Anda di halaman 1dari 9

I.

JUDUL
Konseling Farmasis kepada Pasien Geriatri

II. TUJUAN
Mampu melakukan konseling kepada pasien geriatri

III. IDENTIFIKASI MASALAH

Konseling merupakan suatu proses dimana konselor membantu konseli membuat
interpretasi-interpretasi tentang fakta-fakta yang berhubungan dengan pilihan, rencana, atau
penyesuaian-penyesuaian yang pelu dibuat (Sheertzer and stone, 1974). Peranan penting
konseling pasien adalah memperbaiki kualitas hidup pasien dan menyediakan pelayanan yang
bermutu untuk pasien.
Tujuan umum konseling adalah memberikan pemahaman yang benar mengenai obat
kepada pasien dan tenaga kesehatan mengenai nama obat, tujuan pengobatan, jadwal
pengobatan, cara menggunakan obat, lama penggunaan obat, efek samping obat, tanda-tanda
toksisitas, cara penyimpanan obat dan penggunaan obat-obat lain. Tujuan khusus dari
konseling adalah:
1. meningkatkan hubungan kepercayaan antara farmasis dan pasien,
2. menunjukkan perhatian serta kepedulian terhadap pasien,
3. membantu pasien untuk mengatur dan terbiasa dengan obat,
4. membantu pasien untuk mengatur dan menyesuaikan penggunaan obat dengan
penyakitnya,
5. meningkatkan kepatuhan pasien dalam menjalani pengobatan,
6. mencegah atau meminimalkan masalah terkait obat,
7. meningkatkan kemampuan pasien memecahkan masalahnya dalam hal terapi,
8. mengerti permasalahan dalam pengambilan keputusan,
9. membimbing dan membina pasien dalam penggunaan obat sehingga dapat mencapai
tujuan pengobatan dan meningkatkan mutu pengobatan pasien (Anonim, 2004).
Kegiatan yang dilakukan dalam konseling meliputi:
1. membuka komunikasi antara farmasis dengan pasien,
2. menanyakan hal-hal yang menyangkut obat yang dikatakan oleh dokter kepada
pasien dengan metode open-ended question,
3. menanyakan apa yang dikatakan dokter mengenai obat,
4. menjelaskan bagaimana cara pemakaian,
5. menjelaskan efek yang diharapkan dari obat tersebut,
6. memperagakan dan menjelaskan mengenai cara penggunaan obat,
7. verifikasi akhir : mengecek pemahaman pasien, mengidentifikasi dan menyelesaikan
masalah yang berhubungan dengan cara penggunaan obat, untuk mengoptimalkan
tujuan terapi,
8. dokumentasi (Anonim, 2004).

IV. PERUMUSAN MASALAH

Seorang pasien yang bernama ibu Sita (66 thn) seorang ibu yang dahulu bekerja
sebagai seorang dokter THT di RSUD Pemda Banyumas, datang ke apotek wijaya
dengan seorang temannya untuk menebus resep. Kata dokter penulis resep ibu Sinta
terkena asma.




















Konseling dilaksanakan di Apoteker Wijaya Purwokerto. Ibu Sita (66 thn) datang
bersama temannya . Apoteker mempersilahkan duduk dan memperkenalkan diri sebagai
apoteker di ApotekWijaya. Kemudian menanyakan keperluan Ibu Sita dan temanya datang
ke apotek. Ibu Sita dan temannya menyampaikan maksud untuk menebus resep milik Ibu
Sita. Setelah apoteker menerima resep untuk penyakit asma yang diberikan oleh dokter
Wildan, apoteker menanyakan adanya kemungkinan pasien atau Ibu Sita memiliki alergi
terhadap cuaca atau debu yang dapat diperkirakan sebagai pemicu asma. Setelah melihat
dr. Wildan, Sp.PD
S.I.P No 997/K/91
Jl. Pahlawan No. 63 Purwokerto
No. Telp. (0281)666333


Purwokerto, 12 April 2013

R/ Ventolin inhaler 1
S.b.d.d 2 puff

R/Deksametason 0,75 X XX
S.t.d.d.tab I


Pro : Ny. Ayu (25 th)

resep apoteker menganggap bahwa dosis dexsamethason perlu diturunkan.Kemudian
apoteker menelpon dokter wildan untuk mengkonfirmasi ulang mengenai
dosisdexamethason yang diberikan kepadapasien ibu Sita.Lalu dengan seijin dokter,
apotekermenurunkan dosis doxamethason dengan alasan pasien geriatric karena fungsi
organ mengalami penurunan, dan dokter menyetujuinya.

V. PEMECAHAN MASALAH
Asma adalah gangguan inflamasi kronis pada jalan nafas tempat banyak sel (sel mast,
eosinofil, dan limfosit T) memegang peranan. Pada anak yang rentan, inflamasi
menyebabkan episode mengi kekambuhan, sesak nafas, dada sesak dan batuk, terutama
pada malam hari atau pagi hari (Wong, 2003).
Secara umum, ada 2 cara untuk mengatasi asma yaitu dengan terapi non-farmakologis
(tanpa obat) dan terapi farmakologis (dengan obat).
1. Terapi non farmakologis dapat dilakukan dengan menghindari faktor-faktor resiko yang
dapat menimbulkan asma serta dengan melakukan olahraga ringan seperti renang.
2. Adapun untuk terapi farmakologis, ada dua jenis obat yang biasa digunakan yaitu quick-
relief dan long-term control.
Obat-obat quick-relief
Bekerja dengan merelaksasi otot-otot di saluran nafas sehingga saluran nafas yang
semula menyempit akan melebar kembali dan penderita mampu bernafas dengan lega.
Dengan demikian, obat-obat ini lebih efektif digunakan saat serangan asma terjadi.
Misal bronkodilator contoh obatnya yaitu salbutamol.
Obat-obat long-term relievers
Obat ini digunakan untuk mencegah timbulnya serangan asma dengan mengatasi
peradangan di saluran pernafasan agar tidak semakin memburuk, antara lain dengan
mengurangi udem. Contoh obat yang termasuk long-term relievers ini adalah
kortikosteroid.







Sangat penting untuk mengetahui bagaimana cara penggunaan inhalasi aerosol yang
benar. Karena cara pakai yang salah bisa berakibat kegagalan terapi. Cara menggunakan
inhaler yang benar taitu :

1. Bukalah penutup ujung inhaler lalu kocok inhaler dengan kuat.
2. Tarik dan hembuskan nafas secara perlahan.
3. Pegang inhaler di depan mulut dengan kepala agak menengadah.Tempatkan
ujunginhaler di dalam mulut di atas lidah dan tutup inhaler dengan bibir Anda.
Mulailah menarik nafas perlahan dan tekan inhaler 1 kali bersamaan dengan menarik
nafas perlahan sedalam-dalamnya.
4. Tahan nafas Anda selama 10 detik atau selama mungkin yang Anda sanggup, sebelum
menghembuskan nafas perlahan untuk memastikan seluruh obat masuk ke saluran
nafas.
5. Jika dokter menyarankan lebih dari 1 kali pemakaian inhaler, maka tunggulah 1 menit
sebelum kembali mengocok inhaler dan mengulangi langkah pada poin 2,3,dan 4.
6. Setelah selesai, berkumurlah dahulu dengan air hangat.
7. Cuci dan bersihkan ujung inhaler dengan air hangat tiap hari.

Pada kasus ini terapi yang diberikan adalah :
R/ Ventolin inhaler 1
S.b.d.d 2 puff

R/Deksametason 0,75 X XX
S.t.d.d.tab I


Apoteker menyarankan kepada dokter untuk menurunkan dosis dexamethason
karena pasien geriatric sehingga fungsi organnya sudah mengalami penurunan. Dan dokter
menyetujuinya.
Pasien datang bersama anaknya ke apotek
Apoteker : (Tersenyum dan memberi salam) Selamat pagi. Silakan duduk Ibu Perkenalkan
saya (.) Apoteker di Apotek ini.
Pasien : saya Sita mba (menjabat tangan apoteker)
Anak Pasien: Saya X, anaknya bu Sita (menjabat tangan apoteker)
Apt :Ada yang bisa saya bantu Ibu?
Sita : Begini mba, sudah 2 minggu ke belakang saya sering merasakan batuk dan sesak nafas.
Lalu tadi pagi tiba-tiba saya mengalami sesak nafas. Kemudian saya langsung diantar ke
dokter anaknya teman saya, Saya juga dulu dokter kecantikan lho mba tapi sekarang ya saya
sudah tidak praktek lagi. O iya tadi, setelah diperiksa, dokter memberi resep ini mbak.
Bu Sita : (Batuk dan sesak nafas sambil menyerahkan resep).
Apoteker : (menerima dan mengamati resep). Maaf sebelumnya, kalau boleh saya tau usia ibu
berapa ya?
Pasien : Umur saya 66 tahun mbak,
Apt : apakah ada keluhan lainnya yang ibu rasakan selain batuk dan sesak nafas?
Pasien : (berfikir sejenak). Iya mbak, akhir-akhir sering batuk dan sesak nafas. Kalau dingin
tiba-tiba saya batuk dan sesak nafas begini juga mba. Pernah sampai nafas saya bunyi mbak.
Anak : tadi dokter bilangibu saya ini sakit asma mba.
Apoteker : Ohh begitu ya. Baiklah kalau begitu keluhannya ibu. Sebelumnya, apakah dokter
sudah memberi tahu ibu obat ini untuk apa?
Pasien : kalau itu yang deksamethason saya sudah tau mbak, deksamethason itu NSAID biasa
untuk terapi radang. Tadi dokternya cuma bilang kedua obat itu untuk asma agar nafas saya
tidak terasa sesak lagi. Soalnya kadang nggak sesak mbak, biasa aja.
Apoteker : Oohh iya. Apakah dokter sudah menjelaskan kepada ibu bagaimana aturan pakai
obatnya?
Pasien : Emm belum mbak. Tapi saya baca resepnya kalau deksamethason itu diminum 3 kali
1 tablet sehari, sedangkan ventolin 1-2 semprot 2 kali sehari, tapi saya ngga tau cara pakainya
itu gimana mbak.
Apoteker : oh kalau begitu saya akan jelaskan cara pakainya ya bu? (jelasin cara pakai).
Pasien : oh gitu ya mba,
Apoteker : ooh begitu. Tadi dokternya ada menyampaikan hal-hal yang harus dihindari tidak
bu?
Pasien : saya nggak boleh kena debu katanya mbak.
Anak pasien : Tapi susah ya mba, kan debu ada dimana-mana. Dihindari ya susah.
Bagaimana mas obatnya ada tidak ya?
Apoteker : Begini ya Bu, obatnya disini ada, tapi mohon maaf saya perlu menghubungi
dokter Wildan terlebihdahulu untuk memastikan dosisnya. Mohon tunggu sebentar ya Bu.
Apoteker langsung menelpon dokter Wildan untuk memastikan dosis deksamethason yang
diresepkan untuk Ibu Sita.
Apoteker : Halo, selamat pagi . Benar ini dengan dokter Wildan?
Dokter : Pagi. Ya, saya sendiri.
Apoteker : Maaf sebelumnya mengganggu. Saya (.), selaku Apoteker di Apotek (.).
Begini dok, pasien dokter yang bernama Ibu Ayu sedang menebus resep yang dokter tulis
tadi pagi di apotek saya.
Dokter : Emm iya, lalu bagaimana?
Apoteker : Dalam resep yang dokter tuliskan, Ventolin inhaler dan deksamethason 0,75 mg.
Usia Ibu (.) ini kan sudah 66 tahun, apakah tidak sebaiknya menurunkan dosis
deksamethasonnya dok?
Dokter : lho, memangnya kenapa harus diturunkan? Itu kan sudah menjadi dosis lazim
deksamethason. Kalau dosisnya diturunkan, obat itu mengalami underdose dong mas.
Apoteker : Iya, memang benar 0,75 mg itu dosis lazim deksamethason. Tetapi ada juga
deksamethason dengan kandungan 0,5 mg. Mengingat pasien ini geriatri ada baiknya
menurunkan dosisnya menjadi 0,5 mg dok, karena pada usia lanjut fungsi organ seperti hepar
dan ginjal kemungkinan besar sudah mengalami penurunan fungsi, berbeda dengan orang
dewasa pada umumnya.
Dokter : Oh begitu, baiklah kalau menurut anda itu yang terbaik. Saya setuju saja jika dosis
deksamethason diberikan tablet 0,5 mg saja.
Apt : Iya, baik kalau begitu. Terimakasih atas kerja sama dan waktunya dr. Wildan.
Apoteker kemudian mengambil obat untuk I bu Sita. Lalu duduk kembali.
Apoteker : Iya sama-sama ibu. Jadi inilah ventolin inhaler bu. Cara pakainya seperti yang
sudah saya praktekkan tadi. Jadi ibu buka tutupnya dulu, terus ibu maaf buka mulut,
kemudian ibu bernafas pelan-pelan selama kira-kira 5 detik. Selama ibu bernafas/tarik nafas
itu, ibu langsung tekan inhalernya supaya obatnya keluar. Ditekan/disemprotkannya 2 kali ya
Bu sesuai resep dari dokter tadi. Setelah disemprotkan, ibu tetap tahan nafas selama 10 detik
supaya obatnya masuk ke paru-paru. Kalau sudah, jangan lupa ditutup kembali inhalernya.
Untuk pemakaian inhaler, apakah sudah paham ibu? Atau ada yang kurang jelas mungkin?
Pasien : Oh begitu. Sebentar mbak, itu kan dibuka tutupnya, buka mulut, terus saya tarik
nafas 5 detik sambil disemprot inhalernya 2 kali, lalu tahan nafas dulu. Bener ndak ya, mbak?
Apoteker : Iya Ibu benar begitu. Lalu ini untuk yang deksamethason, diminum 3 x sehari 1
tablet ya Bu. Dua obat ini diminum saja setiap hari walaupun ibu tidak merasa sesak nafas.
dikonsumsi saja sampai habis ya Bu.
Pasien : Emm iya baik mas saya mengerti.
Teman : Kalau yang dokter bilang tidak bolehterkena debu maksudnya bagaimana mas? Saya
masih belum paham.
Apoteker : Oh iya, Bu. Jadi begini, supaya asma ibu tidak sering kambuh, sebisa mungkin Ibu
harus menghindari allergen, seperti debu, serbuk sari tanaman, dll. Ibu tidak boleh
beraktivitas di daerah yang berdebu yang bisa membuat kambuh asma ibu. Jadi ruangan di
rumah ibu harus sering dibersihkan. Dengan begitu akan mengurangi debu yang ada.
Anak pasien :Oh begitu, iya saya baru paham.
Bu Sita : Iya Mbak saya paham.
Apoteker : Iya begitu. Bagaimana Bu Sita apa ada yang ingin ditanyakan lagi?
Bu SIta : Sudah mbak, saya rasa cukup. Terima kasih banyakatas penjelasan penggunaan
Inhalernya. Doakan saya agar cepat sembuh ya mas. Maaf merepotkan.
Apoteker : Sama-sama ibu terima kasih kembali. Tidak repot sama sekali kok, itu sudah
menjadi kewajiban saya sebagai apoteker. Jangan lupa obatnya diminum samapi habis dan
inhalernya disemprotkan rutin walaupun tidak terasa sesak nafas. Semoga cepat sembuh ya
Bu.
Bu Sita : Iya mba makasih sekali. Mari mba.. Assalaamualaikum
Teman : Terima kasih mas. Mari
Apoteker : Iya silakan Bu. Waalaikumssalam..














LAPORAN SEMENTARA KONSELING

KONSELING FARMASIS KEPADA PASIEN GERIATRI DAN DOKTER











Disusun Oleh :
Kelompok II





RUPA LESTY G1F009059
IFA MUTTIATUR R G1F010011
LUTFI NURINDRIYANTI G1F010021
RIZKI PUSPITASARI G1F010031
Kelas A











JURUSAN FARMASI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2013


DAFTAR PUSTAKA


Shertzer, Bruce and Shelly C.Stone, 1974, Fundamental of Counseling. Boston : Ho ugton
Mifflin Company.


Wong, Donna L. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC. 2003

Anda mungkin juga menyukai