UNIVERSITAS YARSI
UNTUK MAHASISWA
SEMESTER III
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
Isi buku dengan cara apapun tanpa izin tertulis dari penulis/penerbit
Assalaamualaikum wr.wb.
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan segala rahmat dan
hidayahNya sehingga Buku Penuntun Praktikum Blok Muskuloskeletal bagi
mahasiswa ini dapat diselesaikan penyusunannya.
Blok ini diberikan pada semester tiga dan merupakan bagian dari pemahaman
sistem muskuloskeletal, khususnya di Fakultas Kedokteran YARSI serta penerapan
Problem Based Learning (PBL) sebagai salah satu metode belajar yang efektif untuk
meningkatkan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor. Materi praktikum Blok
Muskuloskeletal ini melibatkan bagian Anatomi, Histologi, Fisiologi dan Patologi
Anatomi.
Tentunya dalam penyusunan buku ini masih banyak kekurangan, untuk itu
kami mengharapkan kepada para pembaca dan pengguna buku ini untuk dapat
memberikan masukan dalam rangka perbaikan selanjutnya.
Wassalamualaikum wr.wb.
Tim Penyusun
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
Penyusun Praktikum iii
Anatomi Makro 1
Anatomi Mikro (Histologi) 30
Fisiologi 59
Patologi Anatomi 65
ii
TIM PENYUSUN PENUNTUN PRAKTIKUM
BLOK MUSKULOSKELETAL
Tim Penyusun :
Anatomi
o dr. HM. Syamsir MS.PA
o dr. Ahmad Sofwan MKes
o dr. Edward Syam, MKes
o dr. Aryenti MSc
o dr. Yenni Zulhamidah, MSc
o dr. Zakiyah
o dr. Marisa Riliani, M.BioMed
o dr Fitri M.BioMed
Histologi
o dr. Hj. RW.Susilowati MKes
o Dra. Kuslestari PA, MKes
o Kenconoviyati SSi.,M.Biomed
o dr. Aan Royhan MSc
Fisiologi
o Prof. dr. Hj. Qomariyah MS.,PKK., AIFM
o dr. Sonny Pamudji Laksono. Mkes, AIFM
o Dr. dr. Eko Poerwanto, Mkes, AIFM
o Dr. dr. Diniwati Mukhtar, Mkes, AIFM
o Dr. Teguh Yuliadi, Msi
o Dr. dr. Indra Kusuma, MbioMed, AIFM
iii
Patologi Anatomi
o dr. Bevita
iv
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI
PENUNTUN PRAKTIKUM
BLOK MUSKULOSKELETAL
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
disusun oleh
Anatomi Makro
Anatomi Mikro
Fisiologi
Patologi Anatomi
Nama Tulang yang harus dicari Tulis dengan huruf balok Paraf
1) OSSA CRANII(CRANIALIA)
NEUROCRANIUM
a. Calvaria
Sutura sagitalis
Sutura coronalis
Sutura lambdoidea
Fonticulus anterior / majus/ frontalis
Fonticulus posterior/minor/occipitalis
b. Os parietale
Tuber parietale
Sulcus sinus sagitalis superioris
Sulcus arteriae meningeae mediae
c. Os frontale
Glabella
Sinus frontalis
Arcus superciliaris
Tuber frontale (Emi nentia frontalis)
Sulcus sinus sagitalis superioris
d. Os occipitale
Condylus occipitalis
Canalis hypoglossi
Fossa cerebellaris
Protuberantia occipitalis externa
Foramen magnum
e. Os sphenoidale
Processus pterygoideus
Sella turcica
SLANCHNOCRANIUM
g. Os lacrimale
Crista lacrimalis posterior
h. Os nasale
Apertura nasalis anterior (apertura
piriformis/ nostril/ nares anterior)
i. Vomer
Sulcus vomeris
Septum nasi
j. Maxilla
Corpus maxillae
Processus palatinus
Processus alveolaris
Canalis incisivus
Fissura orbitalis inferior
k. Os palatinum
Lamina perpendicularis
Lamina horizontalis
Choana / spina nasalis inferior
l. Os zygomaticum
m. Mandibula
Spina mentalis
Angulus mandibulae
Foramen mandibulae
Processus coronoideus
Processus condylaris
n. Os hyoideum
Cornu majus
Cornu minus
2) COLUMNA VERTEBRALIS
Vertebra
a. Vertebrae cervicales (CI- CVII)
b. Vertebrae thoracicae (TI-TXII)
c. Vertebrae lumbales / Lumbares (LI-
LV)
d. Os sacrum / sacrale (Vertebrae sacrales
I-V)
e. Os coccygeae / coccyx / Vertebrae
coccygea I-IV
Corpus vertebrae ( vertebrale)
Foramen vertebrale
Arcus vertebrae (vertebralis)
Processus spinosus
Wajib dicari :
1. Atlas (C1)
Fovea dentis
Facies articularis superior
Facies articularis inferior
Arcus anterior atlantis
b) SKELETON APPENDICULARE
a. Clavicula
Extremitas sternalis
Extremitas acromialis
Tuberculum conoideum
Linea trapezoidea
Bedakan clavicula dextra & sinistra
b. Scapula (tulang bahu)
Facies costalis (fossa subscapularis)
Facies posterior
Spina scapulae
Fossa supraspinata(supraspinosa)
Nama Tulang yang harus dicari Tulis dengan huruf balok Paraf
Fossa infraspinata(infraspinosa)
acromion
Margo lateralis (Axillaris)
Margo medialis (vertebralis)
Margo superior
Angulus superior
Angulus inferior
Cavitas glenoidalis
Processus coracoideus
Collum scapulae
Incisura scapulae (scapularis)
Bedakan scapula dextra dan sinistra
c. Humerus
Caput humeri (humerale)
Collum anatomicum
Collum chirurgicum
Tuberculum majus
Tuberculum minus
Sulcus intertubercularis
Capitulum humeri
Trochlea humeri
Epicondylus medialis
Epicondylus lateralis
Sulcus nervi ulnaris
Sulcus nervi radialis
Fossa olecrani
Fossa coronoidea
Fossa radialis
Bedakan scapula dextra dan sinistra
Nama Tulang yang harus dicari Tulis dengan huruf balok Paraf
b) Patella
● Basis patellae
● Apex patellae
● Facies articularis
● Bedakan patella dextra & sinistra
c) Tibia
● Condylus medialis
● Condylus lateralis
● Area intercondylaris anterior & posterior
● Tuberculum intercondylare mediale &
laterale
● Tuberositas tibiae
● Crista anterior tibiae
● Malleolus medialis
● Incisura fibularis
● Sulcus malleolaris
● Bedakan tibia dextra & sinistra
d) Fibula
● Caput fibulae (fibulare)
● Apex capitis fibulae
● Collum fibulae
● Malleolus lateralis
● Bedakan fibula dextra & sinistra
e) Ossa pedis
1. Ossa Tarsi (Tarsalia)
Talus
Caput tali (talare)
Collum tali
Corpus tali
Sulcus tali
Trochlea tali (talare)
2. MYOLOGIA
Nama Otot yang harus dicari Tulis dengan huruf balok Paraf
A. MUSCULI CAPITIS
1. Musculi faciales
a) M.procerus
b) M.nasalis
c) M.orbicularis oculi
d) M.orbicularis oris
e) M.depresor anguli oris
f) M.zygomaticus major
g) M.zygomaticus minor
h) M.buccinator
i) M.mentalis
j) M. frontalis
2. Musculi masticatorii
a) M.masseter
b) M.temporalis
c) M.pterigoideus lateral
b) M.stylohyoideus
c) M.mylohyoideus
d) M.geniohyoideus
8. Musculi infrahyoidei
a) M.sternohyoideus
b) M.omohyoideus
Venter superior
Venter inferior
c) M.sternothyroideus
d) M.thyrothyroideus
E. MUSCULI ABDOMINIS
1. M.rectus abdominis
Intersectiones tendineae
Vagina musculi recti abdominis
o Lamina anterior
o Lamina posterior
Linea arcuata
2. M.pyramidalis
3. M.obliquus externus abdominis
Ligamentum inguinale
Ligamentum lacunare
4. Anulus inguinalis superficialis
5. M.obliquus internus abdominis
M.cremaster
6. M.transversus abdominis
7. Linea alba
8. Ligamentum suspensorium penis/
cltoridis
9. Canalis inguinalis
10. M.quadratus lumborum
11. Linea semilunaris
12. Vagina musculirecti lamina anterior
lamina posterior
F. MUSCULI MEMBRI SUPERIORIS
Otot-otot regio deltoidea dan brachii
1. M.deltoideus
pars clavicularis
pars acromialis
pars spinalis
2. M.coracobrachialis
3. M.biceps brachii
Caput longum
Caput breve
4. M.brachialis
5. M.triceps brachii
Caput longum
Caput laterale
Caput mediale
M. opponens pollicis
M. abductor digiti minimi
M. flexor digiti minimi brevis
Mm. interossei dorsales & palmares
1. REGIO GLUTEA
M. gluteus maximus
M. gluteus medius
M. gluteus minimus
M. tensor fasciae latae
M. piriformis
M. gemellus superior
M. gemellus inferior M. triceps coxae
M. obturator internus
M. quadratus femoris
2. REGIO FEMORIS
M. quadriceps femoris terdiri dari :
M. rectus femoris
M. vastus medialis
. M vastus lateralis
M. vastur intermedius
M. sartorius
M. adductor longus
M. adductor brevis
M. adductor magnus
M. adductor minimus
M. pectineus
M. biceps femoris caput breve
M. biceps femoris caput longus
M. semimembranosus
M. semitendinosus
3. REGIO CRURIS
Otot-otot extensor
M. tibialis anterior
M. extensor digitorum longus
M. extensor hallucis longus
Otot-otot flexor
M. triceps surae, terdri dari :
o M. gastrocnemius caput laterale
o M. gastrocnemius caput mediale
o M. soleus
M. plantaris
M. flexor digitorum longus
M. flexor hallucis longus
M. tibialis posterior
M. popliteus
Otot-otot perinei
M. peroneus longus
M. peroneus brevis
4. REGIO PEDIS
M. abductor hallucis
M. flexor hallucis brevis
M. abductor digiti minimi
M. flexor digiti minimi
M. flexor digitorum brevis
M. quadratus plantae (m. Flexor
accessorius)
M. adductor hallucis
Hari/Tanggal :
Hari/Tanggal :
Hari/Tanggal :
Hari/Tanggal :
Hari/Tanggal :
Hari/Tanggal :
Hari/Tanggal :
Hari/Tanggal :
Hari/Tanggal :
Hari/Tanggal :
Hari/Tanggal :
Jaringan penyokong terdiri dari tulang rawan dan tulang. Keduanya merupakan
bentuk khusus dari jaringan penyambung, mempunyai sel yang berkemampuan
memproduksi substansi dasar (yang terdiri dari proteoglikan dan glikoprotein) dan serat
(kolagen maupun elastin). Serat dan substansi dasar bersama-sama membentuk matriks
organik dari jaringan penyokong. Pada tulang dan beberapa tulang rawan terjadi
pengerasan matriks organik oleh endapan garaminorganik terutama kalsium fosfat
dalambentuk kristal hidroksi apatit (disebut matriks mengalami kalsifikasi).
Sel tulang rawan disebut kondrosit dan sel tulang disebut osteosit, keduanya berada
didalam lobang pada matriks yang disebut lakuna. Tulang rawan dan tulang dibungkus
oleh jaringan ikat fibrosa yang masing-masing disebut perikondrium dan periosteum.
TULANG RAWAN
Tulang rawan berasal dari jaringan mesenkim. Differensiasi sel mesenkim sampai
menjadi kondrosit terjadi pada tempat-tempat yang disebut pusat pertumbuhan tulang
rawan. Pusat pertumbuhan tulang rawan tampak berupa pulau-pulau tulang rawan
dikelilingi jaringan mesenkim. Pusat pertumbuhan tulang rawan dibungkus oleh
kapsula jaringan ikat yang disebut perikondrium. Dibagian luar perikondrium
tersusun oleh sel-sel fibroblas sedangkan disebelah dalam tersusun oleh sel-sel
kondrogenik yang bentuknya sukar dibedakan dari fibroblas.
Terdapat dua cara pertumbuhan tulang rawan, yaitu pertumbuhan aposisional dan
pertumbuhan interstitial. Pertumbuhan aposisional dimulai dengan differensiasi sel-
sel pada lapisan kondrogenik perikondium yang berkembang menjadi kondrosit.
Kondrosit yang baru terbentuk kemudian mensekresi substansi dasar dan serat-serat
yang ditambahkan dipermukaan sel menjadi matriks tulang rawan sehingga massa
tulang rawan bertambah.
Pembesaran 10x10
Tulang rawan hialin pada keadaan segar berwarna putih mengkilat. Merupakan
tulang rawan yang tersebar luas, antara lain terdapat pada saluran pernafasan;
septum hidung, laring, trakea dan bronkus ; pada permukaan sendi dan ujung
tulang iga.
Pembesaran 10x10
Pembesaran 10x10
Pembesaran 10x10
Jaringan tulang terdiri dari sel tulang (osteosit) dikelilingi oleh matriks
tulang yang keras dan kaku. Matriks organik tulang terdiri dari substansi dasar
berupa sialoprotein dan proteoglikan. Serat kolagen tertanam didalam substansi
dasar disertai endapan garam kalsium fosfat dalam bentuk kristal hidroksi apatit
yang membuat matriks tulang menjadi keras dan kaku.
Ada dua jenis tulang, yaitu tulang kompakta (padat) dan tulang
spongiosa (cancellous bone). Tolang kompakta dibentuk oleh matriks tulang
yang tersusun berlapis-lapis disebut lamel. Lamel tersusun mengelilingi saluran
Havers. Saluran Havers beserta lamel havers masing-masing disebut sistem
Havers atau osteon. Diantara sistem Havers satu dan lainnya terdapat lamel
yang iregular dan tidak disertai oleh saluran Havers, disebut lamel interstitial.
Saluran Havers satu sama lain dihubungkan oleh saluran horizontal disebut
saluran Vokman yang terisi pembuluh darah dan berhubungan dengan rongga
sumsum tulang.
2. Osteoblas
3. Osteosit
4. Osteoklas
1. Tulang dewasa
Sediaan merupakan sediaan gosok dari tulang pipa. Lakuna dan kanalikuli
terlihat berwarna hitam. Pada daerah paling luar dapat dilihat periostium berupa
lapisan berwarna hitam. Di bawahnya terdapat susunan lakuna berderet-deret
mengikuti lengkung luar tulang, dan bersama matriks tulang membentuk lamel
general luar. Lebih ke dalam terdapat banyak lamel Havers yang membentuk
lingkaran konsentris dengan saluran Havers sebagai pusatnya. Di antara sistem
Havers satu dan lainnya terdapat sisa-sisa susunan lamel Havers yang terbentuk
lebih dahulu. Susunan ini tidak mempunyai saluran Havers dan disebut sebagai
lamel interstitial. Dapat pula dilihat saluran Volkman yang menghubungkan
sistem Havers yang satu dengan yang lainnya, atau dengan rongga sumsum tulang
dan periosteum. Pada bagian yang paling dalam dapat dilihat susunan lamel
general dalam dan lapisan endosteum yangmelapisi rongga tulang pipa sebelah
dalam / rongga sumsum tulang.
2. Penulangan desmal
Pembesaran 10x10
3. Penulangan endokondral
JARINGAN MUSKULAR
3. Muskular polos
Sediaan yang dipakai adalah lidah, sehingga akan tampak serat muskular
skelet yang terpotong memanjang maupun melintang. Di antaranya banyak
terlihat kelenjar serosa.
Pada potongan memanjang sarkolemma tidak jelas terlihat, akan tetapi
dibawahnya terdapat inti sel berbentuk lonjong/gepeng, terletak diperifer di
sepanjang serat. Serat tidak bercabang, terdapat garis melintang gelap dan terang,
yaitu pita A dan pita I. Pita A berukuran sama sedangkan panjang pita I bervariasi
tergantung keadaan kontraksi,
Pembesaran 10x10
Sediaan ini berasal dari miokardium atrium dan ventrikel jantung. Pada potongan
memanjang terlihat jaringan yang terbentuk dari serat muskular yang bercabang dan saling
saling berhubungan, dengan guratan melintang gelap dan terang, yaitu pita A dan pita I.
Nukleus berbentuk bulat lonjong, terdapat di tengah. Kadang-kadang terdapat lebih dari 1
inti. Diskus interkalaris terlihat jelas.
Pada potongan melintang inti terlihat bulat di tengah, miofibril tidak berkelompok
seperti muskular skelet. Di sekitar inti miofibril lebih jarang. Pada daerah sekitar inti
kadang-kadang terlihat pigmen lipofuchsin berwarna coklat.
Pada daerah sub endokardium atrium terlihat serat muskular jantung khusus, yaitu serat
Purkinye. Biasanya terdapat berkelompok atau berderet-deret. Serat Purkinye lebih besar
dari serat muskular jantung biasa. Intinya satu atau dua, berbentuk bundar. Miofibril lebih
sedikit dan terkumpul dibagian tepi. Sitoplasma lebih banyak dan kelihatan lebih pucat,
terutama di sekitar inti (perinuclear space).
Pembesaran 10x10
3. Muskular polos
Sediaan diambil dari dinding usus. Muskular polos terdapat pada lapisan
muskularis dinding usus. Lapisan ini terdiri atas 2 bagian, yaitu:
1. Lapisan memanjang, pada bagian luar lapisan muskularis, serat muskularnya tersusun
memanjang sejajar dengan panjang usus.
2. Lapisan melingkar pada bagian dalam lapisan muskularis. Serat muskular tersusun
melingkari dinding usus.
Serat muskular polos yang terpotong melintang terlihat berbentuk lingkaran kecil-kecil
dengan ukuran yang bervariasi karena terpotong pada bagian yang berbeda. Pada lingkaran
yang paling lebar terlihat inti sel berbentuk bulat berwarna biru dan berkromatin padat.
Pada potongan memanjang terlihat bentuk gelendong yang meruncing dikedua
ujungnya dan lebar di bagian tengah. Pada bagian yang lebar terlihat inti sel berbentuk
lonjong, berwarna biru dengan kromatin yang padat. Diantara sel muskular polos terdapat
jaringan ikat.
Pembesaran 10x40
Diberi nama demikian karena jaringan ini menghubungkan dan menyambung satu
jaringan dengan yang lainnya. Jaringan penyambung memberikan suplai nutrisi untuk sel,
baik secara langsung (diffusi) maupun melalui sistem kapiler. Merupakan jaringan yang
paling penting didalam tubuh, karena tidak hanya berfungsi sebagai pengisi/penyokong
setiap organ, tapi juga merupakan medium tempat terjadinya perlawanan terhadap infeksi.
Setiap jaringan penyambung terdiri dari 1) unsur sel dan 2) unsur matriks ekstra
selular yang memisahkan sel yang satu dengan lainnya.
Unsur sel yang terdapat pada jaringan penyambung padat kolagen dan elastin adalah :
Fibroblas
Fibroblas berbentuk gelendong (fusiformis), bagian tengahnya besar dan kedua
ujungnya meruncing dan bercabang halus. Sering terlihat intinya saja berbentuk lonjong,
dengan kromatin halus dan jarang. Nukleolus dapat 1 atau 2, terlihat jelas. Sitoplasma
berwarna biru pucat, batas sitoplasma ada yang jelas dan ada yang tidak.
Fibrosit
Fibroblas yang matur disebut fibrosit. Bentuknya mirip fibroblas, tetapi
sitoplasmanya lebih sedikit dan lebih pucat sehingga sering tidak terlihat. Inti
lonjong/gepeng dengan kromatin halus dan tersusun padat, sehingga dalam sediaan, inti
fibrosit lebih gelap daripada inti fibroblas. Fibrosit biasanya dikelilingi oleh serat-serat
kolagen.
Pembesaran 10x10
Pembesaran 10x10
Sediaan No. 5. Tendo pot. memanjang dan no. 6 Tendo potongan melintang
Bedakan serat-serat kolagen yang terpotong memanjang dan melintang, tunjukkan sel
fibroblast dan fibrosit.
Pendahuluan
Praktikum fisiologi pada blok Muskuloskeletal terdiri dari 3 topik besar yaitu :
Otot Rangka I : Hubungan antara kekuatan rangsang dan tinggi mekanomiogram akibat
kerutan otot
Otot Rangka II : Pengaruh panjang awal (Initial length) otot katak terhadap kekuatan
kerutan
Pengaruh beban terhadap kerja otot.
Pengaruh regangan tehadap kekuatan kerutan otot ekstensor dan fleksor pada
manusia
Laporan dibuat dalam format kertas ukuran A4, font Arial ukuran 10, spasi 1.
Perhatian !!
Laporan dibuat orisinil, plagiasi akan berakibat pada nilai kelompok dan dilaporkan
pada komisi etik fakultas !
TUJUAN
Pada akhir percobaan ini mahasiswa harus dapat :
TATA KERJA
OTOT RANGKA II
TUJUAN
Pada akhir latihan ini mahasiswa harus dapat :
1. Merangsang sediaan otot katak dengan arus faradic dengan pelbagai kekutaan
rangsang
2. Membebani sediaan otot katak dengan cara pembebanan langsung dan tidak
langsung.
3. Mendemonstrasikan hubungan antara panjang awal otot dengan kekuatan kontraksi.
4. Menghitung kerja sediaan otot katak.
5. Mendemontrasikan hubunan antara pembebanan dengan kerja otot.
6. Mengkur kekuatan kontraksi otot ekstensor dan otot fleksor manusia dalam
pelbagai sikap tubuh.
TATA KERJA
I. Pengaruh panjang awal (Initial length) otot katak terhadap kekuatan
kerutan.
1. Pasanglah semua alat sesuai dengangambar
2. Buatlah sediaan otot menurut petunjuk umum praktikum. Sebelum digunakan,
bungkuslah sediaan otot tersebut dengan kapas yang dibasahi dengan larutan
Ringer dan letakkan di gelas arloji.
3. Pasanglah sediaan otot sesuai sesuai dengan gambar.
P.II.2.1. Manakah yang harus diselesaikan lebih dahulu, pemasangan alat atau
pembuatan sediaan otot?
4. Bebanilah otot denganbeban seberat 20 gram. Kendorkan sekrup penumpu
sehingga terjadi pembebanan langsung. Dengan memutar tromol, buatlah garis
sepanjang ± 10 cm dan tulislah : “garis dasar 20” pada ujung akhir garis tersebut.
P.II.2.2. Apa yang dimaksud dengan pembebanan langsung?
5. Angkatlah seluruh pembebanan sehingga otot kembali ke panjang semula. Buatlah
sekali lagi garis sepanjang ± 10 cm tepat diatas garis yang pertama dan tulislah :
garis dasar 0 pada ujung akhir garis tersebut.
P.II.2.3. Mengapa setelah beban diangkat otot kembali lagi ke panjang semula?
III. Pengaruh regangan tehadap kekuatan kerutan otot ekstensor dan fleksor
pada manusia.
Untuk latihan ini disediakan sebuah alat dynamometer yang ada dasarnya terdiri atas
meja dan timbangan pegas untuk mengukur kekuatan kerutan otot fleksor dan ekstensor
pada manusia. Oleh karena hanya ada satu alat saja, maka alat tersebut harus dipakai secara
bergilir per regu meja.
Reference:
1. Muscle Physiology in Sherwood : Human Physiology from cell to systems 2004 ;
p 257-301
2. The Muscular System
http://en.wikibooks.org/wiki/Human_Physiology/The_Muscular_System
Pada umumnya cara menggunakan mikroskop untuk pemeriksaan Patologi Anatomi adalah
sama dengan pemeriksaan Biologi dan Histologi.
1. Mikroskop harus dalam keadaan baik, yaitu semua tombol untuk menaik-turunkan
laras mikroskop, kondensor, mechanical stage harus dapat diputar dengan lancar, tidak
seret tetapi tidak meleset.
2. Untuk melihat sediaan / preparat dengan mikroskop, sediaan harus digeser kanan-kiri
dan naik-turun.
3. Pada pemeriksaan awal gunakan pembesaran kecil dengan lensa objektif 4x untuk
melihat struktur, kemudian gunakan pembesaran sedang dengan lensa objektif 10x dan
pembesaran tinggi dengan lensa objektif 40x untuk melihat detail sel.
Sediaan berasal dari hasil operasi benjolan pada punggung seorang wanita berusia 40
tahun. Benjolan tersebut berkonsistensi lunak, batas tidak tegas.
Mikroskopis : Sediaan terdiri atas sel-sel adiposit matur, hiperplastik, diliputi kapsul
jaringan ikat fibrosa tipis.
Gambar :
Mikroskopis : Sediaan berupa massa tumor terdiri atas sel-sel tumor dengan inti sel
berbentuk cerutu, hiperplastik, tersusun simpang siur membentuk struktur kisaran.
Gambar :
Mikroskopis : Sediaan terdiri atas tulang rawan matur dengan sel-sel berkelompok atau
satu-satu dengan inti oval, hiperkromatik yang dibatasi oleh jaringan ikat fibrosa tipis.
Dapat ditemukan kalsifikasi.
Gambar :
Seorang laki-laki, umur 30 tahun, dilakukan biopsi benjolan pada femur distal, konsistensi
keras. Kulit di atasnya mengalami pelebaran pembuluh darah. Hasil pemeriksaan radiologi
: sarkoma osteogenik.
Mikroskopis : Sediaan terdiri atas sel-sel tumor dengan inti pleomorfik, hiperkromatik,
tersusun difus, mitosis banyak. Tampak pula osteoid.
Gambar :
Seorang laki-laki, 24 tahun, dengan benjolan pada lutut kanan (kondilus medialis),
konsistensi keras.
Mikroskopis : Sediaan berupa massa tumor, terdiri atas sel-sel tumor bentuk kumparan
atau oval, di antaranya tampak ”multinucleus giant cells”.
Gambar :
Seorang laki-laki, 53 tahun, dengan benjolan berukuran besar pada paha kanan, konsistensi
kenyal keras, batas tidak tegas.
Mikroskopis : Sediaan terdiri atas sel-sel tumor berbentuk spindle, hiperplastik, dengan
inti pleomorfik, hiperkromatik tersusun sebagai ”herring bone”.
Gambar :