SKRIPSI
Pediana Rachmawati
G0006212
FAKULTAS KEDOKTERAN
SURAKARTA
2010
i
PENGESAHAN SKRIPSI
Pembimbing Utama
Pembimbing Pendamping
Penguji Utama
Penguji Pendamping
ii
PERNYATAAN
Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan
sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam
naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.
iii
ABSTRAK
iv
ABSTRACT
Results : The results of Kruskal Wallis statistic test shows that there is at
least one population with value higher than other population. The result of Mann
Whitney statistical test shows that there is a significant difference between the
groups K-P1, P1-P2, P1-P3, P1-P4, and insignificant difference between K-P2, K-
P3, K-P4, P2-P3, P2-P4, P3-P4.
v
PRAKATA
Syukur Alhamdulillah ke hadirat Allah SWT atas segala karunia dan rahmat
yang dilimpahkan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan
judul “Efek Perlindungan Ekstrak Meniran (Phyllanthus niruri Linn.) terhadap
Kerusakan Histologis Lambung Mencit (Mus musculus) yang Diinduksi Aspirin”.
Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas
Sebelas Maret, Surakarta.
Pelaksanaan dalam menyusun skripsi ini, penulis tidak terlepas dari berbagai
hambatan dan kesulitan. Namun berkat bimbingan dan bantuan, penulis dapat
menyelesaikannya. Untuk itu perkenankanlah dengan setulus hati penulis
menyampaikan rasa terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. A.A. Subiyanto, dr., MS, selaku Dekan Fakultas Kedokteran
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Sri Wahjono, dr., M.Kes. selaku Ketua Tim Skripsi Fakultas Kedokteran
Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
3. Endang Listyaningsih S, dr., MKes., selaku Pembimbing Utama yang telah
memberikan bimbingan, saran, dan motivasi bagi penulis.
4. Isdaryanto, dr., MARS., selaku Pembimbing Pendamping yang telah
memberikan bimbingan, saran, dan motivasi bagi penulis.
5. Suyatmi, dr., M.Biomed,Sci., selaku Penguji Utama yang telah memberikan
saran, nasehat, dan melengkapi kekurangan dalam penulisan skripsi ini.
6. Enny R.S. drg., selaku Penguji Pendamping yang telah memberikan saran,
nasehat, dan melengkapi kekurangan dalam penulisan skripsi ini.
7. Bagian skripsi Fakultas Kedokteran UNS, yang telah berkenan memberikan
bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
8. Segenap Staf Laboratorium Histologi Fakultas Kedokteran UNS, Surakarta.
9. Ayah, Ibu, Adik-adik, Mbak yang telah banyak memberikan dukungan moril
dan semangat bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
10. Teman-teman penulis : Reza Fauzi, Cupuwatie, Aris, Irfan, Hasan, Andika,
Mas Nurhasan, Mas Aries, Cici, Aura, Meirisa, Aphe terimakasih atas
bantuannya dalam penyusunan skripsi ini.
11. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini masih
sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan
kritik serta sumbang saran di masa mendatang untuk peningkatan karya ini.
Semoga karya sederhana ini bermanfaat bagi semua.
Pediana Rachmawati
vi
DAFTAR ISI
PRAKATA ...................................................................................................... vi
C. Hipotesis ............................................................................................. 24
vii
H. Instrumen dan Bahan Penelitian .......................................................... 32
A. Kesimpulan ........................................................................................ 51
B. Saran ................................................................................................... 51
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
kelompok perlakuan
kelompok perlakuan 1.
Tabel 10. Analisis uji statistik mann-whitney antara kelompok kontrol dengan
kelompok perlakuan 2.
Tabel 11. Analisis uji statistik mann-whitney antara kelompok kontrol dengan
kelompok perlakuan 3.
Tabel 12. Analisis uji statistik mann-whitney antara kelompok kontrol dengan
kelompok perlakuan 4.
ix
Tabel 15. Analisis uji statistik mann-whitney antara kelompok kelompok 1
Tabel 20. Tabel nilai Ukritis untuk α = 0,05 untuk pengujian dua arah (dan α =
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
BAB I
PENDAHULUAN
antipiretika, dan antiinflamasi. Obat ini merupakan salah satu kelompok obat
yang banyak diresepkan dan juga digunakan tanpa resep dokter. Salah satu
OAINS yang sering digunakan dan merupakan prototipe awal adalah aspirin
sawar epitel sehingga memungkinkan difusi balik asam klorida (HCl) yang
Wilson, 2006).
xii
resistensi mukosa, dan aliran darah mukosa. Dengan terhambatnya
sintesis dan lebih mengutamakan bahan-bahan alami. Semua hal yang serba
natural semakin digemari dan dicari orang. Salah satunya adalah penggunaan
Meniran merupakan salah satu satu tanaman liar yang khasiatnya luar
Yesilida 2007).
xiii
rusaknya sel mukosa lambung (Wilmana dan Gan, 2007). Disamping itu,
meniran juga mengandung tanin dan kalium (Kardinan dan Kusuma, 2004).
2007).
Adanya efek merusak dari aspirin terhadap mukosa lambung dan adanya
aspirin.
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
xiv
1. Aspek teoritis
2. Aspek aplikatif
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Lambung
dan bila penuh berbentuk seperti pir buah raksasa. Lambung mempunyai
xv
mayor terdapat pada lambung sebelah kiri. Bagian yang mirip kubah
disebut fundus, daerah pusat yang luas disebut corpus, dan bagian distal
mukosa antara fundus, corpus, dan pylorus (Bloom dan Fawcett, 2002) .
a. Lapisan mukosa
tiga lapisan, yakni epitel, lapisan propria, dan muskularis mukosa. Pada
propria tersusun atas jaringan pengikat longgar diselingi otot polos dan
lambung yang spesifik. Kelenjar pada daerah cardiac dan pylorus hanya
Karena itu pada kelenjar corpus dan fundus ditemukan 3 jenis sel, yaitu
xvi
sel yang memproduksi mukus yaitu sel mukus, sel yang menghasilkan
HCl yaitu sel parietal, sel yang menghasilkan enzim proteolitik yaitu sel
b. Lapisan submukosa
c. Lapisan muskularis
lapisan sirkuler, dan bagian dalam tersusun atas lapisan oblik (Price dan
Wilson, 2006) .
d. Lapisan serosa
xvii
Lapisan ini adalah lapisan tipis jaringan ikat yang menutupi lapisan
xviii
Sumber: Junqueira and Carneiro, Basic Histology, a text and atlas, p. 300,
Figure 15-10.
a. Gastritis
sampai saat ini masih sering dijumpai (Hirlan dan Tarigan, 2007).
lambung, dapat juga dalam beberapa kasus menjadi sangat akut dan berat
infeksi bakterial dan beberapa berasal dari bahan yang dimakan yaitu
alkohol dan aspirin. Hal ini bersifat sangat merusak sawar mukosa
lambung, yaitu mukosa kelenjar dan sambungan epitel yang rapat (tight
superficialis akut dan gastritis atrofik kronis (Price dan Wilson, 2006) .
xix
mukosa lambung diduga merupakan mekanisme patogenik yang
mukosa tampak memerah, edema, ditutupi oleh mukus yang melekat serta
sering disertai erosi kecil dan perdarahan. Gastritis akut mereda bila agen
kehilangan sel parietal dan chief cell. Dinding lambung menjadi tipis dan
permukaan mukosa menjadi rata. Ada dua jenis, pertama gastritis kronis
terhadap sel parietal kelenjar lambung dan faktor intrinsik. Tidak adanya
sel parietal dan chief cell dapat menurunkan sekresi asam dan
disebut juga gastritis antral karena umumnya mengenai daerah antrum dan
(H.pylori). Selain itu dapat juga disebabkan oleh alkohol, merokok, dan
b. Ulkus Peptikum
lambung terputus dan meluas sampai di bawah epitel. Ulkus peptik dapat
ditemukan pada setiap bagian saluran cerna yang terkena getah asam
xx
lambung, yaitu esofagus, lambung, duodenum, dan setelah gastroduodenal,
sepanjang curvatura minor ujung antral lambung (Guyton dan Hall, 1997).
lambung yang tebal dan liat merupakan garis depan pertahanan terhadap
baik akibatnya cairan asam kuat pencernaan yang disekresi oleh lambung
xxi
masuk ke jaringan epitelium dan mencernakan epitel. Hal ini akhirnya
a. Nama Botani
Odetola, 2008).
b. Nama Lokal
saja meniran ada yang menyebut zheb chu cao atau ye xia xhu. Di Inggris
biasa meniran diberi nama child a back sedangkan di Indonesia sendiri ada
tempat lembab dan berbatu, di antara rumput atau selokan. Tanaman ini
merupakan salah satu dari 700 jenis genus Phyllanthus yang banyak
tumbuh di Asia seperti Indonesia, Cina, Filipina, dan India. Beberapa jenis
tanaman ini sudah digunakan sejak 2000 tahun yang lalu untuk pengobatan
xxii
Ayurveda di India (Sulaksana dan Jayusman, 2004).
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Rosidae
Ordo : Euphorbiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Phyllanthus
e. Deskripsi Meniran
berarti daun dan bunga, sebab jika dilihat sepintas daun, bunga bahkan
buahnya tampak serupa. Tumbuhan ini memiliki lebih dari 600 spesies.
xxiii
lain P. niruri, P. acidus, P. fraternus, P. reticulatus dan P. pinnatus
(Sastroasmoro, 2004).
1). Batang meniran berbentuk bulat berbatang basah dengan tinggi kurang
tumpul, pangkal membulat, anak daun 15-24, panjang ± 1,5 cm, lebar
3). Bunga tunggal, melekat pada ketiak daun menghadap ke arah bawah,
benang sari dan putik tidak nampak jelas, mahkota bunga kecil, dan
berwarna putih.
hijau.
6). Akar meniran berbentuk tunggang, yaitu akar utama yang pada
f. Kandungan kimia
xxiv
Meniran banyak mengandung berbagai unsur kimia sebagai
g. Efek farmakologis
sariawan, batu ginjal, sakit kuning, ayan, sakit gigi, adalah penyakit yang
xxv
terbukti dapat disembuhkan. Selain itu meniran juga bersifat antiradang
2004).
xxvi
Rempah dan Obat (Balittro) menunjukkan bahwa meniran mengandung
tanin sebesar 0,01% (Kardinan dan Kusuma, 2004). Tanin megandung zat
3). Kalium
bereaksi dengan asam lambung terjadi reaksi asam basa di dalam lambung
(Mitta, 2008).
4. Aspirin
acetylspirsaure. Spirea nama genus tanaman asal zat tersebut dan saure
a. Farmakodinamik
xxvii
COX-1 menghasilkan prostaglandin yang bersifat sitoprotektif. Aspirin
b. Farmakokinetik
tetapi sebagian di usus halus bagian atas. Kadar tertinggi tercapai kira-kira
c. Dosis
Dosis optimal yang digunakan dari aspirin kurang dari 0,6 gram
d. Efek samping
mukosa lambung dan kedua adalah efek sistemik yang menginhibisi COX-
xxviii
Peningkatan permeabilitas akibat aspirin dapat menyebabkan difusi
histamin lokal (antara lain oleh sel mast pada lamina propia mukosa
mukus dan bikarbonat epitel, aliran darah mukosa, dan proliferasi epitel
gambaran berupa sel sebukan radang, edema, dan hiperemi (Robbins dan
xxix
diskontinuitas mukosa lambung yang sudah melibatkan jaringan di bawah
5. Cimetidin
a. Farmakodinamik
banyak digunakan pada terapi tukak lambung dan usus (Tjay dan Kirana,
dan kadar ion hidrogen cairan lambung. Penurunan sekresi asam lambung
b. Farmakokinetik
saraf pusat dan kadarnya dalam cairan spinal 10-20% dari dosis intravena
xxx
dan 40% dari dosis oral. Cimetidin diekskresi dalam bentuk asal dalam urin.
c. Indikasi
d. Dosis
ulkus aktif dapat digunakan cimetidin dengan dosis 800 mg pada saat jam
xxxi
B. Kerangka Berpikir
Cimetidin Aspirin
Antioksidan
Merangsan ↓ Sintesa
g prostaglandin
pengeluara
Kuersetin
n histamine
Hambatan
aliran darah ↓ Kadar
prostaglandin
Flavonoid
↑ Sekresi
asam
lambung
Penurunan:
Meniran
· Sekresi mucus &
Pembentukan bicarbonat
radikal bebas · Aliran darah mucosa
· Proliferasi epitel
Kalium ↑
Keasaman
lambung
xxxii
Kerusakan
Menetralkan asam mukosa lambung
C. Hipotesis
aspirin.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
xxxiii
Peneliti memberikan perlakuan terhadap sampel yang berupa hewan coba
B. Lokasi Penelitian
C. Subjek Penelitian
D. Teknik sampling
sampling.
Swiss webster sebanyak 25 ekor, jenis kelamin (jantan), umur 6-8 minggu,
xxxiv
perlakuan, sehingga masing-masing kelompok perlakuan terdiri dari 5
ekor mencit.
(n-1) x 4 >15
n > 4,75
1. Variabel Bebas
meniran.
2. Variabel Terikat
xxxv
Variabel luar terkendali penelitian ini adalah makanan,
percobaan.
1. Variabel Bebas
a. Ekstrak meniran
b. Pemberian aspirin
xxxvi
1,2,3, dan 4 (dosis 1,7 mg/20 gBB mencit peroral dengan sonde
c. Cimetidin
peroral dengan sonde lambung 1 x sehari selama 17 hari. Pada hari ke-
2. Variabel Terikat
3). Eksfoliasis.
xxxvii
c. Gambaran mikroskopis lambung dikatakan mengalami kerusakan
terbatas.
b. Variasi genetik
Jenis : mencit
xxxviii
d. Suhu Udara
G. Rancangan Penelitian
GroupDesign
K HK
P1 HP1
X P2 HP2 Bandingkan
P3 HP3 (mikroskopis)
P4 HP4
Keterangan :
xxxix
K : Kelompok kontrol yang diberi 0,2 ml CMC Na 0,5% dan 0,1 ml
aquades
PI : Kelompok perlakuan satu, diberikan 0,2 ml aquades dan 0,1 ml
aspirin dosis 1,7 mg/20 gBB mencit peroral.
P2 : Kelompok perlakuan dua, diberikan 0,2 ml ekstrak meniran
1,3 mg/20 gBB mencit peroral dan 0,1 ml aspirin dosis
1,7 mg/20 gBB mencit peroral.
1. Instrumen
b. Timbangan
c. Sonde lambung
lilin)
f. Mikroskop cahaya
xl
g. Gelas ukur
2. Bahan
b. Ekstrak meniran
c. Suspensi aspirin
d. Suspensi cimetidin
e. Aquades
I. Cara Kerja
xli
ekstrak dilakukan di LPPT Unit I Universitas Gajah Mada
Yogyakarta.
= 500 x 0,0026
= 1000 x 0,0026
xlii
tabel konversi manusia dengan berat badan 200 g, dengan faktor
= 600 x 0,14
= 84 mg/kgBB mencit
Aspirin dosis 1,7 mg/20 gBB mencit peroral (0,1 ml) diberikan
1 x sehari.
1990).
Maka perhitungannya:
=100 x 0,0026
xliii
200/z = 0,26/0,2
hari 1-14 dilakukan 1 x sehari (0,2 ml). Pada hari ke- 15-17 dilakukan
4. Pengelompokan subjek
masing diberi CMC Na 0,5% 0,2 ml/20 gBB mencit peroral dan
turut.
hari berturut-turut.dan aspirin dosis oral 1,7 mg/20 gBB mencit (0,1
meniran dosis 1,3 mg/20 gBB mencit (0,2 ml) peroral selama 17
hari berturut-turut dan aspirin dosis oral 1,7 mg/20gBB mencit (0,1
ml) pada hari ke- 15-17, 1 jam setelah pemberian ekstrak meniran.
xliv
d. P3 sebagai kelompok 3 adalah kelompok mencit yang diberi ekstrak
meniran dosis 2,6 mg/20 gBB mencit (0,2 ml) peroral selama 17
hari berturut-turut dan aspirin dosis oral 1,7 mg/20gBB mencit (0,1
ml) pada hari ke- 15-17, 1 jam setelah pemberian ekstrak meniran..
cimetidin dosis 0,26 mg/20 gBB mencit (0,2 ml) peroral pada hari
ke- 15-17 dan aspirin dosis oral 1,7 mg/20 gBB mencit (0,1 ml)
5. Pengukuran hasil
xlv
mengetahui ada tidaknya kelainan pada lambung. Gambaran pada
BAB IV
HASIL PENELITIAN
xlvi
didapatkan data hasil pengamatan pada masing-masing kelompok. Berdasarkan
mengalami kerusakan ringan, dan yang mengalami kerusakan berat. Pada tiap
diamati, bila memberi gambaran normal diberi skor 0, kerusakan ringan diberi
skor 1, dan kerusakan berat diberi skor 2, sehingga dari tiap kelompok terdapat
tabel 1.
Keterangan :
K : Kelompok kontrol yang diberi 0,2 ml CMC Na 0,5% dan
0,1 ml aquades.
PI : Kelompok perlakuan satu, diberikan 0,2 ml aquades dan
0,1 ml aspirin dosis 1,7 mg/20 gBB mencit peroral.
xlvii
P2 : Kelompok perlakuan dua, diberikan 0,2 ml ekstrak meniran
1,3 mg/20 gBB mencit peroral dan 0,1 ml aspirin dosis
1,7 mg/20 gBB mencit peroral.
P3 : Kelompok perlakuan tiga, diberikan 0,2 ml ekstrak meniran
2,6 mg/20 gBB peroral dan 0,1 ml aspirin dosis 1,7 mg/20 gBB
mencit peroral.
P4 : Kelompok perlakuan empat diberikan 0,2 ml cimetidin dosis
0,26 mg/20 gBB dan 0,1 ml aspirin dosis 1,7 mg/20 gBB mencit
peroral.
ringan, dan tidak ada kerusakan berat. Pada kelompok perlakuan 1 (P1)
sampel kerusakan ringan tanpa ada gambaran histologis normal dan kerusakan
tanpa ada gambaran histologis normal dan kerusakan berat. Pada kelompok
B. Analisis Data
diuji statistik menggunakan program komputer SPSS 15.0 windows. Ada 2 uji
seluruh kelompok populasi. Hasil yang diharapkan dalam uji ini adalah
lambung mencit yang hanya diberi aquades dan CMC Na 0,5 % (kelompok
xlviii
K) dengan pemberian aspirin saja (kelompok P1), dengan pemberian aspirin
dan ekstrak meniran dosis 1 (kelompok P2), dengan pemberian aspirin dan
ekstrak meniran dosis 2 (kelompok P3), atau dengan pemberian aspirin dan
kelompok P3 dengan kelompok P4. Hasil yang diharapkan pada uji ini
bermakna.
nilai p adalah 0,000 dan nilai hitung H sebesar 53,430. Nilai ini lebih besar
daripada harga x2t pada tabel (α=0,05 dan df=4) yaitu 9,488. Karena nilai
H hitung > x2t atau nilai p < 0,05 maka hipotesis nihil ditolak dan hipotesis
sampel. Hasil perhitungan uji kruskal wallis dengan program SPSS dapat
uji statistik dilanjutkan dengan uji mann-whitney. Berdasarkan hasil uji mann-
xlix
P1, P1 dan P2, P1 dan P3, P1 dan P4. Sedangkan antara kelompok K dan P2, K
dan P3, K dan P4, P2 dan P3, P2 dan P4, serta P3 dan P4 terdapat perbedaan
yang tidak bermakna. Data ringkasan hasil perhitungan dengan uji mann-
lampiran 2.
Keterangan :
l
K : Kelompok kontrol yang diberi 0,2 ml CMC Na 0,5% dan
0,1 ml aquades
PI : Kelompok perlakuan satu, diberikan 0,2 ml aquades dan
0,1 ml aspirin dosis 1,7 mg/20 gBB mencit peroral.
P2 : Kelompok perlakuan dua, diberikan 0,2 ml ekstrak meniran
1,3 mg/20 gBB mencit peroral dan 0,1 ml aspirin dosis
1,7 mg/20 gBB mencit peroral.
P3 : Kelompok perlakuan tiga, diberikan 0,2 ml ekstrak meniran
2,6 mg/20 gBB peroral dan 0,1 ml aspirin dosis 1,7 mg/20 gBB
mencit peroral.
P4 : Kelompok perlakuan at diberikan 0,2 ml cimetidin dosis
0,26 mg/20 gBB dan 0,1 ml aspirin dosis 1,7 mg/20 gBB mencit
peroral.
U hitung : nilai U hasil perhitungan.
U tabel : nilai U pada tabel dengan α=0,05; n=15; n2=15
U hitung < U tabel atau nilai p < 0,05, sehingga hipotesis nihil ditolak dan
dan P1. Hasil yang sama juga terlihat antara kelompok P1 dan P2, P1 dan P3,
serta P1 dan P4, yang berarti bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara
U hitung > U tabel atau nilai p > 0,05, sehingga hipotesis nihil diterima dan
hipotesis kerja ditolak. Jadi terdapat perbedaan yang tidak bermakna antara
kelompok K dan P2. Hasil yang sama juga terlihat antara kelompok K dan P3,
li
BAB V
PEMBAHASAN
musculus) yang diinduksi oleh aspirin. Hal itu dapat diketahui dari hasil uji
bawah ini.
bermakna, atau dengan kata lain terdapat perbedaan gambaran histologis lambung
mencit pada seluruh kelompok perlakuan tanpa diketahui kelompok mana yang
perbedaan yang bermakna antara kelompok K dan P1, antara kelompok P1 dan
Hasil ini dapat dijelaskan karena pada kelompok P1 diberi aspirin sebagai
faktor agresif lambung, tanpa diberi faktor defensif lambung yang mengakibatkan
kerusakan lambung. Hal ini sesuai teori dimana disebutkan bahwa aspirin yang
lii
dan kedua adalah efek sistemik yang menginhibisi COX-1. Hambatan pada COX-
bikarbonat epitel, aliran darah mukosa, dan proliferasi epitel (Wolfe et al., 1999).
yang menyebabkan penurunan aliran darah. Selain itu juga meningkatkan ekspresi
adhesi molekul dan perlekatan neutrofil pada epitel pembuluh darah dalam
(Kusumobroto, 2003). Kadar puncak aspirin dalam darah dicapai dalam waktu
sekitar 1-2 jam, sedangkan waktu paruhnya adalah 6-7 jam. Regenerasi epitel
mukosa lambung berlangsung kurang lebih 3-4 hari. Alasan itulah yang
pemberian aspirin selama 3 hari juga atas dasar penelitian sebelumnya, jadi
jika tidak terlihat adanya tanda-tanda gastritis ataupun ulkus. Pada kerusakan
yaitu: adanya hiperemia, edema disertai sebukan sel-sel radang pada lamina
liii
propria, dan eksfoliasis. Pada kerusakan berat, gambaran mikroskopis lambung
selain terdapat tanda-tanda gastritis juga terdapat tanda-tanda ulkus yaitu: adanya
seluruh mukosa dan bahkan sampai pada tunika muskularis dengan atau tanpa
yaitu sebanyak 14 sampel dengan kerusakan ringan dan 1 sampel normal. Hal ini
mungkin karena adanya variabel luar yang tidak bisa dikendalikan, seperti kondisi
digunakan dalam penelitian ini mengalami stress berat karena masa perlakuan
dilakukan selama 17 hari dan karena sebab lain yang tidak diketahui sehingga
mungkin juga karena kondisi awal lambung mencit yang sudah mengalami
perbedaan yang bermakna. Pada kelompok P2 dan P3 selain diberi aspirin yang
merupakan faktor agresif lambung juga diberi ekstrak meniran (Phyllanthus niruri
Linn.) yang merupakan faktor defensif lambung. Dalam hal ini ekstrak meniran
et al., 2005). Kedua, melalui efek vasokonstriktor dari tanin (astringen) sehingga
perdarahan mukosa lambung dapat dihentikan (Wilmana dan Gan, 2007). Ketiga
liv
adalah karena kandungan kalium dalam meniran yang dapat digunakan untuk
akan melindungi mukosa lambung mencit dari kerusakan akibat aspirin. Pada
kelompok P2, yaitu kelompok yang mendapatkan pemberian aspirin dan ekstrak
meniran dosis 1 (1,3 mg/20 gBB mencit peroral), didapatkan data bahwa
ini juga terlihat pada kelompok P3, yaitu kelompok yang mendapatkan pemberian
aspirin dan ekstrak meniran dosis 2 (2,6 mg/20 gBB mencit peroral) dimana
Secara statistik data pada P2 dan P3 berbeda dengan P1 yang sebagian besar
gambaran histologis mengalami kerusakan ringan. Hal ini berarti bahwa cimetidin
yang diinduksi aspirin. Hal ini sesuai dengan teori mengenai cimetidin. Cimetidin
dalam efek histamin terhadap sekresi cairan lambung, perangsangan jantung serta
lv
merangsang sekresi cairan lambung, sehingga pemberian cimetidin di sini akan
mengurangi volume dan kadar ion hidrogen cairan lambung (Wilmana dan Gan,
kerusakan berat.
Dengan kata lain, ekstrak meniran mempunyai pengaruh yang sebanding dengan
efek yang ditimbulkan oleh cimetidin. Adapun perbedaan yang tidak bermakna
lvi
antara kelompok P2 dengan kelompok P3 menunjukkan bahwa peningkatan
histologis lambung mencit yang diinduksi aspirin. Atau dengan kata lain,
kemampuan ekstrak meniran dosis 1,3 mg/20 gBB mencit peroral sebanding
dengan ekstrak meniran dosis 2,6 mg/20 gBB mencit peroral dalam memberikan
aspirin.
Berdasarkan hasil uji statistik, maka pada penelitian ini hipotesis kerja
diinduksi aspirin. Hal ini dapat ditunjukkan dari adanya perbedaan yang bermakna
BAB VI
lvii
A. Simpulan
Simpulan yang dapat ditarik dari hasil penelitian yang telah dilakukan uji
statistik (uji Kruskal Wallis dan uji Mann Whitney) dan pembahasan adalah
sebagai berikut:
Ekstrak meniran ( Phyllanthus niruri Linn.) dapat memberikan perlindungan
B. Saran
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai dosis meniran
DAFTAR PUSTAKA
Bloom dan Fawcett. 2002. Buku Ajar Histologi. Edisi 9. Jakarta : EGC, pp:
531-84.
lviii
Eroschenko V.P. 2003. Atlas Histologi di Fiore dengan Korelasi
Fungsional. Edisi 9. Jakarta : EGC, pp: 173-74.
Guyton dan Hall. 1997. Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Jakarta : EGC, pp:
1018-24.
Hirlan dan Tarigan P . 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta :
Pusat Penerbitan IPD FK UI, pp: 335-44
Katzung B.G. 1998. Farmakologi Dasar dan Klinik. Edisi VI. Jakarta :
EGC, pp : 559-64.
lix
Massarrat S., Herbert V., Veith R. 1981. Effect Low Dose of Cimetidine
on Gastric Potential Difference and Acetylsalicylic Acid-Induced
Change. Klin Woschenschr. 59 pp: 911-12.
lx
Sangelorang, S. 1998. Pengaruh Ekstrak Etanol Rimpang Jahe (Zingiber
officinale. Ross) terhadap Tukak Lambung yang Diinduksi Aspirin
pada Tikus Putih. Yogyakarta : FK UGM. Skripsi.
Tjay H.T. dan Kirana R. 2002. Obat-Obat Penting. Edisi VI. Jakarta :
Gamedia, pp : 295-99, 770-72.
Wilmana P.F. dan Gan S. 2007. Farmakologi dan Terapi. Edisi 5. Jakarta :
Gaya Baru, pp : 230-46, 273-87, 817.
lxi
lxii