Anda di halaman 1dari 17

kelompok

kelompok 5 5 // 3A
3A D3
D3 Keperawatan
Keperawatan ::
Nur’Aidah
Nur’Aidah
Putri
Putri Nur
Nur Hadiyani
Hadiyani
Rasi
Rasi
Ratu
Ratu Nur
Nur Amallia
Amallia
Renata
Renata Indah
Indah Permatasari
Permatasari
Rita
Rita Fitriyani
Fitriyani
Riyan
Riyan Aprianto
Aprianto
Rosih
Rosih
Sari
Sari Saiba
Saiba Ningrum
Ningrum
Siswati
Siswati Rahayau
Rahayau

ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT


DARURAT PADA PASIEN DENGAN
OBSTRUKSI JALAN NAPAS
tersedak

• Tersedak (choking) adalah tersumbatnya saluran napas secara total


atau sebagian akibat makanan, cairan, atau benda asing yang
tersangkut di tenggorokan atau batang tenggorokan, sehingga
mengakibatkan korban sulit bernapas dan kekurangan oksigen,
bahkan dapat segera menimbulkan kematian. Tersedak merupakan
pembunuh tercepat, lebih cepat dibandingkan
gangguan breathing dan circulation.
• seseorang akan mengalami refleks batuk jika terdapat benda asing
yang menghalangi saluran pernapasannya. Namun, jika benda asing
tersebut sudah tersangkut di tenggorokan dan menghambat jalan
napas, ini yang bisa berakibat fatal jika tidak ditangani dengan
segera.
Etiologi dan
Faktor
Predisposisi

• Faktor yang mempermudah terjadinya aspirasi benda


asing ke dalam saluran napas antara lain :
• faktor personal (umur, jenis kelamin, pekerjaan, kondisi
sosial, tempat tinggal),
• kegagalan mekanisme proteksi normal (tidur,
kesadaran menurun, alkoholisme, dan epilepsi),
• faktor fisik yaitu kelainan dan penyakit neurologik,
proses menelan yang belum sempurna pada anak,
• faktor dental, medikal dan surgikal (antara lain
tindakan bedah, ekstraksi gigi, belum tumbuhnya gigi
molar pada anak yang berumur <4 tahun faktor
kejiwaan (emosi, gangguan psikis)
Patogenesis

• Benda asing mati (inanimate foreign bodies) di


hidung cenderung menyebabkan edema dan
inflamasi mukosa hidung, dapat terjadi ulserasi,
epistaksis, jaringan granulasi dan dapat berlanjut
menjadi sinusitis.
• Benda asing organic seperti kacang-kacangan,
mempunyai sifat higroskopik, mudah menjadi lunak
dan mengembang oleh air, serta menyebabkan iritasi
pada mukosa.
• Benda asing anorganik anorganik menimbulkan reaksi
jaringan yang lebih ringan, dan lebih mudah
didiagnosis dengan pemeriksaan radiologik, karena
umumnya benda asing anorganik bersifat radiopak.
Tanda dan Gejala

• Stadium permulaan, yaitu batuk hebat secara tiba-tiba


(violent paroxysm of coughing), rasa tercekik (choking),
rasa tersumbat di tenggorok (gagging), bicara gagap
(sputtering), dan obstruksi jalan napas yang terjadi segera.
• Stadium kedua, ialah gejala stadium permulaan diikuti oleh
interval asimtomatik.
• Stadium ketiga, telah terjadi gejala komplikasi dengan
obstruksi, erosi atau infeksi sebagai akibat rekasi terhadap
benda asing, sehingga timbul batuk-batuk, hemoptisis,
pneumonia, dan abses paru.
Diagnosa

• Diagnosis klinis tersedak ditegakkan berdasarkan


anamnesis adanya riwayat masuknya benda asing
ke dalam saluran napas, tiba-tiba timbul choking
(rasa tercekik), gejala, tanda, pemeriksaan fisik
dengan auskultasi, palpasi dan pemeriksaan
radiologi sebagai pemeriksaan penunjang.
• Anamnesis yang cermat perlu ditegakkan, karena
kasus aspirasi benda asing sering tidak segera
dibawa ke dokter pada saat kejadian.
Pemeriksaan
Penunjang

1. Pemeriksaan 2. Video fluoroskopi


radiologi

4. Pemeriksaan
3. Bronkogram laboratorium
Penatalaksanaan

1. Penanganan tersedak untuk anak usia >1 tahun


– dewasa yang masih sadar
2. Penanganan tersedak untuk anak usia >1 tahun
– dewasa yang tidak sadar
3. Penanganan tersedak untuk bayi (<1 tahun)
Contoh kasus
Nn. L usia 20 tahun, Mahasiswi Ilmu Komunikasi Semester IV,
sedang menikmati bakso di warung bersama teman 2 nya. Makan
bakso sambil berbicara. Tanpa disangka, tiba2 Nn. L memukul meja
sambil menunjuk kearah leher nya. Penjual bakso panik, apa yang
harus dilakukan oleh teman – temannya?

1. DATA BIOGRAFI PASIEN


a. Nama : Nn. L
b. Umur : 20 tahun
c. Medrec : 0027899
d. Diagnosa Medis : choking

2. PRIMARY SURVEY
A : pasien kesulitan berbicara,pasien tidak mampu batuk, pasien
terlihat memegangi lehernya, suara napas wheezing, terdapat
obstruksi jalan napas
B : napas cepat dan dangkal RR 25x per menit, terdapat tertaksi
dada,suara napas wheezing,hasil pemeriksaan perkusi sonor, tidak
ada krepitasi
C : akral hangat, nadi 110x/menit, sianosis
D : E:4 V:2 M:6= GCS 12 , pupil isokor, tidak ada tanda-tanda
lateralisasi
E : tidak ada jejas, tidak ada lesi
Lanjutan…

SECONDARY SURVEY
• Keluhan utama :kesulitan untuk berbicara tidak
mampu batuk dan terdapat obstruksi jalan nafas
• Riwayat Penyakit Sekarang : (PQRST) Pasien
tidak mampu batuk,terlihat memegang
lehernya,napas capet dan dangkal
• Wheezing (+) dan sianosis.
Data Fokus :
a. Kesulitan bicara
b. Tidak mampu batuk
Analisa data

No Data senjang Interpretasi Data Masalah

1. Data objektif : Benda asing masuk Bersihan


-pasien tampak ke jalan nafas jalan nafas
sesak nafas dan tidak efektif
susah akibat
bakso yg Obstruksi jalan
tesedak nafas
RR = 25x/ menit

Gangguan ventilasi

Bersihan jalan nafas


inefektif
Lanjutan…

2 Pasien kesulitan Gangguan Gangguan


. bernafas, sesak suplai pertukaran
nafas oksigen gas
Data objektif :
- Nadi : 110 x/
menit
- Pernafasan : 25
x/ menit
- Pasien tampak
sesak, gelisah
- dangkal
- Suara nafas
wheezing
- Sianosis
Diagnosa
keperawatan

DIAGNOSA KEPERAWATAN (URUTAN PRIORITAS


DIAGNOSA KEPERAWATAN) :
1. D.0001 Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d obstruksi
jalan nafas
2. D.0003 Gangguan pertukaran gas b.d ketidak
seimbangan perfusi ventilasi
PERENCANAAN, TINDAKAN
KEPERAWATAN DAN EVALUASI
N HARI/ DIAGNO PERENCANAAN IMPLEME EVALU
o TGL SA KEPERAWATAN NTASI ASI
d KEPERA
x WATAN
TUJUAN INTERVENS
I
1. senin, 13 D.0001 Setelah 1. Manajem 1. Melaku S:
April 2020 Bersihan dilakukan en jalan kan pasien
jalan tindakan nafas heimlic mengat
nafas keperawatan 2. Pemanta k akan
tidak selama 1 x 8 uan maneu sudah
efektif menit respirasi ver mampu
b.d diharapkan 3. Latihan 2. Melaku bernafa
obstruksi jalan nafas batuk kan s
jalan pasien efektif peman O:
menjadi 4. Pengatur tauan pasien
paten an posisi tanda nampa
kembali 5. Fisioterap – k
dengan i dada tanda mampu
kriteria : 6. Pencegah sianosi bernafa
Tidak an s s
terdengar aspirasi 3. Melaku dengan
lagi kan baik,
Lanjutan..

Pola nafas mampu


efektif bernafas
dengan
baik,
suara
wheezing
menghila
ng, tidak
nampak
sianosis,
pasienna
mpak
sudah
tidak
gelisah
dan tidak
terjadi
aspirasi.
A:
Masalah
2 13 D.0003 Setelah 3. 1. Mela S : Klien
. April Ganggu dilakukan Pemantaua kuka mengata
2020 an tindakan n respirasi n kan
pertuka keperawat 4. Terapi man sesaknya
ran gas an selama oksigen ajem sudah
b.d 1x8 5. en berkuran
ketidak menit Pencegahan jalan g.
seimban diharapka aspirasi nafa O : klien
gan n masalah 6. 2. Mela nampak
perfusi dapat Manajemen kuka sudah
ventilasi teratasi jalan nafas n tidak
dengan 7. peng sesak.
kriteria Manajemen atura Nadi : 86
hasil : energi n x/menit
1. Sesak 8. posis S : 26,8 o
nya Pengaturan 3. Mere C
berkura posisi duksi RR : 21
n 9. Reduksi ansie x/menit
2. Tanda – ansietas tas TD :
tanda 4. Mela 110/90
vital kuka mmHg.
dalam n A:
batas penc masalah
normal egah teratasi.
an P:

Anda mungkin juga menyukai