Anda di halaman 1dari 27

Departemen Ilmu Bedah

Fakultas Kedokteran
Universitas Hasanuddin

LAPORAN KASUS
Hidropneumothorax sinistra
Sri Rahayu Igirisa
C014202289

Supervisor Pembimbing
dr. Muhammad Nuralim Mallapasi, Sp.B, Sp.BTKV(K)VE

Residen Pembimbing
dr. fitran amansyah
IDENTITAS PASIEN
Nama An. Niko
Jenis Kelamin Laki-laki
Umur 22 tahun
Agama Kristen
Alamat sanapai
Pekerjaan buruh
No Rekam Medik 1031295
ANAMNESIS
• Pasien datang dengan keluhan sesak nafas yang dialami  sejak 1 bulan
yang lalu. Pasien juga mengeluhkan nyeri pada dada sebleh kiri seperti
tertusuk tusuk sejak 1 bulan yang lalu. Pasien juga mengeluhkan ada
demam sejak 2 minggu yang lalu demamnya hilang timbul. pasien
ditusuk panah oleh orang mabuk di daerahnya. Nyeri kepala tidak ada,
mual dan muntah tidak ada. Buang air besar kesan normal, buang air kecil
kesan normal
ANAMNESIS
• Riwayat penyakit dahulu
• Riwayat batuk lama tidak ada 
• Riwayat batuk disertai darah tidak ada.
• Riwayat demam  ada
• Riwayat batuk campur bercak darah tidak ada
• Riwayat kejang tidak ada.
• pasien dirawat 1 minggu di puskesmas kemudian dirujuk ke rs Kabupaten dan
dilakukan chest tube kiri. Pasien dirawat 8 hari dan kemudian dipulangkan. 1
hari di rumah, pasien kembali sesak dan kembali dirawat di RS dan dilakukan
chest tube kembali yang dipertahankann hingga saat ini (9 hari) 
PEMERIKSAAN FISIK
Status generalis: Telinga : simetris, otorrhea (-/-), tidak ada kelainan
Sakit sedang/compos mentis/ GCS 15 (E4M6V5) Hidung : tidak ada pernapasan cuping hidung,
Primary Survey: mukosa tidak hiperemis, sekret tidak ada, tidak ada
A: Clear, patent
B: pengembangan dada asimetris kiri tertinggal, RR septum deviasi
26x/menit Mulut : bibir tidak sianosis, gusi tidak ada
C: TD: 120/70 mmHg, Nadi: 90x/ menit , regular,
perdarahan aktif tidak ada, CRT < 2 detik perdarahan, lidah kotor tidak ada, faring tidak
D: GCS 15 E4M6V5, Pupil isokor 2,5 mm, RCL +/+, hiperemis
RCTL +/+, lateralisasi -
E: suhu 37 C Leher : tidak ada deviasi trakea, tidak ada
pembesaran kelenjar tiroid dan getah bening
Kepala : normocephal
Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-),
pupil ODS 2,5 mm/2,5 mm bulat isokor, RCL/RCTL +/+
PEMERIKSAAN FISIK
Status lokalis 
Regio thorax :
Inspeksi : simetris kedua hemitoraks, tampak terpasang 1
buah drain ches tube di hemi thoraks sinistra line axilaris
anterior setinggi ICS , warna serous, undulasi ada, bubble
tidak ada
Palpasi : nyeri tekan ada, minimal pada hemithorax sinistra
Perkusi : redup pada hemithorax sinistra setinggi ICS V
Auskultasi : menurun pada hemithorax sinistra setinggi ICS
V
PEMERIKSAAN FISIK

Abdomen Ektremitas
■ Inspeksi : cembung mengikuti gerak ■ Superior : akral hangat, tidak ada edema,
napas, tidak terlihat massa tidak ada deformitas, CRT <2 detik
■ Auskultasi : peristaltik ada, kesan normal ■ Inferior : akral hangat, tidak ada edema,
■ Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada tidak ada deformitas, CRT <2 detik
splenomegaly dan hepatomegaly
■ Perkusi : timpani
EVALUASI WSD
• Produksi
• 12/7 2023: 100 cc
• 13/7/2023: 90 cc
• 14/7/2023: 90 cc
• Warna: serous
• Undulasi: ada
• Bubble: tidak ad
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
(RSWS,12/07/2023)
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
WBC 15,7 4.00 – 10.0 103/uL
RBC 4,44 4.00 – 6.00 106/uL
HB 10.4 12.00 – 16.00 g/dL
MCV 68 80.0 – 97.0 fL
MCH 23 26.5 – 33.5 pg
MCHC 34 31.5 – 35.0 g/dL
PLT 515 150 - 400 103/uL
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
(RSWS, 12/07/2023)

Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan


INR 1.02 - -
APTT 24.4 22 - 30 detik
PT 10.6 10 - 14 detik
Na/K/Cl 140/4.0/103 mmol/l
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
(RSWS, 12/07/2023)

Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan


SGOT 39 <38 U/L
SGPT 22 <41 U/L
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Foto Thorax PA/AP RSWS (12/07/2023)
- Terpasang chest tube dari arah lateral kiri dengan
ujung tip setinggi CV TVII
- Tampak konsolidasi inhomogen pada lapangan
bawah paru kiri
- Cor : normal, aorta normal
- Sinus kiri berselubung.Sinus dan kedua diafragma
- Tulang-tulang intak
- Jaringan lunak sekitar baik
Kesan :
- Terpasang chest tube dari arah lateral kiri dengan
ujung tip setinggi CV TVII
- Pneumonia sinistra
- Efusi pleura minimal sinistra
DIAGNOSIS

Hidropneumothorax sinistra post chest tube H 10


TATALAKSANA

■ . O2 3lpm via NK
■ . IVFD RL 28 tpm
■ . Ceftriaxon 1 gram/ 12 jam/iv
■ . metamizole 1 gr/ 8 jam/ iv
■ . ranitidine 50 mg/ 12 jam/ iv
DISKUSI
Anatomi dan fisiologi pleura
Pleura adalah membran serosa yang melapisi
permukaan dalam dinding toraks kanan dan
kiri,melapisi permukaan superior diafragma kanan
dan kiri, melapisi mediastinum kanan dan kiri yang
semuanya disebut pleura parietalis. Kemudian pada
pangkal paru, membran serosa ini berbalik melapisi
paru dan disebut pleura viseralis yang berinvaginasi
mengikuti fisura yang membagi tiap lobusnya

Betts JG, Desaix P, Johnson E, Johnson JE, Korol O, Kruse D et al. The respiratory system. 2013.
Anatomi dan fisiologi pleura
Diantara pleura parietal dan viseral terdapat ruang yang
disebut rongga pleura didalamnya terdapat cairan
pleura seperti lapisan film karena jumlahnya sangat
sedikit berfungsi memisahkan pleura parietal dan
viseral. Cairan pleura masuk ke dalam rongga pleura dari
dinding dada yaitu bagian pleura parietalis dan mengalir
meninggalkan rongga pleura menembus pleura viseralis
untuk masuk ke dalam aliran limfa. melumasi permukaan
pleura sehingga memungkinkan gesekan kedua lapisan
tersebut pada saat pernafasan.

Betts JG, Desaix P, Johnson E, Johnson JE, Korol O, Kruse D et al. The respiratory system. 2013.
Definisi

Hidropneumotoraks adalah suatu keadaan dimana terdapat udara dan


cairan di dalam rongga pleura yang mengakibatkan kolapsnya jaringan
paru

Milisavljevic S, Spasic M, Milosevic B. Pneumothorax: Diagnosis and treatment. Sanamed 2015; 10: 221–228.
Etiologi

Hidropneumotoraks spontan terjadi oleh karena pecahnya bulla yang


diameternya tidak lebih dari 1-2 cm yang berada di bawah permukaan pleura
viseralis, dan sering ditemukan di daerah apeks lobus superior dan inferior.
Terbentuknya bleb ini oleh karena adanya perembesan udara dari alveoli yang
dindingnya ruptur melalui jaringan intersisial ke lapisan jaringan ikat yang
berada di bawah pleura viseralis. Hidropneomotoraks dapat disebabkan oleh
adanya trauma, peradangan, udara, cairan.

Betts JG, Desaix P, Johnson E, Johnson JE, Korol O, Kruse D et al. The respiratory system. 2013

Chaturvedi A, Lee S, Klionsky N, Chaturvedi A. Demystifying the persistent pneumothorax: role of imaging. Insights Imaging 2016; 7: 411–429..
Patofisiologi
adanya trauma, akumulasi cairan dan udara
Hidropneomotoraks dalam rongga pleura
peradangan, udara, cairan

Akumulasi cairan dan


perlengketan antara pleura udara menyebabkan paru- tekanan dalam rongga
parietalis dan pleura visceralis paru kolaps dada menjadi positif

pergesekan yang terus


menerus yang menyebabkan
robekan pada pleura, jadi
cairan pleura bisa merembes
masuk kedalam pleura
parietalis
Chong ID, Chao A, Hunter-Behrend M, Gharahbaghian L, Mitarai T, Williams S et al. Diagnosis and Management of Spontaneous Pneumothorax in the Emergency Department: A Review of the Most Current Clinical Evidence for Diagnosis
and Treatment. Pulm Res Respir Med - Open J 2016; 3: 23–29.
Klasifikasi
Hydropneumothorax dapat dibagi berdasarkan kejadian :

Pneumothorax Spontan Primer


terjadi jika pada penderita tidak ditemukan penyakit paru-paru. Pneumotoraks disebabkan
oleh pecahnya kantung kecil berisi udara di dalam paru-paru yang disebut bulla. Faktor
predisposisinya merokok dan riwayat keluarga dengan penyakit yang sama. Keadaan ini
dapat terjadi berulang kali dan sering menjadi keadaan yang kronis
Pneumotoraks Spontan Sekunder
merupakan komplikasi dari penyakit paru-paru (misalnya penyakit paru obstruktif
menahun, Asma, Fibrosis Kistik, dan Tuberculosis.

Menon B, Singh P, Arora R. Interlobar Hydropneumothorax. Indian J chest 2014. 207-208.


Klasifikasi
Hydropneumothorax dapat dibagi berdasarkan kejadian :

Pneumothorax Traumatik
Terjadi akibat cedera traumatik pada dada. Traumanya bisa bersifat menembus (luka tusuk,
peluru) atau tumpul (benturan pada kecelakaan kendaraan bermotor).

Iatrogenic pneumothorax
Gejala mirip dengan pneumothorax spontan, bergantung pada usia pasien, adanya penyakit
penyerta, dan luasnya pneumothorax.
Pneumomediastinum
Pasien mungkin mengalami nyeri dada, batuk persisten, nyeri tenggorokan, disfagia, sesak
napas, dan mual atau muntah.
Menon B, Singh P, Arora R. Interlobar Hydropneumothorax. Indian J chest 2014. 207-208.
Diagnosis Hydropneumothorax
Anamnesis

Ditemukan anamnesis yang khas, yaitu rasa nyeri pada dada seperti ditusuk, disertai sesak
nafas dan kadang-kadang disertai dengan batukbatuk

Rasa nyeri dan sesak nafas ini makin lama dapat berkurang atau bertambah hebat.

Sakit dada biasanya datang tiba-tiba seperti ditusuk-tusuk se tempat pada sisi paru
yang terkena, kadang-kadang menyebar ke arah bahu, hipokondrium dan skapula.
Rasa sakit bertambah waktu bernafas dan batuk.

Chaturvedi A, Lee S, Klionsky N, Chaturvedi A. Demystifying the persistent pneumothorax: role of imaging. Insights Imaging 2016; 7: 411–429.

Yedlapati GK, Narahari NK, Reddy Y. Pneumothorax and its etiology. 2016; 3: 79–86.
Pemfis
Pada pemeriksaan fisik torak didapatkan: 2,3,5
Inspeksi :
a. Dapat terjadi pencembungan pada sisi yang Perkusi :
sakit (hiper ekspansi dinding dada) a. Suara ketok pada sisi sakit, hipersonor
b. Pada waktu respirasi, bagian yang sakit sampai timpani Batas jantung terdorong
gerakannya tertinggal ke arah toraks yang sehat, apabila
c. Trakea dan jantung terdorong ke sisi yang tekanan intrapleura tinggi
sehat Auskultasi :
Palpasi : b. Pada bagian yang sakit, suara napas
d. Pada sisi yang sakit, ruang antar iga dapat melemah sampai menghilang
normal atau melebar c. Suara vokal melemah dan tidak
e. Iktus jantung terdorong ke sisi toraks yang menggetar serta bronkofoni negative.
sehat
f. Fremitus suara melemah atau menghilang
pada sisi yang sakit

Milisavljevic S, Spasic M, Milosevic B. Pneumothorax: Diagnosis and treatment. Sanamed 2015; 10: 221–228.
Pemeriksaan penunjang
a. X-Ray Thorax

b. CT Scan Thorax

Menon B, Singh P, Arora R. Interlobar Hydropneumothorax. Indian J chest 2014. 207-208.


Penatalaksanaan:
Water Sealed Drainage ( WSD )
Merupakan tindakan invasif yang dialakukan untuk mengeluarkan
udara, cairan (darah, pus) dari rongga pleura, rongga thoraks, dan
mediastinum dengan menggunakan pipa penghubung
Tempat pemasangan drain sebaiknya ialah :

a. Linea aksilaris media pada sela iga 6 atau sela iga ke 7.

b. Linea media klavikularis pada sela iga ke dua.

Milisavljevic S, Spasic M, Milosevic B. Pneumothorax: Diagnosis and treatment. Sanamed 2015; 10:
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai