I. PENDAHULUAN
Definisi nyeri menurut International Association for Study of Pain (IASP), adalah
suatu pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan
jaringan, baik aktual maupun potensial, atau yang digambarkan dalam bentuk kerusakan
tersebut (IASP,2013).
Nyeri neuropatik didefinisikan sebagai kerusakan atau disfungsi sistem saraf pusat
(SSP) atau saraf perifer. Nyeri neuropatik berasal dari saraf perifer disepanjang
perjalanannya atau dari SSP karena gangguan fungsi, tanpa melibatkan eksitasi reseptor
nyeri spesifik (nosiseptor) (Price,2012).
II. DEFINISI
Nyeri neuropatik didefinisikan sebagai kerusakan atau disfungsi sistem saraf
pusat atau saraf perifer. Nyeri neuropatik berasal dari saraf perifer disepanjang
perjalanannya atau dari SSP karena gangguan fungsi, tanpa melibatkan eksitasi reseptor
nyeri spesifik (nosiseptor) (Price,2012).
Nyeri neuropatik sering memiliki kualitas seperti terbakar, perih, atau seperti
tersengat listrik. Pasien dengan nyeri neuropatik menderita akibat instabilitas system
saraf otonom, dengan demikian nyeri sering bertambah parah oleh stress emosi atau fisik
(dingin, kelelahan) dan mereda oleh relaksasi, karena itu, pasien mungkin tidur secara
normal walaupun merasa nyeri. Gambaran paling khas pada nyeri neuropatik yang tidak
pernah dijumpai pada nyeri akibat kerusakan jaringan adalah alodinia. Alodinia adalah
nyeri yang dipicu oleh rangsangan yang pada keadaan biasa tidak merugikan misalnya
pada sentuhan ringan atau hembusan angin. (Price,2012).
Nyeri neuropatik dapat terjadi akibat lesi di SSP atau kerusakan saraf perifer.
Nyeri sentral neuropatik adalah suatu konsep yang berkembang, akibat bertambahnya
bukti bahwa kerusakan ujung-ujung saraf nosiseptif perifer di jaringan lunak, pleksus
saraf, atau saraf itu sendiri juga dapat menyebabkan nyeri sentral nosiseptif melalui
proses sensitisasi. Sensitisasi seperti ini dapat terjadi karena fenomena plastisitas yang
merupakan cirri ganglion akar dorsal dan neuron kornu dorsalis. Sindrom nyeri thalamus
adalah contoh nyeri neuropatik sentral. Kerusakan pada thamus dapat disebabkan oleh
cerebrovascular accident (CVA, stroke) dan menimbulkan nyeri seperti terbakar yang
hebat di sisi hemiplegik, terutama di ekstremitas distal. Salah satu teori yang menjelaskan
pathogenesis nyeri thalamus adalah hilangnya inhibisi sentral (Price,2012).
III. EPIDEMIOLOGI
Prevalensi nyeri neuropatik bervariasi sesuai dengan etiologinya. Neuropati diabetic
perifer diperkirakan mempengaruhi 20% sampai 24 % dari orang dengan diabetes.
Neuralgia pasca herpes diperkirakan mempengaruhi 7% sampai 27 % dari pasien dengan
herpes zoster. Resiko neuralgia pasca herpes meningkat dengan bertambahnya usia.
Prevalensinya mencapai 20% sampai 50% pada orang yang berusia lebih dari 50 tahun
(Ansari, 2013)
Diantara kondisi nyeri neuropatik sentral, central post stroke pain (CPSP)
merupakan sequele dari stroke yang diperkirakan mempengaruhi 8% sampai 11% dari
pasien stroke. Prevalensi nyeri neuropatik pada pasien dengan cedera tulang belakang 10%
sampai 80%, sedangkan pada pasien dengan multiple sclerosis mencapai 23% sampai 58%
(Ansari, 2013).
IV. ETIOLOGI
Secara teori, hampir semua proses patologis yang mengakibatkan kerusakan atau
disfungsi ke jaringan saraf dapat dianggap sebagai penyebab potensial untuk nyeri
neuropatik. Virus, bakteri, tekanan akibat neoplasma atau lesi struktural lainnya,
degeneratif, iskemia, autoimun, toksik, trauma, dan endokrin / mekanisme metabolism
(Jay, Robert, 2014)
Penyebab umum nyeri neuropatik meliputi :
polineuropati
diabetes
alcohol
hiv
hipotiroid
gagal ginjal
kemoterapi
defisiensi b12 dan folat
fluoroquinolon (neuropati perifer)
neuropati serat kecil
mononeuropati
sindroma jebakan
trauma
diabetes
vasculitis
plexopathy
avulsi
tumor
lesi kompresi
radikulopati cervical dan lumbar
neuropati low back pain
inflamasi
neuralgia pasca herpes
neuralgia trigeminal
phantom limb pain
VI. PENATALAKSANAAN
Rekomendasi penatalaksaan nyeri neuropatik menurut European Federation of
Neurological Society (EFNS) tertera dalam tabel berikut (Ansari, 2013)
Etiologi Rekomendasi lini pertama Rekomendasi lini kedua
Neuropati diabetik perifer Pregabalin Opioid
Gabapentin tramadol
Duloxetine
Anti depresan trisiklik
Venlavaxine extended realease
Neuralgia pasca herpes Pregabalin Capsaicin patches/ cream
Gabapentin Opioid
Anti depresan trisiklik
Plaster Lidocaine
Neuralgia trigeminal Carbamazepine Operasi
oxcarbazepine
Nyeri neuropatik sentral Gabapentin Cannabinoid (multiple
Pregabalin
sclerosis)
Anti depresan trisiklik
Lamotrigine
Opioid
Tramadol (spinal cord injury)
Jay, Gary W, Robert L.Barkin. 2014. Neuropathic Pain: Etiology, Pathophysiology, Mechanisms
and Evaluations. ELSEVIER
Price, Sylvia A, Lorraine M.Wilson. 2012. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit
Edisi 6. Penerbit Buku Kedokteran EGC