KOLESISTEKTOMI
A. Definisi
Kolesistektomi adalah pengangkatan kantung empedu melalui proses bedah, yang
tekniknya dapat dilakukan dengan laparoskopi atau bedah terbuka.
B. Tujuan
Tujuan dari pengangkatan (pembuangan) kandung empedu adalah mencegah
terbentuknya kembali batu di kandung empedu, sehingga akan mencegah kekambuhan,
mencegah perjalan penyakit menjadi suatu penyakit menahun.
C. Indikasi
Indikasi Kolesistektomi (Chari & Shah, 2007)
Urgensi (dalam 24-72 jam) Elektif
• Kolesistitis akut • Diskinesia biliaris
• Kolesistitis emfisema • Kolesistitis kronik
• Empiema kandung empedu • Kolelitiasis simpomatik
• Perforasi kandung empedu
• Riwayat koledokolitiasis
D. Penatalaksanaan
a. Kolesistektomi Terbuka
Kolesistektomi terbuka telah menjadi prosedur yang jarang dilakukan biasanya
dilakukan sebagai konversi dari kolesistektomi laparoskopi (Chari & Shah, 2007).
Kolesistektomi terbuka dilakukan dengan melakukan insisi sekitar 6cm-8cm pada
bagian abdomen kanan atas menembus lemak dan otot hingga ke kandung empedu.
Duktus-duktus lainnya di klem, kemudian kandung empedu diangkat (Turner &
Malagoni, 2009).
b. Kolesistektomi Laparoskopi
Kontraindikasi untuk kolesistektomi laparoskopi antara lain pasien yang tidak bisa
menoleransi anestesi umum atau bedah mayor. Kondisi seperti koagulopati,
kehamilan dan sirosis tidak lagi dianggap sebagai kontraindikasi namun memerlukan
perhatian dan persiapan lebih dan evaluasi resiko beserta keuntungannya (Litwin &
Cahan, 2008).
c. Penatalaksanaan Keperawatan
Penatalaksanaan keperawatan lebih kepada bagaimana menjelaskan kepada pasien
dan keluarga mengenai prosedur operasi, bagaimana mengatasi cemas sebelum
operasi, serta ke manajemen nyeri dan perawatan setelah operasi dilaksanakan
E. Pemeriksaan Penunjang
a. Ultrasonografi (USG): merupakan pemeriksaan yang banyak digunakan untuk
mendeteksi batu empedu. USG memiliki sensitivitas 95% dalam mendiagnosis batu
kandung empedu yang berdiameter 1,5mm atau lebih.
b. Computed Tomography (CT) : berguna untuk mendeteksi atau mengeksklusikan
batu empedu, terutama batu yang sudah terkalsifikasi, namun lebih kurang sensitif
dibandingkan dengan USG dan membutuhkan paparan terhadap radiasi.
c. Magnetic Resonance Imaging (MRI) dan Cholangiopancreatography (MRCP) :
lebih berguna untuk menvisualisasi saluran pankreas dan saluran empedu yang
terdilatasi.
d. Endocospic Retrograde Cholangiopancreatography (ERCP) : lebih untuk mendeteksi
batu pada saluran empedu
Gambar
F. Pathway
Pola Hidup, Pola Makan, Usia
Indikasi Operasi
Fungsi ginjal
Shock Kelemahan menurun
Termoregulator
Hipovolemik Otot
terganggu
Pernafasan
Reflek
berkemih
Refleks batuk dan menurun
Resiko Hipotermi
menelan berkurang
Inkontinensia
Terakumulasi
Suhu
sekret
Ruangan
DIngin
Perubahan
Bersihan jalan nafas pola eliminasi
tidak efektif urin
G. Diagnosa Keperawatan dan Intervensi
1. Pre Operasi
Intervensi Rasional
1. Kaji tingkat kecemasan pasien 1. Mengetahui tingkat kecemasan pasien
2. Berikan penjelasan yang akurat tentang 2. Pasien mengetahui secara pasti apa yang
kondisi penyakit saat ini dan proses sedang dihadapi saat ini.
terjadinya penyakit.
3. Bantu klien untuk mengidentifikasi cara 3. Usaha memberikan koping adaptif.
memahami berbagai perubahan akibat
penyakitnya.
4. Beri dukungan untuk tindakan operasi 4. Meningkatkan kekuatan diri untuk berani
menghadapi oprasi
5. Biarkan pasien mengekspresikan perasaan 5. Setelah pasien mengekpresikan diharapkan
mereka. pasien mampu mengkontrol ansietasnya
dikemudian.
6. Ciptakan lingkungan yang tenang dan 6. Mengurangi factor terjadinya kecemasan
tidak menakutkan bagi pasien. yang semakin mendalam
2. Intra Operasi
Intervensi Rasional
1. Monitor keadaan umum pasien 1. untuk monitor kondisi pasien selama
perawatan terutama saat terjadi
Pendarahan.
2. Observasi vital sign setiap 3 jam atau 2. Perawat perlu terus mengobservasi vital
lebih. sign untuk memastikan tidak terjadi
presyok / syok.
3. kolaborasi : Pemberian cairan 3. Cairan Intravena di perlukan untuk
Intravena. mengatasi kehilangan cairan tubuh
secara hebat.
4. Kolaborasi : pemberian HB, PCV, 4. Untuk mengetahui tingkat pembuluh
darah yang dialami pasien untuk acuan
trombosit
tindakan lanjut
Intervensi Rasional
Kontrol temperatur ruangan Membantu menstabilkan suhu
3. Post Operasi
Intervensi Rasional
1. Lakukan pengkajian nyeri secara 1. Untuk mengetahui keadaan neri yang
komprehensif termasuk faktor dialami klien dan menentukan tindakan
Intervensi Rasional
1.Berikan perawatan luka operasi yang 1.mencegah terjadinya infeksi yang dapat
bersih. membuat terjadinya kerusakan integritas
2. 2. Hindari terjadinya infeksi pada luka kulit lebih lanjut.
operasi yang dapat membuat parahnya 2.Adanya infeksi dapat membuat
kerusakan integritas kulit lebih parah
integritas kulit.
Ketidakefektifan Bersihan jalan nafas berhubungan dengan penumpukkan sekret
Intervensi Rasional
1. Kaji fungsi pernapasan (bunyi nafas, 1. Penurunan bunyi nafas menunjukkan
kecepatan, irama, kedalaman dan atelektatis, ronkhi menunjukkan
penggunaan otot sensori) akumulasi sekret dan ketidakefektifan
pengeluaran sekresi yang selanjutnya
dapat menimbulkan penggunaan otot
sesesori dan peningkatan kerja
pernapasan
2. Kaji kemampuan klien mengeluarkan 2. Pengeluaran sulit bila sekret sangat
sekresi, catat kateter sputum kental (efek infeksi dan hidrasi yang
tidak adekuat)
3. Berikan posisi yang nyaman (fowler/semi 3. Posisi fowler memaksimalkan ekspansi
fowler) paru dan menurunkan upaya bernapas
4. Ajarkan klien latihan napas dalam dan 4. Ventislasi maksimal membuka area
batuk efektif atelektasis dan meningkatkan gerakan
sekret kedalam jalan napas besar untuk
dikeluarkan
5. Berikan cairan sedikitnya 2500 ml/hari 5. Cairan khususnya yang hangat mobilisasi
http://familiamedika.net/referensi-tindakan-medis/operasi-pengangkatan-kantung-
empedu-kolesistektomi.html
https://www.academia.edu/5802963/
Teknik Operasi
1. Insisi dinding anterior abdomen sobcostal kanan, dapat juga insisi
paramedian kanan
2. dilakukan eksplorasi untuk melihat adanya kelainan lain
3. klem fundus kantong dan didorong keatas Hartmann-klem pouch dan ditarik
ke bawah
4. dilakukan identifikasi dan isolasi arteri sistika dan duktus sistikus
5. setelah dibebaskan dari jaringan sekitarnya diikat dengan sutera 00 dan
dipotong
6. kantongempedu dibebaskan dari hepar secara tajam dengan gunting dengan
merawat perdarahan
secara cermat
7. evaluasi duktus koledokus – tak ada kelainan
8. luka laparotomi ditutup
Dapat juga dilakukan kolesistektomi secara retrograde, dimulai dari fundus ke
arah Calot. Perdarahan
biasanya lebih banyak.
https://www.scribd.com/upload-
document?archive_doc=316636307&escape=false&metadata=%7B%22context%22%3A%2
2archive_view_restricted%22%2C%22page%22%3A%22read%22%2C%22action%22%3Af
alse%2C%22logged_in%22%3Atrue%2C%22platform%22%3A%22web%22%7D#
http://omedicine.info/id/kholetsistektomiya-udalenie-zhelchnogo-puzyrya-otkrytaya-
operatsiya.html
https://bedahunmuh.wordpress.com/2010/05/09/kolesistektomi-terbuka/
https://www.scribd.com/upload-
document?archive_doc=342407713&escape=false&metadata=%7B%22context%22%3A%2
2archive_view_restricted%22%2C%22page%22%3A%22read%22%2C%22action%22%3Af
alse%2C%22logged_in%22%3Atrue%2C%22platform%22%3A%22web%22%7D#