Anda di halaman 1dari 23

Makalah Fisiologi Hati dan Kantung Empedu

Untuk memenuhi tugas mata kuliah skill lab

Tiurmaida Sihombing 102010325


Neng Nurmalasari 102010326

UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA


Tahun ajaran 2010/2011

KATA PENGANTAR

Rasa syukur yang dalam kami sampaikan ke hadiran Tuhan Yang Maha Pemurah, karena
berkat kemurahanNya makalah ini dapat kami selesaikan sesuai yang diharapkan.Dalam makalah
ini kami membahas Fisiologi hati dan kantung empedu.
Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam pemahaman mengenai fisiologi hati dan
kantung empedu yang bertujuan ntuk memenuhi tugas mata Skill lab sebagai mata kuliah di
semester 2 blok 9. Selain itu, makalah ini bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan
penyusun tentang fisiologi hati dan kantung empedu .
Demikian makalah ini saya buat semoga bermanfaat,

Jakarta, 16 juli 2011


Penyusun,

DAFTAR ISI

1. Kata pengantar
2. Daftar isi

3. BAB I
A. Pendahuluan

4. BAB II
A. Makroskopis hati dan kantung empedu 8
B. Mikroskopis hati dan kantung empedu

12

C. Fisiologi hati dan kantung empedu

18

D. Pencernaan dan penyerapan lipid

19

BAB III
A. Penutup

20

5. Daftar pustaka

21

BAB I
PENDAHULUAN

Hati adalah kelenjar terbesar di dalam tubuh, yang terletak di bagian teratas dalam rongga
abdomen sebelah kanan di bawah diafragma. Hati secara luas dilindungi iga-iga. Hati atau hepar
ini berperan pentinga dalam pengaturan biokimiawi di dalam tubuh, yaitu membentuk dan
menyimpan serta membongkar glukosa, protein dan lemak, fungsi detoksifikasi dan fungsi
ekskresi (pembuangan zat-zat tubuh). Fungsi eksresi hati misalnya mengalirkan obat, bilirubin,
dan cairan empedu.
Empedu dibentuk di dalam sela-sela kecil di dalam sel hepar, dan dikeluarkan melalui kapiler
empedu yang halus atau kanalikuli empedu yaitu saluran halus yang dimulai diantara sel hati dan
terletak antara dua sel. Tetapi kanalikuli terpisah dari kapiler darah sehingga darah dan empedu
tidak pernah tercampur. Dalam hati terjadi pencernaan dan penyerapan lipid atau lemak, garam
empedu membantu pencernaan lemak melalui afek deterjen (emulsifikasi) mereka dan
mepermudah penyerapan lemak melalui partisipasi dalam pembentukan misel sel.
Efek deterjen mengacu pada kemampuan garam empedu mengubah gobulus-gobulus lemak
berukuran besar menjadi elmulsi lemak yang terdiri dari banyak butiran lemak kecil yang
terbenam di dalam cairan kimus. Dengan demikian luas permukaan yang tersedia untuk aktivitas
lipase pankreas meningkat.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Makroskopis Hati dan Kantung Empedu
Hati dan sekresi empedu
a. Anatomi hati. Hati adalah organ viseral terbesar dan terletak di bawah kerangka iga.
Beratnya 1.500 g (3 lbs) dan pada kondisi hidup berwarna merah tua karena kaya akan
persediaan dara. Hati menerima darah teroksigenasi dari arteri hepatika dan darah yang
tidak teroksigenasi tetapi kaya nutrien dari vena portal hepatika. Hati terbagi menjadi
lobus kanan dan kiri.
1. Lobus kanan hati lebih besar dari lobus kirinya dan memiliki tiga bagian utama: lobus
kanan atas, lobus kaudatus dan lobus kuadratus.
2. Ligamen falsiform memisahkan lobus kanan dari lobus kiri. Diantara kedua lobus
terdapat porta hepatis, jalur masuk dan keluar pembuluh darah, saraf dan duktus.
3. Dalam lobus lempengan sel-sel hati bercabang dan beranastomosis untuk membentuk
jaringan tiga dimensi. Ruang-ruang darah sinusoid terletak diantara lempeng-lempeng
sel. Saluran portal, masing-masing berisi sebuah cabang vena portal, arteri hepatika,
dan duktus empedu membentuk sebuah lobulus portal.

Gambar 1. Anatomi Hati

b. Fungsi utama hati


1. Sekresi. Hati memproduksi empedu yang berperan dalam mengemulsikan dan
absorpsi lemak.
2. Metabolisme. Hati memetabolisme protein, lemak dan latbohidrat tercerna.
a) Hati berperan penting dalam mempertahankan hemoestatis gula darah.
Hati menyimpan glukosa dalam bentuk glikogen dan mengubahnya
kembali menjadi glukosa jika diperlukan tubuh.
b) Hati mengurai protein dari sel-sel tubuh dan sel darah merah yang rusak.
Organ ini membentuk urea dari asam amino berlebih dan sisa nitrogen.
c) Hati menyintesis lemak dari karbohidrat dan protein, dan terlibat dalam
penyimpanan dan pemakaian lemak.
d) Hati menyintesis unsur-unsur pokok membran sel (lipoprotein, kolestrol,
dan fosfolipid).
e) Hati menyintesis protein plasma dan faktor-faktor pembekuan darah.
Organ ini juga menyintesis biliruin dari produk penguraian hemoglobin
dan mensekresikannya ke dalam empedu.
3. Penyimpanan. Hati menyimpan mineral, seperti zat besi dan tembaga serta vitamin
larut lemak (A, D, E, dan K) dan hati menyimpan toksin tertentu (contohnya
peptisida) serta obat yang tidak dapat diuraikan dan diekstrasikan.
4. Detoksifikasi. Hati melakukan inaktivasi hormon dan detoksifikasi toksin dan obat.
Hati memfagosit eritrosit dan zat asing yang disintegrasi dalam darah.
5. Produksi panas. Berbagai aktivitas kimia dalam hati menjadikan hati sebagai sumber
utama panas tubuh terutama saat tidur.
6. Penyimpanan darah. Hati merupakan reservoar untuk sekitar 30% curah jantung dan
bersama limpa mengatur volume darah yang diperlukan tubuh.
c. Empedu
1. Anatomi sekresi empedu
a) Empedu yang diproduksi oleh sel-sel hati memasuki kanalikuli empedu yang
kemudian menjadi duktus hepatika kanan dan kiri.
b) Duktus hepatika menyatu untuk membentuk duktus hepatika komunis yang
kemudian menyatu dengan duktus sistikus dari kandung empedu dan keluar
dari hati sebagai duktus empedu komunis.
c) Duktus empedu komunis bersama dengan duktus pankrea bermuara di
duodenum atau dialihkan untuk penyimpanan kandung empedu.

Gambar 2. Anatomi Kantung Empedu


2. Komposisi empedu. Empedu adalah larutan kuning kehijauan terdiri dari 97% air,
pigmen empedu, dan garam-garam empedu.
a) Pigemen enpedu terdiri dari biliverdin (hijau) bilirubin (kuning), pigmen ini
merupakan hasil penguraian hemoglobin yang dilepas dari sel darah merah
terintegrasi.
i. Pigmen utamanya adalah bilirubin yang memberikan warna kuning
ii.

dari urine dan feses.


Jaudince atau warna kekuningan pada jaringan, merupakan akibat dari
peningkatan kadar bilirubin darah. Ini merupakan indikasi kerusakan
fungsi hati dan dapat disebabkan oleh kerusakan hati (hepatitis).
Peningkatkan destruksi sel darah merah, atau obstruksi duktus empedu

oleh batu empedu.


b) Garam-garam empedu terbentuk dari asam empedu yang berikatan dengan
kolestrol dan asam amino. Setelah diekresi ke dalam usus, garam tersebut
direabsorpsi dari ileum bagian bawah kembali ke hati dan di daur ulang
kembali. Peristiwa ini dikenal sebagai sirkulasi enterohepatika garam empedu.
3. Fungsi garam empedu dalam usus halus
a) Emilsikan lemak. Garam empedu mengemulsi globulus lemak besar dalam
bentuk usus halus yang kemudian menghasilkan globulus lemak lebih kecil
dan area permukaan yang lebih luar untuk kerja enzim.
b) Ansorpsi lemak. Garam empedu membantu absorpsi zat terlarut lemak dengan
cara memfasilitasi jalurnya menembus membran sel.

c) Pengeluaran kolestrol dari tubuh. Garam empedu berikatan dengan kolestrol


dan lesitin untuk membentuk agregasi kecil disebut miselle yang akan dibuang
melalui feses.
4. Kendali pada sekresi dan aliran empedu. Sekresi empedu diatur oleh faktor saraf
(implus parasimpatis) dan hormon (sekretin dan CCK) yang sama dengan yang
mengatur sekresi cairan pankreas. Saat asam lemak dan asam amino mencapai usus
halus, CCK dilepas untuk mengkontraksi otot kandung empedu dan merelaksasikan
sfingter oddi. Cairan empedu kemudian didorong ke dalam duodenum.
d. Kandung empedu
1. Anatomi. Kandung empedu adalah kantong muskular hijau menyerupai pir dengan
panjang 10 cm. Organ ini terletak di lekukan di bawah lobus kanan hati. Kapasitas
total kandung empedu kurang lebih 30 ml sampai 60 ml.
2. Fungsi
a). Kandung empedu menyimpan cairan empedu yang secara terus menerus
disekresikan oleh sel-sel hati, sampai diperlukan dalam duodenum. Di antara waktu
makan, sfingter oddi menutup dan cairan empedu mengalirkan ke dalam kandung
empedu yang relaks. Pelepasan cairan ini dirangsang oleh CCK.
Kandung empedu mengkonsentrasikan cairannya dengan cara mengabsorpsi air dan
elektrolit. Dengan demikian, kandung ini mampu menampung hasil 12 jam sekresi ke
empedu. 1
2.2 Mikroskopis Hati dan Kantung Empedu
Hepar
Hepar terletak pada lokasi strategis yang penting. Produk pencernaan yang diserap harus melalui
kapiler-kapiler hepar yang disebut sinusoid, setelah diantar melalui vena porta hepatika sebelum
produk pencernaan itu dapat memasuki sirkulasi umum. Karena darah vena porta miskin
oksigen, hepar juga mendapat darah dari arteri hepatika yang merupakan cabang dari aorta,
sehingga hepar mendapat darah dari dua sumber.
Hepar terdiri atas satuan heksagonal disebut lobulus hati. Di pusat setiap lobulus hati. Di pusat
setiap lobulus, terdapat sebuah vena sentral yang dikelilingi lempeng-lempeng sel hati, yaitu
hepatosit dan sinusoid secara radial. Jaringan ikat disini membentuk triad porta atau daerah
porta, tempat cabang arteri hepatika, cabang vena porta, dan cabang duktus biliaris. Daerah arteri

dan daerah vena mula-mula bercampur di sinusoid hepar saat mengalir ke arah vena sentral. Dari
sini, darah memasuki sirkulasi umum melalui vena hepatika.
Sinusoid hepar adalah saluran darah yang berliku-liku dan melebar, dengan diameter tidak
teratur, dilapisi sel endotel bertingkap tidak utuh yang dipisahkan dari hepatosit dibawahnya oleh
suatu ruangan perisinusoidal (dari disse). Akibatnya, zat makanan yang mengalir di dalam
sinusoid yang berliku-liku, menembus dundung endotel yang tidak utuh dan berkontak langsung
dengan hepatosit. Hal ini memperlancar perpindahan zat antara darah dan hepatosit.
Hepatosit menyekresi empedu dalam saluran-saluran halus disebut kanalikuli biliaris yang
terletak di antara hepatosit. Kanalikuli ini mengumpul di tepi setiap lobulus di daerah porta
sebagai duktus biliaris. Duktus biliaris kemudian menjadi duktus hepatikus yang lebih besar
yang membawa empedu keluar dari hepar. Di dalam lonulus hati, empedu mengalir di dalam
kanalikuli biliaris ke duktus biliaris pada daerah porta, dan darah dalam sinusoid mengalir ke
daerah porta, dan darah dalam sinusoid mengalir ke vena sentral. Jadi, empedu dan darah tidak
tercampur.
Kandung empedu
Kandung empedu adalah organ berongga kecil yang melekat pada permukaan bawah hepar.
Empedu dari hati disimpan di dalam kandung empedu. Empedu keluar dari kandung empedu
melalui duktus sistikus dan memasuki duodenum melalui duktus koledokus. Kandung empedu
bukan kelenjar hanya menampur dan melekatkan empedu dan kemudian dicurahkan ke dalam
saluran cerna setelah mengalami rangsangan hormonal. Bila kandung empedu kosong,
mukosanya terlihat berlipat-lipat.
Korelasi fungsional hati
Dikatakan bahwa hati melaksanakan ratusan fungsi, dan sel hati melakukan lebih banyak fungsi.
Sebagai sel eksokrin hepatosit menyintesis dan membebaskan empedu ke dalam sistem duktus
ekretorius yaitu kanalikuli biliaris. Garam empedu yang terdapat di dalam empedu penting untuk
mengemulsi lemak yang memasuki usus halus (duodenum) dari lambung. Pengemulsian lemak
memudahkan pencernaan lemak oleh enzim pencerna-lemak, yaitu lipase pankreas yang
dihasilkan pankreas. Lemak yang dicerna kemudian diserap oleh sel-sel usus halus dan
9

memasuki saluran lakteal limfatik yang terletak pada setiap hilus. Dari vili, lemak dibawa ke
pembuluh limfatik lebih besar, yang berakhir di vena utama untuk diteruskan ke jantung.
Hepatosit juga merupakan sel endokrin. Sel ini membebaskan banyak prosuk langsung ke dalam
aliran darah mengalir melalui sinusoid dan berkontak langsung dengan hepatosit. Jadi hepatosit
melaksanakan fungsi eksokrin dan endokrin. Fungsi ensokrin hati antara lain mencangkup
sintesis banyak protein plasma, seperti albumin dan faktor pembekuan darah protombin dan
fibrinogen. Hati juga menimbun glukosa (sebagai glikogen), lemak dan berbagai vitamin. Bila
sel-sel tubuh memerlukan glukosa, glikogen dari hati dikonversi kembali menjadi glukosa dan
dibebaskan ke dalam aliran darah. Sel hati juga mendetoksikasi macam-macam obat dan bahan
kimia yang dapat merusak. Sek kupffer adalah fagosit hati khusus yang berasal dari monosit
darah dan terdapat di dalam sinusoid. Sel besar dan befcabang ini memfagositosis benda-benda
renik dan debris selular yang mengalir melalui sinusoid. Pda fetus, sel-sel hati berfungsi
hematopoietik. Fungsi penting pembekuan darah. Jadi hati merupakan organ esensial untuk
kehidupan.
Lobulus hati
Sebagain laobulus hati diantara vena sentral dan septum interlobular. Vena sentral adalah vena
yang dilapisi endotel. Di tepi lobulus terdapat septa interlobular dengan daerah porta, yang
mengandung cabang-cabang vena porta, dua cabang arteri hepatika, empat potongan duktus
biliaris, dan sebuah pembuluh limfatik.
Lobulus hati terdiri atas lempeng-lempeng sel hati. Lempeng-lempeng ini bercabang dan
beranastomosis di dalam lobuli. Di tepi lobulus, sel-sel hati membentuk lempeng pembatas kuat
yang memisahkan lempeng hati dan sinusoid dari jaringan ikat septum interlobular. Venul porta
dan arteriol hepatika menembus jaringan ikat dan membentuk sinusoid.
Sel hati berbentuk poligonal dengan macam-macam ukuran, dengan satu buah inti vesikular
besar dan kadang-kadang berinti dua. Sel ini mempunyai sitoplasma asidofil bergranul yang
bervariasi sesuai status fungsionalnya.
Sinusoid terdapat diantara lempeng-lempeng sel hepar dan mengikuti percabangannya. Sinusoid
dilapisi sel endotel jenis tidak utuh. Pada dinding sinusoid terdapat mekrofag tetap yaitu sel
10

kupffer. Darah di dalam sinusoid yang mengandung eritrosir dan leukosit mengalir ke dalam
vena sentral.
Hati : sel kupffer
Sel-sel kupffer yang mempagositosis partikel-partikel karbon tampak nyata di dalam sinusoid
diantara sel hati. Sel kupffer fagositosit berukuran besar, dengan sitoplasma bercabang dan batas
sel tidak teratur. Karena berfagositosit intinya tertutup oleh partikel-partikel karbon dan
difagositosit. Juga tampak sel endotel di dalam sinusoid sel ini lebih kecil, dan umumnya hanya
tampak intinya.
Hati : kanalikuli biliaris
Kanalikuli biliaris berupa saluran halus diantara sel-sel hati pada lempeng hepatosit. Kanalikuli
berlekuk-lekuk diantara hepatosit dan bercabang dalam lempeng hepatosit.
Sinusoid dilapisi sel-sel endotel dengan inti kecil, dan sebuah sel kupffer dengan inti lebih bedar
dan sitoplasma bercabang. Juga tampak sinusoid yang bermuara ke dalam suatu vena sentral.

Sel retikualar di dalam lobulus hati


Sel retikular membentuk sebagian besar jaringan ikat penyokong hati. Serat ini melapisi sinusoid
hati, diantara hepatosit dan sel endotel yang tidak utuh, dan

mebentuk jalinan pada serat

disekitar vena sentral.


Serat kolagen di dalam jaringan ikat padat tidak teratur septa interlobular terpulas coklat tua;
serat retikular berbaur dengan serat-serat ini.
Kandung empedu
Dinding kandung empedu terdiri atas mukosa, lapisan fibromuskular, lapisan jaringan ikat
perimuskular dan serosa pada semua permukaanya kecuali hepatik dengan adventesia yang
melekatkannya ke hepar.
11

Mukosa menampakkan lipatan-lipatan tempores yang menghilang saat kandung empedu


diregangkan oleh empedu. Lipatan ini mirip vili pada usus halus, namun ukuran dan bentuknya
berbeda dan susunannya tidak teratur. Kripti atau divertikula diantara lipatan sering membentuk
indentasi yang dalam di mukosa. Divertikula ini di dalam lamina propia mirip kelenjar tubular,
namun tidak ada kelenjar di dalam kandung empedu (kecuali di bagian leher).
Epitel pelapis adalah epitel selapis silindris tinggi dengan sitoplasma terpulas pucat dan inti di
basal. Lamina propia mengandung jaringan ikat longgar dan beberapa jaringan limfois difus.
Serat otot polos di dalam lapisan fibromuskular berbaur dengan lapisan-lapisan jaringan ikat
longgar yang kaya serat elastin. Berbeda dengan organ lain yang mempunyai serosa atau
adventesia menutupi lapisan muskular, kandung empedu memiliki lapisan lebar yang terdiri dari
jaringan ikat longgar perimuskular yang mengandung pembuluh darah, pembuluh limf, dan
saraf; serisa adalah lapisan terluar dan menutupi semua bangunan ini.
Korelasi fungsional kandung empedu
Fungsi utama kandung empedu adalah menyimpan, memekatkan dan mengeluarkan empedu bila
diperlukan pencernaan. Natrium secara aktif diangkut melalui epitel selapis silindris kandung
empedu ke dalam jaringan ikat ekstra sel. Ion klorida dan air mengikuti secara pasif sehingga
empedu memekat.
Sebagai respon terhadap masuknya lemak makanan ke dalam duodenum, sebuah hormon yaitu
kolesitokinin (CCK), dilepaskan ke dalam aliran darah oleh sel-sel enteroendoktrin pada
dindingnya. Pada saat yang sama, sfingter di sekitar leher empedu melemas (relaksasi).
Kombinasi kerja ini memaksa empedu masuk ke dalam duodenun melalui duktus koledokus. 2
2.3 Fisiologi Hati dan Kantung Empedu
Hati melaksanakan berbagai fungsi penting termasuk pembentukan empedu
Selain getah pankreas, produk sekretorik lain yang mengalit ke lumen duodenum adalah empedu.
Sistem empedu mencangkup hati, kandung empedu, dan duktus-duktus terkait.

12

Hati adalah organ metabolik terbesar dan terpenting di tubuh. Organ ini penting bagi sistem
pencernaan untuk sekresi garam empedu, tetapi hati juga melakukan berbagai fungsi lain,
mencangkup hal-hal berikut :
1. Pengolahan metabolik kategori nutrien utama (karbohidrat, lemak, protein) setelah
penyerapan mereka dari saluran pencernaan.
2. Detoksifikasi atau degradasi zat-zat sisa dan hormon serta obat dan senyawa asing
lainnya.
3. Sintesis berbagai protein plasma, mencangkup protein-protein yang penting untuk
pembekuan darah serta untuk mengangkut hormon tiroid, steroid, dan kolestrol dalam
4.
5.
6.
7.

darah.
Penyimpanan glikogen, lemak, besi, tembaga dan banyak vitamin.
Pengaktifan vitamin D, yang dilaksanankan oleh hati bersama dengan ginjal.
Pengeluaran bakteri dan sel darah yang usang, berkat adanya makrofag residen.
Eksresi kolestrol dan bilirubin, yang terakhir adalah produk penguraian yang berasal dari
destruksi sel darah merah yang sudah usang.

Walaupun fungsinya sangat beragam, spesialisasi sel-sel dalam hati sangat sedikit (hepato berarti
hati : cycle berarti sel), tampaknya mampu melaksanakan berbagai tugas metabolik di atas,
kecuali aktivitas fagositik yang dilaksanakan oleh makrofag residen atau yang lebih dikenal
sebagai sel kupffer. Spesialisasi berlangsung di organel-organel yang sangat berkembang di
dalam hepatosit.
Untuk melaksanakan berbagai tugas tersebut, hati secara anatomis tersusun sedemikian rupa,
sehingga sel hepatosit dapat berkontak langsung dengan darah dari dua sumber: darah vena yang
langsung datang dari saluran pencernaan dan darah arteri yang datang dari aorta. Darah vena
memasuki hati melalui hubungan dengan vaskuler yang khas dan kompleks yang dikenal sebagai
sistem porta hati. Vena yang mengalir dari saluran penceraan tidak secara langsung menyatu
dengan vena kava inferior, vena besar yang mengembalikan darah ke jantung. Malahan, venavena dari lambung dan usus memasuki vena porta hepatika, yang mengangkut produk-produk
yang diserap dari saluran pencernaan langsung ke hati untuk diolah, disimpan, atau
didetoksifikasi sebelum produk-produk tersebut mendapat akses sirkulasi umum. Di dalam hati,
vena porta kembali bercabang-cabang menjadi jaringan kapiler (sinusoid hati) yang
memungkinkan perkutakaran antara darah dan hepatosit sebelum mengalirkan darah ke vena
hepatika, yang kemudian menyatu dengan vena kava inferior. Hepatosit juga mendapat darah
13

arteri segar, yang menyalurkan oksigen mereka dan menyalurkan metabolit-metabolit untuk
diolah hati.3
Sekresi Empedu oleh Hati
Fungsi dari Sitem Empedu
Salah satu dari berbagai fungsi hati adalah untuk mengeluarkan empedu , normalnya
antara 600 dan 100 ml/hari. Empedu melakukan dua fungsi penting :
1. Empedu memainkan peranan penting dalam pencernaan

dan absorpsi

lemak ,mukan karna enzim dalam empedu yang menyebabkan pencernaan


lemak , tetapi karna asam empedu .dalam empedu melakukan dua hal:
Asam empedu membantu mengemusilkan partikel-partikel lemak
yang besar dalam makanan menjadi banyak partikel kecil, permukaan
partikel tersebut dapat diserang oleh enzim lipase yang disekresikan

dalamgetah pankreas.
Asam empedu membantu absorpsi produk akhir lemak yang telah

dicerna melalui membran mukosan interna.


2. Empedu bekerja sebagai suatu alat untuyk mengeluarkan beberapa produk
buangan yang penting dari darah. Hal ini terutama meliputi bilirubin, suatu
produk akhir dari penghancuran hemoglobin, dan kelebihan kolesterol.
Anatomi Fisiologi sekresi Empedu
Empedu disekresikan dalam dua tahap oleh hati:
1. Bagian awal disekresikan oleh sel-sel fungsional utama hati, yaitu sel
hepatosit : sekresi awal ini mengandung sejumlah besar asam empedu,
kolesterol dan zat-zat organik lainnya. Kemudian Empedu disekresikan
kedalam kanalikulibiliaris kecil yang terletak diantarasel-sel hati.
2. Kemudian, Empedu mengalir didalam kanalikuli menuju septa interlobularis,
tempat kanalikuli mengeluarkan empedu kedalam duktus biliaris terminalis
dan kemudian secara progresif kedalam duktus yang lebih besar, akhirnnya
mencapai duktus hepatikus dan duktus biliaris komonis. Dari sini empedu
langsung dikeluarkan ke dalam duodenum atau dialihkan dalam hitungan
14

menit sampai beberapa jam melalui duktus sistrikus kedalam kantung


empedu.
Dalam perjalanannya melalui duktus-duktus biliaris,bagian kedua darisekresi
hati ditambahkan kedalam sekresi empedu yang pertama. Sekresi tambahan
ini berupa ion-ion natrium dan bikarbonat encer yang disekresikan oleh selsel epitel sekretorius yang mengelilingi duktulus dan duktus.
Penyebab dan Pemekatan Empedu didalam Kantung Empedu
Empedu disekresikan secara terus menerus oleh sel-sel hati , namun sebagian besar
normalnya disimpan dalam kantung empedu sampai diperlukan di duodenum.
Volume maksimal yang dapat ditampung oleh kantung empedu hanya 30 sampai 60
mililiter. Meskipun demikian, sekresi empedu bselama 12 jam ( biasanya sekitar 450
mililiter ) dapat disimpan dalam kantung empedu karna air,natrium,klorida, dan
kebanyakan elektrolit kecil lainnya yang secara terus menerus diabsorbsi melalui
mukosa kandung empedu, memekatkan sisa zat-zat empedu yang mengandung garam
empedu ,kolesterol,lesitin, dan bilirubin.
Kebanyakan absorpsi kantung empedu ini disebabkan oleh transpor aktif natrium
melalui epitel kandung empedu ,dan keadaan ini diikuti oleh absorpsi sekunder ion
kalorida, air,dan kebanyakan zat-zat terdifusi lainnya.empedu secara normal
dipekatkan sebanyak 5 kali lipat dengan cara ini , tetapi dapat dipekatkan sampai
maksimal 20 kali lipatan.
Dalam proses pemekatan dikantung empedu , air dan elektrolit dalam jumlah besar
(kecuali ion kalsium )direabsorpsi oleh mukosa kandung empedu : pada dasarnnya
semua zat lain , terutama garam empedu dan zat-zat lemak kolesterol dan lesitin tidak
direabsorpsi dan, karena itu menjadi sangat pekat dalam empedu dikadung empedu.
Pengosongan kandung empedu-pean perangsangan kolesistokinin
Ketika makanan mulai dicerna didalam traktus grastrointestinal bagian atas, kandung
empedu mulai dikosongkan terutama sewaktu makan berlemak mencapai duodenum
sekitar 30 menit setelah makan.mekanisme pengosongan empedu adalah kontraksi
15

ritmis dinding kandung empedu, tetapi pengosongan yang efektif juga membutuhkan
relaksasi yang bersamaan dari sfingter oddi, yaitu menjaga pintu keluar duktus
biliaris komunis didalam duodenum.penyebab kontraksi kandung empedu adalah
hormon kolesistokinin.
Selain kolesistokinin ,kandung empedu dirangsang secara kuat oleh serabut-serabut
saraf yang menyekresi asetikolin dan sistem saraf vagus dan enterik usus . keduannya
adalah sarah yang sama meningkatkan motilitas dan sekresi dalam bagian lain traktus
gastrointesinal bagian atas.
Fungsi garam-garam Empedu pada pencernaan dan Absorpsi Lemak
Sel hati menyintesis sekitar 6 gram garam empedu setiap harinnya . prekursor dari
garam empedu adalah kolestreol, baik yang ada dalam diet atau yang disintesis dalam
sel-sel hati selama berlangsungnya metabolisme lemak. Kolesterol pertama akan
diubah menjadi asam kolat atau asam kenodeoksikolat dalam jumlah yang sama.
Asam ini selanjutnya akan berkombinasi terutama dengan glisin,dan dalam jumlah
yang lebih sedikit, dengan taurin untuk membentuk asam-asam empedu terkonjugasigliko dan tauro.
Garam-garam empedu mempunyai dua kerja penting pada traktus intestinal:
1. Garam-garam ini bekerja sebagai deterjen pada partikel lemak dan makanan.
Hal ini mengurangi tegangan permukaan partikel dan memungkinkan agitasi
dalam traktus intestinal untuk memecahkan tetesan-tetesan lemak yang kecil.
Proses ini disebut Emulsifikasi atau fungsi deterjen dari garam-garam
empedu.
2. Yang jauh lebih penting dari pada fungsi emulsifikasi,garam-garam empedu
membantu absorpsi dari :
Asam lemak
Monogliserida
Kolesterol
Lemak lain dalam traktus intestinal.
Garam empedu melakukan fungsi ini dengan cara membentuk komplekskomplek fisik yang sangat kecil dengan lemak ini: komplek ini disebut micel,
16

dan bersifat semi larut didalam kimus akibat muatan listrik dari garam-garam
empedu.
Sirkulasi eterohepatik garam-garam empedu
Sekitar 94% garam empedu diabsorbsi dalam darah dari usus
halus,sekitar setengahnya dengan cara difusi melalui mukosa pada
bagian awal usus halus dan sisanya melalui proses transpor aktif
melalui mukosa usus pada bagian distal ileum. Garam empedu lalu
memasuki darah prontal dan diteruskan kembali kehati. Pada saat
mencapai hati, pada saat pertama lewat melalui sinusoid vena, garamgaram empedu diabsorbsi kembali hampir seluruhnya pada aliran
pertama melalui sinosoit vena ,kembali ke dalam sel-sel hati dan
kemudian disekresikan kedalam empedu.
Jumlah empedu yang disekresikan oleh hati setiap harinya sangat
bergantung pada tersediannya garam-garam empedu , makin banyak
jumlah garam empedu pada sirkulasi eterohepatik ( biasannya sekitar
2,5 gram ),makin besar kecepatan empedu. Tentu saja ,pencernaan
garam empedu tambahan dapat meningkatkan sekresi empedu
beberapa ratus mililiter per hari. Bila fistula empedu mengosongkan
garam-garam empedu kebagian luar selama beberapa minggu
sehingga garam empedu tidak dapat direabsorsi dari ilium, hati akan
meningkatkan produksi garam-garam empedu 6 sampai 10 kali lipat,
yang akan meningkatkan kecepatan sekresi empedu kembali normal.
Peranan sekresi dalam membantu pengaturan sekresi empedu
Selain efek rangsangan yang kuat dari asam empedu untuk
menyebabkan terjadinnya sekresi empedu, hormon sekretin yang juga
merangsang sekresi pankreas meningkatkan sekresi empedu, kadangkadang lebih dari dua kali lipat selama beberapa jam sesudah makan.
Peningkatan sekresi ini hampir semuannya peningkatan sekresi larutan
encer yang kaya natrium bikarbonat oleh sel epiter duktulus dan
duktus empedu dan bukan peningkatan sekresi oleh sel-sel parenkim
hati itu sendiri. Bikarbonat kemungkinan akan diteruskan keusus halus

17

dan bergabung dengan bikarbonat dari pankreas untuk menetralkan


asam hidroklorida dari lambung.
Sekresi Hati Berupa Kolesterol dan Pembentukan Batu Empedu
Garam-garam empedu dibentuk didalam sel-sel hepatik menggunakan kolesterol
yang ada diplasma darah. Pada proses sekresi garam-garam empedu, sekitar 1 sampai
2 gram kolesterol dipindahkan dipindahkan dari plasma darah dan disekresikan
kedalam empedu setiap hari.
Kolesterol hampir seluruhnnya tidak larut didalam air murni, tetapi garam empedu
dan lesitin dalam empedu dapat berkombinasi secara fisik dengan kolesterol, untuk
membentuk micel ultramikroskopik dalam bentuk suatu larutan koloid. Jika empedu
sudah dipekatkan didalam kandung empedu ,garam-garam empedu dan elisin akan
menjadi pekat bersama dengan kolesterol, yang membuat kolesterol tetap dalam
bentuk larutan. Pada kondisi yang abnormal ,kolesterol dapat mengendap didalam
kandung empedu, menyebabkan pembentukan kandung empedu kolesterol. Jumlah
kolesterol dalam empedu sebagian ditentukan oleh jumlah lemak yang dimakan ,
karna sel-sel hepatikmenyintesis kolesterol sebagai salah satu produk metabolisme
lemak dalam tubuh.
Perandangan epitel kandung empedu yang sering kali berasal dari infeksi kronis
derajad rendah, juga dapat mengubah karasteristik absorpsi mukosa kandung
empedu, kadang memungkinkan absorpsi berlebihan dari air dan garam-garam
empedu tapi meninggalkan kolesterol yang meningkat secara progresif. Lalu,
kolesterol akan mulai mengendap , pertama akan membentuk banyak kristal
kolesterol kecil pada permukaan mukosa yang mengalami peradangan , tapi berlanjut
menjadi batu empedu yang besar. 4
2.5 Pencernaan dan penyerapan lipid
Lipid utama dalam makanan dalah triaselgliserol dan dalam jumlah yang sedikit yaitu fosfolipid.
Keduanya adalah molekul hidrofobik, dan harus dihidrolisis dan diemulsikan menjadi butiran
yang sangant halus (misel) sebelum dapat diserap. Vitamin larut lemak A,D,E, dan K serta
18

berbagai lipid lain (termasuk kolesterol) diserap dalam bentuk larut dalam misel lipid.
Penyerapan vitamin larut lemak terganggu pada diet yang lemaknya sangat rendah.
Hidrolisis triasilgliserol dimulai oleh lipase mulut dan lambung yang menyerang ikatan ester sn3 yang membentuk 1,2- diasilgliserol dan asam lemak bebas serta mempermudah emulsifikasi.
Lipase pankreas disekresikan ke dalam usus halus, dan memerlukan protein pankreas lain, yaitu
kolipase, agar dapat bekerja. Enzim ini spesifik untuk ikatan ester primer yi. Posisi 1 dan 3
triasilgliserol dan menghasilkan 2 monogliserol dan asam lemak bebas sebagai produk akhir
utama pencernaan triasilgliserol di lumen. Monoasilgliserol merupakan substrat yang buruk
untuk dihidrolisis sehingga kurang dari 25% triasilgliserol yang dikonsumsi dapat dihidrolisis
sempurna menjadi gliserol dan asam lemak. Garam empedu yang terbentuk di hati dan
disekresikan dalam empedu memungkinkan emulsifikasi produk pencernaan lipid menjadi misel
bersama dengan fosfolipid dan kolesterol dari empedu. Misel bersifat larut sehingga produk
pencernaan, termasuk vitamin larut lemak, dapat diangkut melalui lingkungan yang berisi cairan
di lumen usus dan berkontak erat dengan brush border sel mukosa sehingga dapat diserap oleh
epitel. Garam empedu mengalirkan ke ileum, tempat sebagian besar garam tersebut dapat diserap
ke dalam sirkulasi enterohepatik. Di dalam epitel usus, 1-monogliserol dihidrolisis menjadi asam
lemak dan gliserol dan 2-monogliserol mengalami re-asetilasi menjadi triasilgliserol melalui
jalur monogliserol. Gliserol yang dibebaskan di lumen usus tidak digunakan kembali, tetapi
masuk ke dalam vena porta; gliserol yang dibebaskan dalam epitel digunakan kembali untuk
sintesis triasilgliserol melalui jalur asam fosfatidat normal. Asam lemak rantai panjang
mengalami esterifikasi untuk menghasilkan triasilgliserol di sel mukosa dan bersama dengan
produk lain pencernaan lipid yang disekresikan sebagai kilomikron ke dalam pembuluh limfe,
dan masuk ke aliran darah melalui duktus torasikus. Asam lemak rantai sedang dan pendek
diserap terutama ke dalam vena porta hepatika sebagai asam lemak bebas. 5

19

BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Fungsi hati mencangkup hal-hal berikut:
1. Pengolahan metabolik kategori nutrien utama (karbohidrat, lemak, protein) setelah
penyerapan mereka dari saluran pencernaan.
2. Detoksifikasi atau degradasi zat-zat sisa dan hormon serta obat dan senyawa asing
lainnya
3. Sintesis berbagai protein plasma, mencangkup protein-protein yang penting untuk
4.
5.
6.
7.

pembekuan darah serta untuk hormon tiroid, steroid, dan kolestrol dalam darah.
Penyimpanan glikogen, lemak, besi, tembaga, dan banyak vitamin.
Pengaktifan vitamin D, yang dilaksanakan oleh hati bersama dengan ginjal.
Pengeluaran bakteri dan sel darah merah yang usang.
Ekskresi kolestrol dan bilirubin, yang terakhir adalah produk penguraian yang berasal
dari destruksi sel darah merah yang sudah usang.

20

DAFTAR PUSTAKA

1. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta : EGC; 2003.h.291-292


2. Eroschenko, VP. Atlas histologi di fiore dengan korelasi fungsional. Edisi 9. Jakarta :
EGC; 2003.h. 215-222
3. Lauralee S. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Edisi ke 2. Jakarta : EGC; 2001.h.565
4. Guyton, AC. Fisiologi kedokteran. Edisi 11. Jakarta : EGC; 2007.h. 843-846
5. Murray, RK. Biokimia harper. Edisi 27. Jakarta : EGC;2007.h. 497-499

Surat Pernyataan :
Saya Neng Nurmalasari dengan NIM 102010326 bersedia menerima sangsi seberat-beratnya dari
bagian terkait dan PSSK bila kembali melanggar, bila didapatkan tanda tangan pada absensi mata
21

kuliah apapun tanpa bukti kehadiran, baik direncanakan dengan menitipkan kepada teman
maupun tidak direncanakan (karena inisiatif teman yang tidak baik).

(Neng Nurmlasari)

Surat Pernyataan :
Saya Tiurmaida Sihombing dengan NIM 102010325 bersedia menerima sangsi seberat-beratnya
dari bagian terkait dan PSSK bila kembali melanggar, bila didapatkan tanda tangan pada absensi
22

mata kuliah apapun tanpa bukti kehadiran, baik direncanakan dengan menitipkan kepada teman
maupun tidak direncanakan (karena inisiatif teman yang tidak baik).

(Tiurmaida Sihombing)

23

Anda mungkin juga menyukai