Anda di halaman 1dari 8

KASUS PULMONAL OBSTRUKTIF

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Dewasa Sistem


Cardiovaskuler, Respirasi dan Hematologi
Dosen pengampu :
Nina Rosdiana, S.Kep., Ners., M.Kep.

Disusun oleh :
Nurlela Aulia Sari (14201211490)
Tsania Zakiah Basit (1420121154)
Mohamad Zulfikar (1420121186)
Ilhan Nizar Najmudin (1420121188)
Intan Nuraeni (1420121203)

PROGRAM STUDI S-1 ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS GALUH
2022
Studi kasus :
Tn. F (56 tahun) dirawat di Ruang Kemuning dengan diagnosa mengidap penyakit
pulmonal obstruktif menahun atau au (PPOM) dalam 10 tahun terakhir ini. Ia
terus merokok sebanyak 2 pak setiap harinya. Tn. F mengeluh capek sekali saat
melakukan aktivitas meski aktivitas yang ringan, tidak ada nafsu makan dan ia
tampak kurus, tekanan darah 100/50 mmHg; frekuensi nadi 95 x/mnt; frekuensi
nafas 28 x/mnt; dyspnea, pernapasan mulut yang dangkal, cepat serta
menggunakan otot tambahan, dada mengembung seperti tong; pasien batuk dan
produksi sputum banyak berwarna hijau; terdapat distensi Vena jugularis (3 cm);
edema pada ekstremitas bawah (++).
Hasil pemeriksaan penunjang menunjukkan :
a. Pemeriksaan USG dan torak menunjukkan hepatomegali, hipertropi
ventrikel kanan
b. Pemeriksaan laboratorium :

Hematologi Nilai hasil ABG Nilai hasil

Haemoglobin 10 mg/dl PH 7.35

Leukosit 15000 mg/dl PaO2 85 mmHg

Hematokrit 33% PaCO2 45 mmHg

BUN 22 mg/dl HCO2 28 mEq/L

Creatinin 1.0 mg/dl O2Sat 88%

Terapi obat yang didapatkan :


a. Ventolin
b. Theopilin
c. Hidrocortison
d. Cepotaxsim
e. Lasix
f. Oksigen
JAWABAN
a. Istilah yang tidak dimengerti
1. Pulmonal obstruksi menahun (PPOM)
PPOM merupakan penyakit pada sistem pernapasan dimana saluran
pernapasan akan menyempit sehingga akan menghambat keluar masuknya
udara ke paru-paru yang akan menyebabkan keluhan sesak nafas.
2. Hepatomegali
Hepatomegali adalah pembesaran organ hati melebihi ukuran normalnya.
Kondisi merupakan gejala gangguan pada hati atau organ yang terkait
dengan hati, seperti kantong empedu. Hepatomegali bisa menyebabkan
keluhan berupa perut membesar, nyeri di perut kanan atas, dan penyakit
kuning.
3. Hipertrofi ventrikel kanan
Peningkatan volume organ atau jaringan bagian bilik kanan (ventrikel
kanan) akibat pembesaran komponen sel. Istilah hipertrofi obat yang
menunjuk pada kondisi saat sel-sel otot mengalami pertumbuhan. Kondisi
tersebut umumnya terjadi pada seseorang yang melakukan olahraga,
angkat beban. Hipertrofi otot juga dapat dipengaruhi oleh faktor genetik.
4. Ventolin
Ventolin merupakan obat dengan kandungan salbutamol yang digunakan
untuk mengobati penyakit pada saluran pernafasan seperti asma dan
penyakit paru obstruktif kronik (PPOK).
5. Theopilin
Adalah obat untuk meredakan gejala mengi, sesak napas atau batuk akibat
asma dan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK).
6. Hidrocortison
Hydrocortisone adalah obat yang digunakan untuk meredakan peradangan,
mengurangi reaksi sistem kekebalan tubuh yang berlebihan, dan mengatasi
kekurangan hormon kortisol.
7. Lasix
Merupakan obat dengan kandungan furosemide. Furosemide adalah obat
golongan loop diuretik kuat. Diuretik merupakan kelompok obat yang
akan meningkatkan jumlah urin yang keluar dari ginjal.
8. ABG normal
● PH darah 7, 35-7, 45
● PaO2 (parsial oksigen) 80-100 mmhg
● PaCO2 (parsial karbondioksida) 35-45 mmhg
● HCO3 (bikarbonat) 22-26 Meq/L
● O2Sat (saturasi oksigen) 94-100 %

9. Creatinin
Adalah zat limbah dalam darah yang diproduksi oleh jaringan otot saat
bergerak atau beraktivitas.
10. BUN (Blood Urea Nitrogen)
Adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui kadar urea nitrogen
dalam darah.
b. Analisa data primer, sekunder dan data penunjang, dan intervensi yang
dilakukan
1. Data primer
● Data subjektif
Tn. F mengeluh capek sekali saat melakukan aktivitas meski aktivitas yang
ringan, tidak ada nafsu makan.
● Data objektif
Tn. F tampak kurus, tekanan darah 100/50 mmHg; frekuensi nadi 95 x/mnt;
frekuensi nafas 28 x/mnt; dyspnea, pernapasan mulut yang dangkal, cepat serta
menggunakan otot tambahan, dada mengembung seperti tong; pasien batuk dan
produksi sputum banyak berwarna hijau; terdapat distensi Vena jugularis (3 cm);
edema pada ekstremitas bawah (++).
2. Data sekunder : -
3. Data penunjang
● Pemeriksaan USG dan torak menunjukkan hepatomegali,
hipertropi ventrikel kanan
● Pemeriksaan laboratorium :

Hematologi Nilai hasil ABG Nilai hasil

Haemoglobin 10 mg/dl PH 7.35

Leukosit 15000 mg/dl PaO2 85 mmHg

Hematokrit 33% PaCO2 45 mmHg

BUN 22 mg/dl HCO2 28 mEq/L

Creatinin 1.0 mg/dl O2Sat 88%


4. Intervensi yang dilakukan
1. Pemeriksaan USG dan thorax
2. Pemeriksaan laboratorium
3. Terapi obat
4. Pemeriksaan TTV
c. Rumusan Permasalahan (analisa data)

No Data Etiologi Masalah

1. DS : Benda asing Bersihan jalan


Pasien mengeluh batuk dalam jalan nafas nafas tidak efektif
DO : dan perokok aktif
Pasien batuk dan produksi
sputum banyak berwarna hijau.

2. DS : Dyepsnea Pola nafas tidak


- efektif
DO :
Frekuensi nafas, 28x/ menit,
dyspnea, pernapasan mulut yang
dangkal, klien tampak
mengunakan otot tambahan,
dada mengembung seperti tong,
saturasi oksigen 88%, distensi
vena jugularis (3 cm).

3. DS : Faktor psikologis Defisit nutrisi


Pasien mengatakan tidak ada (Ketidakmauan
nafsu. untuk makan).
DO :
Pasien tampak kurus

4. DS : Penyakit kronis Risiko infeksi


-
DO:
Hasil laboratorium leukosit
15000 mg/dl, pasien edema pada
ekstremitas bawah (++).
d. Diagnosa keperawatan
a. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d benda asing dalam jalan nafas d.d
pasien batuk dan produksi sputum banyak berwarna hijau (D.0001).
b. Pola nafas tidak efektif b.d deyspnea d.d Frekuensi nafas, 28x/ menit,
mengunakan otot tambahan (D.0005).
c. Defisit nutrisi b.d Faktor psikologis (ketidakmauan untuk makan), d.d
pasien tampak kurus (D. 0019).
d. Risiko infeksi b.d penyakit kornis (D.0142).

e. Tindak lanjut
- Intervensi keperawatan
No Diagnosa Keperawatan Perencanaan

Tujuan dan Intervensi (SIKI)


kriteria hasil
(SLKI)
1. Bersihan jalan nafas tidak Setelah dilakukan Latihan batuk efektif
efektif b.d benda asing tindakan selama 1 X (I.01006)
dalam jalan nafas d.d pasien 24 jam maka Observasi
batuk dan produksi sputum bersihan jalan nafas - Identifikasi
banyak berwarna hijau meningkat dengan kemampuan batuk.
(D.0001). kriteria hasil : - Monitor adanya
DS : Pasien mengeluh batuk 1. Produksi sputum retensi sputum.
DO : Pasien batuk dan menurun Terapeutik
produksi sputum banyak 2. Batuk efektif - Atur posisi semi
berwarna hijau meningkat fowler dan fowler.
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan
prosedur batuk
efektif.
Kolaborasi
- Kolaborasi
pemberian mukolitik
atau ekspektoran,
jika perlu.
2. Pola nafas tidak efektif b.d Setelah dilakukan Manajemen jalan
deypsnea d.d Frekuensi tindakan selama 1 X nafas (I.01011).
nafas, 28x/ menit, dyspnea, 24 jam maka pola Observasi
mengunakan otot tambahan, nafas membaik - Monitor pola nafas
(D.0005). kriteria hasil : (frekuensi,
DS : Klien mengeluh cape 1. Dispnea menurun. kedalaman, usaha
saat beraktivitas. 2. Penggunaan otot nafas).
DO : Frekuensi nafas, 28x/ bantu nafas - Monitor bunyi
menit, dyspnea, pernapasan menurun. nafas tambahan
mulut yang dangkal, klien 3. Frekuensi nafas (gurgling, mengi,
tampak mengunakan otot membaik. wheezing).
tambahan, dada 4. Kedalaman nafas Teraputik
mengembung seperti tong, membaik. - Posisikan semi
saturasi oksigen 88%, fowler atau fowler.
distensi vena jugularis (3 - Berikan oksigen,
cm). jika perlu.
Kolaborasi
- Kolaborasi
pemberian
bronkodilator,
ekspektoran.
3. Defisit nutrisi b.d Faktor Setelah dilakukan Manajemen nutrisi
psikologis (keenganan untuk tindakan selama 1 X (I.03119)
makan), d.d pasien tampak 24 jam maka status Observasi
kurus (D. 0019). nutrisi membaik. - Identofikasi status
DS : Pasien mengatakan 1. Porsi makan yang nutrisi
tidak ada nafsu. dihabiskan - Monitor asupan
DO : Pasien tampak kurus 2. Berat badan makanan
membaik - Monitor berat
badan.
4. Risiko infeksi b.d penyakit Setelah dilakukan Pencegahan infeksi
kornis (D.0142). tindakan selama 1 X (I.14539)
DS : - 24 jam maka tingkat Observasi
DO: Hasil laboratorium infeksi menurun. - Monitor tanda dan
leukosit 15000 mg/dl, Kriteria hasil : gejala infeksi lokal
pasien tampak edema pada 1. Kadar sel darah dan sistemik
ekstremitas bawah (++). putih membaik Terapeutik
2. Bengkak menurun - Berikan perawatan
kulit pada area
edema.
- Pertahankan teknik
aseptik pada pasien
beresiko tinggi.
Edukasi
- Jelaskan tanda dan
gejala infeksi.

- Implementasi dan Evaluasi Kperawatan


D Implementasi Evaluasi
X
1. - Mengidentifikasi kemampuan S : Pasien mengatakan sudah
batuk. Hasil : baik. - Memonitor tidak batuk
adanya retensi sputum. Hasil : tidak O : Pasien sudah tidak batuk dan
ada retensi sputum - Mengatur posisi produksi sputum berwarna hijau
semi fowler dan fowler. Hasil : klien tidak ada
tampak nyaman diberikan posisi A : Masalah teratasi
fowler P : Intervensi dihentikan.
- Menjelaskan tujuan dan prosedur
batuk efektif. Hasil : klien
mengetahui prosedur batuk efektif.
- Berkolaborasi pemberian mukolitik
atau ekspektoran, jika perlu. Hasil :
pasien diberikan obat ekspektoran
contoh : teopilin
2. - Memonitor pola nafas (frekuensi, S : klien sudah tidak mengeluh
kedalaman, usaha nafas). Hasil : cape
frekuensi nafas pasien normal. O : Frekuensi nafas, 22x/ menit,
- Memonitor bunyi nafas tambahan tidak ada bantuan otot nafas
(gurgling, mengi, wheezing). Hasil : tambahan saturasi oksigen 96%,
tidak ada bunyi nafas tambahan. tidak ada deyspnea.
- Berkolaborasi pemberian A : Masalah teratasi.
bronkodilator, ekspektoran. Hasil : P: Intervensi dihentikan.
pasien diberikan obat lasik.
3. - Mengidentifikasi status nutrisi. S : Pasien mengatakan nafsu
Hasil : nutrisi baik makan meningkat
- Memonitor asupan makanan. O : Pasien tampak menghabiskan
Hasil : asupan makanan klien baik. porsi makan
- Memonitor berat badan. Hasil : A : Masalah teratasi
berat badan pasien ideal P : Intervensi dihntikan
4. - Memonitor tanda dan gejala infeksi S:-
lokal dan sistemik Hasil : tidak ada O : Hasil laboratorium leukosit
gejala infeksi 10000 mg/dl, tidak ada edema di
- Memerikan perawatan kulit pada exstremitas bawah.
area edema. Hasil : memberikan obat A : Masalah teratasi.
- Mempertahankan teknik aseptik P : Intervensi dihentikan.
pada pasien beresiko tinggi. Hasil :
melakukan tindakan ke pasien
menggunakan tindakan aseptik.
- Menjelaskan tanda dan gejala
infeksi. Hasil : pasien mengetahui
tanda gejala infeksi seperti bengkak,
nyeri.

Anda mungkin juga menyukai