Skrining Resep Dokter Pada Depo Rawat Jalan BPJS dan Analisis Drug Related
Problem (DRP)
Oleh:
260112180014
PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER
JATINANGOR
2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Pembuatan tugas khusus ini bertujuan untuk :
a. Mengetahui kelengkapan administratif, farmasetik dan klinis pada resep
dokter pada rawat jalan BPJS RSUD Al-Ihsan
b. Mengetahui kemungkinann adanya masalah terkait obat (Drug Related
Problem)
c. Mengetahui potensi interaksi pada resep dokter pada rawat jalan BPJS RSUD
Al-Ihsan
1.3 Kegiatan
1.3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Tugas khusus dikerjakan selama Praktek Kerja Profesi periode 1 Maret – 31
Maret 2019 di RSUD Al-Ihsan Provinsi Jawa Barat
BAB II
METODE
1. Mengumpulkan resep-resep yang bersal dari Rawat Jalan BPJS yang bersal dari
berbagai dokter spesialis Rawat Jalan
2. Menyeleksi resep resep dokter yang mewakili pola persepan dokter dokter spesialis
di RSUD Al Ihsan
3. Resep yang telah dipilih dilakukan skrining resep meliputi aspek administratif,
farmasetik dan klinik
4. Melakukan analsis jika adanya masalah pada penggunaan obat (Drug Related
Problem)
BAB III
Resep 1
R/ Cefadroxil no VI
S`2dd1
R/ Mefenamic Acid no VI
S.2dd1
1. Administratif
Nama Dokter √
SIP Dokter √
Alamat Dokter √
Nomor Resep √
Nama Pasien √
Umur √
Berat Badan √
Noo Medrec √
2. Farmasetik
Stabilitas √
Aturan Cara √
Penggunaan
3. Kajian Klinis
Cefadroxil 1-2
Asam Mefenamat gram/hari
Resep 2
R/ Amoxcicilin Tab 500 mg X
S.3dd1
Nama : Tn N
No Medrec : XXXXX
Umur :
Berat Badan :
Status Pasien :
1. Kajian Administratif
Nama Dokter √
SIP Dokter √
Alamat Dokter √
Nomor Resep √
Nama Pasien √
Umur √
Berat Badan √
No Medrec √
2. Kajian Farmasetik
Bentuk Sediaan √
Kekuatan Sediaan √
Stabilitas √
Aturan Cara √
Penggunaan
3. Kajian Klinis
Paracetamol :
Paracetamol maksimal 3000 mg/
1 kali pakai : 500 mg hari
Resep 3
R/ Cefixime X
R/ Lansoprazol X
S.2dd1
R/Odansetron 8 XV
R/Rebamipide XV
S3dd1
MagtraL 1 Fslh
S3dd1
Nama : Tn IU
No Medrec : XXXXX
Umur :
1. Kajian Administratif
Berat Badan :
Kelengkapan Resep Ada Tidak Ada
Status Pasien : BPJS
Nama Dokter √
SIP Dokter √
Alamat Dokter √
Nomor Resep √
Nama Pasien √
Umur √
Berat Badan √
No Medrec √
2. Kajian Farmasetik
Bentuk Sediaan √
Kekuatan Sediaan √
Stabilitas √
Aturan Cara √
Penggunaan
3. Kajian Klinis
Rebamipid sitoprotektif
dengan melindunngi
mukosa lambung
ketika terjadi
peningkatan asam
lambung
Lansoprazole: dosis
Lansoprazole: 30
lansoprazol 60 mg/ hari mg/hari maks : 40
mg/hari
Ondansetron: 8 mg tiga
kali sehari Ondansetron 8 mg tiga
kali sehari
Magtral Aluminium
Hidroksida 200 mg dan Magtral: Aluminium
Magnesium Hidroksida Hidroksida 200 mg dan
200 mg per 5 ml Magnesium Hidroksida
200 mg per 5 ml
Magtral : hipersensitifitas
R/ Candesartan 16 mg no XXX
S1dd1
R/ Amlodipine 10 mg no XXX
S 1dd1
R/ Alpentin 100 mg no XV
S 1dd1
R/ Glimepirid 1 mg no XXX
S 1dd1
R/ Glidiatab XXX
S 1dd1
Nama : Tn S
No Medrec : XXXXX
Umur :
Berat Badan :
Status Pasien :
1. Kajian Administratif
Nama Dokter √
SIP Dokter √
Alamat Dokter √
Nomor Resep √
Nama Pasien √
Umur √
Berat Badan √
No Medrec √
2. Kajian Farmasetik
Bentuk Sediaan √
Kekuatan Sediaan √
Stabilitas √
Aturan Cara √
Penggunaan
3. Kajian Klinis
Alpentin: Hipersensitifitas
1. Kajian Administratif
Nama Dokter √
SIP Dokter √
Alamat Dokter √
Nomor Resep √
Nama Pasien √
Umur √
Berat Badan √
No Medrec √
2. Kajian Farmasetik
Bentuk Sediaan √
Kekuatan Sediaan √
Stabilitas √
Aturan Cara √
Penggunaan
3. Kajian Klinis
Resep 7
1. Kajian Administratif
Nama Dokter √
SIP Dokter √
Alamat Dokter √
Nomor Resep √
Nama Pasien √
Umur √
Berat Badan √
No Medrec √
2. Kajian Farmasetik
Bentuk Sediaan √
Kekuatan Sediaan √
Stabilitas √
Aturan Cara √
Penggunaan
3. Kajian Klinis
Anemolat : 0.2-0.5
mg/hari
Tryhexylphenidil
R/ Glimepiride 2 mg XXX
S1dd1
R/ Glidiabetes 30 mg XXX
S1dd1
R/ Concor 10 mg XXX
S1dd1
R/ Tanapress 10 mg XXX
S1dd1
R/ Keren X
S1dd1
R/ Neurodex XXX
S1dd1
1. Kajian Administratif
Nama Pasien √
Umur √
Berat Badan √
No Medrec √
2. Kajian Farmasetik
Bentuk Sediaan √
Kekuatan Sediaan √
Stabilitas √
Aturan Cara √
Penggunaan
3. Kajian Klinis
Neurodex
Imidapril dapat
meningkakan efek Glimepiride dengan
mekanisme farmakodinamik sinerigsme
1. Kajian Administratif
SIP Dokter √
Alamat Dokter √
Nomor Resep √
Nama Pasien √
Umur √
Berat Badan √
No Medrec √
2. Kajian Farmasetik
Bentuk Sediaan √
Kekuatan Sediaan √
Stabilitas √
Aturan Cara √
Penggunaan
3. Kajian Klinis
Amitriptilin : Depresi
Minor
Ranitdine +
Mecobalamin
1. Kajian Administratif
Nama Dokter √
SIP Dokter √
Alamat Dokter √
Nomor Resep √
Nama Pasien √
Umur √
Berat Badan √
No Medrec √
2. Kajian Farmasetik
Kekuatan Sediaan √
Stabilitas √
Aturan Cara √
Penggunaan
3. Kajian Klinis
Simvastatin : 10-20
Simvastatin : 1 kali mg/hari pada malam
sehari 20 mg hari maks 80 mg/hari
Alpentin : hipersensitifitas
Fitbon : hipersensitifitas
Lansoprazol hipersensitifitas
Resep 11
R/ Neurodex XXX
S1dd1
R/ Tanapress 10 mg XXX
S1dd1
R/ Amlodipin 10 mg XXX
S1dd1
R/ Glimepiride 2 mg XXX
S1dd1
R/ Gliabetes 30 mg XXX
S1dd1
Nama : Ny I
No Medrec : XXXXX
Umur : 66 tahun
Berat Badan :
Status Pasien : BPJS
2. Kajian Administratif
SIP Dokter √
Alamat Dokter √
Nomor Resep √
Nama Pasien √
Umur √
Berat Badan √
No Medrec √
2. Kajian Farmasetik
Bentuk Sediaan √
Kekuatan Sediaan √
Stabilitas √
Aturan Cara √
Penggunaan
3. Kajian Klinis
Resep 12
R/Cendo Eyefresh
S 6 2 gtt ODS
Lenticular
S 6 2 gtt ODS
Nama : Tn IN
No Medrec : XXXXX
Umur :
Berat Badan : 30 kg
Status Pasien : BPJS
1. Kajian Administratif
Kelengkapan Resep Ada Tidak Ada
Nama Dokter √
SIP Dokter √
Alamat Dokter √
Nomor Resep √
Nama Pasien √
Umur √
Berat Badan √
No Medrec √
2. Kajian Farmasetik
Kajian Farmasetik Ada Tidak Ada Keterangan
Bentuk Sediaan √
Kekuatan Sediaan √
Stabilitas √
Aturan Cara √
Penggunaan
3. Kajian Klinis
Waktu dan Frekuensi Cendo Eyefresh tiap enam jam dua tetes mata
Pemberian sakit
S 1dd1
Nama : Tn D
No Medrec : XXXXX
Umur :
Berat Badan :
Status Pasien : BPJS
1. Kajian Administratif
Nama Dokter √
SIP Dokter √
Alamat Dokter √
Nomor Resep √
Nama Pasien √
Umur √
Berat Badan √
No Medrec √
2. Kajian Farmasetik
Bentuk Sediaan √
Kekuatan Sediaan √
Aturan Cara √
Penggunaan
3. Kajian Klinis
Waktu dan Frekuensi Harnal Ocas 1 kali sehari 1 tab setelah makan
Pemberian
Resep 14
1. Kajian Administratif
Nama Dokter √
SIP Dokter √
Alamat Dokter √
Nomor Resep √
Nama Pasien √
Umur √
Berat Badan √
No Medrec √
2. Kajian Farmasetik
Bentuk Sediaan √
Kekuatan Sediaan √
Stabilitas √
Aturan Cara √
Penggunaan
3. Kajian Klinis
Trimenza : Hipersensitifitas
Cedocard (ISDN) : steanosis aortic atau mirtal,
hipotensi, hipovolemia, hipertopik cardiomiopati
Duplikasi Terapi
Aspirin + Bisoprolo
Aspirangi mengurangi efek bisoprolol dengan
mekanisme faramkodinamik antagonis dan dapat
meningkatan kadar serum pottasium
Aspirin + clopidogrel
Dapat meninkatakan resiko pendarahan dengan
mekanisme faramkodinamik sinergisme
Lansoprazol + Clopidogrel
Lansoprazol mengrangi efek clopidogrel denen
mempengaruhi metabolisme enzim hepatik
CYP2C19.
Bisoprolol + Nifedipine
Dapat meningkatakn efek antihipertensi
Nifedipine + Atorvastatin
Nifedipine dapat meninkatkan efek atorvastatin
dengan mempengaruhi enzim hepatik, CYP3A4
Nifedipine + Clopidogrel
Nifedipine dapat meningkatkan efek clopidogrel
melalui metabolisme enzim hepatik CYP3A4
Waktu dan Frekuensi Trombo Aspilet 1 kali sehari 1 tab setelah makan
Pemberian
Resep 15
1. Kajian Administratif
Nama Dokter √
SIP Dokter √
Alamat Dokter √
Nomor Resep √
Nama Pasien √
Umur √
Berat Badan √
No Medrec √
2. Kajian Farmasetik
Bentuk Sediaan √
Kekuatan Sediaan √
Stabilitas √
Aturan Cara √
Penggunaan
3. Kajian Klinis
Curcuma
Sanmol : 0.5-1 g/ hari
maksimal 3 /hari
Furosemid : Hipokalemia
Curcuma
Sanmol : trombositopenia, leucopenia,
neuropenia dan pancytopenia
Kontraindikasi Concor : Cardiogenenik shock, Over cardiac, AV
block, SA Block, Penyakit sinus, simptomatik
bradicardia, hipotensi, metabolic asidosis, severe,
arteria peripal
Vastigo : phaeochromocytoma
1. Kajian Administratif
Nama Dokter √
SIP Dokter √
Alamat Dokter √
Nomor Resep √
Nama Pasien √
Umur √
Berat Badan √
No Medrec √
2. Kajian Farmasetik
Bentuk Sediaan √
Kekuatan Sediaan √
Stabilitas √
Aturan Cara √
Penggunaan
3. Kajian Klinis
Efek samping Depakote ; sakit kepala, mual muntah, diare, Duplikasi terapi
anorexia, nystagmus. Diazepam
Resep 17
Kelengkapan Resep Ada Tidak Ada
Nama Dokter √
SIP Dokter √
Alamat Dokter √
Nomor Resep √
Nama Pasien √
Umur √
Berat Badan √
No Medrec √
2. Kajian Farmasetik
Bentuk Sediaan √
Kekuatan Sediaan √
Stabilitas √
Aturan Cara √
Penggunaan
3. Kajian Klinis
Digoxin + Bisoprolol
Dapat menngkatakan efek bradikardia, dan
meningkatkan toksisitas salah satu obat
Monitor
Spironolakton + Furosemid dapat menurunkan
serum pottasium
Spronolactone + Digoxin
Nama Dokter √
SIP Dokter √
Alamat Dokter √
Nomor Resep √
Nama Pasien √
Umur √
Berat Badan √
No Medrec √
2. Kajian Farmasetik
Bentuk Sediaan √
Kekuatan Sediaan √
Stabilitas √
Aturan Cara √
Penggunaan
3.Kajian Klinis
Efek samping
Astika Dizzing, tinnitus, meninkatkan waktu
pendarahan, anemia, mengurangi konsentrasi zat
besi
Mecobalamin Hipersensitifitas
Resep 19
Kelengkapan Resep Ada Tidak Ada
Nama Dokter √
SIP Dokter √
Alamat Dokter √
Nomor Resep √
Nama Pasien √
Umur √
Berat Badan √
No Medrec √
2. Kajian Farmasetik
Bentuk Sediaan √
Kekuatan Sediaan √
Aturan Cara √
Penggunaan
3. Kajian Klinis
Clobazam : Antikovulsan
Dosis Depakote 2 kali sehari Depakote : 1-2 gr/ hari Dosis Eperison Kurang
500 mg maks 2.5 gr/hari
Phenitoin: Hipersensitifitas
Anemolat Hipersensitifitas:
Omeprazol Hipersensitifitas
Resep 20
Kelengkapan Resep Ada Tidak Ada
Nama Dokter √
SIP Dokter √
Alamat Dokter √
Nomor Resep √
Nama Pasien √
Umur √
Berat Badan √
No Medrec √
2. Kajian Farmasetik
Bentuk Sediaan √
Kekuatan Sediaan √
Jumlah Obat dalam √
Resep
Stabilitas √
Aturan Cara √
Penggunaan
3. Kajian Klinis
Grahabion Hipersensitifitas
Lansoprazol + Clopidogrel
Lansoprazol mengurani efek clopidogrel melalui
efek Enzim hepatik CYP2C19
Nama Dokter √
SIP Dokter √
Alamat Dokter √
Nomor Resep √
Nama Pasien √
Umur √
Berat Badan √
No Medrec √
2. Kajian Farmasetik
Bentuk Sediaan √
Kekuatan Sediaan √
Stabilitas √
Aturan Cara √
Penggunaan
3. Kajian Klinis
Resep 22
R/ Allupurinol 100 mg tab XV
R/ Amlodipine 10 mg XXX
S.1dd1
R` Paracetamol 500 mg X
Umur √
Berat Badan √
No Medrec √
2. Kajian Farmasetik
Kekuatan Sediaan √
Stabilitas √
Aturan Cara √
Penggunaan
3. Kajian Klinis
Amlodipine
Candesartan ; Antihipertesnsi golongan ARB
Colchitin : Antihiperuresemia
Meloxicam ; analgetik golongan NSAID
Efek samping
Allopurinol ; maculopapular, pruriritis, rash,
demam, leucositosis, leucopenia, gangguan GIT,
vertigo, gangguan pengelihatan
Fitbon : Hipersensitifitas
Calos + Amlodipine
Antagonis Farmakodinamik
Meloxicam + Candesartan
Antagonis Farmakodinamik
Resep 24
R/ Glimepiride 3 mg XXX
1dd1
Mecobalamin 500 mcg XXX
S1dd1
Betahistin
S 2dd1
Meloxicam 7.5 mg XXX
S 1dd1
Alpentine 100 mg X
S.2dd1
Nama : Tn OS
No Medrec : XXXXX
Umur :
Berat Badan :
Status Pasien : BPJS
1. Kajian Administratif
Nama Dokter √
SIP Dokter √
Alamat Dokter √
Nomor Resep √
Nama Pasien √
Umur √
Berat Badan √
No Medrec √
2. Kajian Farmasetik
Bentuk Sediaan √
Kekuatan Sediaan √
Stabilitas √
Aturan Cara √
Penggunaan
3. Kajian Klinis
Mecobalamin : Hipersensitifitas
Meloxicam : Hipersensitifitas terhadap golongan
NSAID atau acetosal lainnnya
Alpentine : Hipwrsensitifitas
3.2 Pembahasan
Skrining resep dilakukan pada 24 resep pasien dengan kriteria pasien BPJS yang
menebus resep di unit rawat jalan RSUD Al Ihsan Provinsi Jawa Barat yang terdiri dari
berbagai macam resep dokter seperti dokter spesialis jantung dan pmbuluh, spesialis saraf,
spesialis penyakit dalam, dokter gii, dokter spesialis mata dll, Evaluasi tentang skrining
resep pasien rawat jalan di RSUD Al Ihsan dapat dilihat pada tabel 1. Pada tabel 1 diketahui
bahwa skrining administratif pasien rawat jalan di RSUD Al Ihsan sebagian besar
komponennya yaitu nama pasien, umur pasien, jenis kelamin,dan tanggal resep, sedangkan
untuk berat badan, nama dan paraf dokter, serta SIP dokter belum mencapai 100% artinya
masih ada beberapa resep yang ditemukan tidak mencantumkan komponen-komponen
tersebut seperti mash adanya resep yang tidak mncantumkan umur pasien dan berat badan
pasien serta tidak mencantumkan SIP dokter, namun hal ini masih dapat dibenaran karena
RSUD Al Ihsan memiliki data medrec yang terkomputerisasi sehingga data pasien dapat
mudah dikeahui dengan mengetahi nomor Medical Recordnya.
Berdasarkan hasil evaluasi skrining farmasetis resep pasien unit rawat jalan BPJS di
RSUD Al Ihsan meliputi bentuk sediaan, kekuatan sediaan, jumlah obat dalam resep,
stabilita, dan aturan cara penggunaan obat, dari 24 resep masih ditemukan ada resep dokter
yang tidak mencantumkan Bentuk sediaan, dan kekuatan sediaan, tidak dicantumkannya
bentuk sediaan dan kekuatan sediaan akan membingungkan dalam dispensing obat kepada
pasien karena setiap obat memiliki doss yang beragam dan bentuk sediaan yang beragam,
sehinggga Apoteker harus mengkofirmasi kepada penulis resep dalam hal ini dokter
mengenai bentuk sediaan dan kekeutan sediaan yang diresepkan kepada pasien untuk
mencegah kesalahan dispensing yang dapat meningkatkan dispensing error, adapun masih
ditemukan tidaknya adanya signa atau aturan pakai obat hal tersebut dapat
membingungkan pula dalam dispensing obat kepada pasien, hal ini pada dasarnya dapat
diberikan solusi dengan menggunakan e-prescribing atau resep elektronik adapun beberapa
dokter spesialis di RSUD Al-Ihsan telah menggunakan resep elektronik seperti dokter
spesialis syaraf, spesilis jantung dan pembuluh, namun masih ada dokter yangb masih
menggunakan resep manual tulisan tangan yang terkadang tulisannya sulit dibaca dan tidak
lengkapnya aspek farmasetik di dalam resep sehingga dibutuhkanya follow up secara
menyeluruh agar resep elektronik di RSUD Al- Ihsan dapat diterapkan oleh selruh dokter
di lingkungan RSUD Al-Ihsan
Sedangkan Hasil evaluasi skrining resep berdasarkan aspek klinis pasien di unit rawat
jalan di RSUD Al Ihsan meliputi indikasi, dosis obat, interaksi obat, duplikasi terapi
kontraindikasi dan waktu dan frekuensi pemberian secara keseluruhan dari skrining 24
resep ditemukan beberapa masalah terkait aspek klinis yaitu adanya 7 obat yang dosisnya
kurang, 1 obat yang dosisnya berlebih, dosis obat yang kurang ataupun lebih diketahui
berdasarkan perbandingan dosis lazim di MIMS ataupun di Medcaps, untuk mengatasi hal
tersebut butuh komunikasi lebih lanjut mengenai dosis yang diberikan kepada pasien, dari
Apotekr kepada penulis resep yaitu dokter agar didapatkan terapi yang optimal untuk
meningkatkann kualitas hidup pasien. Adapun masalah aspek klinis lainnya yang
ditemukan adalah masih adanya interaksi obat baik interaksi serius monitor ataupun minor
dari hasil skrining 24 resep ditemukan 2 interaksi serius, 17 interaksi monitor dan 5
interaksi minor, interaksi yang paling penting adalah interaksi yang serius karena solusi
yang palin tepat adalah penggantian terapi dngan obat lain apoteker sebaai tenaga
kefarmasian haruslah menginformasikan kepada dokter mengenai interaksi obat terutama
interaksi oba yang serius dengan menyarankan untuk penggantian terapi untuk
meningkatkan keselamatan pasien dan mencegah medication error, sedangkan untuk
inteaksi obat monitor sebanyak 17 interaksi masih perlu adanya komunikasi lebih lanjut
kepada dokter dan pasien agar dapat termonitoring dengan baik anda tanda- tanda interaksi
obat seperti monitor tenkanan darah, monitor kadar gula darah dan monitor kadar serum
kalium dalam tubuh, dan untuk interaksi minor ditemuakn 2 interaksi obat untuk interaksi
minor solusinya cukup denga penjedahan minum obat sehingga diharapkan obat yang
berbeda t1/2 nya tidak saling berinteraksi di dalam tubuh sehingga efek dari interasi obat
tidak ditemukan, sehinggan Apoteker harus mengkomunikasikan dengan baik kepada
pasien mengenai waktu dan frekuensi konsumsi obat.
BAB IV
4.1 Kesimpulan
Skrining resep berupa administratif, farmasetik dan klinis dapat berjaln baik dengan
menggunakan e-prescribing untuk mencegah kesalaha pembacan resep dan dengan
cepat mengkofirmasi dokter jika ada kesalahan terkait obat
Data Medical Record mempermudah telusur data data pasien seperti data demografi
dan data data lain terkait riwayat pengobatan pasien
Masih adanya kesalahan dalam aspek administratif, farmasetik akibat resep ditulis
secara manual
Masih adany dosis kurang. Dosis lebih dan interaksi serius, monitor dan minor pada
resep yang dapat di follow up lebih lanjut untuk menghindari medication error
4.2 Saran
Meningkatkan komunikasi Apotekeer dengan Dokter terkait terapi obat pada pasien
untuk meningkatkan kualitas hidup pasien dan menghindarkan dari medication error
DAFTAR PUSTAKA
Pote Sayali, Tiwari Pramil, D’Cruz Sanjay, 2007, Medication Precribing Errors in a
Public Teaching Hospital in India : A Prospective Study, Pharmacy Practice 5(1) :
17-20.
DiPiro J.T., Talbert R.L., Yee G.C., Matzke G.R., Wells B.G. and Posey L.M., 2011,
Pharmacotherapy: A Pathophysiologic Approach, 8th ed., Mc Graw - Hill, United
State of America.