Anda di halaman 1dari 30

KERACUNAN NARKOTIKA

Disusun oleh:
Muhamad Panji Aulia
Yopi Oktori
Anggra Prawira

Pembimbing:
Prof. Amri....................
NAPZA :
NARKOTIKA,
PSIKOTROPIKA,
DAN ZAT ADIKTIF.
SEKILAS INFO...
DetikNews
Kasus Ridho Rhoma, Ini Kata Polisi soal Narkoba di Kalangan Artis

Jakarta - Artis dan penyanyi dangdut Ridho Rhoma ditangkap polisi


karena kedapatan mengkonsumsi dan memiliki sabu. Sebelum
Ridho, ada tujuh artis lain yang pernah ditangkap Polres Jakarta
Barat karena kasus narkoba.
"Kita sudah menangkap tujuh artis dari tahun 2007. Gary Iskak pada
2007, Jennifer Dunn pada 2009, Revaldo pada 2010, Novi Amalia
pada 2012. Imam S Arifin pada 2016, Jupiter Fortissimo pada 2016,
dan terakhir Ridho Rhoma," ujar Kasat Narkotika Polres Jakarta Barat
AKBP Suhermanto dalam keterangannya, Rabu (29/3/2017).
Suhermanto mengatakan artis biasa membeli narkoba lewat
perantara. Artis dan pedagang tidak bertemu langsung.
"Peredaran narkotika di kalangan artis cenderung lebih tertutup dan
menggunakan perantara," katanya.
Menurut Suhermanto, kehidupan artis yang berlimpah materi
membuatnya gampang mendapatkan barang tersebut. "Secara
finansial, dia merasa memiliki uang untuk membeli," ucapnya.
Ridho Rhoma ditangkap polisi pada Sabtu (25/3) pukul 04.00 WIB.
Polisi menemukan sabu seberat 0,7 gram di mobilnya.
NARKOTIKA
(UU RI No. 22 1997)
Adalah : zat atau obat yang berasal dari
tanaman baik sintetis maupun semisintetik,
yang dapat menyebabkan penurunan atau
perubahan kesadaran, hilangnya rasa,
mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri
dan menimbulkan ketergantungan.
NARKOTIKA :
a. Narkotika Golongan I :
Hanya untuk ilmu pengetahuan bukan
untuk terapi, contoh : Heroin, kokain
dan ganja.
b. Narkotika Golongan II :
Digunakan sebagai pilihan terakhir
untuk terapi, contoh : Morfin dan petidin.
c. Narkotika Golongan III :
Digunakan untuk terapi, contoh :
Kodein.
PSIKOTROPIKA
(UU RI No. 5 1997)
adalah zat atau obat, baik alamiah maupun
sintetis, bukan narkotika, yang berkhasiat
psikoaktif melalui pengaruh selektif pada
susunan saraf pusat yang menyebabkan
perubahan khas pada aktivitas mental dan
perilaku demikian juga dengan “zat addiktif”
lainnya.
GOLONGAN ZAT PSIKOTROPIKA :

Psikotropika Golongan I.
Hanya digunakan untuk kepentingan ilmu
pengetahuan dan tidak digunakan dalam
(mempunyai potensi amat kuat ketergantungan)

contoh :
Ekstasi, shabu, LSD (Iysergic acid
dyethylamide).
Psikotropika Golongan II.
Hanya dapat digunakan tujuan ilmu
pengetahuan dan atau dalam terapi,
(mempunyai potensi kuat mengakibatkan
ketergantungan)

contoh :
Amfetamin, metilfenidat atau ritalin.
Psikotropika Golongan III.
Boleh digunakan untuk tujuan ilmu
pengetahuan dan atau dalam terapi,
(mempunyai potensi sedang mengakibatkan
ketergantungan)

contoh :
Pentobarbital, flunitrazepam.
Penyalahgunaan obat (DRUG ABUSE)

Dapat diartikan :
apabila suatu obat digunakan tanpa
indikasi dan tidak bertujuan medis, atau
penggunaan yang tidak semestinya
(abuse).
Misuse :
Mempergunakan obat yang tidak sesuai
fungsi nya.
Overuse :
Penggunaan obat yang tidak sesuai dengan
aturan atau berlebih-lebihan.
BERDASARKAN EFEK YANG
DITIMBULKAN :

 Golongan Depresan (Downer):


Mengurangi aktifitas fungsional tubuh
contoh : Opioid (morfin, heroin/putauw,
kodein), sedatif (penenang), hipnotik (obat
tidur), tranquilizer (anti cemas)
Macam-macam Opioid:
Opium, morfin, heroin, kodein, tebain,
dilaudid, perkodan, etorfin, meperidin,
propoksifen, metadon, fentanil, buprenorfin,
pentazosin, siklazosin, siklorfan, nalorfin,
nalokson, naltrekson.
Farmakokinetik dan farmakodinamik :
Menekan korteks otak, pusat pernapasan, pusat
batuk. Disamping itu juga merangsang pusat
muntah,nervus vagus, saraf spinalis.
 Golongan Stimulan (Upper) :
Merangsang fungsi tubuh dan meningkatkan
kegairahan kerja,
contoh : Amfetamin (shabu, ekstasi), kafein,
kokain.

 Golongan Halusinogen :
Menimbulkan efek halusinasi ,
contoh : Kanabis (ganja), LSD.
NAPZA
(NARKOTIKA, PSIKOTROPIK DAN ZAT ADDIKTIF)

GANGGUAN KESEHATAN

Fisik Mental Sosial

Gangguan dan kerusakan Gangguan persepsi,


tubuh: jantung, daya pikir, kreasi
hati, ginjal, kekebalan dan emosi Antisosial, pelaku
tubuh ↓, mengakibatkan yang dapat kriminalitas, dll.
Kematian. merubah prilaku,dll.
MACAM-MACAM NAPZA
CANDU.
Sediaan : Getah.
Pemakaian : dihisap.
MORFIN.
Sediaan : Bubuk atau serbuk dan cairan,
Pemakaian : dihisap dan disuntikkan.
HEROIN (PUTAW).
Sediaan : serbuk putih.
Pemakaian : dihirup, dihisap,
disuntikkan.
KODEIN.
Sediaan : pil atau cairan jernih
Pemakaian : ditelan dan
disuntikkan.
DEMEROL (PETHIDINA).
Sediaan : pil dan cairan tidak berwarna.
Pemakaian : ditelan dan disuntikkan.
METHADONE.
Banyak digunakan orang dalam pengobatan ketergantungan
opioid.

HEROIN/ PUTAW CANDU


MORFIN

DEMEROL

CODEIN

METHADONE
ADA 2 JENIS:
Kokain HCl dan Kokain Trebasse

Farmakokinetik dan Farmakodinamik:


2.
Kokain menghambat re-uptake dopamin dari sinaps,
re-uptake norepinefrin dan serotonin. Penggunaan
lama menimbulkan perubahan sensitivitas
mekanisme transduksi sinyal dopamine.
Ganja/Marijuana/Canabis.
(delta-9 tetra-hidro-kanabinol (THC).

Farmakokinetik dan farmakodinamik :


THC terutama berpengaruh pada otak, sistem
kardiovaskuler dan paru.
Sifatnya akut dan reversibel.

3.
TANDA DAN GEJALA
INTOKSIKASI NARKOTIKA

Ganja Opioid Kokain

•Cemas. •Sakit kepala.


•Panik. •Sianosis. •Takhikardi.
•Curiga. •Respirasi ↓ •Dilatasi pupil.
•Nafsu makan >> •Koma. •↑ Suhu Tubuh
•Apatis/ anti sosial. •Paralisis nafas. •Aritmia.
•Denyut jantung >>
ASPEK MEDIKOLEGAL :
 Kecelakaan.
 Pembunuhan dengan suntikan (hot-shot).
 Bunuh diri akibat sindrom abstinensi
Mekanisme Kematian :
 Depresi pernapasan (kurang sensitif
terhadap stimulus CO2)
 Edema paru
 Syok anafilaktik (hipersensitifitas)
 Akibat hal lain (infeksi ok.alat suntik &
bahan tidak steril, emboli udara).
Penyebab Kematian : ASFIKSIA.
PEMERIKSAAN FORENSIK
PEMERIKSAAN LUAR.
Bekas-bekas suntikan (skinpopping) dan ulkus
di : lipat siku, lengan atas, punggung tangan dan
tungkai.
Rajah/ tato dan keloid (untuk menutupi bekas
suntikan).
Pembesaran kelenjar getah bening
di daerah dekat suntikan.
Tanda-tanda kurang gizi dan ikterus.
Pengecilan pupil (pin point).
Tanda-tanda asfiksia umum.
PEMERIKSAAN DALAM

 Tanda-tanda asfiksia umum.


 Pada daerah bekas suntikan: perdarahan
subkutan, fibrosis/ penebalan jalur bekas
suntikan, abses subkutan dan trombosis
vena yang disuntik.
 Lungs (paru-paru) : kongesti, perdarahan
dan atelektasis, emfisema dan perubahan
akut paru ”narcotic lungs” (gambaran
lobuler permukaan paru-paru menonjol).
 Jantung: ”marked location” (ventrikel
kanan) : endokarditis, emboli septic, abses
dan infark.
 Hati: Kongesti, hepatomegali, hepatitis akut,
sirosis post nekrosis dan fibrosis portal.
 Kelenjar getah bening : pembesaran kelenjar
getah bening.
 Otak: edema otak, kongesti dan perlunakan.
 Ginjal: kongesti, lunak dan kenyal.
 Limpa: pembesaran, kongesti dan
perlunakan.
 Toksikologi.
PENGAMBILAN SAMPEL

URIN
ISI
LAMBUNG BAHAN
PEMERIKSAAN
CAIRAN
EMPEDU
JARINGAN
SEKITAR
SUNTIKAN
METODE PENGUJIAN LABORATORIUM :

1. (screening) Kromatografi lapis tipis (TLC)

2. Uji nalorfin (pendahuluan)

3. Uji marquis (konfirmasi)

4. Uji mikrokristal (konfirmasi)

5. Analisa urin/ identifikasi

Anda mungkin juga menyukai