5. Saat ini BB 6 kg
Riwayat imunisasi
: polio & BCG Sebabkan gizi kurang, keluhan
batuk meningkat
Anak laki-laki
Lahir ( 0 bln ) ; BB = 3 kg
Usia = 14 bulan ; BB = 6 kg
Udara yang
Obstruksi
tertinggal dalam
saluran napas
paru-paru
ETIOLOGI DEMAM
DEMAM
TOKSEMIA DEMAM FISIOLOGIS
Keganasan atau reaksi terhadap pemakaian
Dehidrasi
obat
Suhu udara terlalu panas
Gangguan pusat regulasi suhu sentral
Kelelahan
(misalnya perdarahan otak, koma).
ETIOLOGI BATUK BERLENDIR
Asam
PPOK lambung
naik
Nasal
Infeksi
discharge
Peningkatan
Hipertropi kelenjar
Hipersekresi mucus sekresi sel goblet di
Infeksi/Iritasi pada submukosa pada
pada saluran saluran napas
saluran napas trachea dan
napas besar kecil, bronchi,
bronchi
bronchiole
Akut
Durasi
Kronik
Batuk
Produktif/Berdahak
Produktivitas
Tidak Produktif
Batuk Menggonggong
Batuk Rejan/Pertusis
Batuk
Batuk di Siang Hari
Batuk Menetap
WARNA SPUTUM
Warna sputum juga sangat bervariasi dari putih atau buram sampai abu-abu, oranye,
hijau, coklat atau, kadang-kadang, hitam.
Kesimpulan
Sputum diproduksi saat paru-paru
berada pada kondisi rusak atau
sakit. Hal ini dapat dijadikan sebagai
informasi keadaan klinis pasien dan
penyakitnya
HUBUNGAN RIWAYAT SESAK DENGAN BATUK ANAK
Tabel Silang Mengenai Riwayat Asma dan Tabel Silang Mengenai Riwayat Asma Orang Tua
Batuk Malam pada Anak, April-Agustus 2015 dan Batuk Malam pada Anak, April-Agustus 2015
Riwayat Ya 6 2 8
Riwayat Ya 3 0 3
Asma
Asma Tidak 14 48 62 Orang Tidak 11 46 57
Tua
Total 17 48 65
Total 17 48 65
P = 0,016 P = 0,003
HUBUNGAN RIWAYAT KELAHIRAN DENGAN FUNGSI SALURAN NAFAS
Bayi lahir
melewati
Setiap bayi yang lahir dengan section caesarea memiliki resiko mengalami kejadian asfiksia lebih
vagina
tinggi dari pada persalinan normal hal ini disebabkan oleh perubahan fisiologi akibat proses
persalinan.
Proses
pengangkutan
Bayi lahir dengan
Sectionsection
caesarea Tidak mendapat manfaat bagi Penekanan Paru–paru basah
caesarea tanpa tanda persalinan pengeluaran cairan paru rongga toraks yang lebih persisten
oksigen ke jaringan
tubuh
PENGARUH KELENGKAPAN IMUNISASI TERHADAP GIZI ANAK
Bakteri Virus
Streptococcus pneumonia Virus Influenza
Stapylococcus aureus Virus Parainfluenza
Mycoplasma penumoniae Respiratory Sincytial Virus (RSV)
Mycobacterium tuberculosis
PEMERIKSAAN PENUNJANG
DIAGNOSIS
PEMERIKSAAN PENUNJANG DIAGNOSIS
ANAMNESIS
Pada anak yang datang dengan batuk dan atau kesulitan bernapas, perhatikan terutama
pada hal berikut:
Riwayat atopi (asma, eksem, rinitis) Gejala lain (demam, pilek, Riwayat imunisasi: BCG, DPT,
pada pasien atau keluarga wheezing, dll) campak, Hib
PEMERIKSAAN FISIK
Dilakukan 4 metode yaitu inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi. Hal-hal yang
harus diperhatikan antara lain:
Pengembangan Paru
Kaji Suara Napas
Sirkulasi
Simetris/tidak
Simetris atau tidak Vesikuler
Perkusi paru Sirkulasi
Dengan cara letakkan kedua telapak tangan
mendatar pada bagian dada dengan meletakkan
kedua ibu jari berada pada garis tengah
sepanjang pinggir iga bagian bawah paru.
CRT normal < 3 detik dengan cara
Setiap sisi dada diperkusi dengan urutan yang menekan telapak tangan atau telapak
sesuai untuk membandingkan bunyinya kaki
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Foto Thorax
CT-Scan
PEMERIKSAAN
MRI
PENUNJANG
Ultrasound
Sputum
DIFFERENTIAL DIAGNOSIS
Bronkopneumoni
No. Gejala Klinis Pneumonia Bronkiolitis Bronkitis
a
1. Anak laki-laki + + + +
2. Usia 14 bulan + + + +
Sesak 3 hari sebelum
3. + + + +
masuk RS
4. Batuk Berlendir +/- +/- +/- +/-
5. Demam + + + +
BBL 3 kg, lahir spontan dan
6. + +/- +/- +
cukup bulan
7. BB sekarang 6 kg + + + +
EPIDEMIOLOGI
•Bronkiolitis merupakan infeksi saluran respiratori tersering pada bayi. Paling
sering terjadi pada bayi laki-laki berumur 2-24 yang tidak mendapatkan ASI, dan
hidup di lingkungan padat penduduk. Risiko lebih tinggi pada anak dari ibu usia
muda atau ibu yang merokok selama kehamilan.
ETIOLOGI
•Etiologi utama epidemi bronkiolitis adalah RSV. Infeksi saluran napas bawah
disebabkan oleh RSV pada 22,4 dari 100 anak pada tahun pertama kehidupan.
• Kadang-kadang dapat disebabkan oleh Adenovirus, Parainfluenza viruses,
Metapneumovirus
•Dan sedikit kasu yang disebabkan Rhinoviruses, Mycoplasma pneumonia
KRITERIA DIAGNOSIS
Anamnesis Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Penunjang
ANAMNESIS
Usia anak (berusia <2 tahun)
Apakah bayi merintih (grunting), napas berbunyi, muntah setelah batuk, rewel, dan penurunan nafsu
makan.
PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN PENUNJANG
PRINSIP PENGOBATAN
Ribavirin dapat menurunkan angka morbiditas dan mortalitas penderita bronkiolitis dengan
Antivirus penyakit jantung jika diberikan sejak awal. Penggunaan ribavirin biasanya dengan cara nebulizer
aerosol dengan dosis 20 mg/mL diberikan dalam 12-18 jam per hari selama 3- 7 hari.
Pemberian antibiotik dapat dipertimbangkan untuk anak dengan bronkiolitis yang membutuhkan
Antibiotik intubasi dan ventilasi mekanik untuk mencegah gagal napas. Antibiotik yang dipakai biasanya
yang berspektrum luas, namun untuk Mycoplasma pneumoniae diatasi dengan eritromisin
Fisioterapi dada pada anak bronkiolitis dengan teknik vibrasi ataupun perkusi (5 trials) atau teknik
pernapasan pasif tidak lebih baik selain pengurangan durasi pemberian terapi oksigen.
Fisioterapi Penghisapan sekret daerah nasofaring untuk meredakan sementara kongesti nasal atau obstruksi
saluran napas atas, namun sebuah studi retrospektif menyatakan deep suctioning berhubungan
dengan durasi rawat inap lebih lama pada anak usia 2 – 12 bulan
PRINSIP PENGOBATAN
Pemberian oksigen suplemental pada anak dengan bronkiolitis perlu memperhatikan gejala
klinis serta saturasi oksigen anak, karena tujuannya adalah untuk pemenuhan kebutuhan
Oksigenasi oksigen anak yang terganggu akibat obstruksi yang mengganggu perfusi ventilasi paru.
Transient oxygen desaturation pada kejadian bronkiolitis cenderung terjadi dalam hitungan
jam sampai hari.
Pemberian cairan sangat penting untuk koreksi asidosis metabolik dan respiratorik yang
mungkin timbul dan mencegah dehidrasi akibat keluarnya cairan melalui mekanisme
Cairan penguapan tubuh (evaporasi) karena pola pernapasan cepat dan kesulitan minum.
Pemberian cairan melalui jalur nasogastik atau intravena perlu pada anak bronkiolitis yang
tidak dapat dihidrasi oral.
Bronkodilato Nebulisasi epinefrin dan deksametason oral pada anak dengan bronkiolitis dapat
mengurangi kebutuhan rawat inap, lama perawatan di rumah sakit, dan durasi penyakit.
r dan
Nebulisasi hypertonic saline dapat diberikan pada anak yang dirawat. Nebulisasi ini
Kortikosteroi bermanfaat meningkatkan kerja mukosilia saluran napas untuk membersihkan lendir dan
d debris-debris seluler yang terdapat pada saluran pernapasan.
PREVENTIF
• Pencegahan penting pada staf rumah sakit seperti perhatian khusus terhadap kebersihan sekret
pasien dan kebersihan badan petugas rumah sakit tampaknya dapat mengurangi penyebaran RSV
penyebab bronkiolitis di rumah sakit. Insidensi tertinggi di rumah sakit pada kasus bronkiolitis
karena RSV terjadi pada bayi umur 2-5 bulan untuk itu vaksinasi dapat menstimulasi keefektifan
setelah bayi berumur 2 bulan.
PROGNOSIS
• Sesudah periode klinis, perbaikan terjadi dengan cepat dan seringkali secara drastis. Penyembuhan selesai dalam beberapa hari.
• Angka fatalitas kasus di bawah 1%, kematian dapat merupakan akibat dari serangan apnea yang lama, asidosis respiratorik berat
yang tidak terkompensasi, atau dehidrasi berat akibat kehilangan penguapan air dan takipnea serta ketidak mampuan minum
cairan.
• Bayi yang memiliki keadaan-keadaan, misalnya penyakit jantung kongenital, displasia bronkopulmonal, penyakit imunodefisiensi,
atau kistik fibrosis mempunyai angka morbiditas yang lebih besar dan mempunyai sedikit kenaikan angka mortalitas.
Terima Kasih