Anda di halaman 1dari 9

ASUHAN KEPERAWATAN DURANTE ANESTESI PADA PASIEN PDA YANG

AKAN DILAKUKAN CVC


DI RSUD DR SOETOMO SURABAYA

OLEH :

TANTI DWI CAHYANI


NIM : 132011263001

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA


PROGRAM STUDI SPESIALIS KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
2021
PROGRAM STUDI SPESIALIS KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
PENGKAJIAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

Tanggal Periksa : 1 Desember 2021 Jam Periksa : 08.00 WIB


No. RM : 1290XXXX Diagnosa Medis : Multiple congenital
anomali

Tanggal Pengkajian: 1 Desember 2021 Jam Pengkajian: 08.00 WIB

I. IDENTITAS :
1. Nama Pasien : By Ny Afika
2. Umur : 29 hari ( 2 november 2021 )
3. Suku/ Bangsa : Jawa/Indonesia
4. Agama : Islam
5. Pendidikan :-
6. Pekerjaan :-
7. Alamat : Bulak banteng bandarejo 3/25 Surabaya
8. Sumber Biaya : BPJS kls 3

PENGKAJIAN :
1. KELUHAN UTAMA : Ibu bayi mengatakan bahwa bayi nya opname mulai
tgl 12 november 2021 dengan keluhan bayi sering sesak nafas dan langsung
di rawat di dr soetomo ruang nicu beberapa kali di pasang infus tidak berhasil
akhirnya konsul dr anestesi utk di lakukan pemasangan cvc

2. EVALUASI PRA INDUKSI : mulai jam 09 40 , saturasi 100% , nadi


155x/menit , suhu 36

3. TEHNIK ANESTESI : Klien di anestesi dengan General Anestesi Masker


Maintenance dengan obat inhalasi 02, Sevorane dan n20 . terpasang mayo

4. POSISI OPERASIN : SUPINE

5. PEMERIKSAAN FISIK:

a) B1: jalan nafas klien bebas tersambung dengan mesin


anestesi ,Inspeksi pergerakan dinding dada Simetris,Auskultasi dada
Suara nafas ada ronchi kasar ,Feel:hembusan nafas hangat terdapat
retraksi , Frekuensi napas 48 x/ menit, ada penggunaan otot bantu
nafas (otot sternokleidomastoideus) , Perkusi dada: sonor (normal)
saturasi o2 98 % . ett tersambung dengan mesin anestesi , sisitem
terbuka dengan obat inhalasi sevofurane dan oksigen
b) B2:Circulation,Sistem Peredaran Darah Inspeksi: CRT (Capillary
Refill Time) > 3 detik,tidak ada sianosis (warna kebiruan) di sekitar
bibir klien, konjungtiva tidak anemis berwarna merah muda,Palpasi:
akral hangat, kering, merah, frekuensi nadi 155 x/ menit,inspeksi:
Icterus Cordis tidak nampak
palpasi: Icterus Cordis tidak teraba, thrill di apex perkusi: Batas jantung sulit
dievaluasi auskultasi: Bunyi jantung I-II intensitas normal, reguler, terdapat
bising sistolik di grade III/VI para mediana II linea para steralis sinistra

c) B3: Neurologi tingkat kesadaran klien secara kwantitatif 1 ett 1,


Pemeriksaan Reflek: tdk terkaji
Pemeriksaan Nervus:tidak terkaji
d) B4 (Bladder) Sistem Perkemihan Inspeksi: integritas kulit alat kelamin
normalnya warna merah muda. Palpasi: Tidak ada distensi kandung
kemih,tidak ada distensi kandung kemih Masalah keperawatan: tidak
ada
e) B5 (Bowel) terpasang maag slang , bentuk abdomen simetris, ada
distensi abdomen, tidak accites, tidak ada muntah, Auskultasi:
peristaltik usus Normal 22 x/menit
f) B6 (Bone) Sistem Muskuluskeletal dan Integumen Inspeksi: warna
kulit kuning , pergerakan sendi bebas dan kekuatan otot penuh, tidak
ada fraktur, tidak ada lesi Palpasi: turgor kulit turun ,Suhu 36 drajat C ,
tidak ada cyanosis . terpasang iv line dengan cairan d10 dengan
microset

6. PEMERIKSAAN PENUNJANG :
Hb : 13,5 g/dl ;
lekosit 22.320 10^µl ;
Eritrosit :4,8^6/µl ;
Hematokrit :45,3 % ;
Trombosit 153 10^3/µl ;
GDA 60 ,
2JPP : 140
BUN: 15,0 mg/dl ;
Kreatinin 0,37
Progesterone : 0,70
Natrium 118
Kalium 9,4
Calsium 13,1

Thorak Photo:18 nov 21 Cardiomegali dengan pembesaran ventricle kanan


dan atrium kiri, pulmo tak tampak kelainan
BOF 18 nov 21 : peningkatan bayangan gas dalam usus bercampur fecal
material dengan distribusi hingga cavum pelvis
Echocardiography 15 nov 2021 : PDA besar dan ASD sedang
7. Status Fisik ASA 4
8. LAMA OPERASI : 09 40 – 10 45
9. OBAT OBAT DURANTE ANESTESI
a. jam 09 45 Fortanest 1 mg iv

WOC KASUS
II.
high pressure Beban ventrikel
pulmonal kanan meningkat
Etiologi: PDA besar dan
ASD secumdum arteri
Kelahiran dengan
multiple anomaly sedang
pada jantung
Penurunan curah
jantung

Intersesil over
loud

Observasi
Oedema paru intek output

Direncanakan Diperlukan
Tindakan general pemasangan cvc
anestesi

Resiko aspirasi Resiko


hypothermi
II. ANALISA DATA DAN PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN:
1. Penurunan curah jantung bd perubahan preload dan afterload yg di tandai
dengan klien sesak nafas CRT (Capillary Refill Time) > 3 , HR 155 x menit ,
RR 48 x / menit, edema pada kaki .
2. Pola nafas tidak efektif bd penurunan energi yang di tandai dengan pergerakan
dinding dada Simetris,Auskultasi dada Suara nafas ada ronchi
kasar ,Feel:hembusan nafas hangat terdapat retraksi , Frekuensi napas 48 x/
menit, ada penggunaan otot bantu nafas (otot sternokleidomastoideus) ,
Perkusi dada: sonor (normal) saturasi o2 98 % .
3. Resiko aspirasi berhubungan dengan penurunan kesadaran karena pembiusan
4. Resiko hipothermi perioperatif berhubungan dengan prosedur pembedahan ,
anaestesi umum

III.INTERVENSI KEPERAWATAN DAN RASIONAL (SLKI & SIKI)

A. INTERVENSI KEPERAWATAN DAN RASIONAL (SLKI & SIKI)

Diagnosa
Tujuan dan
Keperawatan Rencana (Intervensi) Keperawatan
Kriteria Hasil
(P-E-S)
Penurunan curah Setelah di Observasi
jantung bd lakukan Tindakan 1. Identifikasi tanda primer penurunan
perubahan preload keperawatan curah jantung ( dyspnoe ,edema,) dan
dan afterload yg di selama 24 jam tanda sekunder ( ronchi basah ,
tandai dengan klien curah jantung peningkatan BB )
sesak nafas CRT meningkat. 2. Monitor intake dan output cairan
(Capillary Refill Dengan kriteria 3. Monitor BB di waktu yang sama setiap
Time) > 3 , HR hasil : hari
155 x menit , RR 48  Tachicard 4. Monitor saturasi oksigen
x / menit .( D 0008) ia Terapeutik
menurun 1. Posisikan pasien semi fowler
 Dispnoe 2. Berikan oksigen untuk mempertahankan
menurun saturasi oksigen
 Edema Kolaborasi
menurun 1. Rujuk ke dokter anestesi dalam
 CRT pemasangan CVC
membaik

Pola nafas tidak Setelah dilakukan Managemen jalan nafas I 01011


efektif bd tindakan
penurunan energi keperawatan Observasi
yang di tandai selama 15 menit 2. Monitor pola nafas ( frekwensi ,
dengan pergerakan diharapkan: kedalaman dan usaha nafas )
dinding dada  RR 3. Monitor bunyi nafas tambahan ( ronchi ,
Simetris,Auskultasi membaik whwezing )
dada Suara nafas  Kedalama
ada ronchi n nafas Terapeutik
kasar ,Feel:hembus membaik
an nafas hangat  Tidak ada 1. Pertahankan kepatenan jalan nafas
terdapat retraksi , pengguna 2. Posisikan semi fowler atau fowler
Frekuensi napas 48 an otot 3. Berikan oksigen
x/ menit, ada bantu
penggunaan otot nafas
bantu nafas (otot
sternokleidomastoid
eus) , Perkusi dada:
sonor (normal)
saturasi o2 98 % .
( D 0005 )

Observasi :

 Monitor pada pola nafas


( frekwensi, kedalaman dan usaha nafas
)
 Monitor bunyi nafas tambahan
( misal gurgling, mengi,wheezing,
Resiko aspirasi ronchi kering)
berhubungan
dengan penurunan Terapeutik :
kesadaran karena
pembiusan  Pertahankan kepatenan jalan nafas
dengan head-tilf dan chin-lift
 Lakukan pemghisapan lendir bila
klien muntah
 Lakukan penghisapan lendir
kurang dari 15 detik
 Berikan oksigen

Resiko hipothermi Observasi :


perioperatif
berhubungan  Monitor suhu tubuh
dengan prosedur
pembedahan ,  Identifikasi penyebab hipothermi .
anaestesi umum  Monitor tanda dan gejala akibat
hipothermi ( hipothermi ringan :
tahipnea,menggigil,
hipertensi.hipothermi sedang :
aritmia, hipotensi, hipothermi berat :
oliguri, oedeme paru,asam basa
abnormal)

Terapeutik :

 Lakukan penghangatan pasif misal


memberiakan selimut, atau blanked
warmer.
 Lakukan penghangatan aktif
eksternal misal kompres hangat,
botol hangat
 Lakukan penghangatan aktif misal
infus cairan hangat, pencucian
rongga abdomen dengan caiaran
yang hangat.

IV.TINDAKAN KEPERAWATAN YANG DILAKUKAN :

IMPLIMENTASI KEPERAWATAN:

A. Diagnosa 1 Penurunan curah jantung (D.0008)


Perawatan jantung (I. 02075)
1.Observasi
1.Mengidentifikasi tanda primer penurunan curah jantung ( dyspnoe ,edema,) dan
tanda sekunder ( ronchi basah , peningkatan BB )
2.Memonitor intake dan output cairan
3.Memonitor BB di waktu yang sama setiap hari
4.Memonitor saturasi oksigen

2.Terapeutik
1.Memberikan Posisikan pasien semi fowler
2.Memberikan oksigen untuk mempertahankan saturasi oksigen

4.Kolaborasi
1,Membantu dokter anestesi dalam melakukan Tindakan anestesi dan pemasanagan
CVC

B. Diagnose ke 2 . Pola nafas tidak efektif ( D 0005 )


Management jalan nafas (I.01011)
Observasi
1.Memonitor pola nafas ( frekwensi , kedalaman dan usaha nafas )
2.Memonitor bunyi nafas tambahan ( ronchi , whwezing )
Terapeutik
1. Mempertahankan kepatenan jalan nafas
2.Memberikan Posisikan semi fowler atau fowler
3, Memberikan oksigen

C. Diagnosa III
Resiko aspirasi berhubungan dengan penurunan kesadaran karena pembiusan
I.01018
Pencegahan Aspirasi
Observasi
1. Monitor pada pola nafas ( frekwensi, kedalaman dan usaha nafas )
2. Monitor bunyi nafas tambahan ( misal gurgling, mengi,wheezing,
ronchi kering)
3. Monitoring kedalam anaestesi
4.
Terapeutik
1. Pertahankan kepatenan jalan nafas dengan head-tilf dan chin-lift

2. Lakukan pemghisapan lendir bila klien muntah

3. Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15 detik

4. Memberikan oksigen

5. Memposisikan semi fowler

6. Mempertahankan pengembangan ETT.

F. EVALUASI
A.Diagnosa (D.0008)
Subyektif :-

Obyektif : RR menurun 140 x menit

Nadi pasien 140 x / menit ,klien sesak berkurang RR 40 x /menit , BB 5000 gr , cairan
infus masuk 50 cc , blm bak
Asesmen :
Tujuan tercapai sebagian
Planing :
Lanjutkan Intervensi

B.Diagnosa (D.0005)
Subyektif : -
Obyektif :
RR menurun 140 x menit , nafas msh tersengal sengal
Asesmen :
Tujuan belum tercapai
Planing :
Lanjutkan Intervensi

B.Diagnosa II Resiko aspirasi


Subyektif : -
Obyektif :
Selama operasi Klien tidak terjadi aspirasi
Asesmen :
Tujuan belum tercapai
Planing :
Lanjutkan Intervensi

Evidane Base Nursing :


Pada penelitian “ Assessment of effects of differences in trunk posture during Fowler’s
position on hemodynamics and cardiovascular regulation in older and younger subjects “
Kubota at all 2017 menyimpulkan :
“ bahwa tubuh bagian atas yang tegak selama posisi Fowler dapat mempertahankan SV dan
menghambat respons takikardi dibandingkan dengan seluruh batang tubuh yang tegak, tanpa
memandang usia, meskipun mekanisme otonom yang mendasari respons takikardi berbeda
antara orang dewasa yang lebih muda dan lebih tua. Batang atas yang tegak dalam posisi
Fowler membantu untuk mengurangi stres ortostatik dan memfasilitasi kegiatan rutin dan
percakapan pada pasien lemah.

Referensi:

(Kubota et al., 2017)Kubota, S. et al. (2017) ‘Assessment of effects of differences in trunk


posture during Fowler’s position on hemodynamics and cardiovascular regulation in older
and younger subjects’, Clinical Interventions in Aging, 12, pp. 603–610. doi:
10.2147/CIA.S132399.

Anda mungkin juga menyukai