DISUSUN OLEH :
TAHUN 2012
GERD (Gastroesophageal Reflux Disease)
LATAR BELAKANG
GERD (Gastroesofageal Reflux Disease) adalah suatu penyakit yang jarang terdiagnosis oleh
dokter karena bila belum menimbulkan keluhan yang berat seperti refluks esofagitis dokter belum
bisa mendiagnosa. Refluks gastroesofagus adalah masuknya isi lambung ke dalam esofagus yang
terjadi secara intermiten pada orang, terutama setelah makan (Asroel, 2002).
Pada gastroesophageal reflux (penyakit gastroesophageal reflux (GERD)), asam perut dan
enzim mengalir kembali dari perut menuju kerongkongan, menyebabkan peradangan dan nyeri pada
kerongkongan. GERD memberikan dampak negatif pada kualitas hidup pasien, karena gejala-
gejalanya (nyeri dada, nyeri epigastrium, dll) yang menyebabkan gangguan tidur, penurunan
produktivitas di tempat kerja dan di rumah, gangguan aktivitas sosial. (Hongo dkk, 2007).
DEFINISI
Penyakit refluks gastroesofageal (Gastroesophageal Reflux Disease/GERD) didefinisikan
sebagai suatu keadaan patologis sebagai akibat refluks kandungan lambung ke dalam esofagus
yang menimbulkan berbagai gejala yang mengganggu di esofagus maupun ekstra esofagus
(Susanto, 2002).
ETIOLOGI (PENYEBAB)
Beberapa penyebab terjadinya GERD meliputi :
1. Menurunnya tonus LES (Lower Esophageal Sphincter)
2. Bersihan asam dari lumen esofagus menurun
3. Ketahanan epitel esofagus menurun
5. Kelainan pada lambung
7. Non acid refluks (refluks gas) menyebabkan hipersensitivitas
8. Alergi makanan atau tidak bisa menerima makanan juga membuat refluks
9. Mengkonsumsi makanan berasam, coklat, minuman berkafein dan berkarbonat, alkohol,
merokok, dan obat-obatan yang bertentangan dengan fungsi esophageal sphincter bagian
bawah termasuk yang memiliki efek antikolinergik (seperti beberapa antihistamin), penghambat
saluran kalsium, progesteron, dan nitrat.
10. Kelaianan anatomi, seperti penyempitan kerongkongan (Yusuf, 2009).
Gejala Atipikal :
1. Batuk kronik dan kadang wheezing
2. Suara serak
3. Pneumonia
4. Bronkiektasis
5. Nyeri dada (Yusuf, 2009).
Gejala lain :
1. Penurunan berat badan
2. Anemia
3. Hematemesis atau melena (Batuk darah). (Bestari, 2011).
KOMPLIKASI
Komplikasi GERD antara lain :
1. Esofagus barret, yaitu perubahan epitel skuamosa menjadi kolumner metaplastik.
2. Esofagitis ulseratif
3. Perdarahan
4. Striktur esofagus
5. Aspirasi
6. (Asroel, 2002).
PENATALAKSANAAN
Terapi GERD ditujukan untuk mengurangi atau menghilangkan gejala-gejala pasien, mengurangi
frekuensi atau kekambuhan dan durasi refluks esofageal, mempercepat penyembuhan mukosa yang
terluka, dan mencegah berkembangnya komplikasi. Terapi diarahkan pada peningkatan mekanisme
pertahanan yang mencegah refluks dan atau mengurangi faktor-faktor yang memperburuk agresifitas
refluks atau kerusakan mukosa.
2. Terapi Endoskopik.
Terapi ini masih terus dikembangkan. Contohnya adalah radiofrekuensi, endoscopic
suturing, dan endoscopic emplatation. Radiofrekuensi adalah dengan memanaskan
gastroesophageal junction. Tujuan dari jenis terapi ini adalah untuk mengurangi penggunaan
obat, meningkatkan kualitas hidup, dan mengurangi reflux.
PENCEGAHAN
Beberapa peralatan kemungkinan digunakan untuk meringankan gastroesophageal reflux.
Mengangkat kepala pada tempat tidur kira-kira 6 inci mencegah asam mengalir dari kerongkongan
sebagaimana seseorang tidur. Makanan dan obat-obatan yang menjadi penyebab harus dihindari,
sama seperti merokok.
Seorang dokter bisa meresepkan sebuah obat (misal, bethanechol atau metoclopramide) untuk
membuat sphincter bagian bawah lebih ketat. Kopi, ‘alkohol, minuman yang mengandung asam
seperti jus jeruk, minuman cola, dan saus salad yang berbahan dasar cuka, dan bahan-bahan lain
yang secara kuat merangsang perut untuk menghasilkan asam atau yang menghambat
pengosongan perut harus dihindari sebaiknya.