OLEH :
No. RM : 12875613
Diagnosa Medis : Multiple peridonsitis kronis dengan gangrene gigi,ASD secundum pro
ekstraksi gigi dengan general anestesi.
Tanggal Pengkajian: 14 Januari 2022 Jam Pengkajian: 08.00 WIB
I. IDENTITAS :
1. Nama Pasien : Ny Apoen
2. Umur : 52 Tahun
3. Suku/ Bangsa : Jawa/Indonesia
4. Agama : Islam
5. Pendidikan : SMA
6. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
7. Alamat : Wonosari III/243 C Surabaya
8. Sumber Biaya : BPJS kls 1
PENGKAJIAN :
1. KELUHAN UTAMA : -
2. EVALUASI PRA INDUKSI : Puasa ( makan terakhir 23.00 ) minum terakhir
05 00
5. PEMERIKSAAN FISIK:
6. PEMERIKSAAN PENUNJANG :
Hb : 12,5 g/dl ;
lekosit 22.320 10^µl ;
Eritrosit :4,8^6/µl ;
Hematokrit :45,3 % ;
Trombosit 153 10^3/µl ;
GDA 230 ,
2JPP : 140
BUN: 15,0 mg/dl ;
Kreatinin 0,37
Thorak Photo:11 Januari 2022 cardio dan pulmo tak tampak kelainan
7. Status Fisik ASA I
8. LAMA OPERASI : 08 25 – 10 45
9. OBAT OBAT DURANTE ANESTESI
a. jam 08 25 Fortanest 2 mg iv
b. jam 08 26 Fentanyl 50 mcg iv
c. jam 08 27 Propofol 50 mg iv
d. jam 08 28 Tracrium 25 mg iv
e. jam 08 29 Propofol 100 mg iv
f. jam 10 40 ketororac 30 mg iv
g. jam 08 30 Ceftriazon 2 gr drip
WOC KASUS
Tindakan Direncanakan
operasi Tindakan general
ekstraksi gigi anestesi dengan
multiple intubasi
Resiko infeksi
D.0142) Resiko Resiko aspirasi Resiko
perdarahan D.0006 hipotermia
D.0012 perioperatif
(D.0141)
II. ANALISA DATA DAN PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN:
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d efek agen farmakologi anetesi d.d Klien
di anestesi general dan intubasi dengan ett nonking no 6,5 , cuff 10 cc , upaya
1 kali intubasi ,di fixasi 24 . Maintenance dengan obat inhalasi 02, Sevorane
dan n20 . mulai induksi jam 08.25 WIB , Sputum berlebihan , saturasi o2 98
2. Resiko aspirasi b.d penurunan kesadaran
3. Resiko infeksi berhubungan dengan efek prosedur infasif
4. Resiko penurunan tekanan darah bd general anestesi
4 Berikan oksigen
D.0142 L. I.14539
Resiko infeksi Setelah
berhubungan dengan dilakukan Pencegahan infeksi
efek prosedur infasif tindakan Observasi
keperawatan
selama 3 jam 1. Identifikasi jenis pembedahan
Tidak terjadi
infeksi 2. Identifikasi luka insisi dan keadaan
organ sekitar
3. Identifikasi pemakaian implant
4. Identifikasi suhu ruangan,
kelembaban dan jumlah team
operasi.
Terapeutik
1. Gunakan tehnik steril pada setiap
kegiatan di dalam kamar operasi
2. Cucilah kulit di lokasi insisi operasi
3. Lakukan desinfeksi dan drapping
dengan tehnik steril dan benar
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian Antibioka pre
operasi
Terapeutik
1.Mempertahankan kepatenan jalan nafas ( evaluasi ett secara berkala )
2. Memposisikan semi fowler
3.Melakukan penghisapan lendir secara aktif
4.Melakukan hiperoksigenasi sebelum penghisapan endotrakeal
5.Memberikan oksigen
6.Melakukan aff tampon mulut bila operasi selasai
Kolaborasi
1.Melakukan ekstubasi bila operasi selesai
B.Diagnosa II
Resiko aspirasi berhubungan dengan penurunan kesadaran karena pembiusan
I.01018
Pencegahan Aspirasi
Observasi
2. Monitor pada pola nafas ( frekwensi, kedalaman dan usaha nafas )
3. Monitor bunyi nafas tambahan ( misal gurgling, mengi,wheezing,
ronchi kering)
4. Monitoring kedalam anaestesi
5.
Terapeutik
1. Pertahankan kepatenan jalan nafas dengan head-tilf dan chin-lift
4. Memberikan oksigen
Observasi
1. Mengidentifikasi jenis pembedahan
1. Mengidentifikasi luka insisi dan keadaan organ sekitar
2. Mengidentifikasi pemakaian implant
3. Mengidentifikasi suhu ruangan, kelembaban dan jumlah team operasi.
Terapeutik
1. Mengguunakan tehnik steril pada setiap kegiatan di dalam kamar operasi
2,Menuci kulit di lokasi insisi operasi
3,Melakukan desinfeksi dan drapping dengan tehnik steril dan benar.
Kolaborasi
1.Memberikan antibitika pro filkasis
F. EVALUASI
A.Diagnosa 1 Bersihan jalan nafas tidak efektif
Subyektif :-
Asesmen :
Tujuan tercapai sebagian
Planing :
Lanjutkan Intervensi
Referensi: