Jasmine M. Utami
Ottorino Farhan
Tillai Nayaki
IDENTITAS PASIEN
• Nama Pasien : An. D
• TTL : Bandung/4-1-2015
• Umur : 2 thn 10 bln 17 hr/laki-laki
• Alamat : Kiaracondong
• Suku : Sunda
• Tanggal Pemeriksaan : 21/11/2017
Anamnesis
Keluhan utama: Demam
• Diagnosis Kerja
Demam Tifoid
Usulan Pemeriksaan
1. Pemeriksaan darah: Hb,Hct, eritrosit, leukosit, trombosit, diff.
Count, Widal Tes
2. Pemeriksaan Urin
Diagnosis
• Diagnosis banding:
- Demam tifoid
- Demam dengue
- Tuberkulosis
• Diagnosis kerja:
Demam tifoid + susp tuberkulosis
Tatalaksana
• Observasi
• Tirah baring
• Diet makanan lunak dan rendah serat
• Kloramfenikol IV 75 mg/kgbb/hari tiap 6 jam: 4x200 mg : 4x1 ml
• Parasetamol 10-15 mg/kgbb/kali jika demam > 38°C: 3x1 cth
Prognosis
• Ad vitam : Ad bonam
• Ad functionam : Ad bonam
• Ad sanactionam : Ad bonam
DEMAM TIFOID
TIPE DEMAM
DEMAM KONTINU
DEMAM INTERMITEN
DEMAM REMITEN
DEMAM RELAPS
Demam kontinyu
Variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda
lebih dari 1°C.
Demam intermitten
Peningkatan suhu tubuh yang berfluktuasi
setiap hari, dimana suhu tubuh terendah
dapat mencapai suhu normal dan perbedaan
suhu tertinggi dan terendah dalam setiap
harinya >1°C.
Demam remitten
Peningkatan suhu tubuh yang berfluktuasi,
dalam setiap hari tidak dicapai suhu tubuh
normal, selisih suhu tubuh tertinggi &
terendah >1°C.
Demam berulang (relaps)
Peningkatan suhu tubuh yang berfluktuasi,
suhu tubuh mencapai suhu normal selama
beberapa hari sebelum meningkat lagi.
DD DEMAM >7 hari
Demam tifoid
Tuberkulosis
Leptospirosis
Meningitis
Malaria
Hepatitis
DEMAM TIFOID
S.typhii
S.paratypii A
S.paratyphii B (Schottmuelleri)
S.paratyphii C (Hirchfeldii)
Demam
Peningkatan set point pada pusat thermoregulator di hipotalamus. Endotoksin
dapat secara langsung mempengaruhi termoregulasi di hipotalamus, dan juga
dapat merangsang pelepasan pirogen endogen, yang pada akhirnya juga
mempengaruhi termoregulasi di hipotalamus.
Mialgia, sakit kepala dan nyeri abdominal
Merupakan respon dari termoregulator, dimana terjadi pengaktifan saraf
simpatis sehingga terjadi vasokonstriksi dan pengalihan aliran darah dari
tempat-tempat seperti otot lurik, saluran cerna, kulit dan lainnya yang kurang
begitu penting.
Hepatomegali dan splenomegali.
Karena pada tempat ini terjadi proliferasi salmonella, juga terjadi infiltrasi
limfosit, sel plasma dan sel mononuklear.
Bradikardia relatif,
karena pengaruh endotoksin terhadap kerja miokardium.
Manifestasi klinis
Demam
a. > 7 hari
b. mula-mula demam remiten
c. setelah 5-7 hari suhu meningkat -
stepwise fashion (pola anak tangga)
d. selanjutnya : demam kontinua
e. demam naik secara bertahap tiap harinya -
titik tertinggi pada akhir minggu ke-1 (sering
mencapai 40oC) - demam bertahan tinggi
- minggu ke-4 demam turun perlahan
Gejala penyerta demam
nyeri kepala
malaise
anoreksia
nausea
mialgia
nyeri perut selama 2-3 hari
radang tenggorokan
letargis berat
disorientasi
Gejala gastrointestinal
Tanda Vital ;
a. Nadi bradikardi relatif (peningkatan suhu
tubuh 1oC tidak diikuti peningkatan denyut
nadi sebanyak 8 kali per menit).
Umumnya jarang terjadi pada anak-anak.
b. Tensi – tidak ada perubahan
c. Respirasi frekuensi nafas : takipneu atau
tidak.
d. Suhu suhu sering mencapai 40oC pada
minggu ke-1
Sklera ikterik atau tidak
Konjungtiva anemis atau tidak. Konjungtiva
anemis bila ada perdarahan intestinal atau
supresi sumsum tulang. Karakteristik anemia
normokromik-normositik.
Hepatomegali, splenomegaly, atau distensi
abdomen dengan rasa sakit
Crackles >minggu ke-2 akibat superinfeksi
Typhoid tongue
Karakteristik :
- plak putih
- kotor
- tepi hiperemis
- kadang disertai tremor di ujung lidah.
Rose spot
sanitasi diperbaiki
air bersih mengalir
hygiene personil
cuci tangan
perhatian terhadap persiapan makanan
Pengobatan
1. Perawatan
untuk isolasi, observasi, dan pengobatan
tirah baring minimal 7 hari bebas demam
atau selama 14 hari
Mobilisasi dilakukan secara bertahap
2. Diet
pemberian makanan kaya energi dan protein,
vitamin dan mineral dengan rendah serat dan
mudah dicerna
3. Obat-obatan
Efek samping : anemia aplastik, sindrom grey
disertai muntah, flatulensi, hipotermia, dan
syok
Kontraindikasi pada anak dengan kolelitiasis
dan atau disfungsi kantung empedu
h. Kortikosteroid
Pasien yang mengalami gangguan kesadaran
(stupor, koma)
tapering off selama 5 hari
deksametason 3mg/kgBB untuk dosis awal
disertai 1mg/kgBB setiap 6 jam selama 48 jam
Prognosis