Anda di halaman 1dari 26

DI SUSUN OLEH :

Kelompok 4
ASTR FURRY WULANDARI IKA KARMINAH
ANAH JUHARIYAH LUSYANA VERNADE
CARDISA SANTI NOVIANTI
DESYANTI
TBC adalah infeksi penyakit menular yang
disebabkan oleh mycobacterium tuberculosis
suatu basil aerobik tahan asam yang di
keluarkan melalui udara (airborne) (niluh dan
christantie, 2003)
Penyebab dari
tuberculosis adalah
mycobacterium
tuberculosis
 Gejala Respiratori
- batuk lebih dari 3 minggu
- batuk darah
- nyeri dada

 GejalaSistematik
- demam
- gejala sistematik lain : malaise, keringet
malam, anoreksia, dan berat badan
menurun
 Kultur Sputum
- tes kulit ( PPD, Mantoux, Potongan
volumer)
- histologi atau kultur jaringan
- TCM TB

 Ziehl-Neelsen
- foto thorax
- pemeriksaan fungsi paru
Penderita tuberculosis harus diobati, dan
pengobatannya harus adekuat. Pengobatan
tuberculosis memakan waktu minimal 6 bulan
Obat anti tuberculosis dibagi dalam 2
golongan besar, yaitu obat lini pertama dan obat
lini kedua
Yang termasuk obat tuberculosis lini
pertama adalah isoniazid (H), ethambutol (E),
streptomycin (S), pirazynamid (Z), rifampisin (R)
dan tioasetazone (T), sedangkan yang termasuk
obat lini kedua adalah etionamide, sikloserin, PAS,
amikasin, kanamisin, kapreomisin, siprofloksasin,
ofloksasin, clofazimin dan rifabutin.
Pneumothorax
- batuk darah
- gagal nafas

Luluh Paru
- gagal jantung
Vaksin BCG pada bayi dan
anak
Terapi pencegahan
Diagnosis dan pengobatan
tuberculosis pengobatan (+)
untuk mencegah penularan
Seorang Bapak umur 34 tahun ruang rawat
dari IGD dengan diagnosis medis TB Paru. Pada saat
pengkajian pasien mengatakan sesak nafas dan
batuk berdahak sudah lebih dari 1 bulan, sering
berkeringat di malam hari. Pengkajian fisik
didapatkan suara bunyi ronchi di daerah apex
dextra. Klien tampak susah mengeluarkan dahak
saat batuk. Klien mengatakan bahwa dirinya
mengkonsumsi rokok 2 pak/hari selama 25 tahun.
Klien juga mengatakan tidak nafsu makan, mual,
muntah. BB turun 8kg, konjungtiva anemis. RR
30x/menit, TD 120/70mmHg, N88x/menit, S 38ºC
A. Identitas Pasien
Nama : Tn. A
Umur : 34 th
Jenis Kelamin : laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Alamat : Purwakarta
Status Pernikahan : Kawin
Pekerjaan : Buruh
B. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
Keluhan Utama
Pada saat pengkajian pasien mengatakan
sesak nafas dan batuk berdahak sudah
lebih dari 1 bulan, sering berkeringat di
malam hari. Pengkajian fisik
didapatkan suara bunyi ronchi di daerah
apex dextra. Klien tampak susah
mengeluarkan dahak saat batuk.
Klien juga mengatakan tidak nafsu
makan, mual, muntah. BB turun 8kg,
konjungtiva anemis. RR 30x/menit, TD
120/70mmHg, N 88x/menit, S 38ºC
2. Riwayat Kesehatan Masalalu
Klien mengatakan bahwa dirinya
mengkonsumsi rokok 2 pak/hari selama 25
tahun

3. Riwayat Kesehatan Keluarga


Klien mengatakan Bapak dan Ibunya
mengalami keluhan yang sama sejak 1 tahun
yang lalu tapi tidak pernah berobat
C. Pemeriksaan Fisik Head To Toe
1. Kepala : bentuk kepala oval, kulit kepala
tampak kering, rambut kasar
dengan distribusi tebal, tidak ada
kelainan di bagian kepala
2. Mata : Bola mata simetris kiri dan
kanan, konjungtiva terlihat
anemis
3. Mulut : Mukosa mulut kering, terlihat
bernafas dari mulut, tampak
susah mengeluarkan dahak saat batuk
4. Thoraks
I : pergerakan dinding dada terlihat cepat
pada saat bernafas, tidak ada lesi dan
memar
P : tidak ada pembengkakakn di dada
P : bunyi paru pekak
A bunyi paru ronchi di daerah apex
dextra, kasar dan nyeri
5. Abdomen
Hepar
I : bentuk simetris tidak ada benjolan, tidak adanya
jaringan parut
P : tidak adanya nyeri tekan,tidak adanya
pembengkakan, hepar tidak teraba
P : bunyi hepar pekak/redap, dilakukan perkusi
untuk mengetahui atas dan batas bawah hepar
Limpa
I : bentuk simetris tidak ada benjolan di daerah
limpa
P : tidak adanya nyeri tekan,tidak adanya
pembengkakan, dan tidak adanya penumpukan
cairan
P : bunyi perkusi normal
Ginjal
I : bentuk tidak simetris tidak ada benjolan,
tidak adanya penumpukan cairan dibagian
abdomen, tidak terdapat jaringan parut di
bagian abdomen
P : tidak adanya nyeri tekan di bagian ginjal klien
P : bunyi perkusi pekak
6. Ekstremitas : tidak ada kelainan bentuk
dibagian ekstremitas, kulit
terlihat pucat dan kering
7. Secara keseluruhan klien terlihat
kurus dan terjadi penurunan BB
drastis
D. Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium
LED : 60mm Protein : 8,8gr/dl
HB : 10gr/dl Globulin : 5,9gr/dl
eritrosit : 4,08gr/dl Natrium :129mEq/L
Leukosit : 11.000/ul Kalium : 3,41mEq/L
Trombosit : 301.000/ul Klorida : 94,1 mEq/L
Ureum : 78mg/dl pH : 7,4mmHg
Kreatinin : 1,2 mg/dl pCO² : 28,6mmHg
pO² : 76,6mmol/L Sat O² : 95,5%
 Rontgen
Hasil rontgen paru memberi kesan gambaran
TB Paru
 Therapy Dokter
Rifampisin (R) 1x350mg
Isoniazid (H) 1x300mg
Ethambutol (E) 1x500mg
Pirazinamid (Z) 1x500mg
Vit B6 3x1 tablet
Domperidon 3x10mg
OMZ 1x40mg
Inhalqsi Ventolin : Nacl 1:1
Data Fokus
 Klien tampak susah mengeluarkan dahak
 Bunhi ronchi di daerah apex dextra
 BB menurun 8kg
 Konjungtiva terlihat anemis
 RR 30x/menit, TD 120/70mmHg, N 88x/menit, S
38ºC
 Klien mengatakan sesak nafas
 Klien mengatakan batuk berdahak
 Klien mengatakan konsumsi rokok 2 pak/hari
selama 25 tahun
 Klien mengatakan tidak nafsu makan, mual,
muntah
No Data Masalah Keperawatan
1 Data Subjektif
- Klien mengatakan sesak nafas
dan batuk berdahak

Data Objektif
- Klien tampak susah
mengeluarkan dahak saat batuk
Ketidakefektifan bersihan
- Bunyi ronchi di daerah apex
jalan nafas
dextra

Data Tambahan
- Hasil rontgen paru memberi
kesan gambaran TB Paru
- RR 30x/menit,TD 120/70mmHg,
N 88x/menit, S 38ºC
2 Data Subjektif
- Klien mengatakan tidak nafsu makan
- Klien mengatakan mual dan muntah

Data Objektif
- BB turun 8kg
- Konjungtiva klien terlihat anemis Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan
Data Tambahan
- LED 60mm
- HB 10gr/dl
- Natrium 129 mEq/L
- Protein 8,8gr/dl
- Globulin 5,9 gr/dl
3 Data Subjektif
- Klien mengatakan demam naik turun
- Klien mengatakan kepalanya pusing

Data Objektif
- mukosa bibir terlihat kering
- Kulit tampak kemerahan Hipertermi
- TTV S 38ºC N 88x/mnt TD 120/70 mmHg RR
30x/mnt
- Hasil Lab
leukosit 11.000/ul
LED 60 mm/jam
4 Data Subjektif
- Klien mengatakan masih
sering batuk-batuk dan
susah mengeluarka sputum
- Klien mengatakan
konsumsi rokok 2 pak/hari
selama 25 tahun
Resiko penyebaran infeksi
Data Objektif
- Klien terlihat sering batu-
batuk

Data Tambahan
- Hasil rontgen paru
memberi kesan gambaran
TB Paru
 Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d
sekresi yang tertahan/sisa sekresi, mukus
dalam jumlah yang berlebihan
 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan b.d anoreksia, mual, muntah
dan batuk produktif
 Hipertermi b.d reaksi inflamasi
 Resiko penyebaran infeksi b.d kerusakan
jaringan atau terjadinya infeksi lanjutan
Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
Ketidakefektifan Dalam waktu 2x24 1. Kaji fungsi pernafasan 1. Penurunan bunyi
bersihan jalan jam setelah diberikan (bunyi nafas, nafas
nafas b.d sekresi intervensi, bersihan kecepatan, irama, menunjukkan
yang tertahan/sisa jalan nafas kembali kedalaman, dan atelektasis, ronchi
sekresi, mukus efektif penggunaan oto bantu menunjukkan
dalam jumlah yang nafas) akumulasi sekret
berlebihan Kriteria hasil: 2. Berikan posisi dan
Klien mampu semifowler tinggi dan ketidakefektifan
melakukan batuk bantu klien berlatih pengeluaran
efektif nafas dalam dan batuk sekresi yang
Pernafasan klien efektif selanjutnya dapat
normal (16- 3. Pertahankan intake menimbulkan
20x/mnt)tanpa ada cairan sedikitnya penggunaan otot
pengguinaan otot 2500ml/hari kecuali bantu nafas
bantu nafas tidak diindikasikan 2. Semifowler
4. Bersihkan sekret dari memaksimalkan
mulut dan trakhea, bila ekspansi paru dan
peru lakukan suction menurunkan upaya
5. Kolaborasi dengan nafas. Ventilasi
dokter dalam maksimal
pemberian obat sesuai membuka area
indikasi OAT, agen atelektasis dan
mukolitik, meningkatkan
bronkodilator, gerakan sekret ke
kortikosteroid jalan nafas besar
untuk dikeluarkan
3. Hidrasi yang adekuat
membantu mengencerkan
sektet dan mengefektifkan
pembersihan jalan nafas
4. Mencegah obstruksi dan
aspirasi. Pengisapan
diperlukan bila klien tidak
mampu mengeluarkan
sekret
5. Pengobatan
tuberkulosis terbagi
menjadi 2 fase yaitu fase
intensif (2-3 bulan) dan
fase lanjutan (4-7 bulan).
Paduan obat yang
digunakan terdiri atas
obat utama dan obat
tambahan. Jenis obat
utama yang digunakan
sesuai dengan
rekomendasi WHOadalah
RHZE, streptomisin
Implementasi
Evaluasi

Anda mungkin juga menyukai