FEVER
Ade Nea
Alvin Santosh
Muhammad Zuhdi
IDENTITAS PASIEN
• Nama : M. Rasyid
• No.Rekam medis : 980815
• Umur : 3 tahun 8 bulan 14 hari
• tanggal lahir : 7/3/2014
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Alamat : Jl. Golf Raya N0. 25 Kota Bandung
• Agama : Islam
• Suku : Sunda
• Tanggal masuk rumah sakit : 21/11/2017
• Tanggal pemeriksaan : 23/11/2017
Anamnesa
• demam sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit.
• Demam terjadi mendadak tinggi,yang berlangsung terus menerus, siang
dan malam.
• Pada hari pertama demam (sabtu, 18/11/2017), suhu tubuh pasien
mencapai 39ºC yang diukur mengunakan thermometer oleh ibu pasien.
• Pada hari ke-2, demam kemudian turun yang ditandai tubuh pasien sudah
tidak demam lagi.
• Pada hari ke 3,demam mencapai 39,3 ºC disertai bintik-bintik kemerahan
di wajah dan lengan. Bintik – bintik kemerahan berukuran kecil, banyak,
sama besar, tidak menimbul, tidak gatal atau nyeri.
Anamnesa
• Keluhan juga disetai batuk berdahak yang sulit dikeluarkan dahaknya.
• Keluhan demam mencapai 39,5 ºC yang disertai muntah pada hari
ke-4. Muntah terjadi 1 kali berupa ampas makanan dan cairan bening.
• Pada malam hari ke-4, ibu pasien mengeluhkan pasien berkeringat
banyak sampai membasahi tempat tidur yang disertai tangan dan kaki
teraba dingin dan buang air kecil sedikit. Pasien juga tampak lemas,
pucat dan saat menangis, air mata pasien tidak keluar.
Anamnesa
• Keluhan tidak disertai nyeri perut, nyeri ulu hati , gusi berdarah,
mimisan, maupun buang air besar hitam.
• Tidak ada riwayat sesak, kejang, maupun penurunan kesadaran.
Keluhan nyeri saat buang air kecil disangkal pasien.
• Pasien tidak pernah bepergian ke daerah pesisir pantai dan daerah
endemis malaria.
• Tidak ada keluhan nyeri telinga maupun keluar cairan dari telinga.
Anamnesa
• Pada hari pertama demam, pasien dibawa oleh ibu pasien ke
puskesmas terdekat. Pada sat di puskesmas, pasien diberikan obat
3
paracetamol syrup 3 x 1 sendok obat.
4
• Keesokan harinya pasien kemudian dibawa ke IGD RSUD Kota
Bandung pada pagi hari ke-3 demam
• Hasil lab darah pasien menunjukkan kadar trombosit rendah
Anamnesa
• Pasien baru pertama kali mengalami keluhan seperti ini. Tidak ada riwayat trauma sebelumnya. Tidak ada
riwayat perdarahan yang sulit berhenti sebelumnya. Terdapat riwayat keluhan yang sama di keluarga
maupun di lingkungan sekitar rumah pasien.Tidak terdapat riwayat penyemprotan nyamuk demam berdarah
di lingkungan rumah. Tidak ada riwayat alergi pada pasien maupun kedua orang tua pasien.
• Pasien merupakan anak pertama dari ibu P1A0 lahir cukup bulan, spontan, dibantu bidan, langsung
menangis. Berat bayi lahir 2,7 kg, panjang bayi lahir 45 cm.
• Riwayat imunisasi pasien lengkap sesuai usia dan terakhir vaksin campak saat usia 9 bulan.
• Riwayat ASI ekslusif, dan saat ini pasien sudah berhenti minum asi. Pasien saat ini makan makanan keluarga
sebanyak 3kali sehari, namun sejak sakit napsu makan pasien berkurang.
• Pasien sudah bisa berlari, melompat, menyebut nama sendiri, mencoret-coret kertas, dan memakai pakaian
sendiri.
• Rumah pasien memiliki ventilasi cukup, menggunakan air sumur, kamar mandi dan sumber penampungan
air selalu dibersihkan dan ditutup bila tidak digunakan.
• Saat pemeriksaan, demam sudah turun dengan suhu badan 36,6 ºC, dan bintik-bintik merah masih ada di
sekitar wajah namun sudah berkurang dan keluhan batuk masih ada. Pasien telah mendapatkan penangan
infus dan rutin dilakukan cek darah dengan hasil lab terakhir trombosit masih kurang
Pemeriksaan Fisik
• Keadaan umum : Tampak sakit sedang
• Kesadaran : compos mentis
• Tanda vital :
• Tensi : 90/60 mmHg
• Nadi : 60x/menit
• Respirasi : 35 x/menit
• Suhu : 36,6 ºC
• Antropometri :
• BB : 14 kg
• TB : 102 cm
• BMI/U : < -1 SD (median)
• BB/U : < 0 SD (median)
• TB/U : < -1 SD (median)
Pemeriksaan Fisik
• Kepala :
• Bentuk simetris, tidak ada deformitas, ubun-ubun besar tertutup
• Rambut halus, distribusi rata, tidak rontok
• Petechiae di wajah
• Mata : subconjungtival bleeding (-), konjungtiva tidak anemis, sclera tidak
ikterik, air mata (+)
• Telinga : tidak ada secret
• Hidung : tidak ada pernapasan cuping hidung
• Mulut : tidak ada peri oral cyanosis, mukosa basah, tonsil T1 – T1 tidak hiperemis,
kripta tidak melebar, faring tenang, gusi tidak berdarah, tidak ada strawberry
tongue, tidak ada koplik sign
• Leher : KGB tidak teraba, tidak ada retraksi suprasternal
Pemeriksaan Fisik
• Thoraks :
• Bentuk dan gerak simetris, tidak ada retraksi
• Cor : ictus cordis tidak terlihat, teraba pada midclavicular line setinggi
ICS 5 kiri, Bunyi jantung S1,S2 murni regular, tidak ada murmur,tidak
ada gallop
• Pulmo :
Anterior Posterior
Inspeksi Tidak ada retraksi Tidak ada retraksi
Palpasi Vocal fremitus suli dinilai Vocal fremitus suli dinilai
Perkusi sonor sonor
Auskultasi Vesicular breath souds kanan=kiri Vesicular breath souds kanan=kiri
Tidak ada stridor, tidak ada Tidak ada stridor, tidak ada
wheezing, tidak ada crackles wheezing, tidak ada crackles
Pemeriksaan Fisik
• Abdomen : Datar, lembut, tidak ada nyeri tekan epigastrium, tidak
ada nyeri tekan suprapubic, bising usus (+), hepar dan lien tidak
teraba, tidak ada pekak samping, tidak ada pekak pindah.
• Extremitas : tangan kanan terpasang infuse dextrose ¼ , tidak ada
hematom, tidak edema., akral hangat, CRT <2 detik, turgor kembali
cepat.
• Genitalia : laki-laki, tidak ada kelainan
USULAN PEMERIKSAAN
• Derajat IV : Renjatan berat dengan nadi tidak teraba dan tensi yang
tidak dapat diukur.
Patofisiologi
• Patofisiologi utama yang terjadi pada penyakit ini adalah adanya
kebocoran plasma dan gangguan hemostasis
Infeksi Virus
Dengue
Dehidrasi
Permeabilitas trombositopenia
vaskuler naik
I
Kebocoran plasma: Kompleks Ag-
Demam Dengue
Hemokonsentrasi, Ab-Komplemen
hipoproteinemia, efusi
pleura, asites
Hipovolemia
Menurunkan
kemampuan agregasi
trombosit
Syok III
Derajat
Meninggal IV
Asimptomatis Simptomatis
• Diagnosa confirmed
- Gejala probale ditambah : IgG titer >4x + HI test atau IgM meningkat
Tata Laksana
• Kasus DBD yang diperkenankan berobat jalan
• Bila penderita tidak ada tanda bahaya, seperti :
- Perburukan klinis saat demam turun
- Muntah persisten
- Muntah darah, melena, mestruasi berlebihan
- Tidak BAK dalam 4-6 jam terakhir
- Lab : HCT meningkat atau Trombocit turun
Berobat Jalan
• Istirahat cukup
• Cukup asupan cairan : Disarankan oralit atau isotonik
• Pemberian antipiretik
Parasetamol : 10 mg/kgbb dengan interval tiap 6 jam
aspirin atau NSAID tidak dianjurkan
• Pemeriksaan lab darah per hari ( HCT, Tr, Leukosit )
Rawat Inap
• Pemberian cairan melalui infus pada penderita dengan :
- Asupan cairan oral yang kurang
- Hematokrit meningkat
- Tanda tanda syok
• Pemantauan parameter
- Tanda tanda bahaya
- CRT
- Tekanan darah per 1 jam untuk syok, per 2 jam untuk yang tidak syok
- Urine output ( 8 dan 1 ) jam
- Hemantokrit ( 12, 6 dan 2 ) jam
Derajat I dan II
• Volume dan macam cairan pengganti penderita DBD sama seperti yang digunakan pada
kasus diare denga dehidrasi sedang (6-10% kekurangan cairan) .Kebutuhan cairan
sebaiknya diberikan dalam waktu 2-3 jam pertama dan selanjutnya tetesan diatur
kembali dalam waktu 24-48 jam saat kebocoran plasma terjadi.
• Pemberian cairan diberikan kristaloid isotonik
- Kristaloid
• Ringer laktat
• 5% Dekstrose di dalam larutan Ringer Laktat
• 5% Dekstrose di dalam larutan Ringer Asetat
• 5% Dekstrose di dalam larutan setengah normal garam fisiologi (faali)
• 5% Dekstrose di dalam larutan normal garam fisiologi (faali)
• Kebutuhan Rumatan
Berat badan (kg) Jumlah cairan (ml)
10 100 per kg BB
10-20 1000 + 50 x kg (di atas 10 kg)
>20 1500 + 20 x kg ( di atas 20 kg)
Derajat III dan IV
Kriteria Pulang Perawatan
• Tidak demam selama 24 jam tanpa antipiretik
• Nafsu makan membaik
• Tampak perbaikan secara klinis
• Hematokrit stabil
• Tiga hari setelah syok teratasi
• Jumlah trombosit >50.000/µl
• Tidak dijumpai distress pernafasan (disebabkan efusi pleura atau
asidosis)
Pencegahan