Anda di halaman 1dari 8

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DURANTE GASTROSCOPY DENGAN

ANESTESI GENERAL ANESTESI TIVA


DI RSUD DR SOETOMO SURABAYA

OLEH :

TANTI DWI CAHYANI


NIM : 132011263001

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA


PROGRAM STUDI SPESIALIS KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
2022
PROGRAM STUDI SPESIALIS KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
PENGKAJIAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

No. RM : 10998 XXX Diagnosa Medis : Hepatitis B , SH,


Vomiting pro gastroscopi , SLE

Tanggal Pengkajian: 27 Januari 2022 Jam Pengkajian: 13 00 WIB


I. IDENTITAS :
1. Nama Pasien : Tn David
2. Umur : 51 Tahun
3. Suku/ Bangsa : Jawa/Indonesia
4. Agama : Islam
5. Pendidikan : sarjana
6. Pekerjaan : PT teknologi pengangkutan Indonesia
7. Alamat : Wonorejo Selatan A-2 Surabaya
8. Sumber Biaya :

PENGKAJIAN :
1. KELUHAN UTAMA : -
2. EVALUASI PRA INDUKSI : jam 12 00 TD 130/ 90 , nadi 84x/menit ,
Saturasi 98%, , sh 36,6 derajat.
3. TEHNIK ANESTESI : General Anestesi TIVA ( general anestesi total
intavena ) mulai jam 12 00 – 13 30
4. POSISI OPERASI :Miring kanan atas

5. PEMERIKSAAN FISIK:
a) B1:jalan nafas klien bebas ,terpasang mounth gace , menggunakan o2
nasal 2 LPM ,satuasi 80% Inspeksi pergerakan dinding dada
Simetris,Auskultasi dada Suara nafas Vesikuler tidak ada
wheezing,Feel:hembusan nafas hangat, Frekuensi napas 18 x/
menit,tidak ada penggunaan otot bantu nafas (otot
sternokleidomastoideus) ,Palpasi: Vocal premitus (pasien mengatakan
77) Normal (Teraba getaran di seluruh lapang paru) Perkusi dada:
sonor (normal)
b) B2:Circulation,Sistem Peredaran Darah Inspeksi: CRT (Capillary
Refill Time) < 2 detik,tidak ada sianosis (warna kebiruan) di sekitar
bibir klien, konjungtiva tidak anemis berwarna merah muda,Palpasi:
akral hangat, kering, merah, frekuensi nadi 80 x/ menit, tekanan darah
rata – rata 140 / 80 mmHg , Perdarahan -
c) B3: Neurologi tingkat kesadaran klien secara kwantitatif 1.1.1
Pemeriksaan Reflek: a. Reflek bisep positif , Reflek patella positif,
Pemeriksaan Nervus:tidak di kaji
d) B4 (Bladder) Sistem Perkemihan Inspeksi: integritas kulit alat kelamin
normalnya warna merah muda, tidak ada Hidrokel . Palpasi: Tidak ada
distensi kandung kemih,tidak ada distensi kandung kemih
e) B5 (Bowel) Sistem Pencernaan Inspeksi: dalam batas normal, bentuk
abdomen simetris, tidak ada distensi abdomen, tidak accites, tidak ada
muntah, Auskultasi: peristaltik usus Normal 12x/menit
f) B6 (Bone) Sistem Muskuluskeletal dan Integumen Inspeksi:
pergerakan sendi t bebas dan kekuatan otot ekstremitas atas kanan kiri
5/5 sedangkan ekstremitas bawah 5/5, tidak ada lesi Palpasi: turgor
kulit elastis,Suhu 37 drajat C , tidak ada fraktur

6. PEMERIKSAAN PENUNJANG :
Lab 26 januari 2022
Hb : 12,3g/dl ;
lekosit 7,18 ^µl ;
Eritrosit :4,75 10^6/µl ;
Hematokrit :38,1 % ;
Trombosit 309 10^3/µl ;
AST( SGOT) : 24
ALT ( SGPT): 18
BUN: 12,7 mg/dl ;
Natrium : 139
Kalium : 3,90
Chlorida : 105
Kreatinin 0,66
PPT : 14,7
INR: 1,08
APTT : 29,0
HBsAg : positif
Anti HCV negative
PCR : Negarif

Thorak Photo: 26 Januari 2022


Pulmo tak tampak kelainan

Echocardiografi : tak tampak kelaianan

7. Status Fisik ASA 2


8. Lama operasi : 12 00 – 13 15
9. Obat – obat durante anestesi :
jam 12 00 Fortanes 2 mg iv
jam 12 02 Fentanyl 50 mcg iv
jam 12 03 Profopol 50 mg iv
jam 12 18 Profopol 30 mg iv
jam 12 40 Profopol 30 mg iv
jam 13 00 Profopol 30 mg iv
jam 13 18 Profopol 30 mg iv
jam 13 25 Profopol 30 mg iv
jam 10 10 vomceran 4 mg iv
WOC KASUS
II.

Etiologi: Varises oesephagus


Virus hepatitis B Shirosis hepatis

Gastroscopi , SLE General anestesi TIVA

Resiko Bersihan jalan


Resiko aspirasi
perdarahan nafas tidak efektif
D.0006
D.0012 D.0001
III. ANALISA DATA DAN PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN:
1. D. 0001 Bersihan jalan nafas tidak efektif b,d efek obat anestesi d.d klien
dengan tehnik TIVA , saturasi 80 % , RR 110X/menit , kesadaran 1-1-1
2. D. 0006 Resiko aspirasi b.d penurunan kesadaran
2 D. 0012 Resiko perdarahan bd fungsi hati dan Tindakan gastroscopi

III.INTERVENSI KEPERAWATAN DAN RASIONAL (SLKI & SIKI)

A. INTERVENSI KEPERAWATAN DAN RASIONAL (SLKI & SIKI)

Diagnosa
Tujuan dan
Keperawatan Rencana (Intervensi) Keperawatan
Kriteria Hasil
(P-E-S)
D.0001 L.01001 I.01011
Bersihan jalan Setelah di Managemen jalan nafas :
nafas tidak efektif lakukan tindakan Observasi
b.d efek agen perawatan selama 1.Monitor pola nafas , saturasi 02
farmakologi 5 menit bersihan 2.Monitor bunyi nafas
anetesi d.d Klien jalan nafas 3.Monitor sputum ( jumlah , warna, aroma )
di anestesi general meningkat .
TIVA , saturasi Dengan kreteria Terapeutik
80%,RR hasil : 1.Pertahankan kepatenan jalan nafas
110x/menit .kesad 1.sputum 2. Posisikan semi fowler
aran 1-1-1 menurun 3.Lakukan penghisapan lendir secara aktif
2.pola nafas 5.Berikan oksigen 02 2 lpm
membaik
3, saturasi > 95

D.0006 L.01006 I.01018


Resiko aspirasi Setelah di Pencegahan Aspirasi
berhubungan lakukan Tindakan Observasi
dengan penurunan keperawatan 1. Monitor pada pola nafas ( frekwensi,
kesadaran karena selama 3 jam kedalaman dan usaha nafas )
pembiusan aspirasi tdiak 2. Monitor bunyi nafas tambahan ( misal
terjadi. gurgling, mengi,wheezing, ronchi kering)
3. Monitoring kedalam anaestesi
4.
Terapeutik
1. Pertahankan kepatenan jalan nafas dengan
head-tilf dan chin-lift

2. Lakukan pemghisapan lendir bila klien muntah

3. Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15


detik

4 Berikan oksigen
5.Posisikan semi fowler

Setelah dilakukan I.02067


tindakan Pencegahan pendarahan
perawatan 2 jam Observasi :
D.0012 tidak terjadi 1.Monitor tanda dan gejala perdarahan
Resiko perdarahan perdarahan, 2.Monitor nilai hemotokrit /hemoglobin .
b.d fungsi hati dan
Kolaborasi
Tindakan
gastroscopi 1. Dengan medis dalam melakukan
pengikatan varices

IV.TINDAKAN KEPERAWATAN YANG DILAKUKAN :

IMPLIMENTASI KEPERAWATAN:
Diagnosa 1 D.0001
A. Bersihan jalan nafas tidak efektif
I.01011
Managemen jalan nafas :
Observasi
1.Monitor pola nafas , saturasi 02
2.Monitor bunyi nafas
3.Monitor sputum ( jumlah , warna, aroma )

Terapeutik
1.Pertahankan kepatenan jalan nafas
2. Posisikan semi fowler
3.Lakukan penghisapan lendir secara aktif
5.Berikan oksigen 02 2 lpm

B.Diagnose 11 D.0006
Resiko aspirasi berhubungan dengan penurunan kesadaran karena pembiusan
I.01018
Pencegahan Aspirasi
Observasi
B. Memonitor pada pola nafas ( frekwensi, kedalaman dan usaha
nafas )
C. Memonitor bunyi nafas tambahan ( misal gurgling,
mengi,wheezing, ronchi kering)
D. Memonitoring kedalam anaestesi

Terapeutik
1. Mempertahankan kepatenan jalan nafas dengan head-tilf dan chin-lift
2. Melakukan pemghisapan lendir bila klien muntah

3. Melakukan penghisapan lendir kurang dari 15 detik

4 Memberikan oksigen

5.Memberikan posisi fowler

C. Diagnosa 111 Resiko perdarahan

I.02067
Pencegahan pendarahan
Observasi :
1.Monitor tanda dan gejala perdarahan
2.Monitor nilai hemotokrit /hemoglobin .
Kolaborasi
1.Dengan medis dalam melakukan pengikatan varices

F. EVALUASI
A.Diagnosa Bersihan jalan nafas tidak effektif
Subyektif :-

Obyektif :
Klien bernafas dengan 02 nasal 2 lpm ,RR 20 x/menitt, saturasi 98 % , sputum msh
ada
Asesmen :
Tujuan tercapai sebagian
Planing :
Lanjutkan intervensi

B.Diagnosa Resiko aspirasi


Subyektif : -
Obyektif : Selama Tindakan gastroscopi tdk terjadi aspirasi , RR 20 x/menitt, saturasi
98 % , pernafasan dengan 02 nasal 2 lpm

Asesmen :
Tujuan tercapai
Planing :
Stop

C.Diagnosa Resiko Perdarahan


Subyektif : -
Obyektif : Selama Tindakan gastroscopi tdk terjadi perdarahan

Asesmen :
Tujuan tercapai
Planing :
Stop
Evidane Base Nursing :

Pada penelitian “ Classification tree to screen for the


nursing diagnosis Ineffective airway clearance “ oleh Chaves
DBR 2017
menyimpulkan :
“Batuk tidak efektif dan suara nafas tambahan lebih baik
kapasitas prediksi untuk IAC karena mereka tetap ada di pohon klasifikasi
yang dihasilkan. Pohon yang dikembangkan dengan metode pertumbuhan
CHAID memiliki penyesuaian yang sedikit lebih baik daripada metode
lainnya. Metode yang menganalisis variabel dalam kelompok, dengan
penekanan pada alat grafis untuk membantu keputusan diagnostik (pohon
klasifikasi), dapat berkontribusi pada proses inferensi diagnostik yang lebih
cepat dalam praktik klinis. Selain itu, alat ini dapat berguna untuk menyajikan
indikator penting dari diagnosis untuk mahasiswa keperawatan. Pohon
klasifikasi dapat membuat kesimpulan diagnostik dari
IAC lebih akurat. Hasil penelitian ini berguna untuk skrining cepat IAC di
antara anak-anak dengan ISPA, dan identifikasi diagnosis yang benar akan
membantu menerapkan intervensi yang lebih tegas dan mencapai hasil yang
lebih positif.

Referensi:

(Chaves et al., 2018)Chaves, D. B. R. et al. (2018) ‘Classification tree to


screen for the nursing diagnosis Ineffective airway clearance’, Revista
brasileira de enfermagem, 71(5), pp. 2353–2358. doi: 10.1590/0034-7167-
2017-0085.

Anda mungkin juga menyukai