Askep Amputasi”
Dosen Pengampu : Ns. Reski ika Sah Putri., S. Kep
Disusun Oleh :
1. Intan Juliana (1800001016)
2. Nia Amelia (1800001021)
3. Oki Trianto (1800001024)
4. Putri Fatimatuzahro (1800001025)
5. Sena Ageng T.M (1800001031)
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. nyeri b.d kompresi saraf
2. Resti shok hipovolemik b.b kehilangan darah
3. Resti infeksi b.d kerusakan jaringan
4. gangguan body image b.d rasaa malu
5. ansietas b.d terlepasnya ekstermitas
C. Rencana Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan kompresi saraf
a. Tujuan: Dalam waktu 1x24jam, nyeri berkurang atau beradaptasi.
b. Kriteria hasil:
1) klien melaporkan nyeri berkurang atau dapat diadaptasi
2) dapat mengidentifikasi aktivitas yang meningkatkan atau menurunkan
nyeri
3) klien tidak gelisan
4) skala nyeri berkurang
Intervensi Rasional
Observasi nyeri nyeri merupan respon subjektif
yang dapat diobservasi dengan
mmenggunakan skala nyeri. Klien
melaporkan nyeri biasanya diatas
tingkat cidera.
Pantau keluhan nyeri lokal, apakah deteksi dini untuk mengetahui
disertai pembengkakan. adanya tanda sindrom
kompartemen.
lakukan manajemen nyeri imobilisasi yang adekuat dapat
keperawatan: mengurangi pergerakan fragmen
- Atur posisi imobilisasi pada tulang yang menjadi unsure utama
tungkai bawah dan jika perlu penyebab nyeri pada kaki.
pasang gips.
- Manajemen lingkungan tenang, lingkungan yang tenang akan
batasi pengunjung, dan menurunkan stimulus nyeri
istirahatkan klien. eksternal dan pembatasan
pengunjung akan membantu
meningkatkan kondisi O2 ruangan
yang akan berkurang apabila
banyak pengunjung.
- Ajarkan teknik relaksasi meningkatkan asupan O2 sehinggan
pernapasan dalam ketika nyeri akan menurunkan nyeri sekunder
muncul. akibat iskemia.
- Ajarkan teknik distraksi pada distraksi (pengalihan perhatian)
saat nyeri. dapat menurunkan stimulus internal
dengan mekanisme peningkatan
produksi endofrin danenkefalin
yang dapat memblok reseptor nyeri
agar tidak dikirimkan ke korteks
serebri sehingga menurunkan
persepasi nyeri.
- Pertahankan system drainase evakuasi hematoma atau cairan
pasca bedah untuk evakuasi yang terkumpul di dalam luka pasca
hematoma. bedah merupakan stimulus yang
dapat menimbulkan respon nyeri.
Kolaborasi: analgesic memblok lintasan nyeri
Pemberian analgesik sehingga nyeri akan berkurang.
Intervensi Rasional
Minimalkan resiko infeksi pasien
dengan:
- mencuci tangan sebelum dan - Mencuci tangan adalah satu-
setelah memberikan perawatan satuinya cara terbaik untuik
- menggunakan sarung tangan mencegah penularan patogen.
untuk mempertahankan asepsis - Sarung tangan dapat
pada saat memberikan melindungi melindungi tangan
perawatan langsung pada saat memegang luka yang
dibalut atau melakukan
berbagai tindakan.
Pantau suhu minimal setiap 4jam Suhu yang terus meningkat setelah
dan catat pembedahan dapat merupakan
tanda awitan komplikasi pulmonal,
atau infeksi luka
Lakukan kultur urine, sekresi Tindakan ini dapat mengidentifikasi
pernapasan, drainase luka, atau patogen dan menjadi pedoman terapi
darah sesuai dengan kebijakan dari anti biotik.
dokter
Daftar Pustaka
Helmi, Zirin Noor. 2013. Buku Ajar Gangguan Muskuloskeletal. Jakarta : Salemba
Medika
Lukman, Nurna Ningsih , 2009, Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan
Muskuloskeletal. Salemba Medika, Jakarta