Anda di halaman 1dari 3

B.

FAKTOR YANG MEMPEENGARUHI KERACUNAN Beberapa hal yang mempengaruhi seberapa besar
sebuah racun merusak tubuh ada beberapa hal antara lain:

1. Cara masuk Keracunan paling cepat jika masuknya racun secara inhalasi. Cara masuk lain berturut-
turut melalui intravena, intramuskular, intraperitoneal, subkutan, peroral dan paling lambat ditemukan
melalui kulit yang sehat.

2. Umur Orang tua dan anak-anak lebih sensitif misalnya pada barbiturat. Bayi prematur lebih rentan
terhadap obat oleh karena eksresi melalui ginjal belum sempurna dan aktifitas mikrosom dalam hati
belum cukup.

3. Kondisi tubuh penyakit ginjal umumnya lebih mudah mengalami keracunan. Pada penderita demam
dan penyakit lambung menyerap jadi lebih lambat.

4. Kebiasaan Berpengaruh puda golongan alkohol dan morfin di karenakan terjadi toleransi pada orang
yang memiliki kebiasaanun mengkonsumsi alkohol. 5. Idiosinkrasi dan alergi pada vitamin E. penisilin,
streptomisin dan prokain. Pengaruh langsung racun tergantung pada takaran, semakin membuat
rakaran maka akan semakin cepat (kuat) keracunan. konsentrasi pada racun yang bersifat lokal,
misalnya asam sulfat.

C. FAKTOR PENYEBAB KERACUNAN OKSIGEN

1. Lamanya paparan terhadap oksigen Sescorang yang biasanya terkena paparan terhadap oksigen yang
terlalu lama akan mengkonsumsi oksigen secara berlebihan. Sehingga hal ini menyebabkan seseorang
terkena paparan terhadap oksigen yang terlalu lama mengalami keracunan oksigen karena
mengkonsumsi oksigen secara berlebihan.

2. Daya serap oksigen pada setiap orang Setiap orang memiliki daya serap terhadap oksigen yang
berbeda-beda. Bagi mereka yang memiliki daya serap terhadap oksigen terlalu tinggi dapat
menyebabkan seseorang mengalami keracunan oksigen.

3. Tekanan Oksigen yang tidak sesuai Memberikan tekanan Oksigen yang tidak sesuai juga dapat salah
satu faktor penyebab seseorang mengalami keracunan oksigen. Untuk itu jangan sekali-sekali
memberikan tekanan oksigen kepada seseorang tanpa pengawasan dari dokter Selain dari faktor-faktor
Penyebab seseorang mengalami keracunan oksigen alangkah lebih baik jika Anda juga mengetahui apa
saja gejala-gejala yang dapat ditimbulkan dari seseorang yang mengalami keracunan oksigen.

D. GEJALA KERACUNAN OKSIGEN

1. Kejang-kejang Seseorang yang mengalami keracunan pada oksigen biasanya memiliki gejala-gejala
salah satunya seperti kejang-kejang. Hal ini dapat terjadi karena beberapa faktor penyebab yang telah
dijelaskan di atas. Untuk itu bagi Anda yang tidak ingin mengalami kejang-kejang karena keracunan
oksigen maka hindarilah berbagai penyebab yang dapat menyebabkan atau dapat memicu keracunan
oksigen.

2. Tidak sadarkan diri Selain mengalami kejang-kejang seseorang yang keracunan oksigen dapat
mengalami pingsan atau tidak sadarkan diri atau koma. Perhatikan dalam menggunakan oksigen atau
jangan sekali-sekali menggunakan oksigen tanpa dosis dari dokter karena dapat menyebabkan
seseorang mengalami keracunan oksigen.

3. Sesak nafas Mengalami sesak nafas juga menjadi salah satu gejala yang disebabkan karena seseorang
mengalami keracunan oksigen. Sesak nafas terjadi karena adanya Oksigen yang berlebihan dalam
tubuh. kelebihanlah penggunaan oksigen yang terlalu berlebihan agar anda dapat terhindar dari sesak
nafas.

4. Sakit dada Selain mengalami sesak nafas ternyata sakit dada juga dapat ditimbulkan karena seseorang
mengalami keracunan oksigen. Hal ini disebabkan karena sesak nafas yang terus-menerus akan
menyebabkan dada terasa sakit schingga Anda mengalami sakit pada dada.

5. rabun jauh Selain pernafasan seseorang yang mengalami keracunan pada oksigen dapat mengalami
gejala seperti rabun jauh. Meskipun ada banyak Faktor atau penyebab yang menyebabkan seseorang
mengalami rabun jauh namun pada kenyataannya seseorang mengalami keracunan oksigen juga dapat
terkena rabun jauh. Itulah beberapa gejala dari seseorang yang mengalami keracunan oksigen, untuk
mengetahui lebih lanjut tentang keracunan ada baiknya jika Anda mengetahui apa saja bahaya ketika
sescorang mengalami keracunan oksigen.

E. MEKANISME TOKSISITAS OKSIGEN

Hiperoksia adalah suatu keadaan terjadinya kelebihan jumlah oksigen dalam jaringan dan organ.
Toksisitas oksigen terjadi saat tekanan parsial oksigen di alveolar (PaO2) meningkat. Keadaan terjadinya
paparan secara terus menerus pada kondisi konsentrasi oksigen yang suprafisiologik, keadaan hiperoksia
terbentuk. Pada kondisi hiperoksi yang putologis terjadi influks besar-besaran dari oksigen reaktif
(reaktif O2: spesies/ROS). Pada sistem biologi baik intraselular maupun ekstraselular, peningkatan ROS
yang diakibatkan oleh efek berlebihan akan mengganggu keseimbangan antara oksidan dan antioksidan,
dan gangguan homeostasis yang menyebabkan kerusakan sel dan jaringan. Lamanya paparan, tekanan
atmosfer, dan fraksi oksigen yang diinspirasi (FiO2) menentukan dosis oksigen yang menyebabkan
terjadinya toksisitas.

Oksigen akan menjadi zat beracun di paru jika dihirup dengan FiO, yang tinggi, yaitu >0,60 dalam waktu
yang lama (224 jam) pada tekanan barometrik normal, yaitu atm (atmospheres absolute (ATA).Tipe
paparan ini disebut keracunan oksigen bertekanan rendah, toksisitas pulmoner, atau efek Lorraine
Smith. Paparan oksigen setelah hampir 12 jam akan mengakibatkan terjadinya kongesti jalan napas,
edem paru, dan atelektasis yang disebabkan oleh kerusakan dinding bronkus dan alveolus.
Terbentuknya cairan di paru yang menyebabkan sesak dan rasa terbakar pada tenggorokan dan dada,
sehingga akan rasa sakit saat menarik napas. Penyebab terjadinya efek ini pada paru, namun tidak pada
jaringan lain adalah karena ruangan udara paru-lah yang terpapar langsung oleh oksigen bertekanan
tinggi tersebut, Oksigen diantarkan ke jaringan tubuh lain dengan PaOz yang hampir normal karena
adanya sistem buffer hemoglobin -oksigen.

Toksisitas juga terjadi saat tekanan atmosfer tinggi (1,6 - 4 atm) dan paparan dengan FiO: tinggi hanya
sebentar. Tipe paparan ini disebut keracunan oksigen tekanan tinggi atau efek Paul Bert dan efek
utamanya adalah pada sistem saraf pusat (SSP). Toksisitas pada SSP menyebabkan terjadinya kejang
yang diikuti dengan koma pada hampir seluruh korban dalam waktu 30 hingga 60) menit. Kejang sering
terjadi tanpa didahului gejala sebelumnya dan cenderung mematikan, gejala lain termasuk nausea,
twitching otot, rasa berputar. gangguan penglihatan, iritabilitas, dan disorientasi dengan keadaan
sekitar, Yang lebih sering mengalami toksisitas SSP adalah pada kasus penyelamatan. Endotel kapiler
paru dan sel epitel alveolar adalah target dari ROS yang berakibat pada edema paru yang diakibatkan
oleh cedera sel, perdarahan, dan deposit kolagen, elastin, dan membran hyalin. Di atas Pao, kritis,
terjadi kegagalan mekanisme buffer hemoglobin-O, dan PO; jaringan dapat meningkat hingga ratusan
atau ribuan mmHg. Pada Oz kadar tinggi. sistem enzim antioksidan endogen yang bersifat protektif
akan menjadi "mangsa" ROS yang akan mengakibatkan kematian sel.

Anda mungkin juga menyukai