LAPORAN PENDAHULUAN
1.1 PENGERTIAN
1.2 ETIOLOGI
Etiologi HNP dapat disebabkan oleh beberapa faktor (Bagas Wicaksono et al.,
2021), diantaranya adalah:
1. Usia yang semakin tua, seiring dengan proses penuaan, disk intervertebral
dapat mengalami degenerasi dan menyebabkan hernia.
2. Faktor genetik, kerentanan terhadap HNP dapat diturunkan melalui
keturunan.
3. Faktor mekanis, seperti postur tubuh yang salah atau aktivitas yang
berlebihan dapat menyebabkan tekanan pada disk intervertebral dan
menyebabkan hernia.
4. Faktor obesitas, kelebihan berat badan dapat menambah tekanan pada disk
intervertebral dan menyebabkan hernia.
5. Faktor lain, seperti infeksi, trauma, dan penyakit degeneratif seperti
osteoarthritis juga dapat menyebabkan HNP.
Manifestasi klinis pasien dengan HNP dapat dibagi menjadi beberapa kategori
yaitu :
1.4 KLASIFIKASI
1.5 KOMPLIKASI
2. Stenosis Spinal
Pada stenosis spinal terjadi penyempitan kanalis vertebralis yang dapat
disertai penyempitan foramen intervertebralis akibat proses degenerasi dan
penonjolan tulang,
1.7 PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. MRI : Untuk mengetahui dan melokalisasi protusi diskus
2. CT SCAN
3. EMG (elektromiografi) : untuk melokalisasi radiks saraf spinal khusus
1.8 PENATALAKSANAAN DAN TERAPI
1. Terapi farmakologi
a. Penggunaan obat analgesic untuk pereda nyeri
b. Kortikosteroid oral
c. Muscle relaxant
2. Terapi non-farmakologi
a. Relaksasi nafas dalam. Tehnik relaksasi merupakan suatu kebebasan
dari etegangan dan stress yang dirasakan. Tehnik relaksasi nafas dalam
mampu memberikan individu control diri ketika terjadi rasa tidak
nyaman atau nyeri stress fisik dan emosi pada nyeri yang dirasakan.
b. Tehnik guide imagery merupakan salah satu tehnik distraksi atau
tehnik pengalihan terhadap nyeri akibat kadar kolesterol, glukosa, dan
peningkatan sel (Sumariadi et al., 2021). Dengan guided imagery
menganjurkan pasien untuk mengalihkan pikirannya terhadap sesuatu
yang indah sesuai dengan intruksi perawat sehingga, nyeri yang
dirasakan akan hilang secara perlahan.
1.9 PATOFISIOLOGI
1.10 PATHWAY
1.11 KONSEP KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
a. Identitas pasien : meliputi informasi seperti nama, usia, jenis
kelamin, status pernikahan, dan alamat
b. Anamnesis : proses mengumpulkan informasi sejarah kesehatan
pasien yang dapat memberikan informasi tentang penyakit yang
diderita saat ini dan sebelumnya
c. Keadaan umum
a) pemeriksaan tanda-tanda vital, dilengkapi pemeriksaan
jantung, paru-paru, perut.
b) Inspeksi
- inspeksi punggung, pantat dan tungkai dalam berbagai
posisi dan gerakan untuk evalusi neyurogenik
- Kurvatura yang berlebihan, pendataran arkus
lumbal,adanya angulus, pelvis ya ng miring/asimitris,
muskulatur paravertebral atau pantat yang asimetris,
postur tungkai yang abnormal.
c) palpasi dan perkusi
- Paplasi dan perkusi harus dikerjakan dengan hati-hati atau
halus sehingga tidak membingungkan klien
- Paplasi pada daerah yang ringan rasa nyerinya ke arah
yang paling terasanyeri.
- Ketika meraba kolumnavertebralis dicari kemungkinan
adanya deviasi ke lateral atau antero-posterior
d. Pemeriksan sensorik
Pemeriksaan rasa raba, rasa sakit, rasa suhu, rasa dalam dan rasa
getar (vibrasi) untuk menentukan dermatom mana yang terganggu
sehingga dapat ditentuakn pula radiks mana yang terganggu.
e. Pemeriksaan range of movement (ROM)
Pemeriksaan ini dapat dilakukan aktif atau pasif untuk
memperkirakan derajat nyeri, functio laesa, atau untuk
mememriksa ada/tidaknya penyebaran nyeri.
2. DIAGNOSA
Bagas Wicaksono, R., Gunarto, U., & Ardi Wicaksono, M. (2021). Korelasi
Intensitas Nyeri Dengan Kualitas Hidup Pada Pasien Hernia Nukleus Pulposus
Lumbal Di Rsud Prof. Dr. Margono Soekarjo Correlation of Pain Intensity and
Health-Related Quality of Life in Lumbar Herniated Nucleus Pulposus in Rsud
Prof. Dr. Margono Soekarjo. A Scientific Journal, 14(2), 83–91.
https://doi.org/10.20884/1.mandala.
Harahap, E. S. (2020). Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa Penyakit Syaraf Terjepit
Pada Tulang Belakang (HNP) Menerapkan Metode Case Based Reasoning.
Journal of Computer System and Informatics (JoSYC), 1(4), 352–357.