Anda di halaman 1dari 98

LAPORAN TUGAS KHUSUS

PRAKTIK KERJA PROFESI APOTEKER

Skrining Resep Dokter Pada Depo Rawat Jalan BPJS dan Analisis Drug Related
Problem (DRP)

RSUD AL IHSAN PROVINSI JAWA BARAT

Jalan Kiastramanggala Baleendah Kabupaten Bandung

Periode 01 Maret-31 Maret 2019

Oleh:

Adi Nurmesa, S.Farm.

260112180014
PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS PADJADJARAN

JATINANGOR

2019

BAB I
PENDAHULUAN

Pelayanan Kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab


kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud mencapai hasil yang
pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien. Adapun Standar Pelayanan
Kefarmasian adalah tolok ukur yang dipergunakan sebagai pedoman bagi tenaga
kefarmasian dalam menyelenggarakan pelayanan kefarmasian. Pada Standar pelauyanan
kefarmasian di Rumah Sakit terdisti atas standar pelayanan kefarmsian non klinik dan
klinik, standar pelayanan kefarmasian farmasi klinik antara lain pengkajian dan
pelayanan Resep, penelusuran riwayat penggunaan Obat,rekonsiliasi Obat,Pelayanan
Informasi Obat (PIO), konseling, visite, Pemantauan Terapi Obat (PTO), Monitoring Efek
Samping Obat (MESO), Evaluasi Penggunaan Obat (EPO),dispensing sediaan steril; dan
Pemantauan Kadar Obat dalam Darah (PKOD). Salah satu pelayanan kefarmasian yang
paling komplks adalah Pemanataan Terapi Obat.

Profesi apoteker mempunyai tanggung jawab dalam pelayanan kefarmasian untuk


mengoptimalkan terapi guna memperbaiki kualitas hidup pasien. Tetapi masih sering
terjadinya kesalahan pengobatan (medication error) dan obat-obatan yang merugikan
dapat berdampak buruk bagi pasien (Pote S, 2007). Resep merupakan hal terpenting
sebelum pasien menerima obat. Dalam alur pelayanan resep, apoteker wajib melakukan
skrining resep yang meliputi skrining admninstrasi, kesesuaian farmasetis, dan kesesuian
klinis untuk menjamin legalitas suatu resep dan meminimalkan kesalahan pengobatan.
Resep harus ditulis dengan jelas untuk menghindari salah presepsi antara penulis dengan
pembaca resep, kegagalan komunikasi dan salah interpretasi antara dokter dengan
apoteker merupakan alah satu faktor kesalahan medikasi (medication error) yang
berakibat fatal bagi pasien (Cohen, 1999), maka dari itu penting untuk melakukan
skrining resep dokter untuk dapat mencegah medication erroor dan masalah terkait obat
(Drug Related Problem) terjadi dalam hal ini di Depo Rawat Jalan BPJS RSUD Al-Ihsan
Provinsi Jawa Barat`

1.2 Tujuan
Pembuatan tugas khusus ini bertujuan untuk :
a. Mengetahui kelengkapan administratif, farmasetik dan klinis pada resep
dokter pada rawat jalan BPJS RSUD Al-Ihsan
b. Mengetahui kemungkinann adanya masalah terkait obat (Drug Related
Problem)
c. Mengetahui potensi interaksi pada resep dokter pada rawat jalan BPJS RSUD
Al-Ihsan

1.3 Kegiatan
1.3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Tugas khusus dikerjakan selama Praktek Kerja Profesi periode 1 Maret – 31
Maret 2019 di RSUD Al-Ihsan Provinsi Jawa Barat
BAB II
METODE

2.1 Metode Pengerjaan

1. Mengumpulkan resep-resep yang bersal dari Rawat Jalan BPJS yang bersal dari
berbagai dokter spesialis Rawat Jalan

2. Menyeleksi resep resep dokter yang mewakili pola persepan dokter dokter spesialis
di RSUD Al Ihsan

3. Resep yang telah dipilih dilakukan skrining resep meliputi aspek administratif,
farmasetik dan klinik

4. Melakukan analsis jika adanya masalah pada penggunaan obat (Drug Related
Problem)
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1 Hasil

Resep 1

R/ Cefadroxil no VI
S`2dd1

R/ Mefenamic Acid no VI
S.2dd1
1. Administratif

Kelengkapan Resep Ada Tidak Ada

Nama Dokter √

SIP Dokter √

Alamat Dokter √

Tanggal Penulisan Resep √

Nomor Resep √

Nama Pasien √

Umur √

Berat Badan √

Noo Medrec √

2. Farmasetik

Kajian Farmasetik Ada Tidak Ada Keterangan

Bentuk Sediaan √ Ciprofloxacin terdapat


beberapa bentuk
sediaan antara lain,
Sedangkan Asam
Mefenamat terdapat
bentuk sediaan

Kekuatan Sediaan √ Kekuatan Sediaan


Ciprofloxacin :
Kekuatan Sediaan
Asam Mefenamat:

Jumlah Obat dalam √


Resep

Stabilitas √

Aturan Cara √
Penggunaan

3. Kajian Klinis

Kajian Klinis Di Resep Menurut Literatur Keterangan

Indikasi Telah Tepat Indikasi

Ciprofloxacin : Antibiotik Golongan Sefalosporin


untuk mencegah terjadinya infeksi dan sebagai
bakteriosid pada infeksi bakteri

Asam Mefenmat : Sebagai analgeik non opoid


untuk menguragi sensasi nyeri, akibat akibat
peningkatan jumlah prostaglandin sebagai
mediator nyeri

Dosis Cefadroxil Asam mefenamat 500


mg maksimal 1599 mg/
1 kali pakai : 500 mg hari
1 hari pakai : 1000 mg

Cefadroxil 1-2
Asam Mefenamat gram/hari

1 kali pakai : 500 mg


1 hari pakai : 1000 mg

Efek samping Cefadroxil: Diare Nyeri Perut, Dispepsia, mual,


muntah, dan ruam kulit
Asam Mefenamat : nyeri perut, anoreksia, diare
dan mual muntah

Kontraindikasi Cefadroxil : Hipersensitifitas terhadap golongan


sefalosporin

Asam Mefenamat ; Hipersensitifitas terhadap


golongan NSAID

Duplikasi Terapi Tidak Ada Tidak Ada

Interaksi Obat Tidak Ada Tidak Ada

Waktu dan Frekuensi Cefadroxil : Cefadroxil 2 kali sehari


Pemberian 2 tab setelah makan
2 kali 1 tab

Asam Mefeamat 2 kali


Asam Mefenamat sehari setelah makan
2 kali 1 tab

Resep 2
R/ Amoxcicilin Tab 500 mg X
S.3dd1

R/ Parcetamol Tab 500 mg X


S3dd1

Nama : Tn N

No Medrec : XXXXX
Umur :
Berat Badan :
Status Pasien :

1. Kajian Administratif

Kelengkapan Resep Ada Tidak Ada

Nama Dokter √

SIP Dokter √

Alamat Dokter √

Tanggal Penulisan Resep √

Nomor Resep √

Nama Pasien √

Umur √

Berat Badan √

No Medrec √

2. Kajian Farmasetik

Kajian Farmasetik Ada Tidak Ada Keterangan

Bentuk Sediaan √
Kekuatan Sediaan √

Jumlah Obat dalam √


Resep

Stabilitas √

Aturan Cara √
Penggunaan

3. Kajian Klinis

Kajian Klinis Di Resep Menurut Literatur Keterangan

Indikasi Amoxicicilin : Antibiotik Golongan Beta Laktam Telah Tepat Indikasi


untuk mencegah terjadinya infeksi dan sebagai
bakteriosid pada infeksi bakteri

Paracetamol : Sebagai analgeik non opoid untuk


menguragi sensasi nyeri, akibat akibat
peningkatan jumlah prostaglandin sebagai
mediator nyeri antipiretik dengan mempengarI
hipotalamus untuk menurunkan HPC

Dosis Amoxcicilin Amoxcicilin :


1 kali pakai : 500 mg maksimal 3000 mg/
hari
2 hari pakai : 1000 mg

Paracetamol :
Paracetamol maksimal 3000 mg/
1 kali pakai : 500 mg hari

3 hari pakai : 1500 mg

Efek samping Amoxcicilin : mual muntah diare, Eritema


muliform, dermatitis, hepatik colestatik,

Paracetamol : Trombositopenis, leucopenia,


neutropenia, aniodema
Kontraindikasi Amoxcicilin : Hipersensitifitas terhadap
amoxcicilin ataupun golongan penisilin lainnya

Paracetamol : hipersensitifitas terhadap


paracetamol dan pasien gagal hati parah

Duplikasi Terapi Tidak Ada Tidak Ada

Interaksi Obat Tidak Ada Tidak Ada

Waktu dan Frekuensi Amoxcicilin Amoxcicilin


Pemberian
2 kali 1 tab 2 kali sehari 1 tab
setelah makan
Paracetamol
Paracetamol
3 kali sehari 1 tab
3 kali 1 tab setelah makan

Resep 3
R/ Cefixime X
R/ Lansoprazol X
S.2dd1

R/Odansetron 8 XV
R/Rebamipide XV

S3dd1

MagtraL 1 Fslh
S3dd1

Nama : Tn IU
No Medrec : XXXXX

Umur :
1. Kajian Administratif
Berat Badan :
Kelengkapan Resep Ada Tidak Ada
Status Pasien : BPJS
Nama Dokter √

SIP Dokter √

Alamat Dokter √

Tanggal Penulisan Resep √

Nomor Resep √

Nama Pasien √

Umur √

Berat Badan √

No Medrec √

2. Kajian Farmasetik

Kajian Farmasetik Ada Tidak Ada Keterangan

Bentuk Sediaan √
Kekuatan Sediaan √

Jumlah Obat dalam √


Resep

Stabilitas √

Aturan Cara √
Penggunaan

3. Kajian Klinis

Kajian Klinis Di Resep Menurut Literatur Keterangan

Indikasi Cefixime: Cefixime: Antibiotik


Spektrum luas
Lansoprazole golongan sefalosporin
Ondansetron
Rebamipid Lansoprazole:
Magtral Pengontrol sekresi
asam lambung
golongan PPI
Ondansetron :
Antiementik golongan
antagonis selektif
5-HT3 reseptor

Rebamipid sitoprotektif
dengan melindunngi
mukosa lambung
ketika terjadi
peningkatan asam
lambung

Magtral: Penetal asam


lambung

Dosis Cefixime: yang Cefixime: 400 mg/ hari Dosis lansoprazol


diberikan cefixim 200 dalam dosis tunggal melebihi dari dosis
dalam aturan 2 kali 1 atau terbagi menjadi 2 yang dianjurkan
tab maka dosis 1 hari tiap 12 jam
adalah 400 mg

Lansoprazole: dosis
Lansoprazole: 30
lansoprazol 60 mg/ hari mg/hari maks : 40
mg/hari

Ondansetron: 8 mg tiga
kali sehari Ondansetron 8 mg tiga
kali sehari

Rebamipid: 100 m tiga


kali sehari Rebamipid: 100 mg
tiga kali sehari

Magtral Aluminium
Hidroksida 200 mg dan Magtral: Aluminium
Magnesium Hidroksida Hidroksida 200 mg dan
200 mg per 5 ml Magnesium Hidroksida
200 mg per 5 ml

Efek samping Cefixime: Mual muntah, gangguan pencernaa,


gangguan fungsi ginjal dan hematuria

Lansoprazole : mual muntah, nyeri perut dan


sakit kepala

Ondansetron : takikardia, sakit kepala, mulut


kering, konstipasi, hipokalemia, nyeri perut dan
Broncospasme

Rebamipid : mual, muntah, nyeri perut, dizzing,


mulut kring, diare, udema, rash dan urticaria

Magtral : hipofosfatemia, konstipasi, diare, dan


nyeri perut

Kontraindikasi Cefixime: Hipersensitifitas terhadap antibiotik


golongan sefalosporin

Lansoprazole : hipersensitifitas terhadap


lansoprazol

Ondansetron: Hipersensitifitas terhadap


ondansetron
Rebamipid : Hipersensitifitas

Magtral : hipersensitifitas

Duplikasi Terapi Tidak ada

Interaksi Obat Tidak ada

Waktu dan Frekuensi Cefixime: 2 kali sehari Cefixime: 2 kali sehari


Pemberian sesudah makan sesudah makan

Lansoprazole : 2 kali Lansoprazole : 1 kali


sehari sebelum makan sehar sebelun makan
Ondansetron Ondansetron

Rebamipid: tiga kali Rebamipid: 100 mg


sehari sesudah makan tiga kali sehari makan
Magtral : 3 kali sehari Magtral: 3 kali sehari 1
1 sendok takar obat sendok takar obat
setelah makan setelah makan
Resep 4

R/ Candesartan 16 mg no XXX
S1dd1

R/ Amlodipine 10 mg no XXX
S 1dd1

R/ Alpentin 100 mg no XV
S 1dd1

R/ Glimepirid 1 mg no XXX
S 1dd1

R/ Glidiatab XXX
S 1dd1

Nama : Tn S
No Medrec : XXXXX

Umur :
Berat Badan :
Status Pasien :
1. Kajian Administratif

Kelengkapan Resep Ada Tidak Ada

Nama Dokter √

SIP Dokter √

Alamat Dokter √

Tanggal Penulisan Resep √

Nomor Resep √

Nama Pasien √

Umur √

Berat Badan √

No Medrec √

2. Kajian Farmasetik

Kajian Farmasetik Ada Tidak Ada Keterangan

Bentuk Sediaan √

Kekuatan Sediaan √

Jumlah Obat dalam √


Resep

Stabilitas √

Aturan Cara √
Penggunaan

3. Kajian Klinis

Kajian Klinis Di Resep Menurut Literatur Keterangan

Indikasi Candesartan:Antihipertensi golongan ARB

Amlodipine : antihipertensi golongan CCB

Alpentin: Gabapentine sebagai nyeri neuroleptik


Glimepirid; Antidiabetes golongan Sulfonilurea

Glidiatab; Pioglitazone sebagai Antidiabetes


golongan thiazalindion

Dosis Candesartan: 1 kali Candesartan: 8-16 Dosis Gabapentin


sehari 16 mg mg/hari kurang

Amlodipine: 1 kali Amlodipine: 5-10 mg//


sehari 10 mg hari

Alpentin (gabapentin) : Alpentin (gabapentin):


1 kali sehai 100 mg 300-600 mg/ hari

Glimepirid: 1 kali Glimepirid: 1-4mg/


sehari 1mg hari max ; 8 mg/hari

Glidiatab (pioglitazon): Glidiatab (pioglitazon):


1 kali sehari 15 mg 15-30 mg/ hari max
45mg/hari

Efek samping Candesartan: udema periper, Dizzing,


Hiperuresemia, Fatigue, Nyeri abdominal, Diare
mual arthralgia dan takikardia

Amlodipine edema, edema pulmonary, sakit


kepala, fatigue, papitasi dan dizzing

Alpentin : Ataxia, Dizzing, fatigue dan


somnolence

Glimepirid : Hipoglikemia, Dizzing, Asthenia,


sakit kepala dan mual

Glidiatab : Hypolikemia, Infeksi saluran


pernafasan atas, sakit kpala, gagal hati, sinusitis
Fraktur tulan, faringitis dan myalgia

Kontraindikasi Candesartan: hipersensitifitas

Amlodipine: Hiersensitifitas Sindrom sinus,


tingkat pertama dan tingakat kedua
Antroventicular (AV)

Alpentin: Hipersensitifitas

Glimepirid: Hipersensitifitas, Diabets tipe 1,


diabetes ketoasidosis, Komplikasin DM
Gestasional

Glidiatab : hipersensitifitas, diabetes ketoasidosis,


Gagal hati moderate

Duplikasi Terapi Tidak ada duplikasi

Interaksi Obat Tidak ada interaksi

Waktu dan Frekuensi Candesartan: 1 kali sehari setelah makan


Pemberian

Amlodipine 1 kali sehari setelah makan

Alpentin 1 kali sehari setelah makan

Glimepirid 1 kali sehari sebelum makan 15- 30


menit

Glidiatab 1 kali sehari setelah makan


Resep 5

1. Kajian Administratif

Kelengkapan Resep Ada Tidak Ada

Nama Dokter √

SIP Dokter √

Alamat Dokter √

Tanggal Penulisan Resep √

Nomor Resep √

Nama Pasien √

Umur √

Berat Badan √

No Medrec √
2. Kajian Farmasetik

Kajian Farmasetik Ada Tidak Ada Keterangan

Bentuk Sediaan √

Kekuatan Sediaan √

Jumlah Obat dalam √


Resep

Stabilitas √

Aturan Cara √
Penggunaan

3. Kajian Klinis

Kajian Klinis Di Resep Menurut Literatur Keterangan

Indikasi Amlodipine : Antihipertensi golongan CCB

Astika : antiagregasi platelet

Piracetam : penurunan fungsi kognitif

Omeprazole : Mencegah kenaikan asam lambung


golongan PPI

Cetirizine : Antihstamin 1 selektif (Antialergi)

Alprazolam :Psikotropika Antiaxienty

Dosis Amlodipine 1 kali Amlodipine 5-10


sehari 10 mg mg/hari
Astika 1 kali seahri 100 Astika
mg
Picaetam maksimal 2.4
Picaetam 1 kali sehari gr/hari
800 mg
Omeprazole : 20
Omeprazole 1 kali mg/hari
sehari 20 mg
Cetirizine : maksimal
Cetirizine 1 kali sehari 10 mg/hari
10 mg Alprazolam : 0`25-0.5
mg/hari
Alprazolam 1 kali
sehari 0.5 mg

Efek samping Amlodipine : Palpitasi, edema, takikardia,


bradikardia, aritmia, venticular asysoles.

Astika : Dizzing, tinnitus, meninkatkan waktu


pendarahan, anemia, mengurangi konsentrasi zat
besi

Piracetam : Nerveous, Hiperkinesia, depresi,


asthesia, ataxia, vertigo, sakit kepala, insomnia,
dan nyeri perut

Omeprazole : angina, bradikardia, takikardia,


palpitasi, rash, nyeri perut, mual muntah dan
Dizzing

Cetirizine : Palpitasi, takikardia, bradikardia,


kegagalan jantung, polyuria, retensi urine, mual
muntah dan rash

Alprazolam : Hipotensi, Dizzing fatigue, amnesia


dan sakit kepala

Kontraindikasi Amlodipine : Sindrom sinus, tingkat pertama dan


tingakat kedua Antroventicular (AV)

Astika : Hipersensititas terhadap Aspirin

Picaetam : Pendarahan serebral, ESRD, dan


Huntington Chorea

Omeprazole : Hipersensitifitas terhadap


omeprazol,
Cetirizine : Hipersensitifitas terhadap cetirizine,

Alprazolam : Hipersensitifitas golongan


benzodiazepin, Gloukoma sudut sempit atau susut
lebar akut, dan psychoes

Duplikasi Terapi Tidak ada

Interaksi Obat Minor Jeda aturan pakai


Antara Alparazolam
Alprazolam dan Omprazole, dan Omeprazole
Omeprazol meningkatkan kadar Alprazolam
dengan mengurangi metabolisme Alprazolam

Waktu dan Frekuensi Amlodipine 1 kali sehari 1 tab setelah makan


Pemberian

Astika 1 kali aehari 1 tab setelah makan

Piracaetam 1 kali sehari 1 tab setelah makan

Omeprazole 1 kali aehari tab sebelum makan

Cetirizine 1 kali aehari 1 tab setelah makan

Alprazolam 1 kali aehari 1 tab setelah makan (1


jam)

Resep 7
1. Kajian Administratif

Kelengkapan Resep Ada Tidak Ada

Nama Dokter √

SIP Dokter √

Alamat Dokter √

Tanggal Penulisan Resep √

Nomor Resep √

Nama Pasien √

Umur √

Berat Badan √

No Medrec √

2. Kajian Farmasetik

Kajian Farmasetik Ada Tidak Ada Keterangan

Bentuk Sediaan √
Kekuatan Sediaan √

Jumlah Obat dalam √


Resep

Stabilitas √

Aturan Cara √
Penggunaan

3. Kajian Klinis

Kajian Klinis Di Resep Menurut Literatur Keterangan

Indikasi Hexymer: Parkonsinism


Sifrol (Pramipexol): Parkinsonism
Astika : Antiagregasi platelet

Anemolat : Profilaksis anemia megaloblastik

Dosis Hexymer : 1 kali sehari Hexymer 1- 2 mg/ hari


2mg dapat ditingkatkan
menjadi 3 mg/ hari

Sifrol 1 kali sehari


0.375 mg Sifrol : 0.125 dalam
dosis terbagi 3 dengan
dosis mantanance
Astika 1 kali sehari 100 hinga 5-7 hari max 4.5
mg mg/ hari

Anemolat 1 kali sehari Astika : 75-325


1 mg mg/hari

Anemolat : 0.2-0.5
mg/hari

Efek samping Hexymer : takikardia, plapitasi, hipotensi, Delusi


dan Hallusinasi, dan agitasi, mulut kering dan
konstipasi
Sifrol : Pramipexol mempunyai efek samping
hipotensi orthostatik, Dizzing, Confuse, Sakit
kepala, Hallusinasi dan tremor

Astika : Dizzing, tinnitus, meninkatkan waktu


pendarahan, anemia, mengurangi konsentrasi zat
besi

Anemolat : gangguan GIT, reaksi


hipersensitifitas, brochospame

Kontraindikasi Hexymer : Hipersensitifitas terhadap

Tryhexylphenidil

Sifrol : Hipersensitifitas terhadap pramipexol

Astika : Hipersensitifitas terhadap aspirin


Anemolat : Hipersensitifitas, anemia pernisiosa,
anemia aplastik

Hipersensifitas tehadap asam folat, undiagnosis


anemia megaloblastik, naemia pernisiosa, anemia
normositik dan anemia aplastik.

Duplikasi Terapi Tidak ada

Interaksi Obat Minor : Aspirin + Asam folat


Aspirin mengurangi kadar asam folat dengan
menhambat pada tahap Absorpsi GI

Waktu dan Frekuensi Hexymer : 1 kali sehari 1 tab setelah makan


Pemberian

Sifrol : 1 kali sehari 1 tab setelah makan

Astika : 1 kali sehari setelah makan

Anemolat : 1 kali seharii 1 tab setelah makan


Resep 8

R/ Glimepiride 2 mg XXX
S1dd1

R/ Glidiabetes 30 mg XXX
S1dd1

R/ Concor 10 mg XXX
S1dd1

R/ Tanapress 10 mg XXX
S1dd1

R/ Keren X
S1dd1

R/ Neurodex XXX
S1dd1
1. Kajian Administratif

Kelengkapan Resep Ada Tidak Ada


Nama : Tn CC
Nama Dokter √
No Medrec : XXXXX
SIP Dokter √
Umur :
Alamat Dokter √ Berat Badan :
Tanggal Penulisan Resep √ Status Pasien : BPJS
Nomor Resep √

Nama Pasien √

Umur √

Berat Badan √

No Medrec √
2. Kajian Farmasetik

Kajian Farmasetik Ada Tidak Ada Keterangan

Bentuk Sediaan √

Kekuatan Sediaan √

Jumlah Obat dalam √


Resep

Stabilitas √

Aturan Cara √
Penggunaan

3. Kajian Klinis

Kajian Klinis Di Resep Menurut Literatur Keterangan

Indikasi Glimepiride: Antidiabetes golongan sulfonilurea

Glidiabetes: Antidiabetes golongan Thizolindion

Bisoprolol : Golongan betabloker selektif

Imidapril (Tanapress) : Antihipertensi golongan


ACEI

Keren : Dexketoprofen sebagai analgesik


golongan NSAID

Neurodex: Vitamin B Complex

Dosis Glimepiride: 1 kali Glimepiride: 1-2 mg/


sehari 2 mg hari dengan dosis
mantanance hingga
8mg/ hari
Glidiabetes : 1 kali
sehari 30 mg
Glidiabetes : 15-30 mg/
hari dapat ditingkatakn
Bisoprolol : 1 kali hingga 45 mg/hari
sehari 10 mg
Imidapril (Tanapress) : Bisoprolol : 5-20 mg/
1 kali sehari 10 mg hari dengan dosis
terbagi empat

Keren : 1 kali sehari 1


tab Imidapril; 5-10 mg
maksimal 20 mg/hari

Neurodex : 1kali sehari


1 tab Keren : 12.5-25
mg/hari maksimal : 75
mg/hari

Neurodex :1 kali sehari


1 tab

Efek samping Glimepiride:mual muntah, dizzing pandangan


kabur, Leukopenia, Agranulomasitosis

Glidiabetes: sinusitis, Dizzing, Faringitis dan


myalgia

Bisoprolol: Hipotensi, Bradikardia, Fatigue dan


Insomnia

Imidapril : Dizzing muzl muntah, hiper kalemia,


dan hiponatremia, ganguan darah

Keren : mual, muntah, dispepsis, nyeri perut,


gastic peptic ulcer, pendarahan, mulut kering,
sakit kepala, flutulensi, dizzing,

Neurodex : mual muntah dan diare

Kontraindikasi Glimepiride: hipersensitifitas terhadap sulfonil


urea

Glidiabetes : DM Tipe 1, ketoasidosis, Severe


heart failure.

Bisoprolol : cardiogenic shock, AV block, SA


block, dan penyakit sinus

Imidapril : pasien dengan renal artery steonosis,


agiodermaunrelated to ACE Inhibitor,
cardiomyopoty, Penyakit ginjal

Keren : Hipersensitifitaa terhadp NSAID, pasien


dengan riwayat serangan asma, brochospasme,
agioderma, urticaria, dan rhinitis akut.

Neurodex

Duplikasi Terapi Tidak ada

Interaksi Obat Monitor Monitor kadar gula


darah
Imidapril
+ Glimepiride

Imidapril dapat
meningkakan efek Glimepiride dengan
mekanisme farmakodinamik sinerigsme

Waktu dan Frekuensi Glimepiride:: 1 kali sehari 1 tab sebelum makan


Pemberian

Glidiabetes : 1 kali sehari 1 tab sebelum makan

Bisoprolol : 1 kali 1 tab setelah makan

Imidapril : 1 kali sehari 1 tab setelah makan

Keren : 1klai sehari setelah makan

Neurodex : 1 kali sehari setelah makan


Resep 9

1. Kajian Administratif

Kelengkapan Resep Ada Tidak Ada


Nama Dokter √

SIP Dokter √

Alamat Dokter √

Tanggal Penulisan Resep √

Nomor Resep √

Nama Pasien √

Umur √

Berat Badan √

No Medrec √

2. Kajian Farmasetik

Kajian Farmasetik Ada Tidak Ada Keterangan

Bentuk Sediaan √

Kekuatan Sediaan √

Jumlah Obat dalam √


Resep

Stabilitas √

Aturan Cara √
Penggunaan

3. Kajian Klinis

Kajian Klinis Di Resep Menurut Literatur Keterangan

Indikasi Alpentin : Nyeri neuroleptik

Mobafer : Vitamin Neurotropik

Amitriptilin : Depresi

Meloxicam : analgetik golongan NSAID

Amlodipine ; Antihipertensi golongan CCB


Ranitidin : Antasida golongan Histamin 2 blocker

Gembiprozil : Antihiperlipidemia golongan fibrat

Epiresone : kerjang otot atau ebaai relaksan otot

Prome Exp (promethazine, ekstrak ipecac, GG,


Na Sitrat Mentol): Sebagai obat bantuk berdahak
yang disebabkan oleh alergi

Dosis Alpentin : 1 kali sehari Alpentin : nyeri Dosis Eperison Kurang


100 mg neurolepti 300 mg/hari seharunya 50 mg tiga
kali sehari
Mobafer 1 kali sehari Mobafer : 500 mg/ hari

Amitriptilin 1 kali Amitriptilin


sehari 12,5 mg 10-20mg/hari
Meloxicam 1 kali Meloxicam 7.5-15 mg/
sehari 15 mg hari maks 15 mg/hari
Amlodipine 1 kali Amlodipine 5-10
sehari 5 mg mg/hari
Ranitidin 2 kali sehari Ranitidin 150-300
150 mg mg/hari
Gembiprozil 1 kali Gembiprozil maks 600
sehari 300 mg mg/hari
Epiresone 1 kali sehari Epiresone 50 mg tiga
50 mg kali sehati
Prome Exp : tiga kali Prome Exp:
sehari 15 ml sendok
obat

Efek samping Alpentin : Hipotensi, Ataksia, Tremor, amnesia


dan depresi
Mobafer

Amitriptilin ; Hipotensi orthostatik, palpitasi,


hipertensi, takikardia, aritmia, delusi dan
insomnia

Meloxicam ; Aritmia, palpitasi, takikardia,


flatulensi, nyeri perut, diare, dan colitis

Amlodipine: udema periper, takikardia,


bradikardia, aritmia palpitasi, sakit kepala dan
fatigue.

Ranitidin ; pankreatuitis, diare mual muntah,


bradikardia, takikardia, fatigue, dan anemia
aplastik

Gembiprozil : Atrial febrilation, fatigue, sakit


kepala, vertigo

Epiresone : Dizzing, insomnia, gagal hatia atau


gagal injal, anguan GIT, kelelahan, perubahan
hematologi

Prome Exp : mengantuk, pandanan kabur,


hallusinasi dan disorientasi

Kontraindikasi Alpentin : Hipesensitifitas


Mobafer :Hipesensitifitas
Amitriptilin: Hipesensitifitas
Meloxicam Hipesensitifitas terhadap NSAID dan
Aspirin
Amlodipine Hipesensitifitas, sinus sindrom,
tingkat 2-3 Antricular block
Ranitidin Hipesensitifitas
Gembiprozil : gangguan fungsi hati dan primary
biliary cirrhosis
Epiresone: Hipersensitifitas

Prome Exp ; Hipersensitifitas

Duplikasi Terapi Tidak ada duplikasi


terapi

Interaksi Obat Minor Jeda Waktu pengunaan


anatar gabapentine,
Gabapentin + Mecobalamin ranitidine dan
Gabapentin menguragi efek Mecobalamin Mecobalamin

Dengan mempengaruhi Absorbsi di GI

Minor
Ranitdine +
Mecobalamin

Ranitidine menguragi efek Mecobalamin


Dengan mempengaruhi Absorbsi di GI

Waktu dan Frekuensi Alpentin 1 kali sehari 1 kapsul setelah makan


Pemberian

Mobafer 1 kali sehari 1 kapsul setelah makan

Amitriptilin 1 kali 1 tab setelah makan

Meloxicam 1 kali sehari 1 tablet setelah makan

Amlodipine 1 kali sehari 1 tab setelah makan

Ranitidin 2 kali sehari 1 tab sebelum makan

Gembiprozil 1 kali sehari 1 tab setelah makan

Epiresone 1 kali sehari 1 tablet setelah makan

Prome Exp 3 kali 15 ml setelah makan


Resep 10

1. Kajian Administratif

Kelengkapan Resep Ada Tidak Ada

Nama Dokter √

SIP Dokter √

Alamat Dokter √

Tanggal Penulisan Resep √

Nomor Resep √

Nama Pasien √

Umur √

Berat Badan √

No Medrec √

2. Kajian Farmasetik

Kajian Farmasetik Ada Tidak Ada Keterangan


Bentuk Sediaan √

Kekuatan Sediaan √

Jumlah Obat dalam √


Resep

Stabilitas √

Aturan Cara √
Penggunaan

3. Kajian Klinis

Kajian Klinis Di Resep Menurut Literatur Keterangan

Indikasi Adalat Oros : Antipertensi golongan CCB


(Nifedipine)

Astika ; Antiagreasi platelet (aspirin 100 mg)

Alpentin : nyeri neuroleptik (gabapentine)

Simvastatin : Antihiperlipidemia golongan HMG


Coa Reductase Inhibitor

Fitbon : Osteosrtritis sebagai stumulansi


glucosaminoglycan

Keren : Antinyeri golongan NSAID


(dexketoprofen)

Lansoprazol : Antasida golongan PPI

Dosis Adalat Oros ; 1 kali Adalat Oros : 10-20 mg Dosis Gabapentine


sehari 30 mg tiga kali sehari kurang 200 mg

Astika : 1 kali sehari Astika : 75-325


100 mg mg/hari
Alpentin ; 1 kali sehari Alpentin : 300 mg/hari
100 mg

Simvastatin : 10-20
Simvastatin : 1 kali mg/hari pada malam
sehari 20 mg hari maks 80 mg/hari

Fitbon ; 1 kali sehari 1 Fitbon : 1500 mg/hari


tab

Keren : 3 kali sehari 25


Keren ; 1 kali sehari 1 mg maksimal 75
tab mg/hari

Lansoprazol 1 kali Lansoprazol : 15-30


sehari 30 mg mg/hari

Efek samping Adalat Oros : udema, palpitasi, aritmia, udema


pulmonary, insomnia dan takikardia

Astika Dizzing, tinnitus, meninkatkan waktu


pendarahan, anemia, mengurangi konsentrasi zat
besi

Alpentin Hipotensi, Ataksia, Tremor, amnesia dan


depresi

Simvastatin ; sakit kepala, gangguan GIT,


rhambdomyolisis dan myopati
Fitbon : asma ekserbasi, meningkatkan resistensi
insulin, hiperkolestrolimia, angguan GIT

Keren : mual, muntah, dispepsis, nyeri perut,


gastic peptic ulcer, pendarahan, mulut kering,
sakit kepala, flutulensi, dizzing,

Lansoprazol: gangguan GIT, mulut kerin Dizzing,


Arthalgia, myalgia
Kontraindikasi Adalat Oros : hipersensitifitas, shock kardiogenik,
akut unstable angina

Astika hipersensitifitas, pasien dengan


pendarahan berlebih

Alpentin : hipersensitifitas

Simvastatin : hipersensitifitas, penyakit gagal hati


dengan peningkayatan AST dan ALT,

Fitbon : hipersensitifitas

Keren : hipersensitifitas terhadap dexketoprofen


atau golongan NSAID yang lainnya

Lansoprazol hipersensitifitas

Duplikasi Terapi Tidak Ada

Interaksi Obat Serius Gunakan Alternatif


terapi lain
Nifedipine + Simvastatin menggunakan
Nifedipine meninkatkan kadar Simvastatin golongan CCB yang
dengan mempengaruhi enzim CYP3A4 lain

Monitor Minitor faktor


pembekuan darah
Aspirin + Ketoprofen (INR/APTT). Dan
kadar potassium dalam
Dapat meningkatkan efek antikuagulan dan dapat
tubuh
meningkstksn serum pottasium

Waktu dan Frekuensi Adalat Oros : 1 kali sehari setelah makan


Pemberian

Astika : 1 kali sehari 1 tab setelah makan

Alpentin ; 1 kali sehari 1 kapsul setelah makan


Simvastatin : 1 kali sehari 20 mg malam hari

Fitbon : 1 kali sehari 1 tab setelah makan

Keren : 1 kali eharri 1 tablet 30 menit sebelum


makan
Lansoprazol 1 kali sehari 1 kapsul sebelum
makan

Resep 11

R/ Neurodex XXX
S1dd1
R/ Tanapress 10 mg XXX

S1dd1
R/ Amlodipin 10 mg XXX
S1dd1
R/ Glimepiride 2 mg XXX

S1dd1
R/ Gliabetes 30 mg XXX
S1dd1

Nama : Ny I
No Medrec : XXXXX
Umur : 66 tahun

Berat Badan :
Status Pasien : BPJS

2. Kajian Administratif

Kelengkapan Resep Ada Tidak Ada


Nama Dokter √

SIP Dokter √

Alamat Dokter √

Tanggal Penulisan Resep √

Nomor Resep √

Nama Pasien √

Umur √

Berat Badan √

No Medrec √

2. Kajian Farmasetik

Kajian Farmasetik Ada Tidak Ada Keterangan

Bentuk Sediaan √

Kekuatan Sediaan √

Jumlah Obat dalam √


Resep

Stabilitas √

Aturan Cara √
Penggunaan

3. Kajian Klinis

Kajian Klinis Di Resep Menurut Literatur Keterangan

Indikasi Neurodex : Vitamin B Complex

Tanapress : Antighipertensi olongan ACEI


(imidapril)

Amlodipin : Antihipertensi golongan CCB

Glimepiride : Antidiabetes golongan sulfonilurea


Gliabetes : Antidiabetes golongan Tiazolindion

Dosis Neurodex 1 kali sehari Neurodex : 1 kali


1 tab sehari 1 tab
Tanapress 1 kali sehari Tanapress: 10 mg/ hari
10 mg maks : 20 mg/hari
Amlodipin 1 kali sehari Amlodipin 5-10mg/hari
10 mg
Glimepiride : 1-2 mg/
Glimepiride 1 kali hari maks ; 6 m/hari
sehari 2 mg
Gliabetes : 15-30
Gliabetes 1 kali sehari mg/hari maks: 45
30 mg mg/hari

Efek samping Neurodex: Vitamin B complex

Tanapress : Dizzing sakit kepla, fatigue, bstuk


keing perisisten

Amlodipin Palpitasi, edema, takikardia,


bradikardia, aritmia, venticular asysoles.

Glimepiride : Dizzing, Agranulocytosis,


trombocytopenia, hemolytic anemia,
fotosensitifitas, pandangan kabur, hipoglikemia.

Gliabetes: sakit kepala, sinusiis, faringitis,


myalgia, dan hipoglikemia

Kontraindikasi Neurodex : Hipersensitifitas

Tanapress ; Hipersensitifitas, angiooretik edema


yang disebabkan oleh golongan ACEI

Amlodipin ; Hipersensitifitas, hipotensi, kardio


shock

Glimepiride : hipersensitifitas, diabetes


ketoasidosis dengan atau tanpa koma.
Gliabetes : Hipersensitifitas terhadap glonan
thiazolindione dan diabetes ketoasidosis

Duplikasi Terapi Tidak Ada

Interaksi Obat Monitor Monitor kadar gula


darah pasien
Imidapril + Glimepiride
Imidapril meningkatkan efek Glimepiride dengan
mekanisme farmakodinamik sinergisme

Waktu dan Frekuensi Neurodex ; 1 kali sehari 1 tab setelah makan


Pemberian

Tanapress : 1 kali sehari 1 tablet setelah makan

Amlodipin 1 kali sehari 1 tab setelah makan

Glimepiride1 kali sehari 1 tab sebelum makan

Gliabetes 1 kali sehari 1 tab setelah makan

Resep 12
R/Cendo Eyefresh

S 6 2 gtt ODS

Lenticular
S 6 2 gtt ODS

Nama : Tn IN
No Medrec : XXXXX
Umur :
Berat Badan : 30 kg
Status Pasien : BPJS

1. Kajian Administratif
Kelengkapan Resep Ada Tidak Ada

Nama Dokter √

SIP Dokter √

Alamat Dokter √

Tanggal Penulisan Resep √

Nomor Resep √

Nama Pasien √

Umur √

Berat Badan √

No Medrec √

2. Kajian Farmasetik
Kajian Farmasetik Ada Tidak Ada Keterangan

Bentuk Sediaan √

Kekuatan Sediaan √

Jumlah Obat dalam √


Resep

Stabilitas √

Aturan Cara √
Penggunaan

3. Kajian Klinis

Kajian Klinis Di Resep Litelatur Keterangan

Indikasi Cendo Eyefresh meinankan iritasi ringan dan


infeksi mata

Lenticular :membanu kekeringan pada mata

Dosis Cendo Eyefresh : empat kali sehari 2 tetes mata


sakit

Lenticular : 6 kali sehari 2 tetes mata sakit

Efek samping Cendo Eyefresh : -


Lenticular-

Kontraindikasi Cendo Eyefresh hipersensitifitas


Lenticular hipersensitifitas

Duplikasi Terapi Tidak Ada

Interaksi Obat Tidak Ada

Waktu dan Frekuensi Cendo Eyefresh tiap enam jam dua tetes mata
Pemberian sakit

Lenticular tiap 4 jam sekali dua tetes mke mata


sakit
Resep 13
R/ Hanal Ocas tab XXX
S 0-0-1

R/ Avodart tab no XXX

S 1dd1

Nama : Tn D

No Medrec : XXXXX
Umur :
Berat Badan :
Status Pasien : BPJS
1. Kajian Administratif

Kelengkapan Resep Ada Tidak Ada

Nama Dokter √

SIP Dokter √

Alamat Dokter √

Tanggal Penulisan Resep √

Nomor Resep √

Nama Pasien √

Umur √

Berat Badan √

No Medrec √

2. Kajian Farmasetik

Kajian Farmasetik Ada Tidak Ada Keterangan

Bentuk Sediaan √

Kekuatan Sediaan √

Jumlah Obat dalam √


Resep
Stabilitas √

Aturan Cara √
Penggunaan

3. Kajian Klinis

Kajian Klinis Di Resep Menurut Literatur Keterangan

Indikasi Harnal Ocas : Tamsulosin sebagai terapi BPH

Avodart : Dutasteride sebagai terapi BPH

Dosis Harnal Ocas 1 kali Harnal Ocas : 0.4 mg


sehari maks 0.8/hari
Avodart 1 kali 1 Avodart : 0.5 mg/ hari

Efek samping Harnal Ocas : hipotensi orthostatik, sakit


kepala,rhinitis, sakit kepala, arthalgia, infeksi,
diare dan nyeri punngung

Avodart : impotensi, menurangi libido, Dizzing,


enjaculaton disorder, dan cardiac failuer.

Kontraindikasi Harnal Ocas : hipersensitifitas terhadap


tamsulosin

Avodart : wanita, anak anak dan hipersensitifitas


terhadap dutasteride

Duplikasi Terapi Tidak Ada

Interaksi Obat Tidak Ada

Waktu dan Frekuensi Harnal Ocas 1 kali sehari 1 tab setelah makan
Pemberian

Avodart 1 kali sehari 1 tab setelah makan

Resep 14
1. Kajian Administratif

Kelengkapan Resep Ada Tidak Ada

Nama Dokter √

SIP Dokter √

Alamat Dokter √

Tanggal Penulisan Resep √

Nomor Resep √

Nama Pasien √

Umur √

Berat Badan √

No Medrec √

2. Kajian Farmasetik

Kajian Farmasetik Ada Tidak Ada Keterangan

Bentuk Sediaan √
Kekuatan Sediaan √

Jumlah Obat dalam √


Resep

Stabilitas √

Aturan Cara √
Penggunaan

3. Kajian Klinis

Kajian Klinis Di Resep Menurut Literatur Keterangan

Indikasi Trombo Aspilet : Antiagregasi platelet

Clopidogrel : Antiagregasi platelet

Concor : Bisoprolol Beta blocker selektif untuk


gagal jantung

Atorvastatin : Antihiperlipidemia golongan HMG


CoA Reductase

Adalat Oros : Profilaksis Angina Pektoris


golongan CCB

Candesartan : Antihipertensi golongan ARB

Lansprazol : Antasida golongan PPI

Trimenza : Mengurangi gejala flu dan hidung


tersumbat

Cedocard (ISDN): unstable angina, mencegah


gagal jantung

Dosis Trombo Aspilet 1 kali Trombo Aspilet :


sehari 70 mg 75-325 mg/hari
Clopidogrel 1 kali Clopidogrel : 1 kai
sehari 75 mg seahri 75 mg
Concor 1 kali sehari Concor : 1.25 mg/hari
1.25 mg maksima 10 mg/hari
Atorvastatin 1 kali Atorvastatin : 10-20
sehari 20 mg mg/hari maksimal 80
mg/hari
Adalat Oros 1 kali
sehari 20 mg Adalat Oros : 10-40
mg/hari atau 30-90 mg/
Candesartan 1 kali hari
sehari 16 mg
Candesartan 8 mg
Lansprazol 1 kali perhari maks 32
sehari 30 mg mg/hari
Trimenza : 3 kali sehari Lansprazol : 15-30
1 tab mg/hari
Cedocard 1 kali sehari Trimenza : 3 kali sehari
1 tab
Cedocard : 30-160 m
maksimal 240 mg/hari

Efek samping Trombo Aspilet Dizzing, tinnitus, meninkatkan


waktu pendarahan, anemia, mengurangi
konsentrasi zat besi

Clopidogrel:ISPA, Nyeri dad, sakit kepala, nyeri,


Dizzing, Rhinitis, Rash dan Depresi

Concor ; Dizzing, Insomnia, batuk, bradiarytmia,


Mual faringitis, sinusitis

Atorvastatin ; Diare, Nasopharingitis, Arthralgia

Adalat Oros : edema periper, dizzing, flushin,


sakit kepal, nyeri ulu hati mual,

Candesartan : edema periper, Dizzin,


Hipertriglycerida, Hiperuresemia, Fatigue, Diare,
mual dan takikardia
Lansprazol sakit kepala, diare, konstipasi, diare,
mual dan nyeri abdomial.

Trimenza : Sakit kepla, mual muntah konstipasi

Cedocard : postura hipotensi, sakit kepala,


dizzing, nervous, hipotnsi rebound angna, edema
periper

Kontraindikasi Trombo Aspilet hipersensitifitas, serangan asma,


agiodema, urtcaria or rhintis, active pepic ulcer
hemophilia, dengan disoder heamorragic

Clopidogrel : Active pthological bledding

Concor : : Cardiogenenik shock, Over cardiac,


AV block, SA Block, Penyakit sinus, simptomatik
bradicardia, hipotensi, metabolic asidosis, severe,
arteria peripal

Atorvastatin : penyakit gagal hati, Peningkatan


ALT dan AST

Adalat Oros: shock kardiogenik, unstable angina

Lansprazol : Hipersensitifitas terhadap PPI

Trimenza : Hipersensitifitas
Cedocard (ISDN) : steanosis aortic atau mirtal,
hipotensi, hipovolemia, hipertopik cardiomiopati

Duplikasi Terapi

Interaksi Obat Monitor Monitor Tekanan darah


pasien, kadar
Aspirin + Candesartan Pottasium, dan resiko
Aspirin mngurangi efek candesartan, dengan pendarahan pada
mekanisme faramkodinamik anatagonis dan dapat
meningkatkan serum pottasium pasien

Aspirin + Bisoprolo
Aspirangi mengurangi efek bisoprolol dengan
mekanisme faramkodinamik antagonis dan dapat
meningkatan kadar serum pottasium

Aspirin + clopidogrel
Dapat meninkatakan resiko pendarahan dengan
mekanisme faramkodinamik sinergisme

Lansoprazol + Clopidogrel
Lansoprazol mengrangi efek clopidogrel denen
mempengaruhi metabolisme enzim hepatik
CYP2C19.

Bisoprolo + Candesartan, Farmakodinamik


sinrgisme

Bisoprolol + Nifedipine
Dapat meningkatakn efek antihipertensi

Nifedipine + Atorvastatin
Nifedipine dapat meninkatkan efek atorvastatin
dengan mempengaruhi enzim hepatik, CYP3A4
Nifedipine + Clopidogrel
Nifedipine dapat meningkatkan efek clopidogrel
melalui metabolisme enzim hepatik CYP3A4

Waktu dan Frekuensi Trombo Aspilet 1 kali sehari 1 tab setelah makan
Pemberian

Clopidogrel 1 kali sehari setelah makan


Concor 1 kali sehari 1 tab setelah makan
Atorvastatin 1 kali sehari 1 tab setelah makan
(malam)
Adalat Oros: 1 kali sehari 1 tab setelah makan
Candesartan : 1 kali sehari 1 tab setelah mkan
Lansprazol : 1 kali sehari 1 tab sebelum makan
Trimenza 3 kali sekali 1 tab setelah makan
Cedocard 1 kali sehari 1 tab 30 menit sebelum
makan

Resep 15

1. Kajian Administratif

Kelengkapan Resep Ada Tidak Ada

Nama Dokter √
SIP Dokter √

Alamat Dokter √

Tanggal Penulisan Resep √

Nomor Resep √

Nama Pasien √

Umur √

Berat Badan √

No Medrec √

2. Kajian Farmasetik

Kajian Farmasetik Ada Tidak Ada Keterangan

Bentuk Sediaan √

Kekuatan Sediaan √

Jumlah Obat dalam √


Resep

Stabilitas √

Aturan Cara √
Penggunaan

3. Kajian Klinis

Kajian Klinis Di Resep Menurut Literatur Keterangan

Indikasi Concor : Beta blocker selektif terapi gagal


jantung

Lansopazole : Antasida goongan PPI

Furosemid : Deuretik Loop untuk mengurangi


udema

Vastigo : Terapi Vertigo (Betahistin Mesilate)

Curcuma ; Sumplemen Hepatoprotektor dan


peningkat nafsu makan

Sanmol : Analgetik antipiretik

Dosis Concor 1 kali sehari Concor : 1.25 mg/hari


2.5 mg maksima 10 mg/hari
Lansopazole 1 kali
sehari 30 mg
Lansopazole 15-30 mg/
Furosemid 1 kali sehari hari
15 mg

Vastigo 1 kali sehari


Furosemid : 20-40 mg/
Curcuma 3 kali sehari hari
Sanmol 3 kali sehari
500 mg
Vastigo : dosis awal
8-16 m maksimal
24-48 mg/ hari

Curcuma
Sanmol : 0.5-1 g/ hari
maksimal 3 /hari

Efek samping Concor : Dizzing, Insomnia, batuk, bradiarytmia,


Mual faringitis, sinusitis

Lansopazole : diare, nyeri perut, mual muntah,


flutulensi, dizzing, myalgia, dan anorexia

Furosemid : Hipokalemia

Vastigo : ruam, urticaria, dispepsis, mual muntah


asma brochial, dan CV disease

Curcuma
Sanmol : trombositopenia, leucopenia,
neuropenia dan pancytopenia
Kontraindikasi Concor : Cardiogenenik shock, Over cardiac, AV
block, SA Block, Penyakit sinus, simptomatik
bradicardia, hipotensi, metabolic asidosis, severe,
arteria peripal

Lansopazole : hipersensitifitas terhadap PPI

Furosemid ; hipersensirtifitas, hipovolemia,


dehidrasi, Addison Syndrome

Vastigo : phaeochromocytoma

Curcuma ; hipersensitifitas terhadap curcumin

Sanmol : penyakit hati akut sampai dengan kronis

Duplikasi Terapi Tidak Ada

Interaksi Obat Minitor Monitor Tekanan


Darah dan kadar serum
Bisoprolol + Furosemid pottasium
Furosemid dapat meninkatkan efek bisopro dan
menurunkan kadar serum pottasium dalam tubuh

Waktu dan Frekuensi Concor 1 kali sehari 1 tab setelah makan


Pemberian

Lansopazole kali sehari 1 tab sebelum makan

Furosemid 1 kali sehari 1 tab setelah makan

Vastigo : 1 kali sehari 1 tablet setelah makan

Curcuma : 3 kali sehari 1 tablet setelah makan

Sanmol ; 3 kali sehari 1 tablet setelah makan


Resep 16

1. Kajian Administratif

Kelengkapan Resep Ada Tidak Ada

Nama Dokter √

SIP Dokter √
Alamat Dokter √

Tanggal Penulisan Resep √

Nomor Resep √

Nama Pasien √

Umur √

Berat Badan √

No Medrec √

2. Kajian Farmasetik

Kajian Farmasetik Ada Tidak Ada Keterangan

Bentuk Sediaan √

Kekuatan Sediaan √

Jumlah Obat dalam √


Resep

Stabilitas √

Aturan Cara √
Penggunaan

3. Kajian Klinis

Kajian Klinis Di Resep Menurut Literatur Keterangan

Indikasi Depakote : Asam Valproat untuk terapi Epilepsi

Folac : Asam Folat untuk Suplement

Ranitide : Antasida golongan H2 Blocker


Diazepam tab : axietas

Stesolid : Diazepam : axietas

Paracetamol : analgetik dan antipiretik

Dosis Depakote 2 kali seari Depakote : 250 mg dua Duplikasi terapi


500 mg kai sehari maks 1 Diazepam
gr/hari
Folac : 1kali sehari 400
mcg Folac : 0.4 mg/hari

Ranitide 2 kali sehari Ranitide : 150 mg dua


150 mg kali sehari maks 300
mg dua kai sehari
Diazepam tab 1 kali
sehari 2 mg Diazepam tab ; 2mg 3
kali sehari maks 30
Stesolid mg/hari
Paracetamol 1 kali Stesolid : 500 mcg/kg
sehari 500 mg diulangi tiap 12 jam
per hari
Paracetamol : 0,5-1gr
4-6 jm maksimal 3
gr/hari

Efek samping Depakote ; sakit kepala, mual muntah, diare, Duplikasi terapi
anorexia, nystagmus. Diazepam

Folac : Brocospasme, gangguan GI

Ranitide : gangguan GI, sakit kepla, insomnia,


vertigo,

Diazepam tab :sedasi, ataxia, kelelahan otot,


sakitv kepala depresi
Stesolid : berisi diazepam sedasi, ataxia,
kelelahan otot, sakitv kepala depresi

Paracetamol: : Thrombicytopenia, leucopenia,


neutropenia, pancytopenia

Kontraindikasi Depakote : Hipersensitifitas gagal hati, prphyria, Duplikasi terapi


active liver disease Diazepam

Folac : Hipersensitifitas, anemia aplastik,


anemia pernisioa, anemia megaloblastik
undisgnosis, dan anemia normositik

Ranitide : Hipersensitifitas, Riwayat akut


prophyria

Diazepam tab : Hipersensitifitas, pasien dengan


glaukoma sudut terbuka, pre-existing CNS,
sindrom sleep apne, myastenia gravis

Stesolid : Hipersensitiitas, pasien dengan


glaukoma sudut erbuka, pre-existing CNS,
sindrom sleep apne, myastenia gravis

Paracetamol :Hipersensitifitas, Penyakit hati akut


sampai dengan kronis

Duplikasi Terapi Diazepam tab Duplikasi terapi


Diazepam
Stesolid Sup

Interaksi Obat Tidak ada

Waktu dan Frekuensi Depakote : 2 kali sehari 1 tab dimakan saat


Pemberian makan

Folac : 1 kali sehari 1 tab setelah makan


Ranitide : 2 kali sehari 1 tab sebelum makan

Diazepam tab : 1 kali sekali 1 tab setelah makan

Stesolid 1 kali 1 sup, masukan kedalam anus

Paracetamol 1 kali 1 tab setelah makan

Resep 17
Kelengkapan Resep Ada Tidak Ada

Nama Dokter √

SIP Dokter √

Alamat Dokter √

Tanggal Penulisan Resep √

Nomor Resep √

Nama Pasien √

Umur √

Berat Badan √

No Medrec √

2. Kajian Farmasetik

Kajian Farmasetik Ada Tidak Ada Keterangan

Bentuk Sediaan √

Kekuatan Sediaan √

Jumlah Obat dalam √


Resep

Stabilitas √

Aturan Cara √
Penggunaan

3. Kajian Klinis

Kajian Klinis Di Resep Menurut Literatur Keterangan

Indikasi Concor : profilaksis CHF golongan beta blocker


selektif
Gralixa (furosemid) : Deuretik, mengurangi
Udem
Letonal (spronolakton) : Deureik Hemat Kalium
Xarelto (Rivaroxaban): Antikuagulan
Digoxin : Inotropik Positif

Ramipril : Post Miocardial Infark

Dosis Concor 1 kali sehari 5 Concor : 1.25 mg/hari


mg maksima 10 mg/hari
Gralixa 1 kali sehari 40 Gralixa : 20-40 mg/
mg hari maks 80 mg/hari
Lestronal : 1 kali sehari Lestronal : 100 mg/hari
100 mg maks 400 mg/hari
Xarelto : 1 kali sehari Xarelto : 15 mg dua
15 mg kali sehari selanjutnya
20 mg/ hari
Digoxin : 1 kali sehari
0.25 mg Digoxin : 0.75-1,5 mg
Ramipril : 1 kali sehari Ramipril : 1.25 mg/hari
5 mg maks 10 mg/hari

Efek samping Concor (bisoprolol) : Dizzing Insomnia,


Bradyaritmia, diare rhinitis, batuk dan dispepsis.
Forosemid Hipokalemia,

Spironolakton : sakit kepala, dizzing,


hiponatremia, gangguan GIT, gangguan elektrolit
Rivaroxaban : mual muntah, diare, konstipasi,
dispepsis, nyeri perut, mulut kering, hipotensi,
takikardia, dizzing

Digoxin : anoreksi mual, muntah, diare, confi


Usion dizzing, drowness, agitasidan amnesia

Ramipril : aiodema muka dan lidah, glottis, dan


Intestinal Agioderma.

Kontraindikasi Concor : Hipersensitifitas, AV block, SA block,


penyakit sinus

Gralixa : Hipersensensitifias, hypovolemia,


dehidrasi

Lestronal : Hipersensisitifitas, hiperkalemia,


penyakit Addison
Xarelto: aktif patologis dengan pendarahan

Digoxin : ventricullar tchicardia, obstructive


cardiomyopaty, arrhytmia

Ramipril : Riwayat dengan penyakit angiodema

Duplikasi Terapi Tidak Ada

Interaksi Obat Serius

Digoxin + Bisoprolol
Dapat menngkatakan efek bradikardia, dan
meningkatkan toksisitas salah satu obat

Monitor
Spironolakton + Furosemid dapat menurunkan
serum pottasium
Spronolactone + Digoxin

Spironolactone akan meningkatkan level dan


effect Digoxin
Dapat menurunkan clearence ginjal, hipokalemia

Waktu dan Frekuensi Concor 1 kali sehari 1 tab setelah makan


Pemberian

Gralixa : 1 lkali sehari 1 tab setelah makan pagi


hari

Lestronal : 1 kali 1 tab sehaari setelah makan

Xarelto : 1 kali sehari 1 tab setelah makan

Digoxin : 1 kali sehari tab setelah makan

Ramipril : 1 kali sehari 1 tab setelah makan


Resep 18
Kelengkapan Resep Ada Tidak Ada

Nama Dokter √

SIP Dokter √

Alamat Dokter √

Tanggal Penulisan Resep √

Nomor Resep √

Nama Pasien √

Umur √

Berat Badan √

No Medrec √

2. Kajian Farmasetik

Kajian Farmasetik Ada Tidak Ada Keterangan

Bentuk Sediaan √
Kekuatan Sediaan √

Jumlah Obat dalam √


Resep

Stabilitas √

Aturan Cara √
Penggunaan

3.Kajian Klinis

Kajian Klinis Di Resep Menurut Literatur Keterangan

Indikasi Astika : Antiagregasi platelet

Amlodipine : Antihipertensi golongan CCB

Allopurinol : Anti uresmia golongan Xantin


Oksidase Inhibitor

Mecobalamin : Vitamin Neurotropik

Betahistin : Terapi untuk vertigo

Alpentine : nyeri neuroleptik

Dosis Astika 1 kali sehari 100 Astika : 75-325 Dosis Gabapentine


mg mg/hari kurang

Amlodipine 1kali Amlodipine: 5-10 mg/


sehari 10 mg hari
Dosis Mecobalamin
Allopurinol 1 kali Allopurinol : 100 kurang
sehari 100 mg mg/hari maks 900
mg/hari
Mecobalamin 1 kali
sehari 500 mcg Mecobalamin : 1500
mcg/hari
Betahistin 1 kali sehari
6 mg Betahistin : 8-16 mg
tiga kali sehari makas
Alpentine 1 kali sehari 48 mg/hari
100 mg
Alpentine : 300
mg/hari maksimal
900-3600 mg/hari

Efek samping
Astika Dizzing, tinnitus, meninkatkan waktu
pendarahan, anemia, mengurangi konsentrasi zat
besi

Amlodipine Palpitasi, edema, takikardia,


bradikardia, aritmia, venticular asysoles.

Allopurinol : rash mual, gaga ginjal, dan muntah

Mecobalamin : Arthalgia, Dizzing, Sakit kepla,


dan Nasofaringitis

Betahistin : sakit kepla, dispepsis, mual muntah,


ruam kulit
Alpentine : Ataxia, dizzing, fatigue, dan
somnolence

Kontraindikasi Astika : Hipersensitifitas terhadap aspirin


Amlodipine : Hipersensitifitas, hipotensi, kardiac
shock
Allopurinol Hipersensitifitas, hipotensi
menengah, shock

Mecobalamin Hipersensitifitas

Betahistin Hipersensitifitas, Phaeocromocytoma


Alpentine Hipersensitifitas

Duplikasi Terapi Tidak Ada

Interaksi Obat Aspirine + Mecobalamin Jeda pada aturan


pengunaan obat
Aspirin Menguragi efek mecobalamin pada tahap
Absorbsi GI

Waktu dan Frekuensi Astika : 1 kali sehari 1 tab setelah makan


Pemberian

Amlodipine : 1 kai sehari setelah makan malam


hari

Allopurinol : 1 kali sehari 1 tablet setelah makan

Mecobalamin : 1 kali sehari 1 tablet setelah


makan

Betahistin : 1 kali sehari 1 tab setelah makan

Alpentine : 1 kali sehari 1 tab setelah makan

Resep 19
Kelengkapan Resep Ada Tidak Ada

Nama Dokter √

SIP Dokter √

Alamat Dokter √

Tanggal Penulisan Resep √

Nomor Resep √

Nama Pasien √

Umur √

Berat Badan √

No Medrec √

2. Kajian Farmasetik

Kajian Farmasetik Ada Tidak Ada Keterangan

Bentuk Sediaan √

Kekuatan Sediaan √

Jumlah Obat dalam √


Resep
Stabilitas √

Aturan Cara √
Penggunaan

3. Kajian Klinis

Kajian Klinis Di Resep Menurut Literatur Keterangan

Indikasi Depakote : sebagai terapi epilepsi

Phenitoin : sebagai terapi epilepsi

Clobazam : Antikovulsan

Anemolat : Asam folat sebagai Suplement

Omeprazol : Antasida golongan PPI

Eperison ; Terapi Kejang otot

Dosis Depakote 2 kali sehari Depakote : 1-2 gr/ hari Dosis Eperison Kurang
500 mg maks 2.5 gr/hari

Phenitoin 3 kali sehari Phenitoin :


Dosis Clobazam
Clobazam 1 kali sehari Clobazam : 20-30 mg Kurang
10 mg maks 60 mg/hari

Anemolat 1 kali sehari Anemolat : 0.2-0.5


mg/hari
Omeprazol 1 kali
sehari 20 mg Omeprazol : 20-40
mg/hari
Eperison 1 kali sehari
50 mg Eperison : 50 mg tiga
kali sehari

Efek samping Depakote : mual skit kepla, meningkatkan waktu


pendarahn, trombocytopenia, tremor, alopecia,
infeksi, diare, diplopia, Dizzing dan dispepsia
Phenitoin : ganguan fungsi GIT, Dizzing,
gangguan fungsi hati dan ginjal

Clobazam : Somnolance, Pyrexia dan infeksi


saluran pernafasan atas
Anemolat : Brochospasme, erythema, malaise,
pruritus, rash

Omeprazol : sakit kepala nyeri abdominal, Diare,


mual muntah, flutulensi, konstipasi dan rash

Eperison :dizzing, insomnia, kelelahan, gangguna


GIT, gangguan fungsi hati dan ginjal

Kontraindikasi Depakote Hipersensitifitas , gangguan fungsi hati,


urea cycle disorder

Phenitoin: Hipersensitifitas

Clobazam Hipersensitifitas, riwayat


ketergantngan alkohol, sleep apnea sindrom,
myasthenia gravis

Anemolat Hipersensitifitas:

Omeprazol Hipersensitifitas

Eperison Hipersensitifitas, gangguan fungsi hati

Duplikasi Terapi Tidak Ada

Interaksi Obat Tida Ada

Waktu dan Frekuensi Depakote 2 kali sehari 1 tab setelah makan


Pemberian
Phenitoin 3 kali sehari 1 tab setelah makan
Clobazam 1 kali sehari 1 tab setelah makan
Anemolat 1 kali sehari 1 tab setelah makan
Omeprazol 1 kali sehari sebelum makan
Eperison 1 kali sehari 1 tab setelah makan

Resep 20
Kelengkapan Resep Ada Tidak Ada

Nama Dokter √

SIP Dokter √

Alamat Dokter √

Tanggal Penulisan Resep √

Nomor Resep √

Nama Pasien √

Umur √

Berat Badan √

No Medrec √

2. Kajian Farmasetik

Kajian Farmasetik Ada Tidak Ada Keterangan

Bentuk Sediaan √

Kekuatan Sediaan √
Jumlah Obat dalam √
Resep

Stabilitas √

Aturan Cara √
Penggunaan

3. Kajian Klinis

Kajian Klinis Di Resep Menurut Literatur Keterangan

Indikasi Candesartan; sebagai terapi Antihipertensi


golongan ARB

Clopidogrel ; Antiagregasi platelet

Amlodipine : Antihipertensi golongan CCB

Lansorazole ; antasida golongan PPI

Grahabion : Vitamin B1, B6, dan B12 (Vitamin


Neurotropik)

Cameloc ; Meloxicam sebai antinyeri golongan


NSAID

Dosis Candesartan 1 kali Candesartan : 8


sehari 16 mg mg/hari maks 32
mg/haru
Clopidogrel 1 kali
sehari 75 mg Clopidogrel ; 75
mg/hari
Amlodipine 1 kali
sehari 75 mg Amlodipine ; 5-10
mg/hari
Lansoprazole 1 kali
sehari 30 mg Lansoprazole : 15-30
mg/hari
Grahabion
Grahabion :
Cameloc 1 kali sehari
15 mg Cameloc: 7.5 mg/hari
maks 15 mg/hari

Efek samping Candesartan: udema periper, Dizzing,


Hiperuresemia, Fatigue, Nyeri abdominal, Diare
mual arthralgia dan takikardia

Clopidogrel : nyeri dada, artharlgia, sakit kepla,


infeksi saluran pernafasan atas, diare, rhinitis dan
depresi

Amlodipine : edema dan pulmonary edema

Lansorazole : skit kepala diare, konstipasi, mual


dan nyeri perut,.

Grahabion : Vitamin B1, B6 dan B12

Cameloc ; infeksi saluran pernafasan atas, diare,


nyeri abdominal, edema, anemia, angina , dan
CHF

Kontraindikasi Candesartan : Hipersensitifitas, colestatis,


Gangguan hati,

Clopidogrel Hipersensitifitas , pasien dengan


pendarahan aktif

Amlodipine Hipersensitifitas, pasien hipotensi,


cardio shock, haemodynsmik
Lansorazole Hipersensitifitas

Grahabion Hipersensitifitas

Cameloc Hipersensitifitas, pasien riwaayat asma,


urticaria,
Duplikasi Terapi Tidak Ada

Interaksi Obat Monitor


Candesartan + Meloxicam
Dapat meningkatkan serum pottasium,
meloxicam mengurangi efek Candesartan dengan
mekanisme faramkodinamik antagonisme

Lansoprazol + Clopidogrel
Lansoprazol mengurani efek clopidogrel melalui
efek Enzim hepatik CYP2C19

Waktu dan Frekuensi Candesartan 1 kali sehari 1 tab setelah makan


Pemberian

Clopidogrel 1 kali sehari 1 tab setelah makan

Amlodipine 1 kali sehari 1 tab setelah makan

Lansorazole 1 kali sehari 1 tab sebelum


makan

Grahabion : 1 kali sehari 1 tab setelah makan

Cameloc; 1 kali sehari 1 tab setelah makan


Resep 21
1. Kajian Adminisratif

Kelengkapan Resep Ada Tidak Ada

Nama Dokter √

SIP Dokter √

Alamat Dokter √

Tanggal Penulisan Resep √

Nomor Resep √

Nama Pasien √

Umur √

Berat Badan √

No Medrec √

2. Kajian Farmasetik

Kajian Farmasetik Ada Tidak Ada Keterangan

Bentuk Sediaan √

Kekuatan Sediaan √

Jumlah Obat dalam √


Resep

Stabilitas √

Aturan Cara √
Penggunaan

3. Kajian Klinis

Kajian Klinis Di Resep Menurut Literatur Keterangan

Indikasi Amlodipine ; Sebagai antihipertensi golongan


CCB
Lansoprazole ; Antasida golongan PPI

Piracetam : Terapi Cognitive enhancer

Candesartan ; Antihipertensi golongan ARB

Fenofibrat ; Antihiperlipidemia golongan fibrat

Dosis Amlodipine 1 kali Amlodipine : 5-10 Dosis Piracetam


sehari 10 mg mg/hari kurang
Lansoprazole 1kali Lansoprazole: 15-30
sehari 30 mg mg/hari

Piracetam 1 kali sehari Piracetam : 2.4 g/hari


800 mg maksimal 4.8 g/hari

Candesartan 1 kali Candesartan :: 8


sehari 16 mg mg/hari maks 32
mg/hari
Fenofibrat 1 kali sehari
300 mg Fenofibrat : 200-400
mg/hari

Efek samping Amlodipine Palpitasi, edema, takikardia,


bradikardia, aritmia, venticular asysoles.
Lansoprazole skit kepala diare, konstipasi, mual
dan nyeri perut,.

Piracetam : Hyperkenesia, ataxia, vertigo,


sakitkepala, depresi, insomnia gangguan
keseimbangan

Candesartan: udema periper, Dizzing,


Hiperuresemia, Fatigue, Nyeri abdominal, Diare
mual arthralgia dan takikardia

Fenofibrat: peningkatan nilai AST dan ALT,


meningkatkan clerance creatinin, gangguan GIT

Kontraindikasi Amlodipine : Hipersensitifitas, kardio shock,


hipotensi
Lansoprazole: Hipersensitifitas

Piracetam Hipersensitifitas, pendarahan diotak,


ESRD,

Candesartan : Hipersensitifitas Colestatis


gangguan hati

Fenofibrat Hipersensitifitas ,gangguan fungsi hati


akut sampai dengan krons gangguan fungsi ginjal

Duplikasi Terapi Tidak Ada

Interaksi Obat Tidak Ada

Waktu dan Frekuensi Amlodipine 1 kali sehari 1 tab setelah makan


Pemberian

Lansoprazole 1 kali sehari 1 tab sebelum makan

Piracetam 1 kali sehari 1 tab setelah makan

Candesartan 1 kali sehari 1 tab setelah makan

Fenofibrat 1 kali sehari1 tablet setelah makan

Resep 22
R/ Allupurinol 100 mg tab XV
R/ Amlodipine 10 mg XXX
S.1dd1

R/ Asam Folat 1 mg XXX


S.1dd1
R/ Bicnat XXX
S.3dd1

R/ Calos 500 Mg XXX


S.3dd1
R/ Candesartan 16 mg XXX
S.1dd1
R/ Colchitin 0.5 mg X
S.1dd1
R/ Meloxicam 7.5 mg X
S.1dd1

R` Paracetamol 500 mg X

1. Kajian Administratif S.3dd1

Kelengkapan Resep Ada R/ Fitbon X Tidak Ada

Nama Dokter √ S.2dd1

SIP Dokter √ Nama : Tn BP

Alamat Dokter √ No Medrec : XXXXX

Tanggal Penulisan Resep √ Umur : 60 tahun

Nomor Resep √ Berat Badan :

Nama Pasien √ Status Pasien : BPJS

Umur √

Berat Badan √

No Medrec √

2. Kajian Farmasetik

Kajian Farmasetik Ada Tidak Ada Keterangan


Bentuk Sediaan √

Kekuatan Sediaan √

Jumlah Obat dalam √


Resep

Stabilitas √

Aturan Cara √
Penggunaan

3. Kajian Klinis

Kajian Klinis Di Resep Menurut Literatur Keterangan

Indikasi Amlodipine ; Antihipertensi golongan CCB


Asam Folat ; Vitamin dan Suplement
Bicnat : Penyeimbang kondisi pH tubuh

Calos : untuk mencegah kekurangan kalsium


terhadap hiperfosfatemia

Amlodipine
Candesartan ; Antihipertesnsi golongan ARB
Colchitin : Antihiperuresemia
Meloxicam ; analgetik golongan NSAID

Paracetamol : Analgetik dan Antipiretik


Fitbon ; Glucosamin sebagai terapi osteoarthitis
Dosis Allopurinol : 1 kali Allopurinol : 100
sehari 1 tab mg/hari maksimal 900
mg/hari
Asam Folat : 0.2-0.5
mg/hari Amlodipine 1 kali
sehari 10 mg
Bicnat : maksimal 10
gr/hari Asam Folat : 1 kali
sehari 1 mg setelah
Calos : 500-1000 makan
mg/hari maksimal 16
tab/hari Bicnat : 3 kali sehari 1
tab setelah makan
Amlodipine : 5-10
mg/hai Calos : 3 kali sehari 1
tab setelah makan
Candesartan : 8-16
mg/hari Candesartan 1 kali
sehari 8-16 mg
Colchitin : 0,5-1
mg/hari Colchitin : 1 kali sehari
0.5 mg
Meloxicam : 7.5
mg/hari maks 15 Meloxicam 1 kali
mg/hari sehari 7.5 mg
Paracetamol : 0.5-1 gr Paracetamol 3 kali
tiap 4-6 jam maks 3 sehari 500 mg
g/hari
Fitbon : 2 kali sehari 1
Fitbon : 2 kali sehari 1 tab
tab

Efek samping
Allopurinol ; maculopapular, pruriritis, rash,
demam, leucositosis, leucopenia, gangguan GIT,
vertigo, gangguan pengelihatan

Amlodipine Palpitasi, edema, takikardia,


bradikardia, aritmia, venticular asysoles.

Asam Folat : Brochospasme, erytema, ruam dan


pruritis

Bicnat : Edema, hipernatremia, hipocalcemia,


metabolic alkalosis
Calos : anorexia, konstipasi, flatulensi, mual
muntah

Candesartan : edema periper, dizzing,


hypertriglycerida, fatiue, gangguan GIT

Colchitin : fatigue, sakit kepala,


pharyngolaryngeal pain

Meloxicam Aritmia, palpitasi, takikardia,


flatulensi, nyeri perut, diare, dan colitis

Paracetamol : Agranulomasitosis, Angiodema,


Dizzing, ruam

Fitbon : Konstipasi, diare, kelelahan, sakit kepala

Kontraindikasi Allopurinol : Hipersensitifias

Amlodipine : Hipersensitifitas, hipotensi, kardio


shock

Asam Folat : Hipersensitifitas, undiagnosed


anemia

Bicnat : Hipersensitifitas, hypercarbic asidosis,

Calos : Hipersensitifitas, hipercalciurea, renal


calculi, hipofosfaemia

Candesartan : Hipersensitifitas, gangguan fungsi


hati akut hingga kronis

Colchitin : Hipersensitifitas, ganguan fungsi hati


dan ginjal
Meloxicam : Hipersensitifitas terhadap golongan
NSAID

Paracetamol ; Hipersensitifitas, gangguan fungsi


hati akut sampai dengan kronis

Fitbon : Hipersensitifitas

Duplikasi Terapi Tidak Ada Duplikasi

Interaksi Obat Minotor Kontrol Serum Kalium


dan Tekanan Darah
Candesartan + Meloxicam Pasien
Candsaratan dan Meloxicamm dapat
meningkatakn serum kalium

Calos + Amlodipine
Antagonis Farmakodinamik

Meloxicam + Candesartan
Antagonis Farmakodinamik

Waktu dan Frekuensi Allopurinol ; 1 kali sehari 1 tab setelah makan \


Pemberian

Amlodipine 1 kali sehari 1 tab setelah makan

Asam Folat 1 kali sehari 1 tab setelah makan

Bicnat 3 kali sehari 1 tab setelah makan

Calos 3 kali sehari 1 tablet setelah makan

Candesartan 1 kali sehari 1 tablet setelah makan


Colchitin 3 kali sehari 1 tab setelah makan

Meloxicam 1 kali sehari 1 tab setelah makan

Paracetamol 3 kali sehari 1 tab setelah makan

Fitbon 3 kali sehari 1 tab setelah makan

Resep 24

R/ Glimepiride 3 mg XXX
1dd1
Mecobalamin 500 mcg XXX

S1dd1
Betahistin
S 2dd1
Meloxicam 7.5 mg XXX
S 1dd1
Alpentine 100 mg X
S.2dd1

Nama : Tn OS
No Medrec : XXXXX
Umur :

Berat Badan :
Status Pasien : BPJS
1. Kajian Administratif

Kelengkapan Resep Ada Tidak Ada

Nama Dokter √
SIP Dokter √

Alamat Dokter √

Tanggal Penulisan Resep √

Nomor Resep √

Nama Pasien √

Umur √

Berat Badan √

No Medrec √

2. Kajian Farmasetik

Kajian Farmasetik Ada Tidak Ada Keterangan

Bentuk Sediaan √

Kekuatan Sediaan √

Jumlah Obat dalam √


Resep

Stabilitas √

Aturan Cara √
Penggunaan

3. Kajian Klinis

Kajian Klinis Di Resep Menurut Literatur Keterangan

Indikasi Glimepiride : Antidiabetes golongan Sulfonilurea

Mecobalamin : Mencegah Neuropati perifier

Betahistin : terapi vetigo

Meloxicam : Analgesik golongan NSAID


Alpentine : gabapentine Terapi Nyeri neuropatik

Dosis Glimepiride : 1 kai Glimepiride :


sehari 3 m
Mecobalamin : 1500
Mecobalamin : 1 kali mcg/hari
sehari 500 mcg
Betahistin Betahistin : 8-16 mg
tiga kali sehari makas
Meloxicam : 1 kali 48 mg/hari
sehari 7.5 mg
Meloxicam: 7.5
Alpentine 2 kali sehari mg/hari maks 15
100 mg mg/hari
Alpentine : 300
mg/hari maksimal
900-3600 mg/hari

Efek samping Glimepiride : Dizzing, Agranulocytosis,


trombocytopenia, hmolytic anemia,
fotosensitifitas, pandangan kabur, hipoglikemia.

Mecobalamin : Arthalgia, Dizzing, Sakit kepla,


dan Nasofaringitis

Betahistin : sakit kepla, dispepsis, mual muntah,


ruam kulit

Meloxicam Aritmia, palpitasi, takikardia,


flatulensi, nyeri perut, diare, dan colitis

Alpentine Hipotensi, Ataksia, Tremor, amnesia


dan depresi

Kontraindikasi Glimepiride hipersensitifitas, diabetes


ketoasidosis dengan atau tanpa koma

Betahistine :Hipersensitifitas, Phaeocromocytoma

Mecobalamin : Hipersensitifitas
Meloxicam : Hipersensitifitas terhadap golongan
NSAID atau acetosal lainnnya

Alpentine : Hipwrsensitifitas

Duplikasi Terapi Tidak Ada Duplikasi

Interaksi Obat Meloxicam + Glimepiride Monitor Resiko


Hipoglikemia pada
Meloxicam meningkatkan efek dari glimepiride pasien

Minor Jeda Aturan Minum


Gabapentin + Mecobalamin Obat

Gabepentin Mengurangi efek dari Mecobalamin

Waktu dan Frekuensi Glimepiride 1 kali sehari 1 tab setelah makan


Pemberian

Mecobalamin 1 kali sehari 1 tab setelah makan

Betahistin 2 kali sehari 1 tablet setelah makan

Meloxicam 1 kali sehari 1 tab setelah makan

Alpentine 2 kali sehar 1 tab setelah makan

3.2 Pembahasan

Skrining resep dilakukan pada 24 resep pasien dengan kriteria pasien BPJS yang
menebus resep di unit rawat jalan RSUD Al Ihsan Provinsi Jawa Barat yang terdiri dari
berbagai macam resep dokter seperti dokter spesialis jantung dan pmbuluh, spesialis saraf,
spesialis penyakit dalam, dokter gii, dokter spesialis mata dll, Evaluasi tentang skrining
resep pasien rawat jalan di RSUD Al Ihsan dapat dilihat pada tabel 1. Pada tabel 1 diketahui
bahwa skrining administratif pasien rawat jalan di RSUD Al Ihsan sebagian besar
komponennya yaitu nama pasien, umur pasien, jenis kelamin,dan tanggal resep, sedangkan
untuk berat badan, nama dan paraf dokter, serta SIP dokter belum mencapai 100% artinya
masih ada beberapa resep yang ditemukan tidak mencantumkan komponen-komponen
tersebut seperti mash adanya resep yang tidak mncantumkan umur pasien dan berat badan
pasien serta tidak mencantumkan SIP dokter, namun hal ini masih dapat dibenaran karena
RSUD Al Ihsan memiliki data medrec yang terkomputerisasi sehingga data pasien dapat
mudah dikeahui dengan mengetahi nomor Medical Recordnya.

Berdasarkan hasil evaluasi skrining farmasetis resep pasien unit rawat jalan BPJS di
RSUD Al Ihsan meliputi bentuk sediaan, kekuatan sediaan, jumlah obat dalam resep,
stabilita, dan aturan cara penggunaan obat, dari 24 resep masih ditemukan ada resep dokter
yang tidak mencantumkan Bentuk sediaan, dan kekuatan sediaan, tidak dicantumkannya
bentuk sediaan dan kekuatan sediaan akan membingungkan dalam dispensing obat kepada
pasien karena setiap obat memiliki doss yang beragam dan bentuk sediaan yang beragam,
sehinggga Apoteker harus mengkofirmasi kepada penulis resep dalam hal ini dokter
mengenai bentuk sediaan dan kekeutan sediaan yang diresepkan kepada pasien untuk
mencegah kesalahan dispensing yang dapat meningkatkan dispensing error, adapun masih
ditemukan tidaknya adanya signa atau aturan pakai obat hal tersebut dapat
membingungkan pula dalam dispensing obat kepada pasien, hal ini pada dasarnya dapat
diberikan solusi dengan menggunakan e-prescribing atau resep elektronik adapun beberapa
dokter spesialis di RSUD Al-Ihsan telah menggunakan resep elektronik seperti dokter
spesialis syaraf, spesilis jantung dan pembuluh, namun masih ada dokter yangb masih
menggunakan resep manual tulisan tangan yang terkadang tulisannya sulit dibaca dan tidak
lengkapnya aspek farmasetik di dalam resep sehingga dibutuhkanya follow up secara
menyeluruh agar resep elektronik di RSUD Al- Ihsan dapat diterapkan oleh selruh dokter
di lingkungan RSUD Al-Ihsan

Tabel 1. Hasil Skrining Resep di Rawat Jalan BPJS RSUD Al-Ihsan


Skrining Resep Frekuensi
Administratif
Nama Pasien 0
Umur Pasien 5
Jenis Kelamin 0
Berat Badan Pasien 7
Nama dan Paraf Dokter 0
Tanggal 0
SIP dokter 2
Farmasetis
Bentuk Sediaan 3
kekuatan sediaan 3
Jumlah Obat dalam R/ 0
Stabilita 0
Aturan cara penggunaan 1
Klinis 0
Tepat Indikasi 0
Tepat Dosis 0
dosis kurang 7
dosis lebih 1
Interaksi Obat 0
serius 2
monitor 17
minor 5
Duplikasi Terapi 1
Kontraindikasi 0
Waktu dan Frekuensi Pemberian 0

Sedangkan Hasil evaluasi skrining resep berdasarkan aspek klinis pasien di unit rawat
jalan di RSUD Al Ihsan meliputi indikasi, dosis obat, interaksi obat, duplikasi terapi
kontraindikasi dan waktu dan frekuensi pemberian secara keseluruhan dari skrining 24
resep ditemukan beberapa masalah terkait aspek klinis yaitu adanya 7 obat yang dosisnya
kurang, 1 obat yang dosisnya berlebih, dosis obat yang kurang ataupun lebih diketahui
berdasarkan perbandingan dosis lazim di MIMS ataupun di Medcaps, untuk mengatasi hal
tersebut butuh komunikasi lebih lanjut mengenai dosis yang diberikan kepada pasien, dari
Apotekr kepada penulis resep yaitu dokter agar didapatkan terapi yang optimal untuk
meningkatkann kualitas hidup pasien. Adapun masalah aspek klinis lainnya yang
ditemukan adalah masih adanya interaksi obat baik interaksi serius monitor ataupun minor
dari hasil skrining 24 resep ditemukan 2 interaksi serius, 17 interaksi monitor dan 5
interaksi minor, interaksi yang paling penting adalah interaksi yang serius karena solusi
yang palin tepat adalah penggantian terapi dngan obat lain apoteker sebaai tenaga
kefarmasian haruslah menginformasikan kepada dokter mengenai interaksi obat terutama
interaksi oba yang serius dengan menyarankan untuk penggantian terapi untuk
meningkatkan keselamatan pasien dan mencegah medication error, sedangkan untuk
inteaksi obat monitor sebanyak 17 interaksi masih perlu adanya komunikasi lebih lanjut
kepada dokter dan pasien agar dapat termonitoring dengan baik anda tanda- tanda interaksi
obat seperti monitor tenkanan darah, monitor kadar gula darah dan monitor kadar serum
kalium dalam tubuh, dan untuk interaksi minor ditemuakn 2 interaksi obat untuk interaksi
minor solusinya cukup denga penjedahan minum obat sehingga diharapkan obat yang
berbeda t1/2 nya tidak saling berinteraksi di dalam tubuh sehingga efek dari interasi obat
tidak ditemukan, sehinggan Apoteker harus mengkomunikasikan dengan baik kepada
pasien mengenai waktu dan frekuensi konsumsi obat.

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
 Skrining resep berupa administratif, farmasetik dan klinis dapat berjaln baik dengan
menggunakan e-prescribing untuk mencegah kesalaha pembacan resep dan dengan
cepat mengkofirmasi dokter jika ada kesalahan terkait obat

 Data Medical Record mempermudah telusur data data pasien seperti data demografi
dan data data lain terkait riwayat pengobatan pasien

 Masih adanya kesalahan dalam aspek administratif, farmasetik akibat resep ditulis
secara manual

 Masih adany dosis kurang. Dosis lebih dan interaksi serius, monitor dan minor pada
resep yang dapat di follow up lebih lanjut untuk menghindari medication error

4.2 Saran

 E-Prescribing dapat digunakan oleh seluruh dokter dokter di lingkungan RSUD Al


Ihsan

 Meningkatkan komunikasi Apotekeer dengan Dokter terkait terapi obat pada pasien
untuk meningkatkan kualitas hidup pasien dan menghindarkan dari medication error
DAFTAR PUSTAKA

Medscape, 2019, Drug Interaction Checker, (online),


(http://www.reference.medscape.com/drug-interactionchecker), diakses tanggal
Maret 2019

Pote Sayali, Tiwari Pramil, D’Cruz Sanjay, 2007, Medication Precribing Errors in a
Public Teaching Hospital in India : A Prospective Study, Pharmacy Practice 5(1) :
17-20.

Cohen, M.R., 1999, Medication Errors, 16,1-16,8, American Pharmaceutical Association,


Washington, DC

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2016). Peraturan Menteri Kesehatan


Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian
di Rumah Sakit. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Departemen Kesehatan, Jakarta

DiPiro J.T., Talbert R.L., Yee G.C., Matzke G.R., Wells B.G. and Posey L.M., 2011,
Pharmacotherapy: A Pathophysiologic Approach, 8th ed., Mc Graw - Hill, United
State of America.

Drugs, 2019, Drug Information, (online), (http://www.drugs.com/ International.html,


diakses pada tanggal Maret 2019)
MIMS Edisi Bahasa Indonesia Vol 16 Tahun 2015; MIMS, Referensi Obat, Informasi
Ringkas Produk Obat Bahasa. Indonesia: Bhuana Ilmu Populer.

Anda mungkin juga menyukai