa mikronukleus, Paramecium bereproduksi
secara vegetatif dengan pembelahan melintang, makronukleus
membelah secara amitosis sedangkan mikronukleus secara
mitosis.Paramecium memiliki tubuh streamline yang dapat
digunakan untuk berenang. Laju renang dibantu oleh silia yang
menutupi permukaan tubuh. Paramecium bergerak dengan
kecepatan 1500 µ/detik atau lebih. Selama bergerak, silia membuat
gerakan yang simultan dari anterior ke posterior, disebut ritme
metakronal.

D. Sporozoa
Sporozoa,adalah protozoa yang tidak memiliki alat gerak. Cara
bergerak hewan ini dengan cara mengubah kedudukan tubuhnya.
Pembiakan secara vegetatif (aseksual) disebut juga Skizogoni dan secara
generatif (seksual) disebut Sporogoni.Marga yang berhubungan dengan
kesehatan manusia yaitu Toxopinsma dan Plasmodium. Tidak memiliki
alat gerak khusus, menghasilkan spora (sporozoid) sebagai cara
perkembang biakannya. Sporozoid memiliki organel-
organel kompleks pada salah satu ujung (apex) selnya yang dikhususkan
untuk menembus sel dan jaringan inang.Hidupnya parasit pada manusia
dan hewan.

Contoh spesies :

1. Plasmodium vivax

45
Plasmodium vivax adalah parasit protozoa dan patogen manusia.
Penyebab yang paling sering dan didistribusikan secara luas berulang malaria
(malaria jinak), P. vivax adalah salah satu dari lima spesies parasit malaria yang
biasa menyerang manusia. Hal ini kurang virulen dari Plasmodium falciparum,
yang paling mematikan dari lima, tapi vivax malaria dapat menyebabkan penyakit
yang parah dan kematian akibat splenomegali (limpa patologis membesar). P.
vivax dilakukan oleh nyamuk Anopheles betina, karena hanya dengan betina dari
spesies yang menggigit.

Klasifikasi
Filum : Apicomplexa
Kelas : Aconoidasida
Order : Haemosporida
Fimili : Plasmodiidae
Genus : Plasmodium
Spesies : P.vivax

Morfologi
Eritrosit yang terinfeksi oleh parasit ini mengalami pembesaran dan
pucat karena kekurangan haemoglobin.
 Tropozoit muda tampak sebagai cincin dengan inti pada satu sisi.
 Tropozoid tua tampak sebagai cincin amuboid akibat penebalan sitoplasma
yang tidak merata.
 Dalam waktu 36 jam parasit akan mengisi lebih dari setengah sel eritrosit
yang membesar.
 Proses selanjutnya inti sel parasit akan mengalami pembelahan dan
menjadi bentuk schizont yang berisi merozoit berjumlah antara 16 – 18
buah.

46
 Gametosit mengisi hampir seluruh eritrosit.
 Mikrogametosit berinti besar dalam pewarnaan Giemsa akan berwarna
merah muda sedangkan sitoplasma berwarna biru.
 Makrogametosit berinti padat berwarna merah letaknya biasanya di pinggir.

Host
 Nyamuk Anopheles betina

Gejala
Infeksi Plasmodium vivax berlangsung pada manusia ketika
terinfeksi anopheles betina nyamuk menghisap darah dari orang yang
sehat. Selama makan, nyamuk menyuntikkan air liur untuk mencegah
pembekuan darah (bersama dengan sporozoit), ribuan sporozoit
diinokulasi ke dalam darah manusia; dalam setengah jam sporozoit
mencapai hati. Di sana mereka masuk sel hati, berubah menjadi bentuk
tropozoite dan memakan sel-sel hati, dan bereproduksi secara aseksual.
Proses ini menimbulkan ribuan merozoit (sel plasmodium putri) dalam
sistem peredaran darah dan hati.

Siklus Hidup
Siklus hidup P. vivax melibatkan dua host. Selama makan darah,
malaria terinfeksi nyamuk Anopheles betina inoculates sporozoit ke dalam
host manusia. Sporozoit menginfeksi sel-sel hati dan masukkan keadaan
hypnozoite aktif atau dewasa menjadi skizon, yang pecah dan melepaskan
merozoit. Setelah replikasi awal ini dalam hati (ekso-erythrocytic
schizogony A), parasit menjalani perkalian aseksual dalam eritrosit
(erythrocytic schizogony B). Merozoit menginfeksi sel darah merah. Cincin
trofozoit tahap tumbuh menjadi skizon, yang pecah melepaskan merozoit.
Beberapa parasit berdiferensiasi menjadi tahapan erythrocytic seksual
(gametosit). parasit tahap darah bertanggung jawab atas manifestasi klinis
penyakit ini.

Gametosit, laki-laki (microgametocytes) dan perempuan


(macrogametocytes), dicerna oleh nyamuk Anopheles selama makan

47
darah. perkalian parasit 'di nyamuk dikenal sebagai siklus sporogonic (C).
Sementara di perut nyamuk, yang mikrogamet menembus makrogamet
menghasilkan zigot. The zigot pada gilirannya menjadi motil dan
memanjang (ookinetes) yang menyerang dinding nyamuk midgut mana
mereka berkembang menjadi ookista. Ookista tumbuh, pecah, dan
sporozoit rilis, yang membuat jalan mereka ke kelenjar liur nyamuk.
Inokulasi sporozoit menjadi host manusia baru melanggengkan siklus
hidup malaria.

Diagnosis
P. vivax dan P. ovale yang telah duduk di EDTA selama lebih dari
30 menit sebelum film darah dibuat akan terlihat sangat mirip dalam
penampilan dengan P. malariae, yang merupakan alasan penting untuk
memperingatkan laboratorium segera ketika sampel darah ditarik sehingga
mereka dapat memproses sampel segera setelah tiba. film darah
sebaiknya dilakukan dalam waktu 30 menit dari pengambilan darah dan
tentu saja harus dilakukan dalam waktu satu jam darah ditarik. Diagnosis
dapat dilakukan dengan tes cepat strip antibodi.

Treatmen
 Chloroquine

2. Plasmodium falciparum

48
Plasmodium falciparum adalah parasit protozoa, salah satu spesies
Plasmodium yang menyebabkan malaria pada manusia. Hal ini ditularkan oleh
nyamuk Anopheles betina. Malaria disebabkan oleh spesies ini (juga disebut
malaria ganas atau falciparum) adalah bentuk paling berbahaya dari malaria,
dengan tingkat tertinggi dari komplikasi dan kematian. Pada 2006, diperkirakan
ada 247 juta infeksi manusia malaria (98% di Afrika, 70% menjadi 5 tahun atau
lebih muda). Hal ini jauh lebih umum di sub-Sahara Afrika daripada di banyak
daerah lain di dunia; di sebagian besar negara-negara Afrika, lebih dari 75% kasus
adalah karena P. falciparum, sedangkan di sebagian besar negara-negara lain
dengan transmisi malaria,, spesies plasmodial kurang ganas lainnya
mendominasi. Hampir setiap kematian malaria disebabkan oleh P. falciparum.

Klasifikasi
Domain : Eukaryota
Filum : Apicomplexa
Kelas : Aconoidasida
Order : Haemosporida
Famili : Plasmodiidae
Genus : Plasmodium
Spesies : P.falciparum

Morfologi
Parasit ini merupakan species yang berbahaya karena penyakit
yang ditimbulkannya dapat menjadi berat dan menyebabkan
kematian.Perkembangan aseksual dalam hati hanya menyangkut fase
preritrosit saja; tidak ada fase ekso-eritrosit.Bentuk dini yang dapat dilihat
dalam hati adalah skizom yang berukuran ± 30 µ pada hari keempat
setelah infeksi.

49
Jumlah morozoit pada skizon matang (matur) kira-kira 40.000
bentuk cacing stadium trofosoit muda plasmodium falciparum sangat kecil
dan halus dengan ukuran ±1/6 diameter eritrosit.Pada bentuk cincin dapat
dilihat dua butir kromatin; bentuk pinggir (marginal) dan bentuk accole
sering ditemukan.Beberapa bentuk cincin dapat ditemukan dalam satu
eritrosit (infeksi multipel). Walaupun bentuk marginal, accole, cincin
dengan kromatin ganda dan infeksi multiple dapat juga ditemukan dalam
eritrosit yang di infeksi oleh species plasmodium lain pada manisia,
kelainan-kelainan ini lebih sering ditemukan pada Plasmodium Falciparum
dan keadaan ini penting untuk membantu diagnosis species.
Bentuk cincin Plasmodium falciparum kemudian menjadi lebih
besar, berukuran seperempat dan kadang-kadang setengah diameter
eitrosit dan mungkin dapat disangka parasit Plasmodium
malariae.Sitoplasmanya dapat mengandung satu atau dua butir
pigmen.Stadium perkembangan siklus aseksual berikutnya pada
umumnya tidak berlangsumg dalam darah tepi, kecuali pada kasus berat
(perniseosa).

Host
 Nyamuk

Gejala
Plasmodium falciparum menyebabkan malaria berat melalui
properti khas yang tidak dimiliki oleh malaria manusia lainnya, yang
penyerapan. Dalam 48 jam siklus tahap darah aseksual, bentuk dewasa
mengubah sifat permukaan sel darah merah yang terinfeksi, menyebabkan
mereka untuk menempel pembuluh darah (suatu proses yang disebut
cytoadherence). Hal ini menyebabkan obstruksi mikrosirkulasi dan
menghasilkan disfungsi beberapa organ, biasanya otak dalam malaria
cerebral.

Siklus Hidup
Siklus hidup dari semua spesies Plasmodium yang kompleks.
Infeksi pada manusia dimulai dengan gigitan nyamuk Anopheles betina
yang terinfeksi. Sporozoit dilepaskan dari kelenjar ludah nyamuk masuk ke

50
aliran darah selama makan, cepat menyerang sel-sel hati (hepatosit).
Sporozoit dibersihkan dari sirkulasi dalam waktu 30 menit. Selama 14 hari
ke depan dalam kasus P. falciparum, parasit hati-tahap membedakan dan
menjalani perkalian aseksual, menghasilkan puluhan ribu merozoit yang
meledak dari hepatosit. merozoit individu menyerang sel-sel darah merah
(eritrosit) dan menjalani babak tambahan perkalian, menghasilkan 12-16
merozoit dalam skizon a. Panjang tahap erythrocytic ini siklus hidup parasit
tergantung pada spesies parasit. Siklus tidak teratur untuk P. falciparum,
48 jam untuk P. vivax dan P. ovale, dan 72 jam untuk P. malariae [6]
Manifestasi klinis malaria, demam, dan menggigil berhubungan dengan
pecahnya sinkron dari eritrosit yang terinfeksi. merozoit ini merilis pergi
untuk menyerang eritrosit tambahan. Tidak semua merozoit membagi
menjadi skizon; beberapa berdiferensiasi menjadi bentuk seksual, laki-laki
dan gametosit betina. gametosit ini diambil oleh nyamuk Anopheles betina
selama makan darah. Dalam midgut nyamuk, yang gametocyte laki-laki
mengalami pembelahan inti yang cepat, menghasilkan delapan
mikrogamet flagellated yang membuahi makrogamet perempuan. ookinete
yang dihasilkan melintasi nyamuk usus dinding dan encysts pada bagian
luar dinding usus sebagai ookista. Segera, pecah ookista, melepaskan
ratusan sporozoit ke dalam rongga tubuh nyamuk, di mana mereka
akhirnya bermigrasi ke kelenjar ludah nyamuk.

Diagnosis
Parasit ini ditemukan didaerah tropic, terutama di Afrika dan Asia
Tenggara.Di Indonesia parasit ini terbesar di seluruh kepulauan.

Treatmen

51
 Terapi artemisinin

3. Plasmodium ovale

Plasmodium ovale adalah spesies protozoa parasit yang menyebabkan


malaria tertiana pada manusia. Ini adalah salah satu dari beberapa spesies parasit
Plasmodium yang menginfeksi manusia termasuk Plasmodium falciparum dan
Plasmodium vivax yang bertanggung jawab untuk infeksi yang paling malaria.
Sangat jarang dibandingkan dengan dua parasit ini, dan secara substansial kurang
berbahaya daripada P. falciparum.

Klasifikasi
Kingdom: Protista
Subkingdom:Protozoa
Phylum:Apicomplexa
Class : Sporozoasida
Order: Eucoccidiorida
Family: Plasmodiidae
Genus:Plasmodium
Species : plasmodium ovale

Morfologi
Morfologi P. ovale mempunyai persamaan dengan P. malariae
tetapi perubahan pada eritrosit yang dihinggapi parasit mirip dengan P.
vivax. Trofozoit muda berukuran kira – kira 2 mikron (1/3 eritrosit). Titik –
titik schuffner (disebut juga titik James) terbentuk sangat dini dan tampak
jelas. Stadium trofozoit berbentuk bulat dan kompak dengan granula

52
pigmen yang lebih kasar tetapi tidak sekasar pigmen P. malariae. Pada
stadium ini eritrosit agak membesar dan sebagian besar berbentuk lonjong
(oval) dan pinggir eritrosit bergerigi pada salah satu ujungnya dengan titik
Schuffner yang menjadi lebih banyak.

Host
 Nyamuk

Gejala
Gejala klinis malaria ovale mirip dengan malaria vivaks.
Serangannya sama hebat tetapi penyembuhannya sering secara spontan
dan relapsnyalebih jarang. Parasit sering tetap berada dalam darah
(periode laten) dan mudah ditekan oleh spesies lain yang lebih virulen.
Parasit ini baru tampak lagi setelah spesies yang lain lenyap. Infeksi
campur P. ovale sering terdapat pada orang yang tinggal di daerah tropic
Afrika dengan endemi malaria.

Siklus Hidup
Terinfeksi malaria nyamuk Anopheles betina inoculates sporozoit
ke dalam host manusia selama makan darah . Sporozoit menginfeksi sel-
sel hati dan matang menjadi skizon , yang pecah dan melepaskan merozoit
( exo - erythrocyticskizogoni ) . Pada P. vivax dan P. ovale tahap tidur (
hypnozoites ) dapat bertahan dalam hati selama berminggu-minggu , atau
bahkan bertahun-tahun . Merozoit menginfeksi sel darah merah . Trofozoit
tahap cincin tumbuh menjadi skizon , yang pecah melepaskan merozoit (
skizogonierythrocytic ) . Beberapa parasit berdiferensiasi menjadi tahap
erythrocytic seksual ( gametosit ) . Gametosit tertelan oleh nyamuk
Anopheles selama makan darah . The mikrogamet menembus
makrogamet menghasilkan zigot dalam perut nyamuk . The zigot menjadi
ookinetes dan menyerang dinding midgut mana mereka berkembang
menjadi ookista . Ookista tumbuh, pecah , dan sporozoitrilis , yang
membuat jalan mereka ke kelenjar ludah nyamuk ( siklus sporogonic ).

Diagnosis

53
1. Identifikasi mikroskopis adalah metode yang paling sering
digunakan untuk menunjukkan infeksi aktif .
2. Malaria ovale penyakitnya ringan dan dapat sembuh sendiri
tanpa pengobatan.
3. Diagnosis malaria ovale dilakukan dengan menentukan parasit P.
ovale dalam sediaan darah yang dipulas dengan Giems.

4. Plasmodium malariae

Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh protozoa yang


disebut Plasmodium, yang dalam salah satu tahap perkembang biakannya
akan memasuki dan menghancurkan sel-sel darah merah yang ditularkan
oleh nyamuk malaria (anopheles). Plasmodium ini merupakan protozoa
obligat intraseluler. Penularan pada manusia dilakukan oleh nyamuk betina
anopheles atuapun ditularkan langsung memlalui transfusi darah atau
jarum suntik yang tercemar serta dari ibu hamil kepada janinnya.

Klasifikasi
Kingdom : Protista
Filum : Apicomplexa
Kelas : Aconoidasida
Ordo : Haemosporida
Famili : Plasmodiidae
Genus : Plasmodium
Spesies : P.malariae

54
Morfologi
Tahap cincin yang dibentuk oleh invasi merozoit dirilis oleh pecah
skizon hati stadium adalah tahap pertama yang muncul dalam darah.
Tahap cincin tumbuh perlahan tapi segera mengisi seperempat sampai
sepertiga dari sel terparasit. Pigmen meningkat pesat dan parasit setengah
tumbuh mungkin harus dari 30 sampai 50 butiran hitam legam. Parasit
perubahan berbagai bentuk seperti tumbuh dan membentang di sel inang
untuk membentuk bentuk pita.

Host
o Nyamuk

Gejala
Masa inkubasi pada infeksi Plasmodium malariae berlangsung 18
hari dan kadang – kadang sampai 30 – 40 hari. Gambaran klinis pada
serangan pertama mirip malaria vivax. Serangan demam lebih teratur dan
terjadi pada sore hari. Parasit Plasmodium malariae cenderung
menghadapi eritrosit yang lebih tua. Kelainan ginjal yang disebabkan oleh
Plasmodium malariae biasa bersifat menahun dan progresif dengan gejala
lebih berat dan prognosisnya buruk. Perjalanan penyakitnya tidak terlalu
berat. Anemia kurang jelas dari pada malaria vivax dan penyulit lain agak
jarang. Splenomegali dapat mencapai ukuran yang besar. Parasitemia
asimtomatik tidak jarang dan menjadi masalah pada donor darah untuk
transfuse. Nefrosis pada malaria kuartana sering terdapat pada anak di
Afrika dan sangat jarang terjadi pada orang non – imun yang di infeksi
Plasmodium malariae. Semua stadium parasit aseksual terdapat dalam
peredaran darah tepi pada waktu yang bersamaan, tetapi parasitemia tidak
tinggi, kira – kira 1% sel darah merah yang di infeksi. Mekanisme rekurens
(relaps jangka panjang) pada malaria malariae disebabkan oleh parasit di
luar eritrosit yang menjadi banyak, stadium aseksual daur eritrosit dapat
bertahan di dalam badan, dalam beberapa hal parasit – parasit ini
dilindungi oleh pertahanan sistem kekebalan selular dan humoral manusia,
ada factor evasi, yaitu parasit dapat menghindarkan diri dari pengaruh zat
anti dan fagositosis dan disamping itu bertahannya parasit – parasit ini

55
tergantung pada variasi antigen yang terus menerus berubah dan dapat
menyebabkan relaps.

Siklus Hidup
Plasmodium mengalami siklus hidup dalam dua tahapan, yaitu
tahap seksual dan aseksual. Tahap seksual terjadi dalam tubuh nyamuk,
sedangkan tahap aseksual terjadi dalam tubuh manusia. Siklus hidup
Plasmodium adalah sebagai berikut.
o Nyamuk Anopheles menggigit orang yang menderita malaria dan
menyebabkan perpindahan gametosit Plasmodium ke tubuh
nyamuk.
o Gametosit jantan dan gametosit betina akan menyatu (terjadi
fertilisasi) di dalam tubuh nyamuk sehingga terbentuk zigot.
o Zigot akan berkembang menjadi oosista di dinding perut nyamuk.
Sporozoit akan berkembang di dalam oosista tersebut. Setelah
terbentuk banyak, sporozoit akan keluar dari oisista dan bergerak
menuju kelenjar ludah nyamuk.
o Nyamuk akan menggigit orang sehat dan menyebabkan
perpindahan sporozoit Plasmodium ke dalam tubuh orang tersebut.
o Sporozoit masuk ke dalam hati orang tersebut dan membelah
berkali-kali membentuk merozoit. Kemudian merozoit akan menuju
sel darah merah, menembus masuk, dan hidup di dalamnya.
o Merozoit dalam sel darah merah akan membelah secara aseksual
menghasilkan merozoit baru dalam jumlah banyak. Dalam interval
waktu tertentu (kira-kira 48 atau 72 jam), merozoit akan keluar dari
sel darah sehingga menyebabkan sel darah tersebut pecah.
Pecahnya sel darah merah inilah yang menyebabkan penderita
malaria mengalami demam dan menggigil.
o Beberapa merozoit akan menginfeksi sel darah baru, sedangkan
merozoit lainnya akan membentuk gametosit baru. Gametosit ini
akan terbawa oleh nyamuk yang menggigit penderita tersebut dan
siklus terulang kembali.

Plasmodium masuk dalam kelompok apikompleksa (dulunya


sporozoa) yang dicirikan dengan tidak adanya alat gerak pada selnya (tidak
memiliki flagela atau silia). Dalam klasifikasi 5 kingdom, kelompok ini

56
masuk dalam kingdom protista, dan merupakan protista mirip hewan atau
protozoa.

Sporozoit Plasmodium memiliki organel khusus yang


menyebabkanya mampu menembus sel darah merah manusia. Organel-
organel tersebut terkumpul dalam kompleks apikal dari sporozoit tersebut.
Adanya kompleks apikal yang mengandung organel-organel khusus inilah
yang menjadi sebab penamaan kelompok apikompleksa.

Malaria merupakan salah satu penyakit yang sulit dibuat vaksinnya.


Hal ini disebabkan karena Plasmodium memiliki kemampuan cepat dalam
mengubah struktur protein permukaan tubuhnya. Selain itu, penyakit ini
sulit dilawan oleh sistem kekebalan karena merozoit plasmodium hidup
dalam sel darah sehingga terlindung dari sistem kekebalan seluler. Setiap
tahunnya banyak orang meninggal karena penyakit malaria, terutama di
negara miskin dengan sanitasi yang buruk.

Diagnosis
Diagnosis cepat dan akurat dari malaria adalah bagian integral dari
perawatan yang tepat dari individu yang terkena dan dalam mencegah
penyebaran lebih lanjut dari infeksi di masyarakat. Sebagai pusat rujukan
nasional untuk diagnosis malaria, CDC menyediakan bantuan diagnostik
dan teknis diagnosis malaria. CDC memberikan referensi diagnosis
mikroskopis dan tes khusus lainnya seperti serologi, PCR, dan pengujian
obat-resistance. Selain itu, telediagnosa dan pelatihan disediakan untuk
malaria dan penyakit parasit lainnya melalui website DPDx.

57
Treatment
Pengobatan malaria tergantung pada banyak faktor termasuk
tingkat keparahan penyakit, spesies parasit malaria menyebabkan infeksi
dan bagian dari dunia di mana infeksi diakuisisi. Yang terakhir 2
karakteristik membantu menentukan probabilitas bahwa organisme
resisten terhadap obat antimalaria tertentu. faktor tambahan seperti usia,
berat badan, dan status kehamilan dapat membatasi pilihan yang tersedia
untuk pengobatan malaria.

5. Babesia Microti

Babesiosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh kutu. Kutu


biasanya membawa organisme mikrosopis bernama Babesia.
Setiap orang dapat terinfeksi Babesiosis. Tetapi, orang-orang yang
sering kali melakukan kegiatan di ruang terbuka biasanya lebih berisiko
terkena gigitan kutu. Anda dapat mengurangi kemungkinan terkena infeksi
apabila menghindari faktor berisiko. Mohon diskusikan dengan dokter
untuk informasi lebih lanjut.

Klasifikasi

Kingdom: Protista

Filum : aplicompax

Kelas : aconoidasida

Ordo : piroplasmida

Famili : babesiidae

58
Morfologi
 Mudah disalah diagnosa sebagai plasmodium di area merebaknya
malaria karena bentuk cincinya
 Bentuk dan ukuranya bervariasi
 Tadak memproduksi pigmen
 Ukuranya kurang dari 3µm
 Eukariotik, haploidnatuRE

Host
 Definiticehost : manusia/deer tick
 Vector : Ixodes Scapularis
 Intermediate host : hewan pengerat

Gejala
 1-4 minggu : demam, dingin, pusing, nausea, muntah, sakit otot,
hemolytic anemia, kelelahan, jaudice (kuning), orin berwarna gelap.
 Dapat tidak ada symptom

Diagnosis
 Microscopic examination (thick & thin blood smear stain with giesma.
 Antibody detected : - (IFA) detect antibody (IgM & Ig6)
 Molecular techniques such PCR.

Treatmen
 Clindamyan (antibrotic)
 Quinine or Atovaquone (antiparasit)
 Azitthramycin
 Combine Clindanycn & Outhine
 Treated with anti malarial drugs.

6. Toxoplasma gondii

59
Toxoplasma gondii adalah spesies protozoa parasit pada genus
Toxoplasma. Toxoplasma gondii menyerang kucing, tetapi parasit dapat
dibawa oleh semua mamalia. Toxoplasma gondii menyebabkan
toksoplasmosis.

Klasifikasi

Filum : Apicomplexa

Kelas : Conoidasida

Ordo : Eucoccidiorida

Famili : Sarcocystidae

Morfologi
 Protozoa obligat intraseluler, terdapat dalam tiga bentuk yaitu takizoit
(bentuk proliferatif), kista (berisi bradizoit) dan ookista (berisi sporozoit).
 Bentuk takizoit menyerupai bulan sabit dengan ujung yang runcing dan
ujung lain agak membulat.
 Ukuran panjang 4-8 mikron, lebar 2-4 mikron dan mempunyai selaput
sel, satu inti yang terletak di tengah bulan sabit dan beberapa organel
lain seperti mitokondria dan badan golgi.

Host
 Manusia
 Kucing
 Domba

60
Gejala

Setelah terjadi infeksi T. gondii ke dalam tubuh akan terjadi proses


yang terdiri dari tiga tahap yaitu parasitemia, di mana parasit menyerang
organ dan jaringan serta memperbanyak diri dan menghancurkan sel-sel
inang. Perbanyakan diri ini paling nyata terjadi pada jaringan
retikuloendotelial dan otak, di mana parasit mempunyai afinitas paling
besar kedua setelah terjadinya infeksi. Tahap ketiga rnerupakan fase
kronik, terbentuk kista-kista yang menyebar di jaringan otot dan saraf, yang
sifatnya menetap tanpa menimbulkan peradangan lokal.

Infeksi primer pada janin diawali dengan masuknya darah ibu yang
mengandung parasit tersebut ke dalam plasenta, sehingga terjadi keadaan
plasentitis yang terbukti dengan adanya gambaran plasenta dengan reaksi
inflamasi menahun pada desidua kapsularis dan fokal reaksi pada vili.
Inflamasi pada tali pusat jarang dijumpai.Kemudian parasit ini akan
menimbulkan keadaan patologik yang manifestsinya sangat tergantung
pada usia kehamilan.

Diagnosis

Diagnosis infeksi protozoa ini dilakukan dengan mendapatkan


antibodi IgM dan IgG anti T. gondii dalam tes serologi (Hiswani, 2005).
Untuk memastikan diagnosis toksoplasmosis kongenital pada neonatus
perlu ditemukan zat anti IgM. Tetapi zat anti IgM tidak selalu dapat
ditemukan. Zat anti IgM cepat menghilang dari darah, walaupun kadang-
kadang dapat ditemukan selama beberapa bulan.

Bila tidak dapat ditemukan zat anti IgM, maka bayi yang tersangka
menderita toksoplasmosis kongenital harus di follow up. Zat anti IgG pada
neonatus yang secara pasif didapatkan dari ibunya melalui plasenta,
berangsur-angsur berkurang dan menghilang pada bayi yang tidak
terinfeksi T. gondii. Pada bayi yang terinfeksi T. gondii, zat anti IgG mulai
dibentuk sendiri pada umur 4-6 bulan, dan pada waktu ini titer zat anti IgG
naik.

61
Untuk memastikan diagnosis toksoplasmosis akuista, tidak cukup
bila hanya sekali menemukan titer zat anti IgG T. gondii yang tinggi, karena
titer zat anti T. gondii yang ditemukan dengan tes-tes tersebut diatas dapat
ditemukan bertahun-tahun dalam tubuh seseorang. Diagnosis
toksoplasmosis akut dapat dibuat, bila titer meninggi pada pemeriksaan
kedua kali dengan jangka waktu 3 minggu atau lebih atau bila ada konversi
dari negatif ke positif. Diagnosis juga dapat dipastikan bila ditemukan zat
anti IgM, disamping adanya titer tes warna atau tes IFA yang tinggi.

Treatmen
Kebanyakan orang yang sehat tidak memerlukan pengobatan
toksoplasmosis. Tapi jika Anda sehat dan memiliki tanda-tanda dan gejala
toksoplasmosis akut, dokter mungkin meresepkan obat berikut:
 Pirimetamin (Daraprim). obat ini, biasanya digunakan untuk malaria,
merupakan antagonis asam folat. Ini dapat mencegah tubuh anda dari
menyerap vitamin B folat (asam folat, vitamin B-9), terutama bila Anda
mengambil dosis tinggi dalam jangka panjang. Untuk itu, dokter mungkin
menyarankan mengambil asam folat tambahan. potensi efek samping lain
dari pyrimethamine termasuk penekanan sumsum tulang dan toksisitas
hati.
 Sulfadiazin. Antibiotik ini digunakan dengan pirimetamin untuk mengobati
toksoplasmosis.

7. Cryptosporidium sp.

Protozoa ini pertama kali ditemukan didalam lambung dan usus


halus tikus oleh Tyzzer (1907). Semenjak itu Cryptoporidium sp telah

62
diidentifikasi dari 170 spesies binatang, termasuk ayam, kalkun, babi, kuda,
domba, anjing, tikus liar, burung, ikan, reptile. Dua laporan yang pertama
mengenai infeksi pada manusia yaitu pada tahun 1976, yang menyerang
anak berusia 3 tahun dengan keadaan immunocompetent dan orang
dewasa dengan immunocompromised. Dari tahun 1976 sampai tahun
1982, kejadian infeksi pada manusia jarang dilaporkan. Pada tahun 1982
dalaporkan kejadian infeksi yang disebabkan meningkat drastic setelah
diketahui criptosporodiosis infeksi opportunistic yang terjadi pada penderita
AIDS.
Protozoa ini mempunyai siklus hidup yang kompleks melibatkan
dari silus hidup seksual(Sporogoni) dan aseksual(Scyzogoni), tapi tidak
memerlukan vector perantara ia mampu menyelesaikan siklus hidupnya
dalam satu hospes. Ookista merupakan stadium infektif . Oosista keluar
keluar dari tubuh hospes melalui feses.

Klasifikasi
Kerajaan : Protista
Filum : Apicomplexia
Kelas : Sporozoasida
Ordo : Eucoccidiorida
Famili : Cryptosporidiidae
Genus : Cryptosporidium
Spesies : Cryptosporidium parvum

Morfologi
Cryptosporidium sp terdiri dari banyak spesiek tapi yang paling
pathogen yaituCryptosporidium parvum yang menyebabkan diare kronis
dan muntah
menyebabkan diare (kebanyakan kronis). Dalam siklus
hidupnyaCryptosporidium sp mengalami beberapa kali perubahan bentuk
(Stadium).

Berikut ini ciri morfologi :

 Sporozoit mempunyai bentuk seperti pisang dimana bagian anteriornya


meruncing dan bagian posteriornya membulat.

63
 Gametosit dan skizon ukuran 2-4 mikro meter diproduksi dalam siklus
hidupCryptosporidium parvum ,tapi jarang ditemukan pada feses manusia.
 Ookista Biasanya berbentuk bulat, berdiameter 4 - 6 um mengandung 4
sporozit yang tidak terlalu terlihat,refraktil, terdiri 1-8 granula yang menonjol
dan dilapisi dua dinding tebal. Ookista resisten dan sangat resisten
terhadap proses klorinasi tapi dapat mati dengan teknik pemasakan
konvensional.

Siklus Hidup
Ookista yang telah mengalami sporulasi, terdiri dari 4 sporozoit,
dikeluarkan melalui feses organism yang terinfeksi dan mungkin
mengalami rute yang lain seperti melalui sekresi saluran pernafasan (1).
Transmisi dari Cryptosporidium parvum dan Cryptosporidium
hominis umumnya terjadi melalui kontak dengan air yang telah
terkontaminasi. Banyak wabah yang terjadi di Amerika Serikat terjadi di
taman air, kolam renang, dan pusat pelayanan umum (2). Setelah
tertelan(dan mungkin terhirup) oleh hospes (3) eksistasi terjadi (a). Empat
sporozoit dikeluarkan dari tiap ookista,menembus epithelial (b,c) usus dan
jaringan lain seperti saluran pernafasan. Sporozoid akan berkembang
menjadi tropozoit. Kemudian mengalami multiplikasi aseksual (skizogoni
atau merogoni) (d,e) yang menghasilkan meront tipe I. merozoit yang
dihasilkan meron tipe satu dapat mereinfaksi sel dan mengulang kembali
siklus asekseual atau menginfeksi sel dan berkembang menjadi meront
tipe II (f). Tiap meron tipe II akan membesaskan 4 merozoit. Diyakini hanya
merozoit tipe II inilahyang mengalami multiplikasi seksual (gametogoni)
menghasilkan mikrogametosit(g) dan makrogametosit(h). Mikrogamet
keluar dari mikrogametosit akan membuahi makrogamet yang keluar dari
makrogametosit dan menghasilkan zigot (i). Sekitar 80% zigot akan
berkembang menjadi ookista berdinding tebal (j) dan 20% zigot
berkembang menjadi ookista berdinding tipis (k). Ookista akan bersporulasi
(berkembang menjadi sporozoit yang infektif). Keluarnya sporozoit dari
ookista yang berdinding tipis akan menyebabkan autoinfeksi. Sementara
ookista berdinding tebal akan keluar melalui feses dan apabila tertelan
akan segera menginfeksi.

64
Diagnosis
Dalam kondisi normal, infeksi dengan parasit ini hanya
menimbulkan gejala kriptosporidiosis yang ringan. Pada penderita
imunokompeten keluhan dan gejala dapat berupa enteritis ringan, diare
cair tidak lebih dari 10 kali sehari,dengan tinja tidak berdarah dan tidak
berlendir. Umumnya penderita juga mengalami demam ringan, malaise,
mual, mutah, kejang perut, dan berat badan menurun. Penyakit akan
sembuh sendirinya dalam waktu 2-10 hari.
Pada penderita imunodefisiensi(misalnya penderita AIDS) yang
terinfeksi dapat menyebabkan diare berat mirip diare kolera sebanyak
sampai 70 kali seharidengan pengeluaran cairan lebih dari 10 liter per hari
yang berlangsung berbulan-bulan. Penderita mengalami malabsorpsi
berat, gangguan keseimbanagan cairan, berat badan menurun cepat dan
terjadi limfadenopati. Pada immunodefisiensi demam jarang terjadi.
Untuk memperoleh diagnosis yang akurat perlu dilakukan
pemeriksaan di laboratorium. Pemeriksaan mikroskopis pada tinja
penderita menunjukkan adanya ookista parasit yang khas bentuknya.
Pemeriksaan hitologis atas biopsi mukosa dengan menggunakan
modifikasi ABF (Acid Fast Staining) atau pemeriksaan dengan
menggunakan mikroskop fluoresen,menunjukan adanya parasit dalam
jaringan . Deteksi dengan pewarnaan antibody monoclonal dapat
memperkuat diagnosis. Pemeriksaan serologis misalnya dengan ELISA
(Enzym Linked Immunosorbant assay), Immunofluorescens Antibody
Technique(IFAT0 serta deteksi IgG dan IgM dalam membantu menetapkan
diagnosis.

Treatment
Tidak ada obat yang bisa diandalkan untuk pengobatan radang
usus cryptosporidium. Obat tertentu seperti paromomycin, atovaquone,
nitazoxanide, dan azithromycin kadang-kadang digunakan, tetapi biasanya
hanya memiliki efek sementara. Kesulitan ini terutama terjadi untuk orang
dengan penyakit parah dan sistem kekebalan yang lemah.
Pengobatan bisa manjur pada tahap awal penyakit. Cairan-cairan
perlu terus diganti secara oral (banyak minum). Dalam situasi langka,

65
cairan darah mungkin diperlukan. Antibiotik biasanya tidak bermanfaat, dan
kekambuhan ulang sering terjadi.

8. Cyclospora sp.

Cyclospora adalah unicelluar, koksidia, parasit mikroskopis yang


menyebabkan siklosporiasis, penyakit usus pada manusia dan vertebrata
lainnya, seperti primata. Yang paling patogen pada manusia, Cyclospora
cayetanensis, pertama kali diidentifikasi pada tahun 1979, menjadi lebih umum
pada pertengahan tahun 1980-an. Contoh pertama dari patogen yang terletak
di New Guinea, dan sejak itu Cyclospora ini terutama ditemukan di daerah
tropis dan sub-tropis. Gejala, yang meliputi diare berair, kram perut, penurunan
berat badan, dan anoreksia, biasanya dimulai dalam seminggu infeksi dan
ditampilkan hingga satu bulan setelah infeksi awal. Beberapa pasien yang
terinfeksi parasit mungkin tidak menunjukkan tanda-tanda klinis. Cyclospora
ini menyebar melalui kotoran, biasanya dengan cara buah-buahan dan
sayuran yang terkontaminasi, terutama di negara-negara di mana ada sedikit
atau relatif longgar peraturan kesehatan. Cyclospora spp. terutama tahan
terhadap desinfektan.

Klasifikasi
Domain : Eukariotik
Kingdom : Chromalveolata
Superphylum : Alveolata
Phylum : Apicomplexa
Class : Conoidasida
Subclass : Coccidiasina

66
Orde : Eucoccidiorida
Suborde : Eimeriorina
Family : Eimeriidae
Genus : Cyclospora

Morfologi
Morfologi umum, C. cayetanensis mempunyai ookista yang
berbentuk spherical yang diameternya antara 7,5 – 10 micrometer dan juga
memiliki tebal dinding 50 nanometer dengan bagian luarnya terlapisi
benang atau ulir yang disebut “wrinkle” atau kerut oleh beberapa peneliti.
Cyclospora cayetanensis adalah sejenis protozoa dalam buah segar dan
termasuk mikroorganisme yang banyak berpindah tempat melalui transaksi
ekspor-impor. Resiko kesehatan penyakit ini biasanya terjadi pada
pengunjung dewasa yang mengunjungi wilayah endemik dan mengalami
infeksi: oleh sebab itu C. cayetanensis disebut penyebab "diare
pelancong". Cyclospora cayetenensis merupakan mikroorganisme
mikroskopik, termasuk jenis protozoa parasit usus yang untuk pertama kali
dilaporkan pada 1979 telah diketahui sebagai cyanobacterium-like (bakteri
sianida), coccidia-like (bakteri berbentuk kokus), dan sebagai Cyclospora-
like bodies (bakteri yang menyerang tubuh manusia). C. cayetanensis telah
diketahui dapat menyebabkan infeksi pada pencernaan manusia (biasa
disebut cyclosporiasis), dimana kasus tersebut pernah meningkat di
daerah Amerika Serikat dan Kanada.
Gejala
 Diare berair
 Sering buang air besar dan kadang-kadang eksplosif
 Serangan diare bergantian dengan serangan sembelit
 Kehilangan nafsu makan

 Penurunan berat badan


 Perut kembung

 Bersendawa
 Kram perut
 Mual

 Muntah

67
 Nyeri otot
 Demam ringan
 Kelelahan

 Perasaan tidak enak (malaise)

Siklus Hidup
Siklus hidup Cyclospora dimulai sebagai tuan rumah mencerna
parasit dalam bentuk ookista atau spora nya. Manusia biasa menelan
ookista melalui makanan atau air yang terkontaminasi. ookista ini berisi dua
sporokista kecil yang pada gilirannya berisi dua sporozoit (1 ookista = 4
sporozoit). Sesuai dengan karakteristik Apicomplexa, para sporozoit
menunjukkan inti yang terikat membran dan micronemes. Dalam usus
inang yang sporozoit meninggalkan sporokista dan ookista dan menembus
sel epitel sepanjang usus kecil host. Beberapa fisi oleh sporozoit dalam sel
menyerbu menghasilkan meronts, yang pada gilirannya merozoit rumah.
Merozoit membagi untuk membentuk laki-laki (mikro) gamet dan
perempuan (makro) gamet dan bereproduksi untuk membentuk ookista
baru. Ookista kosong di saluran usus yang akhirnya dirilis dengan kotoran;
ini adalah cara yang biasa penyakit ini diidentifikasi. Sporolation luar
lingkungan host melibatkan proses yang sama seperti sporolation internal.
sporokista yang dihasilkan mencemari tanaman dan air dan siklus dimulai
lagi dengan menelan ookista. Ookista yang sangat tahan yang bulat,
sekitar 9,0 mikrometer diameter. Untuk gambar yang sangat baik dari tahap
perkembangan Cyclospora, lihat Cyclospora cayetanensis pada halaman
Laboratorium Parasitologi Kansas State University.

68
Diagnosis
Karena ada begitu banyak kemungkinan penyebab diare dan gejala
gastrointestinal lainnya, diagnosis infeksi Cyclospora memerlukan uji
laboratorium untuk mengidentifikasi parasit dalam tinja.

Treatmen
Pengobatan untuk infeksi Cyclospora adalah kombinasi antibiotik
yang dikenal sebagai trimethoprim-sulfamethoxazol (Bactrim, Septra). Bagi
orang-orang yang tidak bisa mengambil sulfa, beberapa bukti menunjukkan
bahwa ciprofloxacin (Cipro) atau nitazoxanide (Alinia) mungkin efektif.
Untuk mencegah atau mengobati kehilangan cairan ringan sampai
sedang akibat diare yang terkait dengan infeksi Cyclospora, umumnya
cukup bagi orang dewasa yang sehat untuk minum air. Hindari kopi, teh
dan minuman lain yang mengandung kafein dan alkohol karena dapat
meningkatkan dehidrasi. Jus buah dan soda dapat membuat diare
memburuk.
Untuk anak-anak dan bayi, Anda mungkin ingin menggunakan
cairan rehidrasi oral, seperti Pedialyte. Hindari minum obat anti-diare,
karena bisa mengganggu upaya tubuh untuk membersihkan diri dari
parasit.

69
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Protozoa berasal dari bahasa latin yang terdiri atas dua kata yaitu proto
yang artinya pertama dan zoon yang artinya hewan. Jadi, protozoa adalah hewan
pertama. Protozoa merupakan kelompok lain protista eukariotik. Protozoa
merupakan penghuni tempat berair atau basah, bila keadaan jadi kering maka dia
akan membuat kristal. Kegiatan hidup dilakukan oleh sel itu sendiri. Di dalam sel
terdapat alat-alat yang melakukan kegiatan hidup. Alat-alat itu misalnya : inti
(nukleus), butir inti (nukleolus), rongga (vakuola), mitokondria. Protozoa umumnya
bersifat aerobiknonfotosintetik, tetapi beberapa protozoa dapat hidup pada
lingkung anaerobik misalnya pada saluran pencernaan manusia atau hewan
ruminansia.

Protozoa umumnya mendapatkan makanan dengan memangsa organisme


lain (bakteri) atua partikel organik, baik secara fagositosis maupun pinositosis.
Protozoa yang hidup di lingkungan air, maka oksigen dan air maupun molekul-
molekul kecil dapat berdifusi melalui memban sel. Senyawa makromolekul yang
tidak dapat berdifusi melalui membran, dapat masuk ke sel secara pinositosis.
Protozoa berkembangbiak secra seksual dan aseksual.

Protozoa diklasifikasikan berdasarkan alat geraknya yaitu

1. Rhizopoda
2. Ciliata
3. Flagellata
4. Sporozoa

3.2 Saran

Diharapkan masyarakat dapat menjaga kebersihan diri dan lingkungan


sekitarnya agar terhidar dari segala sumber penyakit yang ditimbulkan oleh
Protozoa atau mikroorganisme lain yang dapat memberikan dampak negative
pada kesehatan, karena lebih baik mencegah dari pada mengobati.

70
DAFTAR PUSTAKA

https://www.cdc.gov/dpdx/Cryptosporidiosis/index.html diakses pada 29


November, 2013

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/15613/1/mkn-jun2006-%20(9).pdf
diakses pada bulan Juni 2006

http://scientistsagainstmalaria.net/parasite/plasmodium-malariae diakses pada 14


Desember 2016 pukul 6:13 PM

https://www.cdc.gov/malaria/diagnosis_treatment/index.html diakses pada 22


September 2015

http://www.edubio.info/2016/03/siklus-hidup-plasmodium-malariae.html diakses
pada 14 Desember pukul 5:39 AM

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3723561/

http://www.sanger.ac.uk/resources/downloads/protozoa/leishmania-major.html

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3952656/

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2729066/

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1195966/ diakses pada bulan Juli


2005

http://scientistsagainstmalaria.net/parasite/plasmodium-ovale diakses pada 14


Desember 2016 pukul 06:09 PM

http://scientistsagainstmalaria.net/parasite/plasmodium-falciparum diakses pada


14 Desember 2016, pada pukul 05:39 PM

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2612680/

https://www.cdc.gov/parasites/balamuthia/

http://vivaxmalaria.com/template_disease.htm diakses pada tahun 2010

71
http://www.scientistsagainstmalaria.net/parasite/plasmodium-vivax diakses pada
14 Desember 2016 pukul 5:10 PM

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/3546716?dopt=Abstract diakses pada


Februari 1987

https://www.cdc.gov/dpdx/resources/pdf/benchAids/Coccidia_benchaid.pdf
https://microbewiki.kenyon.edu/index.php/Cyclospora diakses pada7 diakses
pada 7 Agustus, 2010 pukul 15:01

72

Anda mungkin juga menyukai