Anda di halaman 1dari 45

KELOMPOK 4

BATUK DAN SESAK NAPAS PADA ANAK


ANGGOTA KELOMPOK

1. Eduardus Diasao Djago 1908010014


2. Ayu Cyntia Tanto 1908010016
3. Ursula Maria Naitio 1908010018
4. Melati Savana Abdillah 1908010021
5. Rifka Annisa Fahri 1908010028
6. Zefania 1908010038
7. Angel Eddelweist Y.F.B. Kote 1908010042
8. Crezentin A. I. Ene Jawa 1908010045
9. Faldy Adhitias Ngulu 1908010056
10. Matthew A.David Matulessy 1908010057
11. Irmanuwela Sia 1908010058
SKENARIO

Seorang anak laki-laki umur 14


bulan masuk rumah sakit dengan
keluhan sesak yang dialaminya SKENARIO
sejak 3 hari sebelum masuk rumah
sakit, selain sesak dia juga ada
keluhan batuk berlendir dan
demam. Anak tersebut lahir
dengan berat badan 3 kg, lahir
spontan dan cukup bulan. Saat ini
beratnya 6 kg. sebelumnya tidak
ada riwayat sesak. Riwayat
imunisasi: hanya mendapatkan
imuninsasi polio dan BCG
beberapa hari setelah lahir.
KATA SULIT

Imunisasi Polio Imunisasi BCG Lendir


Proses pembentukan Imunisasi BCG (Basil Calmette Lendir disekresikan dari dua
kekebalan terhadap penyakit Guerin) bermanfaat mencegah area berbeda di dalam
poliomyelitis dengan bayi atau anak terserang dari jaringan paru-paru. Di epitel
menggunakan vakasin polio penyakit TBC yang berat. permukaan, yaitu bagian dari
oral (OVP) dan melalui Diberikan pada bayi yang baru lapisan jaringan saluran udara,
suntikan (IVP). Diberikan saat lahir dan dianjurkan paling ada lendir- memproduksi sel
baru lahir, lalu satu tahun lambat diberikan sebelum bayi yang disebut sel piala. Jaringan
setelahnya dan dilanjutkan berusia 3 bulan. ikat lapisan di bawah berisi
pada usia 5-6 th epitel mukosa kelenjar
seromucous yang juga
menghasilkan lendir
KATA KUNCI

1. Anak laki² 14 bulan

2. Sesak sejak 3 hari lalu

3. Batuk berlendir dan demam

4. Lahir dengan BB 3kg,lahir


spontan dan cukup bulan

5. Saat ini BB 6 kg

6. Tidak ada riwayat sesak

7. Riwayat imunisasi polio dan


BCG
PERTANYAAN
1. Anatomi dan fisiologi organ terkait
2. Bagaimana status gizi anak tersebut?
3. Bagaimana etiologi & mekanisme sesak napas?
4. Bagaimana etiologi & mekanisme demam?
5. Bagaimana etiologi & mekanisme batuk berlendir?
6. Apa saja jenis-jenis batuk?
7. Apa saja warna sputum dan penyebabnya?
8. Hubungan riwayat sesak dengan batuk anak
9. Hubungan riwayat kelahiran dengan fungsi saluran napas
10. Pengaruh kelengkapan imunisasi terhadap gizi anak
11. Apa hubungan imunisasi BCG dan polio dengan batuk?
12. Hubungan gizi buruk dgn batuk dan sesak dan prognosis sesuai status gizinya
13. Bagaimana etiologi penyakit paru pada anak kurang gizi?
14. Apa saja pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk menunjang diagnosis
15. Apa saja differential diagnosis sesuai skenario?
16. Defenisi, etiologi, epidemiologi dari differential diagnosis
17. Kriteria diagnosis dan gejala klinis dari differential diagnosis pada anak
18. Gejala klinis dan langkah diagnosis dari differential diagnosis
19. Terapi, prognosis, preventif dari differential diagnosis pada keadaan gizi buruk
ANATOMI HIDUNG
FARING LARING
TRAKEA & BRONKUS ASINUS
PARU-PARU
FISIOLOGI RESPIRASI
OTOT
Mind mapping
Status gizi buruk Imunitas menurun sebabkan
(Z score < -3,0) resiko infeksi meningkat

Obstruksi sal. Nafas, restriksi


Keluhan : Sesak paru, ggn perfusi paru,
sejak 3 hari kelengkapan imunitas
SMRS,
Batuk berlendir akibat iritasi sal
Anak 14 tahun,
nafas sebabkan
BB 6kg, tanpa
hipersekresiimukus
riwayat sesak. batuk berlendir
dan demam
Infeksi, noninfeksi, toksemia,
fisiologis

Riwayat imunisasi
: polio & BCG Sebabkan gizi kurang, keluhan
batuk meningkat

BBL 3kg, lahir


spontan dan Paru lebih kuat disbanding
cukup bulan. dengan metode SC
STATUS GIZI ANAK

Anak laki-laki
Lahir ( 0 bln ) ; BB = 3 kg
Usia = 14 bulan ; BB = 6 kg

Berat Badan Lahir :


Gizi Baik ( 2,5 – 4,5 kg)

Di usia 14 bulan , Anak


mengalami Gizi Buruk
Gizi Baik ( 8,1 – 12,5 kg)
ETIOLOGI SESAK NAPAS

Kelainan Utama Kondisi Anatomi dan Penyakit

Obstruksi saluran napas


Peningkatan beban yang membutuhkan upaya
(PPOK, saluran pernapasan yang reaktif,
pernapasan yang lebih besar (obstruksi)
batuk/sekresi, tumor)

Peningkatan proporsi otot pernapasan yang Restriksi paru


diperlukan untuk mempertahankan beban kerja (fibrosis atau penyakit interstisial lainnya, efusi,
normal (kelemahan) fibrosis, infeksi, kifosis, obesitas),

Peningkatan kebutuhan ventilator (demam dan Perfusi/ketidakcocokan oksigenasi


anemia). (anemia, hipertensi paru, gagal jantung, emboli paru).
MEKANISME SESAK NAPAS

hipereaktifitas Bronkospasme, Pernapasan


oedema membrana Udara sulit
dari saluran mukosa dan pada volume
napas melewati paru yang tinggi
hipersekresi mukus

Hambatan waktu Ekspirasinya


Otot – otot
mengeluarkan akan lebih Kesulitan napas
udara ekspirasi pernapasan
panjang

Udara yang
Obstruksi
tertinggal dalam
saluran napas
paru-paru
ETIOLOGI DEMAM

DEMAM INFEKSI DEMAM NON INFEKSI


Demam berdarah Bronchiolitis Kanker
Cacar, campak Pneumonia Tumor
Demam Tifoid Pharyngitis Penyakit autoimun
Pharingitis Abses gigi
Infeksi saluran pernafasan atas
Gastroenteritis
Infeksi saluran kemih Sinusitis
Osteomyelitis Otitis media

DEMAM
TOKSEMIA DEMAM FISIOLOGIS
Keganasan atau reaksi terhadap pemakaian
Dehidrasi
obat
Suhu udara terlalu panas
Gangguan pusat regulasi suhu sentral
Kelelahan
(misalnya perdarahan otak, koma).
ETIOLOGI BATUK BERLENDIR

Asam
PPOK lambung
naik

Nasal
Infeksi
discharge

Virus Etiologi Merokok


MEKANISME BATUK BERLENDIR

Peningkatan
Hipertropi kelenjar
Hipersekresi mucus sekresi sel goblet di
Infeksi/Iritasi pada submukosa pada
pada saluran saluran napas
saluran napas trachea dan
napas besar kecil, bronchi,
bronchi
bronchiole

Produksi sputum Produksi mucus


Rangsang batuk
yang berlebihan berlebihan
JENIS JENIS BATUK

Akut

Durasi
Kronik

Batuk

Produktif/Berdahak
Produktivitas

Tidak Produktif
Batuk Menggonggong

Batuk Rejan/Pertusis

Batuk Disertai Napas Berbunyi

Batuk di Malam Hari

Batuk
Batuk di Siang Hari

Batuk Disertai Demam

Batuk Disertai Muntah

Batuk Menetap
WARNA SPUTUM
Warna sputum juga sangat bervariasi dari putih atau buram sampai abu-abu, oranye,
hijau, coklat atau, kadang-kadang, hitam.

Kuning, Orange, Hijau Merah


Umumnya terkait dengan infeksi bakteri. Menandakan adanya darah dan mungkin
Lebih menandakan tuberkulosis atau kanker
banyak neutrofil yang ada dalam dahak,
semakin hijau jadinya dan pasien mungkin
memerlukan pengobatan dengan antibiotik.

Kesimpulan
Sputum diproduksi saat paru-paru
berada pada kondisi rusak atau
sakit. Hal ini dapat dijadikan sebagai
informasi keadaan klinis pasien dan
penyakitnya
HUBUNGAN RIWAYAT SESAK DENGAN BATUK ANAK

Tabel Silang Mengenai Riwayat Asma dan Tabel Silang Mengenai Riwayat Asma Orang Tua
Batuk Malam pada Anak, April-Agustus 2015 dan Batuk Malam pada Anak, April-Agustus 2015

Batuk Malam Batuk Malam


Total Total
Ya Tidak Ya Tidak

Riwayat Ya 6 2 8
Riwayat Ya 3 0 3
Asma
Asma Tidak 14 48 62 Orang Tidak 11 46 57
Tua
Total 17 48 65
Total 17 48 65
P = 0,016 P = 0,003
HUBUNGAN RIWAYAT KELAHIRAN DENGAN FUNGSI SALURAN NAFAS

Bayi lahir
melewati
Setiap bayi yang lahir dengan section caesarea memiliki resiko mengalami kejadian asfiksia lebih
vagina
tinggi dari pada persalinan normal hal ini disebabkan oleh perubahan fisiologi akibat proses
persalinan.

Proses
pengangkutan
Bayi lahir dengan
Sectionsection
caesarea Tidak mendapat manfaat bagi Penekanan Paru–paru basah
caesarea tanpa tanda persalinan pengeluaran cairan paru rongga toraks yang lebih persisten
oksigen ke jaringan
tubuh
PENGARUH KELENGKAPAN IMUNISASI TERHADAP GIZI ANAK

Hubungan Kelengkapan Imunisasi Dengan Status Gizi


di Kelurahan Watonea Wilayah Kerja Puskesmas Katobu
Kabupaten Muna
Status Gizi
Jumlah
Kelengkapan Gizi Baik Gizi Kurang
Imunisasi
n % n % n %

Lengkap 28 40,0 16 22,9 44 62,9


Tidak Lengkap 2 2,9 24 34,3 26 37,1
Jumlah 30 42,9 40 57,1 70 100,0
p = 0,000
P Value
α = 0,05
HUBUNGAN RIWAYAT IMUNISASI BCG DAN POLIO
DENGAN BATUK

Batuk merupakan golongan penyakit infeksi saluran pernapasan

Infeksi saluran pernapasan akan menyerang apabila imunitas tubuh


rendah

Upaya yang dapat dilakuan termasuk imunisasi dasar lengkap

Imunisasi dasar lengkap memberikan kekebalan terhadap faktor


penyebab infeksi saluran pernapasan
HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN BATUK DAN
SESAK NAFAS

Menurunnya kemampuan tubuh dalam


mengabsorpsi zat-zat yang dibutuhkan tubuh
untuk perbaikan jaringan yang rusak,
membentuk sel-sel baru dan sumber energi
tidak tersedia secara adekuat. Dan
menurunkan nafsu makan
INFEKSI
GIZI BURUK (BATUK &
SESAK NAFAS)

Menurunkan imunitas seluler,


kelenjar timus dan tonsil
menjadi atrofik dan jumlah T-
limfosit berkurang
ETIOLOGI PENYAKIT PARU PADA ANAK KURANG
GIZI
Malnutrisi Kekurangan Zinc
Keadaan malnutrisi atau kekurangan kalori, Kadar zinc dalam batas normal diperlukan
protein, dan vitamin akan mempengaruhi daya karena dalam tubuh tidak tersedia sistem
tahan tubuh sesorang sehingga rentan penyimpanan khusus. Seseorang yang memiliki
terhadap penyakit infeksi termasuk kadar zinc rendah akan beresiko tinggi rentan
tuberkulosis. terhadap infeksi.

Bakteri Virus
Streptococcus pneumonia Virus Influenza
Stapylococcus aureus Virus Parainfluenza
Mycoplasma penumoniae Respiratory Sincytial Virus (RSV)
Mycobacterium tuberculosis
PEMERIKSAAN PENUNJANG
DIAGNOSIS
PEMERIKSAAN PENUNJANG DIAGNOSIS

ANAMNESIS
Pada anak yang datang dengan batuk dan atau kesulitan bernapas, perhatikan terutama
pada hal berikut:

Batuk dan kesulitan bernapas


• Lama dalam hari
• Pola: malam/dini hari?
• Faktor pencetus
• Paroksismal dengan whoops atau muntah atau sianosis
sentral
Riwayat atau kemungkinan infeksi Kontak dengan pasien TB (atau Riwayat tersedak atau gejala
HIV batuk kronik) dalam keluarga yang tiba-tiba

Riwayat atopi (asma, eksem, rinitis) Gejala lain (demam, pilek, Riwayat imunisasi: BCG, DPT,
pada pasien atau keluarga wheezing, dll) campak, Hib
PEMERIKSAAN FISIK
Dilakukan 4 metode yaitu inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi. Hal-hal yang
harus diperhatikan antara lain:

Pengembangan Paru
Kaji Suara Napas
Sirkulasi

Simetris/tidak
Simetris atau tidak Vesikuler
Perkusi paru Sirkulasi
Dengan cara letakkan kedua telapak tangan
mendatar pada bagian dada dengan meletakkan
kedua ibu jari berada pada garis tengah
sepanjang pinggir iga bagian bawah paru.
CRT normal < 3 detik dengan cara
Setiap sisi dada diperkusi dengan urutan yang menekan telapak tangan atau telapak
sesuai untuk membandingkan bunyinya kaki
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Foto Thorax

CT-Scan

PEMERIKSAAN
MRI
PENUNJANG

Ultrasound

Sputum
DIFFERENTIAL DIAGNOSIS

Bronkopneumoni
No. Gejala Klinis Pneumonia Bronkiolitis Bronkitis
a
1. Anak laki-laki +  + +  + 
2. Usia 14 bulan + + + +
Sesak 3 hari sebelum
3. + + + +
masuk RS
4. Batuk Berlendir  +/-  +/-  +/- +/-
5. Demam + + + +
BBL 3 kg, lahir spontan dan
6.  + +/-   +/- +
cukup bulan
7. BB sekarang 6 kg  + + +  + 

8. Tidak ada riwayat sesak  - + - - 

Riwayat imunisasi BCG dan


9.  + +  + + 
Polio
BRONKIOLITIS
DEFINISI
• Bronkiolitis adalah infeksi saluran napas kecil atau bronkiolus yang disebabkan
oleh virus, biasanya dialami lebih berat pada bayi dan ditandai dengan obstruksi
saluran napas dan mengi. Penyebab paling sering adalah Respiratory Syncytial
Virus (RSV).

EPIDEMIOLOGI
•Bronkiolitis merupakan infeksi saluran respiratori tersering pada bayi. Paling
sering terjadi pada bayi laki-laki berumur 2-24 yang tidak mendapatkan ASI, dan
hidup di lingkungan padat penduduk. Risiko lebih tinggi pada anak dari ibu usia
muda atau ibu yang merokok selama kehamilan.

ETIOLOGI
•Etiologi utama epidemi bronkiolitis adalah RSV. Infeksi saluran napas bawah
disebabkan oleh RSV pada 22,4 dari 100 anak pada tahun pertama kehidupan.
• Kadang-kadang dapat disebabkan oleh Adenovirus, Parainfluenza viruses,
Metapneumovirus
•Dan sedikit kasu yang disebabkan Rhinoviruses, Mycoplasma pneumonia
KRITERIA DIAGNOSIS
Anamnesis Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Penunjang

ANAMNESIS
Usia anak (berusia <2 tahun)

Gejala awal (pilek ringan, batuk, dan demam)


Satu hingga dua hari kemudian timbul batuk yang disertai dengan sesak napas, takipne, dan
kesulitan makan.

Apakah bayi merintih (grunting), napas berbunyi, muntah setelah batuk, rewel, dan penurunan nafsu
makan.
PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan Radiologis Analisa Gas Darah

Asidosis metabolik atau respiratorik.

Hiperkarbia/ hiperkanea sebagai tanda air trapping


GEJALA KLINIS

1. Sering bersin dan banyak secret atau lender


2. Demam
3. Tidak dapat makan dan gangguan tidur
4. Retraksi atau tarikan pada dinding-dinding dada; suprasternal, intercostal, dan
subcostal pada inspirasi
5. Cuping hidung
6. Nafas cepat
7. Dapat juga sianosis
8. Batuk-batuk
9. Wheezing
TATALAKSANA
Infeksi virus RSV biasanya bersifat self limiting, sehingga pengobatan biasanya hanya suportif

PRINSIP PENGOBATAN
Ribavirin dapat menurunkan angka morbiditas dan mortalitas penderita bronkiolitis dengan
Antivirus penyakit jantung jika diberikan sejak awal. Penggunaan ribavirin biasanya dengan cara nebulizer
aerosol dengan dosis 20 mg/mL diberikan dalam 12-18 jam per hari selama 3- 7 hari.
Pemberian antibiotik dapat dipertimbangkan untuk anak dengan bronkiolitis yang membutuhkan
Antibiotik intubasi dan ventilasi mekanik untuk mencegah gagal napas. Antibiotik yang dipakai biasanya
yang berspektrum luas, namun untuk Mycoplasma pneumoniae diatasi dengan eritromisin
Fisioterapi dada pada anak bronkiolitis dengan teknik vibrasi ataupun perkusi (5 trials) atau teknik
pernapasan pasif tidak lebih baik selain pengurangan durasi pemberian terapi oksigen.
Fisioterapi Penghisapan sekret daerah nasofaring untuk meredakan sementara kongesti nasal atau obstruksi
saluran napas atas, namun sebuah studi retrospektif menyatakan deep suctioning berhubungan
dengan durasi rawat inap lebih lama pada anak usia 2 – 12 bulan
PRINSIP PENGOBATAN
Pemberian oksigen suplemental pada anak dengan bronkiolitis perlu memperhatikan gejala
klinis serta saturasi oksigen anak, karena tujuannya adalah untuk pemenuhan kebutuhan
Oksigenasi oksigen anak yang terganggu akibat obstruksi yang mengganggu perfusi ventilasi paru.
Transient oxygen desaturation pada kejadian bronkiolitis cenderung terjadi dalam hitungan
jam sampai hari.
Pemberian cairan sangat penting untuk koreksi asidosis metabolik dan respiratorik yang
mungkin timbul dan mencegah dehidrasi akibat keluarnya cairan melalui mekanisme
Cairan penguapan tubuh (evaporasi) karena pola pernapasan cepat dan kesulitan minum.
Pemberian cairan melalui jalur nasogastik atau intravena perlu pada anak bronkiolitis yang
tidak dapat dihidrasi oral.

Bronkodilato Nebulisasi epinefrin dan deksametason oral pada anak dengan bronkiolitis dapat
mengurangi kebutuhan rawat inap, lama perawatan di rumah sakit, dan durasi penyakit.
r dan
Nebulisasi hypertonic saline dapat diberikan pada anak yang dirawat. Nebulisasi ini
Kortikosteroi bermanfaat meningkatkan kerja mukosilia saluran napas untuk membersihkan lendir dan
d debris-debris seluler yang terdapat pada saluran pernapasan.
PREVENTIF

• Pencegahan penting pada staf rumah sakit seperti perhatian khusus terhadap kebersihan sekret
pasien dan kebersihan badan petugas rumah sakit tampaknya dapat mengurangi penyebaran RSV
penyebab bronkiolitis di rumah sakit. Insidensi tertinggi di rumah sakit pada kasus bronkiolitis
karena RSV terjadi pada bayi umur 2-5 bulan untuk itu vaksinasi dapat menstimulasi keefektifan
setelah bayi berumur 2 bulan.

PROGNOSIS

• Sesudah periode klinis, perbaikan terjadi dengan cepat dan seringkali secara drastis. Penyembuhan selesai dalam beberapa hari.
• Angka fatalitas kasus di bawah 1%, kematian dapat merupakan akibat dari serangan apnea yang lama, asidosis respiratorik berat
yang tidak terkompensasi, atau dehidrasi berat akibat kehilangan penguapan air dan takipnea serta ketidak mampuan minum
cairan.
• Bayi yang memiliki keadaan-keadaan, misalnya penyakit jantung kongenital, displasia bronkopulmonal, penyakit imunodefisiensi,
atau kistik fibrosis mempunyai angka morbiditas yang lebih besar dan mempunyai sedikit kenaikan angka mortalitas.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai