Anda di halaman 1dari 8

ESOFAGO-GASTRO-DUODENOSKOPI

(TEROPONG SALURAN PENCERNAAN ATAS)

Esofago-Gastro-Duodenoskopi ialah suatu tindakan untuk memeriksa rongga


kerongkongan (esophagus), lambung (gaster) dan usus dua belas jari (duodenum), dengan
menggunakan alat teropong yang disebut endoskopi.

Endoskop merupakan alat berbentuk pipa panjang yang lentur, dengan diameter lebih
kurang 10 mm, bagian dalamnya terbuat dari serat kaca yang memantulkan bayangan dari ujung
pipa yang masuk kedalam rongga lambung keujung yang tetap berada diluar tubuh ( yang dilihat
oleh dokter), dibagian luar dilapisi bahan seperti karet yang lembut.

Indikasi (tujuan pemeriksaan)

 Nyeri perut yang menetap


 Rasa terbakar didada yang menetap
 Sulit menelan
 Nyeri menelan
 Perdarahan saluran cerna bagian atas (biasanya dari kerongkongan, lambung, atau usus halus
dua belas jari) : umumnya terjadi muntah darah hitam dan atau buang air besar hitam
 Perdarahan saluran cerna bagian bawah : buang air besar berdarah (niasanya berwarna
merah)
 Rasa tidak nyaman didaerah ulu hati yang terjadi pertama kali pada usia > 45 tahun
 Dyspepsia yang terjadi pada usia < 45 tahun yang disertai dengan penurunan berat badan
yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya, muntah-muntah hebat, perdarahan saluran cerna,
pucat, kuning, pemakaian obat rematik pengkilang rasa sakit, dan adanya riwayat kanker
pada keluarga
 Tertelan bahan korosif
 Mual dan muntah yang belum dapat dijelaskan
 Untuk menentukan lebih tepat kelainan saluran cerna bagian atas dan ditemukan pada
pemeriksaan Ro.
 Tukak peptic atau ulkus peptic yang telah diobati : untuk memantau proses penyembuhan

Tindakan ini diperlukan untuk (pengawasan) berkala pada keadaan-keadaan yang mungkin akan
berkembang menjadi kanker :

 Pasca operasi pemotongan lambung sebagian


 Radang tipe gastritis atrofik
 Kelainan kerongkongan missal esophagus barret
 Penyempitan kerongkongan (striktur esophagus)
 Gangguan masuknya makanan / minuman tipe akalasia

Tidak boleh dikerjakan (kontraindikasi) :


 Pasien tidak bisa diajak kerjasama atau menolak prosedur pemeriksaan setelah dijelaskan
oleh dokter
 Serangan jantung koroner
 Renjatan (karena perdarahan, dll) yang belum teratasi/stabil
 Penyakit paru obstruktif menahun yang berat

Tindakan ini mungkin ditunda pada keadaan:


 Kesadaran menurun
 Gagal jantung
 Infeksi paru berat
 Sesak nafas
 Luka korosif akut
 Aneurisma aorta thorakal
 Gangguan irama jantung yang berat
 Kurang darah dengan hemoglobin < 8 g/dl
 Pasca operasi perut
 Tumor mediastinum
 Hamil

Prosedur tindakan :

 Persiapan puasa minimal 6 jam sebelum tindakan. Obat anti hipertensi tetap dapat diminum.
Obat diabetes ditunda atau disesuaikan dosisnya sesuai instruksi dokter. Infuse dipasang pada
tangan kanan. Bila kurang darah sampai Hb < 8 g/dl, ditransfusikan komponen sel darah
merah.
 Selama tindakna, pasien akan diawasi dengan alat monitor saturasi (kejenuhan). Gas oksigen
didalam darah untuk mendeteksi gangguan pernafasan, pengukuran tekanan darah secara
berkala dan monitor elektrokardiogram untuk melihat gangguan irama atau sirkulasi jantung.
Pasien akan diberikan gas oksigen melalui pipa kecil ke lubang hidung
 Setelah penerangan kembali tentang hal yang akan dilakukan pada pasien, dokter akan
memberikan anti nyeri jenis lidocaine cair yang disemprotkan melalui mulut ke dinding
sekitar uvula dan faring (bagian belakang mulut). Untuk kenyamanan pasien, dapat diberikan
suntikan penenang (sedative) seperti midazolam atau obat tidur ( hipnotik) seperti propofol,
dan bila perlu diberikan anti nyeri seperti pethidin atau morfin.
 Pasien berbaring miring kekiri
 Pada bibir pasien dipasang alat pelindung (mouth piece)
 Ujung endoskop diselipkan melalui lubang ditengah mouth piece, masuk kedalam mulut,
bagian kebelakang mulut (faring), pintu (sfingter) esophagus bagian atas, sementara dokter
mendorong secara lembut ujung endoskop, pasien membantu dengan gerakan menelan ujung
endoskop tersebut.
 Esophagus dinilai, kemudian melalui pintu esophagus bagian bawah, endoskop masuk
kedalam lambung.
 Dokter menilai keadaan dibagian-bagian lambung: kardia, fundus, corpus, dan antrum. Bila
diperlukan, dokter akan melakukan biopsy mukosa (dinding bagian dalam) lambung dengan
memasukkan alat pencapit mini melalui celah endoskop. Alat tersebut akan mencapit sedikit
dinding mukosa lambung sehingga bagian dinding tersebut dapat diambil keluar melalui
endoskop. Bahan biopsy yang didapatkan dimasukkan kedalam botol khusus yang akan
diserahkan kebagian patologi anatomi.
 Melalui pintu keluar dari lambung (pylorus), endoskop dimasukkan ke usus dua belas jari
dan dinilai keadaan di daerah tersebut.
 Endoskop ditarik keluar perlahan-lahan sambil dokter menilai kembali kondisi daerah-daerah
lambung, esophagus dan faring.
 Pasien mengeluarkan sisa liur yang ada lalu dapat berbaring telentang
 Puasa dianjurkan sampai satu jam setelah tindakan untuk menghindari aspirasi (keselek)

Efek samping atau penyulit yang mungkin terjadi (walau jarang ditemukan) :

 Reaksi terhadap obat-obatan :


Dari gatal – kemerahan pada kulit, sesak nafas, sampai dengan renjatan
Penurunan kesadaran, gangguan pernafasan karena obat penenang golongan
benzodiazepine.
 Radang dan pembekuan pada pembuluh balik (flebitis), tempat insersi kateter vena
 Luka pada laring (daerah pita suara)
 Infeksi :
Infeksi dibawah kulit (selulitis)
 Komplikasi kardio-pulmonal :
Radang paru / pneumonia karena terhisapnya cairan lambung kedalam saluran
nafas
Serangan asma
Gangguan bernafas
Henti nafas
Reaksi vaso-vagal (saraf otonom yang mempengaruhi jantung)
Penurunan tekanan darah
Gangguan irama jantung
Edema paru
Nyeri dada karena penyempitan pembuluh koroner (angina pectoris)
Serangan jantung koroner (infark miokard)
 Luka tertusuk atau robek pada kerongkongan, lambung, atau usus halus
 Perdarahan
 Radang pancreas (pancreatitis)
 Herniasi ventral
 Volvulus lambung (melipat)
 Gangguan saraf : stroke, kejang
 Kematian
PUSAT PELAYANAN ENDOSKOPI SALURAN CERNA
Divisi Gastroenterologi
Departemen Ilmu Penyakit Dalam
FKUI / RSCM

Skeroterapi Endoskopi (STE) / Ligasi Varises Esofagus

Pengertian :
Varises esophagus adalah pelebaran pembuluh darah vena (balik) yang terdapat
dikerongkongan, biasanya pada bagian kerongkongan bawah. Pembuluh darah ini
beresiko pecah sehingga terjadi perdarahan, berupa muntah darah berwarna hitam atau
buang air besar berwarna hitam. Biasanya disebabkan akibat komplikasi akibat dari
penyakit hati yang lanjut (sirosis hati).

Ligasi adalah tindakan untuk mengikat pembuluh darah vena (balik) yang melebar
tersebut dengan menggunakan bahan gelang karet sebagai pengikat dengan bantuan alat
teropong (endoskopi).

STE adalah tindakan penyuntikan pembuluh darah vena (balik) yang melebar dengan
bahan tertentu dengan bantuan alat teropong (endoskopi).

Tujuan kedua tindakan tersebut yaitu ligasi dan STE adalah untuk mencegah
kemungkinan perdarahan / perdarahan berulang akibat pecahnya pembuluh darah

Indikasi (tujuan tindakan) :


Adanya pelebaran pembuluh darah vena (balik) dikerongkongan dalam ukuran tertentu
(derajat III-IV) yang belum pernah berdarah maupun yang sudah pernah berdarah, yang
diketahui setelah pemeriksaan teropong (endoskopi)

Kontraindikasi (tidak boleh dilakukan) :


Seperti EGD
Tekanan darah tinggi > 160 / 100
Beresiko perdarahan (sedang minum obat-obatan yang mengganggu system
pembekuan darah, Aspilet, Simarc, atau adanya kelainan pembekuan darah)

Efek samping / Komplikasi :

Seperti EGD
Perdarahan bisa sampai terjadi syok
Prosedur tindakan :

Sebelumnya dilakukan pemeriksaan pembekuan darah


Pasien dirawat
Puasa 10 jam sebelum tindakan, jika ada hipertensi obat-obatan anti darah tinggi
tetap diminum
Pasang Infus dilengan kanan
Diberikan obat penenang dan penghilang sakit suntikan
Penyemprotan obat bius lokat semprot kemulut
Pada mulut dipasang penyangga
Alat teropong dimasukkan kemulut sampai ke kerongkongan

Ligasi

 Pembuluh darah yang akan diikat ditentukan


 Pembuluh darah yang akan diikat diisap dengan alat teropong, gelang karet diujung alat
teropong dilepaskan

STE

 Pembuluh darah yang akan disuntikan ditentukan, kemudian dilakukan penyuntikan obat
tertentu pada pembuluh darah
 Kerongkongan dinilai ulang untuk memastikan tidak ada perdarahan
 Alat teropong dikeluarkan dari mulut, alat penyangga dicabut
 Pasien diobservasi dan dirawat 24 jam untuk memastikan tidak ada komplikasi tindakan
PERSIAPAN KOLONOSKOPI

1. Syarat persiapan pratindakan


 Keadaan umum baik dan hemodinamik stabil
 EKG normal  bila ada kelainan mohon konsul divisi kardiologi
 Hb ≥ 9 g/dl
 Trombosit ≥ 50.000/ul
 BT/CT normal, PT dan aPTT < 1,5 kali control
 Surat izin tindakan (informed consent) yang telah ditanda tangani
 Satu hari sebelum tindakan, keluarga menghubungi pusat endoskopi saluran cerna
untuk menyelesaikan masalah administrasi
2. (dua) hari sebelum tindakan diet bubur kasar/bubur sum-sum tanpa santan boleh selingan
diet cair atau 1 (satu) hari sebelum tindakan minum diet cair (entresol, ensure, dll) 6x250
kal.
3. Pada 1 (satu) hari sebelum tindakan
 Pukul 19.00 diet terakhir, tetapi minum air putih sampai jam 4.00 pagi
 Pukul 20.00 diberikan pencahar ( vleet phosphossoda, niflec atau dulkolax tablet
sesuai yang tersedia)
4. Pada hari tindakan :
 Pukul 04.00 : pencahar diberikan ulang sesuai indikasi ( untuk vleet phosphossoda
atau dulkolax tablet)
 Pukul 08.00 : pasien dibawa kepusat endoskopi saluran cerna

Vleet phosphossoda niflec dulkolax

Preparat Botol (45cc) Sachet (137 gr) Tablet

Cara  Diencerkan  Diencerkan  3 tablet


pemberian dalam 150 cc dalam 2 liter pada
air diminum air, diminum pukul
sekaligus pada dalam waktu 2 20.00
pukul 19.00 jam (pukul  3 tablet
pada satu hari 20.00 sd pada
sebelum 22.00) tidak pukul
tindakan dan perlu diulang 04.00
pada pukul pada pagi hari  Diluar itu
04.00 pada sebelum pasien
hari tindakan tindakan dianjurkan
 Diluar itu,  Pada keadaan untuk
pasien darurat dapat cukup
dianjurkan diberikan 4 minum air
untuk banyak jam sebelum putih
minum air tindakan  Puasa
putih  Diluar itu total
 Puasa total 4 pasien sebelum
jam sebelum dianjurkan tindakan
tindakan untuk banyak
minum air
putih
 Bila sampai
jam 04.00 pagi
BAB masih
sedikit atau
masih banyak
feses banyak
tambahkan
dulkolax 2
tablet dan
selanjutnya
puasa total 4
jam sebelum
tindakan

Perhatian  Pasien usia  Angina  Pasien


khusus lanjut pectoris, infark usia lanjut
 Pasien dengan miokard pasien
terapi ACE-I  Gangguan penyakit
ARB, diuretic ginjal jantung
dan atau  Hindari atau
NSAID pemberian gangguan
 Pasien dalam waktu elektrolit
penyakit singkat, pasien
jantung atau dengan insulin
gangguan atau obat anti
hemodinamik diabetes
 Gagal jantung

Anda mungkin juga menyukai