Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN AKHIR PKL

HIPERLIPIDEMIA DENGAN DIABETES MILITUS

DI RSUD PADANG PARIAMAN

OLEH:

MIMI SUSILAWATI
NIM: 1905028

PRODI DIV TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK

STIKES SYEDZA SAINTIKA PADANG

2021
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN
A. LatarBelakang…......……….……………………………......... 1
B. Perumusan Masalah.................................................................... 6
C. Tujuan Laporan..………………………………………......... 6
D. Manfaat Laporan……………………………………............. 7
E. Ruang Lingkup Laporan …………………………………… 7

BAB II TINJAUAN TEORI….………………………………………….. 8

BAB III PENGUMPULAN DATA……………………………………….. 22

BAB IV HASIL INTERPESTASI DATA……………………………….. 22

BAB V PEMBAHASAN…………………………………………………. 22

BAB VI PENUTUP……..…………………………………………………. 22

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga pada kesempatan ini Penulis

dapat menyelesaikan Laporan Akhir PKL yang berjudul ” Hiperlipidemia dengan

Penyakit Diabetes Militus di RSUD Padang Pariaman”.

Laporan ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan PKL

sebagai mahasiswa di Program Studi D IV Teknologi Laboratorium Medik

STIKes Syedza Saintika Padang. Selama Proses penyelesaian Laporan ini, Penulis

banyak memperoleh bantuan, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Untuk

itu, pada kesempatan ini Penulis mengucapkan rasa terima kasih yang sedalam-

dalamnya Kepada Yang Terhormat:

1. Bapak / Ibu Ketua STIKes Syedza Saintika Padang

2. Ibu pembimbing Akademik dan Para Dosen dan Staf STIKes Syedza Saintika

Padang yang telah memberikan ilmu pengetahuan, pendidikan, dan

bimbingan serta nasehat selama ini.

3. Suami dan anak yang senantiasa memberikan kekuatan pada peneliti

4. Teman sejawat yang senasib seperjuangan

Penulis sudah berusaha menyempurnakan Laporan ini sebagaimana

mestinya. Mudah-mudahan Laporan dapat memberikan sesuatu seperti yang

diharapkan dan ini bermanfaat bagi kita semua.

Padang, Januari 2021

Peneliti
PROGRAM STUDI D IV TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK
STIKES SYEDZA SAINTIKA PADANG
LEMBARAN PENGESAHAN PEMBIMBING AKADEMIK

Nama mahasiswa : Mimi Susilawati


NIM : 1905028
Jurusan : D IV TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK
Judul Laporan : Hiperlipidemia dengan Penyakit Diabetes Militus
Tempat PKL : RSUD Padang Pariaman

Padang, Januari 2021


Mengesahkan:
Pembimbing Akademik

Gusliani Eka Putri, M.Si


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada era globalisasi ini tekhnologi dan informasi berkembang dengan

sangat pesat. Namun perkembangan itu disamping memberikan dampak positif

juga memberikan dampak yang negatif bagi manusia. Salah satu dampak negatif

dari perkembangan teknologi dan informasi adalah menjadikan pola hidup

masyarakat menjadi lebih buruk.

Pola hidup yang buruk misalnya dapat dilihat dari konsumsi makanan yang

kurang sehat seperti makanan siap saji (junk food), kurangnya olahraga, merokok,

minum air yang kurang mengandung mineral serta masih banyak faktor yang

lainnya.

Faktor penyebab hiperlipidemia terdiri atas 2 jenis yaitu: hiperlipidemia


akibat faktor genetik dan faktor lingkungan. Hiperlipidemia dalam dunia medis
diturunkan sebagai FH (familial hyperlipidemia) yang merupakan penyakit
genetik yang diturunkan dalam sel manusia. Hiperlipidemia yang disebabkan
karena faktor lingkungan berupa pola makan seperti konsumsi tinggi lemak jenuh
atau gaya hidup yang tidak sehat, penyakit (diabetes tipe 2, obstructive jaundice,
hypothyroidism, dll.), dan akibat pengobatan (thiazide diuretics, progestins,
anabolic steroids, dll) (Poedjiaji, 2006).

Hiperlipidemia berkaitan erat dengan diabetes melitus. Pada umumnya,


meningkatnya kadar trigliserida dalam darah akan diikuti dengan meningkatnya
kadar gula darah. Ketika kadar trligiserida meningkat, menunjukkan bahwa tubuh
tidak dapat bekerja dengan baik untuk merubah makanan menjadi energi. Insulin
yang bertugas menghantar glukosa ke dalam sel kemudian dirubah menjadi
energi. Insulin juga yang membantu tubuh untuk dapat merombak trigliserida
menjadi energi ketika tubuh kehabisan cadangan glikogen. Ketika kadar
trigliserida meningkat, menunjukkan bahwa terjadi insulin resisten atau insulin
tidak dapat bekerja secara maksimal. Hasilnya glukosa dalam darah akan
meningkat seiring dengan meningkatnya kadar Trigiserida dalam darah. Kadar
glukosa darah yang tinggi dapat mempercepat pembentukan trigliserida dalam
hati, maka ketika kadar trigliserida melebihi batas normal, dapat dipastikan bahwa
kadar glukosa darah juga dalam keadaan di atas normal,sehingga sering dijumpai
penderita penyakit hiperlipidemia disertai dengan penyakit diabetes melitus
(Greenberg et al., 2006).

Metode yang digunakan dalam pemeriksaan kadar kolesterol yang

dilakukan rumah sakit adalah dengan menggunakan metode kromatografi (HPLC)

dengan detektor UV. Sampel yang digunakan adalah serum yang berasal dari

darah vena. Darah adalah suspensi partikel dalam larutan koloid yang

mengandung elektrolit. Partikel yang terlarut merupakan sel-sel spesifik yang

diproduksi di  dalam sumsum tulang dan akan dilepaskan ke dalam sirkulasi

setelah matang. Darah terdiri dari  dua komponen seluler berupa eritrosit, leukosit

dan trombosit serta komponen cair yang berupa plasma (Efendi Ferry dan

Makhfudli, 2009). Berdasarkan pada pemaparan teori dan juga analisa dari

beberapa penelitian terdahulu, maka dari itu penulis tertarik untuk melakukan

penelitian lebih lanjut tentang Hiperlipidemia dengan Penyakit Diabetes Militus

di RSUD Padang Pariaman”.


1.2 Tujuan Kerja Praktek
1.2.1 Tujuan Umum
Mengetahui gambaran Diabetes Militus degan Hiperlipidemia dalam darah

menggunakan metode enzimatik kolorimetrik.

1.2.2 Tujuan Khusus


Mengetahui dan menganalisis kadar kolesterol total, trigliserida, HDL (high

density lypoproteins) dan LDL (low density lypoproteins) dan kadar gula darah

pada penderita Diabetes Militus dan Hiperlipidemia.

1.3 Manfaat Kerja Praktek

1.3.1 Mahasiswa

 Mahasiswa mampu mengaplikasikan ilmunya dalam dunia kerja secara

langsung.

 Mahasiswa diharapkan memperoleh pengetahuan dan keterampilan

dalam bidang Kimia Klinik, Urinalisa, Hematologi, Anatomi Patologi,

Mikrobiologi, Serologi.

1.3.2Perguruan Tinggi

 Dapat menjalin hubungan kerjasama yang baik diantara perguruan tinggi

dengan perusahaan atau instansi terkait.

 Dapat dijadikan sebagai materi pengkayaan dibidang akademik untuk

mengembangkan dan meningkatkan mutu pendidikan.


1.3.3 Rumah Sakit

 Sebagai wujud pengabdian kepada masyarakat khususnya dalam bidang

pendidikan dengan memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk

melaksanakan Kerja Praktek

 Dapat membantu mengatasi masalah yang terjadi di laboratorium,

sehingga pekerjaan di laboratorium dapat berjalan dengan sebaik-baiknya

dan dapat meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit.


BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Darah
Darah adalah suspensi sel yang terdiri atas dua bagian yaitu plasma darah

dansel darah.Sel darah terdiri dari tiga jenis yaitu eritrosit, leukosit dan trombosit.

Volumedarah 8 % dariberat badan (± 5 L).Sekitar 55% adalah plasma darah dan

45% sisanya terdiri dari sel darah ( Evelyn, 2006 ).

Plasma terdiri dari ion-ion dan berbagai macam protein plasma. Setelah

membeku, akan tertinggal suatu cairan kekuningan yang disebut serum, yang

berbeda dengan plasma dimana tidak mengandung fibrinogen dan faktor

pembekuan lain (Phillip I dan Jeremy Ward, 2004).

Serum terdiri dari protein-protein,elektrolit, antibodi, antigen, hormon, dan

semua substansi exogenous. Bahan-bahan yang biasa diukur dalam serum

umumnya digolongkan ke dalam kategori-kategori berikut:

1. Bahan yang dalam keadaan normal memiliki fungsi dalam sirkulasi

2. Bahan hasil metabolit

3. Bahan yang dikeluarkan dari sel akibat kerusakan dan kelainan

premeabilitas atau kelainan properasi sel.

4. Obat dan zat toksik(Fredirikus, 2013).

Fungsi utama darah secara keseluruhan untuk tubuh adalah:1) Mengangkut

oksigen dari paru-paru ke jaringan dan CO2 dari jaringan ke paru-paru, 2)

Mengangkut zat makanan yang diserap, 3) Mengangkut zat sisa metabolik ke

ginjal, paru-paru, kulit, dan usus untuk dibuang, 4) Memelihara keseimbangan


asam-basa normal dalam tubuh, 5) Mengatur keseimbangan air melalui efek darah

pada pertukaran air antara cairan yang beredar dan cairan jaringan, 6) Mengatur

suhu tubuh melalui distribusi panas tubuh, 7) Membentuk pertahanan terhadap

infeksi melalui sel darah putih dan antibodi dalam sirkulasi, 8) Mengangkut

hormon dan mengatur metabolisme, 9) Mengangkut metabolit, dan 10)

Koagulasi(Phillip I dan Jeremy Ward, 2004).

2.2 Diabetes Militus

Glukosa yang menumpuk di dalam darah akibat tidak diserap sel tubuh

dengan baik dapat menimbulkan berbagai gangguan organ tubuh. Jika diabetes

tidak dikontrol dengan baik, dapat timbul berbagai komplikasi yang

membahayakan nyawa penderita.

Kadar gula dalam darah dikendalikan oleh hormon insulin yang diproduksi

oleh pankreas, yaitu organ yang terletak di belakang lambung. Pada penderita

diabetes, pankreas tidak mampu memproduksi insulin sesuai kebutuhan tubuh.

Tanpa insulin, sel-sel tubuh tidak dapat menyerap dan mengolah glukosa menjadi

energi.

Jenis-Jenis Diabetes
Secara umum, diabetes dibedakan menjadi dua jenis, yaitu diabetes tipe
1 dan tipe 2 . Diabetes tipe 1 terjadi karena sistem kekebalan tubuh penderita
menyerang dan menghancurkan sel-sel pankreas yang memproduksi insulin. Hal
ini mengakibatkan peningkatan kadar glukosa darah, sehingga terjadi kerusakan
pada organ-organ tubuh. Diabetes tipe 1 dikenal juga dengan diabetes autoimun.
Pemicu timbulnya keadaan autoimun ini masih belum diketahui dengan pasti.
Dugaan paling kuat adalah disebabkan oleh faktor genetik dari penderita yang
dipengaruhi juga oleh faktor lingkungan.

Diabetes tipe 2 merupakan jenis diabetes yang lebih sering terjadi. Diabetes jenis
ini disebabkan oleh sel-sel tubuh yang menjadi kurang sensitif terhadap insulin,
sehingga insulin yang dihasilkan tidak dapat dipergunakan dengan baik (resistensi
sel tubuh terhadap insulin). Sekitar 90-95% persen penderita diabetes di dunia
menderita diabetes tipe ini.

Selain kedua jenis diabetes tersebut, terdapat jenis diabetes khusus pada ibu hamil
yang dinamakan diabetes gestasional. Diabetes pada kehamilan disebabkan oleh
perubahan hormon, dan gula darah akan kembali normal setelah ibu hamil
menjalani persalinan.

Gejala Diabetes

Diabetes tipe 1 dapat berkembang dengan cepat dalam beberapa minggu, bahkan

beberapa hari saja. Sedangkan pada diabetes tipe 2, banyak penderitanya yang

tidak menyadari bahwa mereka telah menderita diabetes selama bertahun-tahun,

karena gejalanya cenderung tidak spesifik. Beberapa ciri-ciri diabetes tipe 1 dan

tipe 2 meliputi:

 Sering merasa haus.

 Sering buang air kecil, terutama di malam hari.

 Sering merasa sangat lapar.

 Turunnya berat badan tanpa sebab yang jelas.

 Berkurangnya massa otot.


 Terdapat keton dalam urine. Keton adalah produk sisa dari pemecahan otot

dan lemak akibat tubuh tidak dapat menggunakan gula sebagai sumber

energi.

 Lemas.

 Pandangan kabur.

 Luka yang sulit sembuh.

 Sering mengalami infeksi, misalnya pada gusi, kulit, vagina.

Faktor risiko diabetes

Seseorang akan lebih mudah mengalami diabetes tipe 1 jika memiliki faktor-

faktor risiko, seperti:

 Memiliki keluarga dengan riwayat diabetes tipe 1.

 Menderita infeksi virus.

 Orang berkulit putih diduga lebih mudah mengalami diabetes tipe 1

dibandingkan ras lain.

 Bepergian ke daerah yang jauh dari khatulistiwa (ekuator).

 Diabetes tipe 1 banyak terjadi pada usia 4-7 tahun dan 10-14 tahun,

walaupun diabetes tipe 1 dapat muncul pada usia berapapun.

Sedangkan pada kasus diabetes tipe 2, seseorang akan lebih mudah mengalami

kondisi ini jika memiliki faktor-faktor risiko, seperti:

 Kelebihan berat badan.

 Memiliki keluarga dengan riwayat diabetes tipe 2.


 Kurang aktif. Aktivitas fisik membantu mengontrol berat badan,

membakar glukosa sebagai energi, dan membuat sel tubuh lebih sensitif

terhadap insulin. Kurang aktif beraktivitas fisik menyebabkan seseorang

lebih mudah terkena diabetes tipe 2.

 Usia. Risiko terjadinya diabetes tipe 2 akan meningkat seiring

bertambahnya usia.

 Menderita tekanan darah tinggi/Hipertensi

 Memiliki kadar kolesterol dan trigliserida abnormal. Seseorang yang

memiliki kadar kolesterol baik atau HDL (high-density lipoportein) yang

rendah dan kadar trigliserida yang tinggi lebih berisiko mengalami

diabetes tipe 2.

Test gula darah merupakan pemeriksaan yang mutlak akan dilakukan untuk

mendiagnosis diabetes tipe 1 atau tipe 2. Hasil pengukuran gula darah akan

menunjukkan apakah seseorang menderita diabetes atau tidak. Dokter akan

merekomendasikan pasien untuk menjalani tes gula darah pada waktu dan dengan

metode tertentu. Metode tes gula darah yang dapat dijalani oleh pasien, antara

lain:

1. Test gula darah sewaktu

Tes ini bertujuan untuk mengukur kadar glukosa darah pada jam tertentu secara

acak. Tes ini tidak memerlukan pasien untuk berpuasa terlebih dahulu. Jika hasil

tes gula darah sewaktu menunjukkan kadar gula 200 mg/dL atau lebih, pasien

dapat didiagnosis menderita diabetes.


2. Test gula darah puasa

Tes ini bertujuan untuk mengukur kadar glukosa darah pada saat pasien berpuasa.

Pasien akan diminta berpuasa terlebih dahulu selama 8 jam, kemudian menjalani

pengambilan sampel darah untuk diukur kadar gula darahnya. Hasil tes gula darah

puasa yang menunjukkan kadar gula darah kurang dari 100 mg/dL menunjukkan

kadar gula darah normal. Hasil tes gula darah puasa di antara 100-125 mg/dL

menunjukkan pasien menderita prediabetes. Sedangkan hasil tes gula darah puasa

126 mg/dL atau lebih menunjukkan pasien menderita diabetes.

3. Test toleransi glukosa

Tes ini dilakukan dengan meminta pasien untuk berpuasa selama semalam

terlebih dahulu. Pasien kemudian akan menjalani pengukuran tes gula darah

puasa. Setelah tes tersebut dilakukan, pasien akan diminta meminum larutan gula

khusus. Kemudian sampel gula darah akan diambil kembali setelah 2 jam minum

larutan gula. Hasil tes toleransi glukosa di bawah 140 mg/dL menunjukkan kadar

gula darah normal. Hasil tes tes toleransi glukosa dengan kadar gula antara 140-

199 mg/dL menunjukkan kondisi prediabetes. Hasil tes toleransi glukosa dengan

kadar gula 200 mg/dL atau lebih menunjukkan pasien menderita diabetes.

4. Tes HbA1C (glycated haemoglobin test)

Tes ini bertujuan untuk mengukur kadar glukosa rata-rata pasien selama 2-3 bulan

ke belakang. Tes ini akan mengukur kadar gula darah yang terikat pada

hemoglobin, yaitu protein yang berfungsi membawa oksigen dalam darah. Dalam

tes HbA1C, pasien tidak perlu menjalani puasa terlebih dahulu. Hasil tes HbA1C
di bawah 5,7 % merupakan kondisi normal. Hasil tes HbA1C di antara 5,7-6,4%

menunjukkan pasien mengalami kondisi prediabetes. Hasil tes HbA1C di atas

6,5% menunjukkan pasien menderita diabetes.

2.3 Kolesterol

Kolesterol adalah komponen dari membran sel dan merupakan prekusor

untuk hormon steroid dan asam empedu yang disintesis oleh sel-sel tubuh dan

diserap dari makanan. Kolesterol diangkut dalam plasma melalui lipoprotein,

yaitu kompleks antara lipid dan apolipoproteins (Swastini dan Astuti, 2007).

Dalam pemeriksaan kolesterol, ada 4 jenis kolesterol yang sering diperiksa,

yakni : kolesterol total, trigliserida, HDL dan LDL.

2.3.1 Kolesterol Total

Kolesterol total merupakan jenis steroid yang paling dikenal. Dengan 27

karbon, kolesterol dibiosintesis dari lanosterol. Kolesterol terdapat dalam semua

sel hewan terutama terkonsentrasi dalam otak dan sumsum tulang belakang.

Kolesterol diperoleh dari hasil sintesis didalam hati. Bahan bakunya diperoleh

dari karbohidrat, protein dan lemak.Jumlah yang disintesis bergantung pada

kebutuhan tubuh dan jumlah yang diperoleh dari makanan (Atmaja, 2004).

Kemampuan sel untuk menyerap kolesterol ada batasnya. Kolesterol yang

tidak bisa terserap dalam jaringan akan tetap tinggal di pembuluh darah dan

membentuk plak. Jika hal ini terjadi terus-menerus dan bertahun-tahun pembuluh

darah tersebut akan tersumbat. Sumbatan bisa fatal jika terjadi pada pembuluh-
pembuluh darah yang penting misalnya otak (menyebabkan stroke) ataupun

pembuluh darah koroner (Tapan, 2005 ).

2.3.2 Trigliserida

Trigliserida terdiri dari tiga asam lemak yang tergabung menjadi molekul

gliserol. Seperthi halnya kolesterol, trigliserida merupakan komponen yang

normal dari darah. Makanan yang berlemak akan meningkatkan kadar trigliserida

dalam darah dan cenderung meningkatkan kadar kolesterol.

Beberapa faktor yang dapat meningkatkan kadar trigliserida dalam darah

adalah :

- Kelebihan berat badan lebih dari 20 % atau obesitas

- Kurang aktivitas fisik

- Mengkosumsi alkohol berlebihan

- Diet tinggi akan karbohidrat, yaitu diatas 60 % dari total kalori

- Beberapa penyakit seperti diabetes, penyakit ginjal dll

- Beberapa jenis obat-obatan

- Faktor keturunan

Bila kadar trigliserida >200 mg/dl, maka resiko PJK menjadi semakin besar.

(Soeharto, 2004)

2.3.3HDL (high  density lypoproteins)

HDL merupakan lipoprotein yang bertanggung jawab atas penyerapan

kolesterol dari sel, ketika sebagian kolesterol yang sudah terangkut menuju kehati

dan diubah menjadi asam empedu (Tapan, 2005).


HDL mengandung 3 % trigliserida; 17 % kolesterol; 50% protein, dan 30%

fosfolipida. HDL berfungsi mengangkut kolesterol ke hati untuk didegradasi

menjadi asam empedu dan dibuang dalam kantong empedu. Seperempat sampai

sepertiga bagian dari lipoprotein adalah protein dan selebihnya adalah lipida.

HDL dianggap mempunyai daya pelindung, anti aterogenik. Mekanisme

yang diajukan adalah bahwa HDL mengangkut kolesterol dari sel kembali ke hati,

mencegah pembentukan sel busa, menghambat molekul adhesi yang

memungkinkan monosit masuk ke bawah sel endotel dinding arteri, menghambat

perubahan oksidatif oleh LDL . Kadar kolesterol HDL yang rendah dianggap

kurang baik/ resiko tinggi. HDL mengangkut kolesterol lebih sedikit dan mampu

membawa kelebihan kolesterol jahat di pembuluh arteri untuk diproses dan

dibuang. Jadi, HDL mencegah kolesterol mengendap di arteri dan mencegah

terjadinya atherosklerosis (Tisnadjaja, 2006).

Dari hasil penelitian diperoleh suatu kenyataan bahwasemakin tinggi HDL,

kemungkinan terjadinya atherosklerosis akan semakin berkurang. Terdapat

hubungan antara peningkatan resiko penyakit jantungkoroner dan stroke dengan

kadar HDL. Jadi, dengan meningkatkanHDL dalam darah maka resiko terjadinya

komplikasi penyakit jantung koroner dan stroke akan berkurang (Soeharto, 2004).

2.3.4LDL (low density lypoproteins)

LDL merupakan lipoprotein pengangkut terbesar pada manusia (sekitar

70%). LDL berperan mengangkut kolesterol dari hati ke jaringan perifer. LDL

berasal dari kolesterol dalam makanan. Peningkatan LDL akan menyebabkan

kolesterol menumpuk dalam jaringan (sel-sel dan organ tubuh). LDL dianggap
sebagai kolesterol jahat dan HDL dianggap sebagai kolesterol baik/ pelindung

(Tapan, 2005 ).

LDL mengandung kolesterol yang cukup tinggi, hal ini berarti bahwa

dengan peningkatan kadar LDL di dalam darah selalu disertai

hiperkolesterolemia. Apabila kadar HDL di dalam serum darah rendah maka

kolesterol yang dimetabolisme relatif sedikit, sehingga banyak kolesterol yang

tertimbun. Akibat penimbunan ini terjadi hiperkolesterolemia, dan lebih lanjut

akan menjadi atherosclerosis, yaitu terjadi pengendapan kolesterol dan lipida

lainnya pada dinding arteri, dan lebih lanjut akan terjadi pengerasan dinding arteri

(Soeharto, 2004).

2.4 Nilai Rujukan Pemeriksaan Kolesterol dan Gula Darah

Kolesterol Trgliserida HDL LDL


< 200 10 – 140 30 - 83 < 100

2.5 Penyakit Ketidakseimbangan Kolesterol

Beberapa penyakit yang dapat disebabkan oleh kadar kolesterol (kolesterol

total, trigliserida, HDL, dan LDL) yang tidak seimbang adalah :

2.5.1 Hiperkolesterolemia

Hiperkolesterolemia adalah tingginya kadar kolesterol di dalam darah.

Tingginya kadar kolesterol darah merupakan problem yang serius karena

merupakan salah satu faktor resiko utama terjadinya penyakit jantung koroner

(PJK). Hasil penelitian menunjukkan bahwa resiko terjadinya aterosklerosis atau


PJK akan meningkat bila kadar kolesterol darah meninggi. Telah dibuktikan pula

bahwa dengan menurunkan kadar kolesterol darah dapat mengurangi resiko

tersebut (Bahri, 2004).

2.5.2 Atherosclerosis

Kolesterol merupakan jenis lipid yang menyusun membran plasma.

Kolesterol juga menjadi bagian dari beberapa hormon. Kolesterol berhubungan

dengan pengerasan arteri. Dalam hal ini timbul plak pada dinding arteri

menyempit, penurunan kemampuan untuk meregang. Pembentukan gumpalan

dapat menyebabkan infark miokard dan stroke (Davidson, 2003).

Atherosclerosis dapat menyerang arteri pada otak, jantung, ginjal dan

organ vital lainnya. Apabila astherosclerosis terjadi pada arteri yang mensuplai

darah ke otak maka akan menyebabkan terjadinya stroke, dan bila terjadi pada

arteri coronaria dapat menimbulkan penyakit jantung iskemia yang dapat

menyebabkan kematian.

Faktor resiko mayor:a) 

Hiperkolesterolemiab)  Hipertensic) Merokokd)  Diabetes Melitus (Fitriani, 2007).

2.5.3 Dislipidemia

Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai peningkatan

kolesterol total, kolesterol LDL, dan trigliserida di atas nilai normal serta

penurunan kolesterol HDL di dalam darah(Shah, et al. 2008).

Menurut Anwar (2004) ada beberapa faktor yang dapat

menyebabkanDisiplidemia, yaitu :

- Riwayat keluarga dengan dislipidemia (genetik)


- Usia

Semakin tua usia seseorang maka fungsi organ tubuh semakin

menurun, begitu juga dengan penurunan aktivitas reseptor LDL

sehingga bercak perlemakan dalam tubuh semakin meningkat dan

menyebabkan kadar kolesterol total lebih tinggi,sedangkan kadar

kolesterol HDL relatif tidak berubah. Pada usia 10 tahun bercak

perlemakan sudah dapat ditemukan di lumen pembuluh darah dan

meningkat kekerapannya pada usia 30 tahun

- Jenis Kelamin

Resiko terjadinya disiplidemia pada laki-laki lebih besar daripada

perempuan. Hal tersebut karena pada perempuan produktid terdapat

perlindungan terhadap athriskelrosis dari hormon reproduksi yaitu

estrogen sedangkan pada pria lebih banyak menderita atheriskelorosis

karena hormon testosteron mempercepat timbulnya atherisklerosis.

- Obesitas

- Asupan makanan

- Aktivitas Fisik

2.5.4 PJK (Penyakit Jantung Koroner)

Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan penyebab kematian yang utama

didunia dengan 16,7 juta kematian per tahunnya dan cenderung mengalami

peningkatan . Di Indonesia, 36 juta penduduk menderita penyakit ini dan 80%

diantaranya meninggal akibat serangan jantung mendadak (Anonim, 2008).

Penyakit jantung koroner disebabkan oleh pembentukan plak di dalam arteri


pembuluh darah jantung. Plak terdiri atas kolesterol, kalsium dan bahan lain di

dalam pembuluh darah (arteri koronariaserta arteri lainnya). Proses ini disebut

dengan pengerasan arteri atau atherosclerosis atau ateroma.

Faktor lain penyebab terjadinya PJK adalah merokok, riwayat PJK dalam

keluarga (umur <55 tahun), penyakit gula, penyakit pembuluh darah dan

kegemukan (Bahri,2004). Pada suatu observasi, kebanyakan PJK terjadi pada

laki-laki (60%) dibandingkan wanita (40%). Hal ini disebabkan proteksi wanita

yang baik terhadap faktor resiko, proteksi hormonal, dan perbedaan metabolisme

pria dan wanita (Nababan, 2008).

2.5.5 Stroke

Stroke adalah serangan otak yang terjadi secara tiba-tiba dengan akibat

kematian atau kelumpuhan sebelah bagian tubuh. Stroke disebut juga dengan

CVA (cerebro-vascular accident).Secara sederhana, stroke terjadi jika aliran darah

ke otak terputus. Otak sangat tergantung pada pasokan darah yang

berkesinambungan, yang dialirkan oleh arteri (pembuluh nadi). Jika pasokan

darah berehenti akibat pembekuan darah atau pecahnya pembuluh darah, sedikit

atau banyak akan terjadi kerusakan pada otak yang tidak dapat diperbaiki (infark

otak). Dampaknya adalah fungsi kontrol bagian tubuh oleh daerah otak yang

terkena stroke akan hilang atau mengalami gangguan dan dapat mengakibatkan

kematian (Vitahealth, 2004).

Stroke terjadi karena penyumbatan pada pembuluh darah atau pembuluh

darah otak pecah. Ketika berusia lanjut, keadaan dinding arteri mengeras, tebal,

dan kurang lentur. Hal itu terjadi karena zat-zat lemak (kolesterol), produk-produk
sel mati, kalsium dan lainnya menggumpal dan menempel pada dinding arteri.

Begitu tumpukan plak itu terbentuk, sel-sel yang berada pada lapisan arteri akan

memproduksi zat-zat kimia sehingga plak tesebut menebal. Akibatnya, saluran

darah menjadi sempit sehingga menghambat laju aliran darah. Selain itu, plak bisa

pecah, hanyut bersama aliran darah, dan menyebabkan penggumpalan darah.

Penyumbatan aliran darah biasanya diawali dari luka kecil dalam pembuluh

darah yang bisa disebabkan oleh situasi tekanan darah tinggi, merokok, atau

karena makanan yang tinggi kandungan kolesterol dan lemaknya. Seringkali

daerah yang terluka kemudian tertutup oleh endapan yang kaya kolesterol (plak).

Gejala serangan stroke yang harus di waspadai antara lain adalah :

- Mati rasa yang mendadak diwajah, legan, atau kaki dan terutama terasa di

salah satu sisi saja, kiri atau kanan

- Mendadak bingung, atau sulit bicara, atau sulit mengerti

- Kesulitan penglihatan yang mendadak di salah satu atau kedua mata

- Mendadak kehilangan keseimbangan atau koordinasi, atau kesulitan

berjalan yang biasanya dibarengi rasa pusing

- Sakit kepala yang mendadak tanpa penyebab yang jelas

Banyak kondisi-kondisi yang dapat menyebabkan stroke, tetapi awalnya

adalah dari pengerasan arteri atau yang disebut juga sebagai arterisklerosis. Virgil

Brown, M.D, pimpinan American Heart Association di Atlanta, mengatakan

bahwa arterisklerosis terjadi akibat dari gaya hidup modern yang penuh stress,

pola makan tinggi lemak, dan kurang berolahraga. Ketiganya merupakan faktor

yang dapat dikendalikan. Selain itu terdapat faktor yang tak dapat dikendalikan
antar lain adalah usia, jenis kelamin, riwayat stroke dalam keluarga, rasa dan etnik

(Vitahelath, 2004).

2.6 Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium pada umumnya melewati tiga tahap pra-analitik,

analitik, dan post analitik. Tahap pra-analitik meliputi persiapan pasien,

pengambilan, penampungan, penyimpanan, dan pengiriman bahan. Hasil

pemeriksaan laboratorium khususnya hematologi banyak diminta para dokter

untuk membantu menegakkan diagnosis, membuat diagnosis banding, memantau

perjalanan penyakit, menilai beratnya sakit dan menentukan prognosis (Wirawan,

2002).

  Penentuan kadar kolesterol dipengaruhi oleh metode yang digunakan dalam

menganalisisnya, baik pada saat ekstraksi maupun saat penentuan kuantitatifnya.

Untuk menghindari ketidaksesuaian data hasil pengukuran yang dapat

menyebabkan adanya kekeliruan, maka laboratorium harus memvalidasi metode

tidak baku, metode yang didesain atau dikembangkan laboratorium, metode baku

yang digunakan di luar lingkup yang dimaksudkan, dan penegasan serta

modifikasi dari metode baku (Wirawan, 2002). Validasi metode adalah suatu

proses untuk mengkonfirmasi bahwa prosedur analisis yang dilakukan untuk

pengujian tertentu sesuai dengan tujuan yang diharapkan (Wirawan, 2002).

2.7 Enzimatik Kolorimetrik

Metode analisis kolesterol sebelumnya sangat bergantung pada metode

spektroskopi dan gravimetri. Metode yang didasarkan pada enzimatik, ditambah


dengan spektrofotometri untuk analisis kolesterol dari darah yang tidak cocok

untuk diaplikasikan pada makanan (Wirawan, 2002).

       Metode enzimatis kolorimetri (GPO-PAP), sebelum dilakukan pemeriksaan

biasanya penderita disuruh berpuasa 10 sampai 12 jam sebelumnya. Dengan

metode ini trigliserida akan dihidrolisa secara enzimatis menjadi gliserol dan asam

bebas. Dengan lipase khusus akan membentuk kompleks warna yang dapat diukur

kadarnya menggunakan spektrofotometer (Wirawan, 2002).


BAB III

PENGUMPULAN DATA

3.1 Waktu dan Tempat Kegiatan

Waktu Kegiatan

Kerja praktek dilaksanakan padabulan 3 Desember 2020 sampai 21

Januari2021 di RSUD Padang Pariaman.

Jadwal Kegiatan

N Hari ke –
Kegiatan
o 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 Persiapan Alat
V
2 Persiapan pasien
V V V V V V V V
3 Pengambilan
darah vena V V V V V V V V

4 Pembuatan
serum V V V V V V V V

5 Analisis kadar
kolesterol V V V V V V V V

6 Pembuatan tabel
hasil analisis
V V V
data

7 Kajian dampak
DM dan kadar V V
V
kolesterol
Tempat Kegiatan

Kerja praktek dilaksanakan di Laboratorium Rumah Sakit Umum Daerah

Padang Pariaman bertempat di Parit Malintang.

3.2 Topik kegiatan

1. Mempelajari teknis uji kimia darah terutama kolesterol dan Gula Darah

2. Mempelajari cara analisis pemeriksaan kolesterol dan gula darah

3. Mengkaji dampak kelebihan maupun kekurangan dari pemeriksaan

kolesterol

3.3Alat dan Bahan

Cup sample 500 mikron, mikropipet (1000 mikron), vacutube EDTA,

Vacuette, tourniquet, aquades, biotype, sentrifuges,selectra, serum darah,

aquabides 90%, jarum suntik, alcohol swab,pinset, sarung tangan

3.4 Cara Kerja

 Dipersiapkan alat dan bahan serta area kerja dibersihkan/disterilkan

 Dioleskan vena dengan kapas yang telah diberi alcohol

 Kemudian lengan dililitkan dengan pembendung atau tourniquet

 Setelah ditemukan lokasi pengambilan darah yang tepat pada vena,

disuntikkan jarum suntik pada lokasi tadi

 Diambil darah lebih kurang 3 ml tergantung jenis pemeriksaan


 Dimasukkan darah ke dalam tabung vacuette untuk pemeriksaan kimia

darah

 Tabung vacuette dimasukkan ke dalam sentrifuges dan diletakkan

dalam posisi seimbang dengan larutan control

 Diatur waktunya selama 10 menit dan dengan kecepatan 3000 rpm dan

tunggu sampai alat berhenti bekerja

 Diambil tabung vacuette dengan menggunakan pinset

 Ambil clinic pipet yang ukurannya 100-1000 mikroliter dan dipasang

blue tip di mikropipet

 Diambil serum yang telah terpisah dari darah

 Dimasukkan serum yang telah diambil ke dalam cup sample berukuran

500 mikron

 Untuk pemeriksaan uji kimia darah, gunakan alat selectra

 sebelum menggunakan selectra terlebih dahulu reagen di control lebih

kurang 10 -15 menit

 dari menu utama klik F8 (request sample)

 pilih request type :

- routine : untuk jalan pasien

- asap : as soon as possible

- stat : cepat

- blank : reagen dengan air

- control

- calibrate
 isi sample ID dan nama pasien pada kolom yang telah disediakan

 tentukan jenis parameter dengan memberi tanda (v) pada kolom test

 tekan F8 (new sample) apabila akan menambah pasien berikutnya

 tekan F9 (sample handing) untuk menentukan posisi

 double click pada nama atau sample ID untuk menentukan pada posisi

berapa pasien tersebut akan dijalankan

 setelah meletakkan sample pada posisi yang telah ditentukan oleh alat

dan memastikan sample tersebut benar pada tempatnya maka tekan F3

untuk mulai running alat

 untuk melihat hasil masuk ke F7 (evaluate sample)


BAB IV

HASIL INTERPRETASI DATA

Data Objektif

Nama : Ny. Emi Hasan

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 62 tahun

Status : Pasien Rawat Inap

Total Cholesterol : 230 mg/dl (150-200mg/dl)

HDL Cholesterol : 30 mg/dl (laki-laki lebih dari 50 mg/dl)

Trigliserida : 203 mg/dl (kurang dari 150mg/dl)

LDL Cholesterol : 161 mg/dl (kurang dari 150 mg/dl)

Ureum : 25 mg/dl (10-15 mg/dl)

Kreatinin : 6,4 mg/dl (<1,5)

Analisa klinis : Pasien mengalami nyeri di kepala dan tengkuk

Badan pegal-pegal

Kadang disertai mual dan demam.

Pasien Riwayat Stroke

Pasien dengan kadar kolesterol total dan trigliserida yang tinggi

menunjukkan banyak kolesterol jenis trigliserida didalam darah, mempunyai

penyakit hipertensi dan kencing manis, apabila disetai dengan kenaikan salah satu

atau keseluruhan kolesterol maka akan beresiko untuk terjadinya penyumbatan di

dalam pembuluh darah. Penyakit yang akan timbul jika terjadi sumbatan akibat
kenaikan kolesterol adalah stroke. Selain itu penyakit yang ditimbulkan karena

meningkatnya kadar kolesterol total dan trigliserida adalah penyakit jantung

koroner yang menyebabkan aliran darah ke otot jantung menjadi berkurang

ataupun terhenti, sehingga mengganggu kerja jantung untuk memompa darah

keseluruh tubuh. Beberapa gejala yang ditimbulkan adalah penderita mengalami

rasa nyeri didada, lemas mendadak atau bahkan pingsan. Jika tidak ditangani oleh

medis dengan cepat maka dapat menyebabkan kematian.


BAB V

PEMBAHASAN

Dari pasien yang diperiksa, terdapat pasien yang mengalami kelebihan

kolesterol total, pasien kelebihan trigliserida, pasien kekurangan HDL dan pasien

kelebihan LDL serta Kadar gula puasa yang tinggi. . Hiperlipidemia berkaitan

erat dengan diabetes melitus. Pada umumnya, meningkatnya kadar trigliserida

dalam darah akan diikuti dengan meningkatnya kadar gula darah. Ketika kadar

trligiserida meningkat, menunjukkan bahwa tubuh tidak dapat bekerja dengan

baik untuk merubah makanan menjadi energi. Insulin yang bertugas menghantar

glukosa ke dalam sel kemudian dirubah menjadi energi. Insulin juga yang

membantu tubuh untuk dapat merombak trigliserida menjadi energi ketika tubuh

kehabisan cadangan glikogen.

Ketika kadar trigliserida meningkat, menunjukkan bahwa terjadi insulin

resisten atau insulin tidak dapat bekerja secara maksimal. Hasilnya glukosa dalam

darah akan meningkat seiring dengan meningkatnya kadar Trigiserida dalam

darah. Kadar glukosa darah yang tinggi dapat mempercepat pembentukan

trigliserida dalam hati, maka ketika kadar trigliserida melebihi batas normal, dapat

dipastikan bahwa kadar glukosa darah juga dalam keadaan di atas

normal,sehingga sering dijumpai penderita penyakit hiperlipidemia disertai

dengan penyakit diabetes melitus. Gula yang masuk ke dalam tubuh tidak dapat

terserap baik oleh sel-sel tubuh dan akhirnya menumpuk di dalam darah.

Kondisi kadar gula yang tinggi dalam darah penderita diabetes ternyata
memicu naiknya level kolesterol jahat atau LDL dalam tubuh dan justru

menurunkan tingkat kolesterol baik atau HDL.

Kolesterol jahat yang terlalu banyak, menumpuk pada dinding-dinding

arteri dan membentuk plak. Semakin banyak plak yang menumpuk, maka akan

berdampak pada tersumbatnya aliran darah akibat diameter arteri yang

menyempit. Jika dibiarkan, dikhawatirkan penderita diabetes akan mengalami

aterosklerosis, yakni kondisi ketika pasien diabetes menjadi rentan

terkena stroke dan jantung. Sehingga penulis hanya dapat menyimpulkan

penyebab penyakit yang diderita pasien berdasarkan beberapa literatur dan hasil

konsultasi dengan dokter.


BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

1. Berdasrkan Pemeriksaan didapatkan adanya hubungan antara tinnginya

hasil dari pemeriksaan Gula darah dengan hasil kadar kolesterol dalam

darah.

2. Dengan tingginya kadar gula darah dan kadar kolesterol dalam darah

menyebabkan pasien terkena stroke.

6.2 Saran

Dari hasil kerja praktik ini penulis ingin memberikan saran sebagai bahan

masukan semua pihak dalam kaitannya terhadap faktor-faktor yang dapat

meningkatkan kadar kolesterol dan kadar gula dalam darah antara lain:

1. Bagi memiliki riwayat /keturunan kolesterol, hendaknya lebih menjaga

kesehatan, rajin berolahraga,hindari merokok, mengatur pola makan serta

mengurangi konsumsi makanan siap saji.

1.  Melakukan pemeriksaan secara berkala untuk mengetahui awal gejala

adanya gangguan kesehatan dan melakukan cek darah serta urin

dilaboratorium.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2008.Majalah Farmacia Edisi Desember 2008(Vol.8 No.5) (cited at December
10,2010). Available at: www.majalah-farmacia.com/rubrik/one_news.asp.
Anonim. 2014. Diet Penyakit Dislipidemia dan Hipertensi. Tersedia: http://astria-
gizi08.blogspot.com

Anwar TB. Dislipidemia sebagai Faktor Risiko Penyakit Jantung Koroner.


Sumatera Utara: Fakultas Kedokteran USU. 2004; 1-15.

Bahri, A.T. 2004. Manfaat Diet Pada Pennggulangan Hiperkolesterolemi , [Online].   Tersedia :
http ://www.library.usu.ac.id/download/fk/gizi-bahri.pdf

David G. Gardner.2004. Greenspan's Basic and Clinical Endocrinology, Ninth


Edition. New York: McGraw-HillRinsho Byori.Metabolic syndrome and
small dense LDL-cholesterol. Am J Hypertens 2007; 55(5):434-8.

Davidson, C. 2003. Seri kesehatan : Bimbingan Dokter Pada penyakit Jantung


Koroner. Dian Rakyat : Jakarta.
Efendi, Ferry dan Makhfudli. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas : Teori
dan Praktik dalam Keperawatan. Salemba Medika : Jakarta.
Fitriani Lumonggo. 2007. Atherosclerosis. Departemen Patologi Anatomi,
Fakultas kedokteran : Universitas Sumatera Utara.
Guyton A.C. and J.E. Hall 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9.
Jakarta: EGC

Nababan, D. 2008. Hubungan Faktor Resiko dan Karakteristik Penderita dengan


Kejadian Penyakit Jantung Koroner di RSU pringadi Medan Tahun
2008. Tesis Pada sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.
Medan : diterbitkan.
Phillip I. Aaronson dan Jeremy P.T. Ward.2004. Sistem Kardiovaskuler Edisi Ketiga.
Erlangga:Jakarta
Ponce fredirikus. 2013Perbandingan hasil pemeriksaan glukosa darah metode
GOD-PAP menggunakan serum tanpa sentrifugasi dengan serum yang
disentrifugasi. POLTEKES : UIT

Shah SZA, Devrajani BR, Devrajani T, BibiI. Frequency of Dyslipidemia in


Obese versus Non-obese in relation to Body Mass Index (BMI), Waist
Hip Ratio (WHR) and Waist Circumference (WC). Pakistan Journal of
Science 2008 ; 62 (1): 27-31.

Soeharto, I., 2004, Serangan jantung dan stroke hubungannya dengan lemak dan
Kolesterol Edisi kedua. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Suryaatmaja,M.dkk. 2004. Tabel Konversi satuan SI konvensional dan nilai
rujukan dewasa – anak parameter laboratorium klinik. Perhimpunan
Dokter Spesialis Patologi Klinik Indonesia. Jakarta
Swastini, D.A dan Astuti, K.W. 2007. Buku Ajar Mata Kuliah Farmakognosi.Jurusan
Farmasi Fakultas MIPA Universitas Udayana: Bukit Jimbaran
Tapan Erik. 2005.Penyakit Degeratif .Elex Media Komputindo: Jakarta.

Tisnadjaja, D., 2006, Bebas kolesterol dan demam berdarah dengan angkak,
Panebar Swadaya, Jakarta.

Wirawan, R. 2002. Pemeriksaan Laboratorium Hematologi Sederhana. Balai


Penerbit Fakultas Kedokteran Universiatas Indonesia: Jakarta.
Lampiran

Dokumentasi Kegiatan PKL di RSUD


Padang Pariaman

Anda mungkin juga menyukai