Anda di halaman 1dari 28

Benign Prostate Hyperplasia (BPH)

merupakan Pembesaran Prostat Jinak (PPJ) yang


menghambat aliran urin dari buli-buli.
Pembesaran ukuran prostat ini akibat adanya
hyperplasia stroma dan sel epitelial mulai dari
zona periurethra.
Trans Urethral Resection Prostate
(TURP)
Identitas Pasien :
Nama : Tn. S
Umur : 58 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pekerjaan : Pedagang
Alamat : Siteba
Status perkawinan : Menikah
Tanggal masuk / Pukul : 25 September 2017 / 20.30 WIB
Anamnesa :

Keluhan Utama : Susah BAK sejak ± 1 bulan


sebelum masuk Rumah Sakit.
Riwayat Penyakit Sekarang :
• Susah BAK sejak ± 1 bulan sebelum masuk Rumah Sakit. Pasien
mengeluhkan sudah mengalami susah BAK sejak ± 1 tahun yang
lalu. Pasien juga merasa susah untuk memulai BAK dan terkadang
harus disertai dengan mengedan terlebih dahulu. Pancaran BAK
semakin lama dirasakan semakin melemah dan kadang pasien juga
mengalami kencing yang tiba-tiba berhenti. Sebelumnya pasien
juga merasakan anyang-anyangan. Pasien mengatakan bahwa
dirinya sering berkali-kali ke kamar mandi dikarenakan rasa ingin
BAK akan tetapi saat sampai di kamar mandi BAK pasien hanya
keluar beberapa tetes saja sehingga pasien merasa kurang puas
setelah BAK.
• Pola tidur terganggu sejak ± 1 bulan yang lalu karena pasien
sering terbangun saat tidur akibat ingin ke kamar mandi
untuk BAK.
• BAB (+) normal, tidak bercampur darah dan tidak ada
lendir.
• Nyeri pinggang (+), nyeri yang dirasakan tidak menjalar dan
sesekali.
• Nyeri pada daerah yang tertentu (-).
• Mual (-), muntah (-).
• Demam (-).
Riwayat Penyakit Dahulu :
• Pasien tidak pernah mengalami sakit seperti
ini sebelumnya.
• Riwayat DM disangkal.
• Riwayat Hipertensi disangkal.
• Riwayat Alergi disangkal
• Riwayat Batuk lama disangkal.
Riwayat Penyakit Keluarga :
• Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit
seperti pasien.
• Riwayat DM (Ayah, Ibu, Saudara) disangkal.
• Riwayat Hipertensi (Ayah, Ibu, Saudara) disangkal.
• Riwayat Alergi (Ayah, Ibu, Saudara) disangkal.
• Riwayat Batuk lama (Ayah, Ibu, Saudara) disangkal.
Riwayat Psikososial dan Kebiasaan :
Pasien seorang laki-laki berumur 58 tahun
merupakan seorang pedagang. Pasien memiliki
kebiasaan minum kopi 2 gelas/hari, merokok sebanyak
1-2 bungkus/hari, jarang minum air putih dan jarang
berolahraga. Pasien tidak mengkonsumsi alkohol, tidak
minum obat yang dibeli sendiri dan tidak ada
mengkonsumsi jamu.
Pemeriksaan Fisik :
Keadaan Umum : Sakit sedang
Vital Signs :
Kesadaran : Composmentis cooperative
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Frekuensi Nadi : 72 kali/menit , regular
Frekuensi Napas : 20 kali/menit
Suhu : 36,6 ºC
Status Generalisata :
Kepala : Normocephal, rambut beruban,
distribusi merata, tidak mudah dicabut
Mata : Konjunctiva anemis (-/-), Sklera ikterik
(-/-)
Telinga : Normotia, Sekret (-/-)
Hidung : Deviasi septum (-), Sekret (-/-)
Mulut : Mukosa bibir lembab, Sianosis (-)
Leher : Tidak ada pembesaran KGB, JVP 5–2
cmH2O
Thorax :
Paru-paru :
Inspeksi : Simetris kiri dan kanan dalam keadaan
statis dan dinamis
Palpasi : Fremitus kiri dan kanan sama
Perkusi : Sonor di kedua lapangan paru
Auskultasi : Suara nafas vesikular, Rhonki (-/-),
Wheezing (-/-)
Jantung :
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis teraba 2 jari di RIC V linea
midclavicula sinistra
Perkusi :
Batas kanan : RIC IV linea sternalis dextra
Batas kiri : 2 jari di RIC V linea midclavicula
sinistra
Batas atas : RIC II linea parasternalis sinistra
Auskultasi : Irama murni, M1<M2, P1<A2, Bising jantung (-)
Abdomen :
Inspeksi : Perut tidak tampak membuncit, tidak
tampak adanya massa, Sikatrik (-),
Venektasi (-)
Palpasi : Teraba masa kistik pada supra simpisis,
defence muscular (-)
Perkusi : Tympani
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Ekstremitas :
Superior :
Inspeksi : Edema (-/-), Sianosis (-)
Palpasi : Perabaan hangat
Tes sensibilitas : Sensibilitas halus normal dan sensibilitas
kasar normal
Inferior :
Inspeksi : Edema (-/-), Sianosis (-)
Palpasi : Perabaan hangat, palpasi A.dorsalis pedis,
A.tibialis posterior dan A.poplitea kuat
angkat
Tes sensibilitas : Sensibilitas halus normal dan sensibilitas
kasar normal
Status Lokalisata :
Pemeriksaan dalam (digital rectal
examination) : sfingter ani mencengkeram kuat,
mukosa licin, ampula rectum tidak kolaps, teraba
prostat kenyal, kanan dan kiri simetris, nyeri tekan
(-), sulcus medianus tidak teraba dan tidak
berbenjol-benjol.
Pemeriksaan Penunjang :
USG
Diagnosis :

Benign Prostat Hiperplasia (BPH) Derajat Berat


Diagnosis Banding :

a. Karsinoma prostat
b. Neurogenic bladder
c. Acute prostatitis
Penatalaksanaan :
Non Operatif :
a. Non Farmakologi
b. Farmakologi
 Cefotaxim 3x1
 Kalnex 3x1
 Ketorolac 3x1

Operatif :
Prostatektomi
Kesimpulan

Telah dilaporkan seorang pasien laki-laki umur


58 tahun dirawat di Rumah Sakit Islam Siti Rahmah
Padang masuk bangsal bedah pria pada tanggal 25
September 2017 dengan diagnosis akhir Benign
Prostat Hiperplasia (BPH) Derajat Berat. Diagnosis
ditegakkan dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang. Penatalaksanaan farmakologi
untuk pasien tersebut adalah Cefotaxim 3x1, Kalnex
3x1 dan Ketorolac 3x1, sedangkan penatalaksanaan
operatifnya adalah prostatektomi.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai