HERNIOTOMI
DI OK SENTRAL/IBS RSUD ULIN
OLEH
YOLANDA EKA PUTRI
NPM. 1614901110210
NPM : 1614901110210
JUDUL LP : HERNIOTOMI
--------------------------------------------------
............................................... ..................................................
LAPORAN PENDAHULUAN
HERNIOTOMI
A. DEFINISI
Herniotomi adalah operasi pembebasan kantong hernia sampai ke lehernya, kantong
hernia dibuka dan isi hernia dibebaskkan kalau ada perlengketan, kemudian direposisi,
kantong hernia dijahit ikat setingggi mungkin lalu dipotong. Herniopastik adalah
tindakan memperkecil annulus inguinalis internus dengan memperkuat dinding belakang
kanalis inguinalis.
Hernia adalah keluarnya isi suatu rongga melalui suatu celah di mana terdapat daerah
yang mempunyai tekanan yang paling rendah (Mansjoer Arief, 2000).
Hernia adalah penonjolan suatu alat dalam (viskus) atau bagiannya, keluar dari
pembungkusnya, hingga merupakan suatu keadaan abnormal. Hernia terutama terjadi
melalui dinding abdomen atau diafragma (Dr. Lyndon Saputra, 2009).
Menurut Suster Nada (2007) hernia adalah sebuah tonjolan atau benjolan yang terjadi di
salah satu bagian tubuh yang seharusnya tidak ada. Hernia adalah protusi (penonjolan)
ruas organ , isi organ ataupun jaringan melalui bagian lemah dari dinding rongga yang
bersangkutan atau lubang abnormal.
Menurut Ester (2001) hernia adalah protrusi abnormal organ, jaringan, atau bagian organ
melalui struktur yang secara normal berisi.
Menurut Jennifer (2007) hernia adalah protusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui
defek atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan.
Herniotomi adalah pembesaran kantong hernia sampai ke lehernya, kantong dibuka dan
isi hernia dibebaskan kalau ada perlekatan, kemudian direposisi kantong hernia dijahit-
ikat setinggi mungkin lalu dipotong (Sjamsuhidayat, 2004 : 531).
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Menjelaskan tentang konsep dan asuhan keperawatan yang harus diberikan kepada
klien dengan herniotomi.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu memahami definisi herniotomi
b. Mahasiswa mampu memahamiindikasi dan kontraindikasi herniotomi
c. Mahasiswa mampu memahami penatalaksanaan pada herniotomi
d. Mahasiswa mampu memahami pemeriksaan penunjang pada herniotomi
e. Mahasiswa mampu memahami pathway herniotomi
f. Mahasiswa mampu memahami asuhan keperawatan herniotomi
C. INDIKASI DAN KONTRA INDIKASI
Indikasi herniotomi:
1. Hernia reponibel
2. Hernia irreponibel
3. Hernia inkaserata
4. Hernia strangulata
Kontraindikasi herniotomi:
1. Umum
2. Khusus ( adanya peninggian tekanan intra abdomen: hipertrofi prostat, kelainan
paru-paru)
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang diperlukan untuk faktor penentu terjadinya hernia RO –thorax :
COPD – USG : adalah BPH.
Kurang Penurunan
pengetahuan Perdarahan tak refleksi batuk
Nyeri
terkontrol
Koping Akumulasi
Syok sekret
individu hipovolemik
inefektif
Penurunan HB Ketidakefektifan
bersihan jalan
Ansietas
nafas
ansietas Penurunan
suplai O2
sianosis
Gangguan
Perfusi
jaringan
G. GAMBAR
H. DIAGNOSA KEPERAWATAN, INTERVENSI DAN RASIONAL
1. Pre operasi
a. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan robekan batu pada vesika
urinaria
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan nyeri teratasi
Kriteria : Melaporkan keluhan nyeri berkurang, klien tampak tenang dan tidak
meningkatkan, klien dapat tidur/istirahat yang cukup.
Intervensi dan rasional :
1) Kaji tingkat nyeri, lokasi dan karakteristik, intensitas (skala 0-10). Dan
perhatikan tanda-tanda peningkatan tekanan darah, nadi, tidak bisa beristirahat,
gelisah dan rasa nyeri yang meningkat.
Membantu mengevaluasi lokasi nyeri, obstruksi dan pergerakan batu.
2) Jelaskan penyebab nyeri dan pentingnya mengidentifikasi perubahan
terjadinya karakteristik nyeri.
pengetahuan klien dengan penyebab nyeri dapat membantu meningkatkan
koping klien dan dapat menurunkan kecemasan.
3) Berikan tindakan untuk kenyamanan seperti membatasi pengunjung,
lingkungan yang tenang.
meningkatkan relaksasi, mengurangi ketegangan otot, dan meningkatkan
koping.
4) Anjurkan teknik napas dalam sebagai upaya dalam merelaksasi otot.
mengalihkan perhatian sebagai upaya dalam merelaksasi otot.
5) Anjurkan/Bantu klien melakukan ambulasi secara teratur sesuai dengan
indikasi dan meningkatkan intake cairan minimal 3-4 liter/hari sesuai toleransi
jantung hidrasi meningkatkan jalan keluarnya batu mencegah urine statis dan
mencegah pembentukan batu.
6) Kolaborasi: Narkotik missalnya : meperidin (Demerol) morphin
biasanya diberikan pada fase akut untuk menurunkan kolik dan meningkatkan
relaksasi otot/mental.
2. Intra operasi
a. Gangguan perfusi jaringan b.d penurunan konsentrasi Hb dalam darah
Intervensi keperawatan dan rasional: berdasarkan NIC
1) Monitor tandadangejalapenurunanperfusijaringan
R: Klien dipantau terhadap tanda dan gejala yang menandakan menurunnya
perfusi jaringan, yaitu: penurunan tekanan darah: saturasi O2 yang tidak
adekuat: pernafasan cepat atau sulit: peningkatan frekuensi nadi >100x/m:
gelisah: respon melambat: kulit dingin; kusam dan sianosis; denyut perifer tak
teraba; salah satu tanda dan gejala ini harus dilaporkan
2) Beri intervensi sesuai dengan penyebab penurunan perfusi perifer
R: Tindakan dilakukan untuk mempertahankan perfusi jaringan yang adekuat,
tergantung pada penyebab tidak adekuatnya perfusi jaringan. Tindakan yang
dilakukan dapat mencakup penggantian cairan, terapi komponen darah dan
memperbaiki fungsi jantung
3) Lakukan percepatan mobilisasi aktvitas
R: Aktivitas seperti latihan tungkai diakukan untuk menstimulasi sirkulasi dan
klien didorong untuk berbalik dan mengubah posisi dengan perlahan dan untuk
menghindari posisi yang mengganggu arus balik vena.
3. Post operasi
a. Gangguan rasa nyeri berhubungan dengan cidera jaringan
Tujuan : gangguan rasa nyaman nyeri teratasi setelah dilakukan tindakan
keperawatan.
Kriteria : Melaporkan keluhan nyeri berkurang
Intervensi dan rasional :
1) Evaluasi nyeri secara teratur (setiap 2 jam), catat karakteristik lokasi dan
intensitas nyeri (skala 0-10) memberikan informasi tentang kebutuhan untuk
dan atau keaktifan intervensi.
2) Anjurkan untuk menggunakan teknik relaksasi, seperti latihan napas dalam
menghilangkan ketegangan otot dan dapat meningkatkan kemampuan koping.
3) Posisikan sesuai indikasi, misalnya semifowler. dapat menghilangkan nyeri
dan menunjang sirkulasi jaringan, semifowler dapat menurunkan tegangan otot
abdomen dan tulang belakang.
4) Berikan informasi tentang ketidaknyamanan yang akan terjadi yang hanya
bersifat sementara pemahaman tentang ketidaknyaman dapat memberikan
keterangan emosional.
5) Kolaborasi: Kolaborasi pemberian analgetik intravena sesuai indikasi, dll
analgetik intra vena akan mencapai pusat nyeri dengan segera
http://arindracase.blogspot.co.id/2014/10/laporan-pendahuluan-hernia.html
https://bedahumum.wordpress.com/2008/10/08/herniotomi/
http://cintabedah.blogspot.co.id/2010/07/herniotomi.html
http://emedicine.medscape.com/article/1534281-technique
http://obattradisionalterbaik.web.id/obat-yang-ampuh-untuk-hernia/
http://sanirachman.blogspot.co.id/2009/10/hernia-definisi-hingga-penatalaksanaan.html