Anda di halaman 1dari 6

HERBAL UNTUK KONSTIPASI (SEBAGAI LAKSANSIA)

1. CASCARA

Species (Family)
Rhamnus purshiana DC. (Frangula purshiana (DC). A. Gray ex J.
C. Cooper) (Rhamnaceae)

Sinonim
Cascara Sagrada, Rhamni Purshianae Cortex, Rhamnus

Kandungan
Glikosida Antrakuionon (Utama), Lipid, resin, tannin, asam miristat, asam linoleat

Indikasi
German Commision E : Konstipasi

Dosis
Dosis untuk oral
Kulit batang kering 0.3–1 g as a single daily dose
Infusion 1.5–2 g dalam air panas 150 ml

Ekstrak cair Cascara (BP 1980) 2–5 mL.

Mekanisme Farmakologi
Efek laksnsia didapatkan dari glikosida antrakuionon dengan meningkat paristaltik saluran
cerna Sehingga waktu transit singkat dan dapat digunakan sebagai terapi laksansia

Studi klinik
Pada uji klinik menunjukan dengan perbandingan terhadap plasebo menunjukan ada
perbedaan bermakna terhadap waktu transit di dalam saluran cerna

Kontraindikasi
Pasien dengan colitis, dan chorn disease, appendiciis, dehidrasi menegah, dan anak dibawah
10 tahun , cascara hanya digunakan maksimal 2 minggu pengunaan

Interaksi Obat
Dapat menyebabkan Hipokalimia jika digunakan dengan bersama sama dengan obat obatan
dieuretik (Thiazid, Spironlakto, dieuretik loop henle) dan obat obat antiaritmia

Penggunaan Ibu Hamil dan Menyusui


Tidak dapat Digunakan Pada Ibu Hamil dan ,Menyusui

2. ISPHAGULA

Species (Family)
Plantago ovata Forssk. (Plantaginaceae)

Sinonim
Blond Psyllium, Indian Plantago, Ispagol, Ispaghul, Pale Psyllium, Spogel
Bagian yang digunakan
Biji dan Husk

Kandungan
Alkaloids Monoterpene-type. (þ)-Boschniakine (indicaine), (þ)- boschniakinic acid
(plantagonine) and indicainine.

Mucilago 10–30%. Mukopolisakarida banyak mengandung komponen arabinoxylan dengan


ikatan xylan dan arabinose, xylose dan 2-O-(galacturonic)-rhamnosemoieties.
.
Kandungan Lainnya Aucubin (glikosida iridolid), gula (fruktosa, glukosa dan sukrosa),
planteose (trisaccharide), protein, sterol (campesterol, b-sitosterol, stigmasterol), triterpenes
(a- dan bamyrin), Asam lemak (stearat, linolenat, dan oleat), dan tannin

Mekanisme Farmakologi dan Uji Klinik


Efek laksansia dari ispagluha adalah dengan meningkatkan penyerapan air di saluran cerna
sehingga dengan demikan dapat meningkatkan paristaltik usus sehingga dapat mereduksi waktu
transit di rektum. Dengan uji klinik terhadap 42 orang dewasa dengan gangguan konstipasi
dengan mengunakan ispagula 7,2 gr/ hari atau isphagula dengan senna dengan dosis berturut
turut 6,5 g/hari dan 1,5 g/hari. Dapat meningkatkan frekunsi defikasi
Uji radomisasi double blind, double dummy, dan studi multicenter dengan 170 subjek dengan
gangguan konstipasi, studi menngunakan 2 baseline dengan adanya plasebo, dengan
menggunakan terapi ispaghula dengan dosis 5,1 g 2 hari atau docusate sodium dengna dosis
100 mg selama 3 hari, hasil uji statistik menunjukan p-0,005 hal ini menunjukan adanya
perbedaan yang berbeda dan bermakna pada penelitian tersebut, dengan hail ispaghula lebih
efektif digunakan sebagai laksantif dibanding dengan docosunat sodium pada pasien konstipasi
kronik.
Dosis
Dosis untuk pemberian oral
Biji sebanyak 5–10 g (3 g pada anak anak) tiga kali sehari maksimum 12–40 g hari
Kulit ari (sekam) 4–20 g dan 3–5 g pada anak anak 6–12 tahun
Ekstrak cair sebanyak 2–4mL (1 : 1 dalam 25% alkohol) tiga kali sehari

Efek Samping
Flantulensi. Allergi, mungkin dapat menyebabkan reaksi anafilaktik

Interaksi obat
Ispagluha dapat meningkat kadar insulin jika digunakan bersama sama dengan insulin,
Isphagula dapat menghambat absorbsi mineral (Ca,Zn, Fe, Li) dan Vitamin B12 jika
digunakan secara bersamaan
Penggunaan Pada Kehamilan dan Menyusui
Dapat digunakan pada ibu hamil dan menyusui

3. Rhubarb (Kelembak)

Species (Family)
*Rheum officinale Baill.
†R. palmatum L. (Polygonaceae)

Sinonim
Kelembak, Yao Yong Da Huang R. potaninii Losinsk., R. qinlingense Y.K. Yang et al.,
R.tanguticum (maxim. ex Regel) Maxim., Zhang Ye Da Huang

Bagian yang digunakan


Rhizome, dan akar

Kandungan
Kandungan Utama
Hydroxyanthracenes anthraquinone primer O-glycosides (anthraglycosides) dari aloe-
emodin, emodin, chrysophanol dan physcion; dianthrone glycosides dari rhein (sennosides A
dan B) dan oksalatnya ; heterodianthrone termasuk palmidin A (aloeemodin,emodin),
palmidin B (aloe-emodin, chrysophanol), palmidin C (chrysophanol, emodin), sennidin C
(rhein, aloeemodin), rheidin B (rhein, chrysophanol), and reidin C (rhein,physcion);
anthraquinones bebas utamanya aloe-emodin, chrysophanol, emodin, physcion dan rhein.

Kandungan Lainnya
Tannins terhidrolisasi dan terkondisasi termasuk glucogallin, asam galat, (_)-epicatechin
gallate dan catechin.

Kalsium oksalat, asam lemak, rutin, resins, starch (sebanyak 16%), stilbene glycosides,
carbohydrates, volatile oil (trace) dengan lebih 100 komponen
Dosis
Rhizome/root 0.2–1.0 g.

Mekanisme Farmakologi
Efek laksnsia didapatkan dari glikosida antrakuionon dengan meningkat paristaltik saluran
cerna Sehingga waktu transit singkat dan dapat digunakan sebagai terapi laksansia

Efek Samping
Kandungan asam oksalat dari daun dapat menyebabkan keracunan,

Kontraindikasi
Pasien dengan Gangguan Ginjal
Daftar Pustaka

Stevens J et al. Comparison of the effects of psyllium and wheat branon gastrointestinal
transit time and stool characteristics. J Am DietAssoc 1988; 88: 323–326.

Thorburn HA et al. Does ispaghula husk stimulate the entire colon in diverticular
disease? Gut 1992; 33: 352–356.

Marlett JA et al. Comparative laxation of psyllium with and withoutsenna in an


ambulatory constipated population. Am J Gastroentero1987; 82: 333–337
.
McRorie JW et al. Psyllium is superior to docusate sodium for treatment of chronic
constipation. Aliment Pharmacol Ther 1998; 12:491–497

Rohrback JA. Some uses of rhubarb in veterinary medicine. Herbalist


1983; 1: 239–241.

Anda mungkin juga menyukai