Pelarut organik banyak digunakan dalam industri untuk berbagai tujuan, antara
lain proses ekstraksi : minyak makan, minyak wangi, bahan farmasi, pigmen, dan
produk-produk lainnya dari sumber alam.
Umumnya pelarut organik larut baik dalam lemak dan karena itu mudah masuk ke
dalam tubuh melalui kulit, mukosa, atau ( setelah inhalasi ) melalui paru-paru.
Kebanyakan solven adalah depresan susunan syaraf pusat. Mereka terakumulasi di
dalam material lemak pada dinding syaraf dan menghambat transmisi impuls. Pada
permulaan seseorang terpapar, maka pikiran dan tubuhnya akan melemah ( mirip
obat bius atau keadaan terangsang ).
Pada konsentrasi yang sudah cukup tinggi, akan menyebabkan orang tidak sadarkan
diri. Lama kelamaan dapat menyebabkan kerusakan saraf sentral dan saraf perifer.
Solven juga merupakan suatu iritan. Di dalam paru-paru iritasi menyebabkan
cairan
terkumpul.
Iritasi kulit digambarkan sebagai hasil primer dari larutnya lemak kulit dari kulit.
Sel-sel keratin epidermis terlepas. Diikuti hilangnya air dari lapisan lebih bawah.
Kerusakan dinding sel juga merupakan suatu faktor. Memerahnya kulit dan timbul
tanda-tanda lain seperti inflamasi. Kulit pada akhirnya sangat mudah terinfeksi oleh
bakteri, menghasilkan ruam dan abses. Pemaparan kronik menyebabkan retak-retak
dan mengelupasnya kulit serta menyebabkan terjadinya kanker.
Solven-solven bervariasi tingkatannya untuk dapat menyebabkan iritasi. Semakin
non polar suatu solven maka semakin efektif melarutkan lemak kulit.
Adanya metabolit hasil penguraian pelarut organik tersebut dalam tubuh dapat juga
menyebabkan perubahan degeneratif pada hati dan ginjal serta kadang-kadang juga
pada jantung, dan sumsum tulang.
ALKOHOL
Etanol atau etil alkohol adalah salah satu alkohol yang sering
dikonsumsi oleh manusia. Digunakan sebagai pelarut, antiseptika,
dalam campuran obat, anggur obat, dalam minuman keras dan
minuman lain yang mengandung alkohol.
a. Absorpsi
Etanol sedikit polar, dapat larut dalam air dan lipid. Oleh karena itu
mudah diabsorpsi dan dapat melalui membran dengan difusi sederhana.
Rute paparannya pada umumnya adalah :
1. melalui makanan/minuman
2. melalui inhalasi atau melalui kulit ( absorpsi melalui kulit pada waktu
mengompres dengan alkohol ).
c. Metabolisme
Alkohol dehidrognase
CoA
Asetil CoA
Siklus Krebs
CO2 + H2O
Karakteristik toksisitas
Gejala klinis :
1. Efek depresan etanol pada sistem saraf pusat tergantung pada kadar
etanol darah yaitu :
Kadar dalam darah Efek Bagian pada otak yang
( mg/dL ) dipengaruhi
50 – 100 Mabuk emosional, dengan gejala instabilitas, inkoordinasi dan bicara Lobus frontal
tidak jelas
150 – 300 Keracunan sedang, dengan gejala gangguan penglihatan, kehilangan Lobus parietal
sensorik, ataksia dan waktu reaksi yang lambat
Metanol atau metil akohol adalah alkohol yang mempunyai struktur yang sederhana.
Dosis fatal metanol adalah antara 30-240 ml.
Batas paparan metanol 200 ppm.
Toksikinetik
a. Absorpsi dan distribusi
Metanol diabsorbsi dengan mudah melalui saluran pencernaan.
Kadar maksimal metanol dalam darah terjadi 30-90 menit setelah terminum.
Metanol didistribusikan ke dalam cairan jaringan tubuh. Volume distribusi
metanol adalah 0,6-0,7 L/kg.
CH3COH H- C = OH H - C = OH
H OH
Asam folat
CO2 + H2O
Mekanisme toksisitas
Gejala toksisitas :
metabolik asidosis, gangguan penglihatan dan
kebutaan. Kerusakan okuler terjadi jika metanol
diminum sebanyak 4 ml.
Dosis fatal per oral 250 ml, dan 15% diantaranya akan diubah menjadi
aseton yang mempunyai efek sebagai antidepresan. Walaupun dalam dosis
kecil 20 ml dapat menyebabkan gejala toksik.
Pemaparan terjadi melalui inhalasi dan dapat menyebabkan toksisitas bila terhirup
secara intensif
Dapat menyebabkan iritasi pada mata, hidung dan tenggorokan bila kadarnya 500-
1000 ppm.
Aseton dapat diabsorpsi melalui kulit tetapi kadar dalam darah melalui pembersih
cat kuku tidak merupakan ancaman. Aseton cepat kering dalam kulit dan tidak larut
dalam bagian lipoid dermal. Kecuali terjadi pada area yang luas.
Karakteristik toksisitas
Pasien kelihatan mabuk tetapi tidak ada karakteristik bau seperti pada
etanol.
Etilen glikol ( efek langsung pada CNS ) → Glikoaldehid → Asam glikolat ( asidosis ) →
Ketosis Rendah atau tidak Rendah sampai sedang Parah Tidak ada
ada
Kenaikan serum Ya Ya Ya Ya
Dosis letal 1-2 ml/Kg 2-6 ml/Kg 1-4 ml/Kg 1-2 ml/Kg
ALDEHID
Aldehid adalah bersifat iritasi kuat terhadap kulit, mata dan saluran pernapasan.
Pengaruhnya terutama oleh aldehid dengan bobot molekul lebih rendah dan menguap,
dan memiliki ikatan rangkap dalam strukturnya. Pemaparan biasanya terjadi karena
inhalasi dalam dosis yang berbahaya.
Jika terkena asam maka paraldehid dengan cepat dan metaldehid dengan perlahan - lahan
akan terurai menjadi asetaldehid dan asam asetat.
Paraldehid disimpan dalam botol yang tertutup rapat dalam ruangan gelap dengan suhu
250C atau kurang. Paraldehid dapat menyebabkan depresi pada sistem saraf pusat tanpa
memperlambat pernapasan. Metaldehid digunakan untuk memberantas keong dan efek
toksik timbul jika terurai menjadi asetaldehid.
Asetaldehid ( etanal, asetataldehid ) merupakan senyawa kimia yang sangat reaktif, berupa
cairan/gas yang tidak berwarna dengan daya penetrasi yang kuat, mempunyai aroma buah-
buahan, digunakan pada pembuatan plastik, pengaroma dan parfum, cuka dan
bermacam produk lainnya.