Anda di halaman 1dari 21

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN


SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
Alamat : Jalan Pulau Moyo No. 33, Pedungan Denpasar
Telp/Faksimile : (0361) 725273/724563
Laman (website) : www.poltekkes-denpasar.ac.id

ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT


PADA PASIEN TN “GS” DENGAN ASMA BRONCHIAL
DI RUANG IGD RSUD SANJIWANI GIANYAR TANGGAL 18 Januari 2020

Nama Mahasiswa : Luh Gde Dwirini Novitha Putri


NIM : P07120319076

A. PENGKAJIAN
Identitas Pasien
Nama :Tn. GS
Umur : 36 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Pedagang
Agama : Hindu
Tanggal Masuk RS : 18 Januari 2020
Alasan Masuk : Pasien mengeluh sesak, batuk, dan terdapat secret
Diagnosa Medis : Asma Bronchial

Initial survey:
A (alertness) : +
V (verbal) :-
P (pain) :-
U (unrespons) : -

Warna triase
: P1 P2 P3 P4 P5
SURVEY PRIMER DAN RESUSITASI
AIRWAY DAN KONTROL SERVIKAL

1. Keadaan jalan nafas


Tingkat kesadaran : compos mentis
Pernafasan : takipnea
Upaya bernafas : ada
Benda asing di jalan nafas : secret (+)
Bunyi nafas : wheezing
Hembusan nafas : kuat
Saturasi oksigen : 95%

2. Diagnosa Keperawatan
Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif

3. Intervensi / Implementasi
-
Monitor bunyi nafas tambahan (wheezing)
-
Monitor frekuensi dan kedalaman nafas
-
Moniotor spuntum atau secret
-
Monitor saturasi oksigen
-
Memberikan posisi semi fowler 450
-
Memberikan oksigen 4 lpm melalui nasal kanul
-
Kolaborasi pemberian bronkodilator (combivent 1 vial) melalui nebulizer
-
Kolaborasi pemberian obat tambahan (methylprednisolone 125 mg dan
pantoprazole 1 vial melalui rute IV)
4. Evaluasi
S : pasien mengatakan masih sesak dan batuk
O : pasien tampak sesak, takipnea cukup membaik, wheezing cukup menurun, RR :
24x/menit, terdapat spuntum saat batuk namun menurun
A : Bersihan Jalan Nafas Tidak efektif
P : Lanjutkan intervensi
-
Oksigen melalui nasal kanul 4 lpm
-
Mengajarkan teknik batuk efektif, nafas dalam dan pursued lip breathing
-
Monitor suara nafas, frekuensi nafas, dan bunyi nafas
BREATHING
Fungsi pernafasan
Jenis Pernafasan : takipnea
Frekwensi Pernafasan : 24x/menit
Retraksi Otot bantu nafas : ada (+)
Kelainan dinding thoraks : tidak terdapat kelainan dinding thoraks
Bunyi nafas : wheezing
Hembusan nafas : ada, kuat
Saturasi Oksigen : 95%

Diagnosa Keperawatan
Pola Nafas Tidak Efektif

Intervensi / Implementasi
-
Monitor frekuensi dan kedalaman nafas
-
Monitor pola nafas
-
Auskultasi bunyi nafas
-
Monitor saturasi oksigen
-
Monitor spumtum
-
Memberikan posisi semifowler
-
Kolaborasi pemberian bronkodilator (combivent 1 vial) melalui nebulizer

Evaluasi
S : pasien mengatakan masih sesak
O : pasien tampak sesak, takipnea cukup membaik, wheezing cukup menurun, RR :
24x/menit, terdapat spuntum saat batuk namun menurun
A : Pola Nafas Tidak efektif
P : Lanjutkan intervensi
-
Oksigen melalui nasal kanul 4 lpm
-
Mengajarkan teknik batuk efektif, nafas dalam dan pursued lip breathing
-
Monitor suara nafas, frekuensi nafas, dan bunyi nafas
CIRCULATION
Keadaan sirkulasi
Tingkat kesadaran : compos mentis
Perdarahan (internal/eksternal) : tidak ada
Kapilari Refill : < 2 detik
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi radial/carotis : 88x/menit
Akral perifer : hangat

2. Diagnosa Keperawatan
Tidak terdapat masalah keperawatan

3. Intervensi / Implementasi
Tidak terdapat masalah keperawatan

4. Evaluasi
Tidak terdapat masalah keperawatan
DISABILITY
Pemeriksaan Neurologis:
GCS : E 4 V 5 M 6 : 15
Reflex fisiologis :+
Reflex patologis :-
Kekuatan otot :
5555 5555

5555 5555

2. DiagnosaKeperawatan
Tidak terdapat masalah keperawatan

3. Intervensi / Implementasi
Tidak terdapat masalah keperawatan

4. Evaluasi
Tidak terdapat masalah keperawatan
PENGKAJIAN SEKUNDER / SURVEY SEKUNDER
(Dibuat bila pasien lebih dari 2 jam diobservasi di IGD)
1. RIWAYAT KESEHATAN
a. RKD
pasien mengatakan memiliki riwayat asma sejak kecil dan sering berobat ke rumah sakit.
Penyakitnya kambuh apabila cuaca dingin dan terkena debu terlalu lama

b. RKS
Pasien mengatakan sesak dan batuk sejak kemarin siang (17 Januari 2020)

c. RKK
Pasien mengatakan bahwa ibunya memiliki riwayat asma

2. RIWAYAT DAN MEKANISME TRAUMA


Pasien tidak mengalami trauma

3. PEMERIKSAAN FISIK (HEAD TO TOE)


a. Kepala
Kulit kepala : normocephalic, penyebaran rambut merata, kulit kepala bersih
Mata : Simetris, palpebrae tidak oedema, sclera non ikterik,
Konjungtiva non anemis, pupil isokor, tidak ada nyeri tekan,
refleks pupil terhadap cahaya baik
Telinga : telinga simetris, tidak ada lesi, tidak memakai alat bantu
dengar, tidak ada benjolan atau secret
Hidung : tidak terdapat spuntum, benjolan (-), penciuman baik
Mulut dan gigi :gigi bersih dan lengkap, mukosa bibir lembab, sianosis (-)
Wajah : wajah simetris, berwarna kecokelatan
b. Leher : pembesaran vena jugularis (-),pembesaran tiroid (-)
c. Dada/ thoraks
Paru-paru
Inspeksi : retraksi otot bantu nafas (+). Dada simetris, jejas (-), RR: 24x
Palpasi : dada simetris, tidak ada nyeri tekan
Perkusi : Sonor
Auskultasi : bunyi nafas wheezing
Jantung
Inspeksi : normal
Palpasi : Ictus cordis teraba.
Perkusi : redup
Auskultasi : S1 Lup, S2 dup, tidak ada suara tambahan
d. Abdomen
Inspeksi : Datar pada empat kuadran
Auskultasi : Redup, bising usus 8 x/menit
Perkusi : Tidak ada, tanda ascites tidak ada
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
e. Pelvis
Inspeksi : simetris
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
f. Perineum dan rektum : tidak terdapat keluhan
g. Genitalia : tidak terdapat keluhan
h. Ekstremitas
Status sirkulasi : nadi brachialis 88x/menit, teraba hangat
Keadaan injury : tidak terdapat trauma
i. Neurologis
Fungsi sensorik : normal
Fungsi motorik : normal

4. HASIL LABORATORIUM
Tidak ada hasil laboratorium

5. HASIL PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK


Tidak ada hasil pemeriksaan diagnostik

6. TERAPI DOKTER
1. Nebulizer 1 ventolin 15 menit
2. Kolaborasi pemberian O2 (nasal kanul) dosis 4 lpm
3. Methyprednisolone 125 mg rute IV
4. Pantoprazole 1 vial rute IV
A. ANALISIS DATA
Data Fokus Analisis Masalah
Data Subyektif : Faktor pencetus asma Bersihan Jalan Nafas
pasien mengatakan sesak Tidak Efektif
nafas sejak kemarin siang Mempengaruhi otot polos
disertai batuk berdahak dan kelenjar napas

Data Obyektif : Bronkospasme


Pasien tampak sesak, adanya
suara nafas tambahan Peningkatan sekresi
(wheezing), dengan respirasi produktif di bronkioli
24 x/menit, adanya
pernafasan cuping hidung, Obstruksi proximal dari
saturasi oksigen 95% bronkus pada inspirasi dan
ekspirasi

Peningkatan produksi
mukus, sputum kental

Bersihan Jalan Nafas


Tidak Efektif
Data Subjektif : Faktor pencetus asma Pola Nafas Tidak Efektif
Pasien mengatakan sesak
sejak kemarin siang disertai Mempengaruhi otot polos
batuk berdahak dan dada dan kelenjar napas
terasa tertekan
penyempitan jalan napas
Data Objektif :
Pasien tampak sesak dengan Peningkatan kerja otot
ekspirasi memanjang, RR : pernapasan
24 x/menit, penggunaan otot
pernapasan (+),takipnea, Pola Nafas Tidak Efektif
saturasi oksigen 95%
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN PRIORITAS MASALAH
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan spasme jalan nafas (spuntum)
ditandai dengan pasien mengatakan sesak nafas sejak kemarin siang disertai batuk
berdahak, Pasien tampak sesak, adanya suara nafas tambahan (wheezing), dengan
respirasi 24 x/menit, adanya pernafasan cuping hidung, saturasi oksigen 95%

2. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya nafas (kelelahan otot
pernafasan) ditandai dengan pasien mengatakan sesak nafas sejak kemarin siang
disertai batuk berdahak disertai dada terasa tertekan, Pasien tampak sesak dengan
ekspirasi memanjang, RR : 24 x/menit, penggunaan otot pernapasan (+),takipnea,
saturasi oksigen 95%
C. RENCANA KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN SLKI SIKI
1 Bersihan jalan nafas tidak efektif SLKI SIKI
Penyebab Respirasi Respirasi
Fisiologis Setelah dilakukan tindakan Manajemen Asma
 Spasme jalan nafas keperawatan selama …. X…. jam, 1. Observasi
 Hipersekresi jalan nafas maka bersihan jalan nafas meningkat  Monitor frekuensi dan kedalaman nafas
 Disfungsi neuromuscular dengan kriteria hasil :  Monitor tanda dan gejala hipoksia (mis. gelisah,
 Benda asing dalam jalan nafas  Batuk efektif meningkat agitasi, penurunan kesadaran)
 Adanya jalan nafas buatan  Produksi spuntum menurun  Monitor numyi napas tambahan (mis. wheezing,
 Sekresi yang tertahan  Mengi menurun mengi)
 Hyperplasia dinding jalan nafas  Wheezing menurun  Monitor saturasi oksigen
 Proses infeksi  Meconium (pada neonates) 2. Terapeutik
 Respon alergi 
Berikan posisi semi fowler 30-45o
menurun
 Efek agen farmakologis 
Pasang oksimetri nadi
 Frekusni nafas membaik
Situasional 
Lakukan penghisapan lendie, bila perlu
 Pola nafas membaik
 Merokok aktif 
Berikan oksigen 6-15 L via sungkup untuk
 Merokok pasif mempertahankan SpO2 > 90%
 Terpajan polutan 
Pasang jalur intravena untuk pemberian obat dan
Gejala dan tanda mayor
hidrasi
Subjektif (tidak tersedia) 
Ambil sampel darah untuk pemeriksaan hitung
Objektif
 Batuk tidak efektif darah lengkap dan AGD
3. Edukasi
 Tidak mampu batuk
 Anjurkan meminimalkan ansietas yang dapat
 Sputum berlebih
meningkatkan kebutuhan oksigen
 Mengi, wheezing dan/atau ronkhi
 Anjurkan bernafas lambat dan dalam
kering
 Anjurkan teknik pursued-lip breathing
 Meconium di jalan napas (pada
neontus)  Anarkan mengidentifikasi dan menghindari
Gejala dan tanda minor pemicu
Subjektif 4. Kolaborasi
 Dyspnea  Kolaborasi pemberian bronkodilator sesuai
indikasi (mis. albuterol, metaproterenol)
 Sulit bicara  Kolaborasi pemberian obat tambahan (mis.
 Ortopnea prednisolone, methylprednisolone, aminophylline)
Objektif
 Gelisah Manajemen jalan nafas
 Sianosis 1. Observasi
 Bunyi napas menurun  Monitor pola nafas (frekuensi, kedalaman, usaha
 Frekuensi napas berubah nafas)
 Pola nafas berubah  Monitor bunyi nafas tambahan (mis.
Kondisi klinis terkait Gurgling,mengi,wheezing,ronkhi)
 Gullian bare syndrome 2. Terapeutik
 Sclerosis multiple  Posisikan semi fowler
 Myasthenia gravis  Berikan minuman hangat
 Prosedur diagnostic  Berikan oksigen
 Depresi system saraf pusat 3. Edukasi
 Cedera kepala  Anjurkan asupan cairan 200 ml/hari, jika tidak
 Stroke kontraindikasi
 Kuadriplegia  Ajarkan teknik batuk efektif
 Sindrom aspirasi meconium 4. Kolaborasi
 Infeksi saluran nafas  Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran,
mukolitik, jika perlu

Pemantauan respirasi
1. Observasi
 Monitor frekuensi, irama, kedalaman, dan upaya
nafas
 Monitor pola nafas (seperti bradipnea, takipnea,
hiperventilasi, kussmaul, cheyne-stokes, ataksisk)
 Monitor saturasi oksigen
 Auskultasi bunyi nafas
 Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
 Monitor nilai AGD
 Monitor hasil x-ray thoraks
2. Terapeutik
 Atur interval pemantauan respirasi sesuai kondisi
pasien
 Dokumentasikan hasil pemantauan
3. Edukasi
 Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
 Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
2 Pola nafas tidak efektif SIKI SIKI
Penyebab Respirasi : Respirasi :
 Depresi pusat pernapasan Setelah dilakukan tindakan Manajemen jalan nafas
 Hambatan upaya napas keperawatan … x…. jam, maka pola 1. Observasi
 Deformitas dinding dada nafas tidak efektif menurun dengan a. Monitor pola nafas (frekuensi, kedalaman, usaha nafas)
 Deformitas tulang dada kriteria hasil : b. Monitor bunyi nafas tambahan (mis. Gurgling, mengi,
 Gangguan neuromuscular  Penggunaan otot bantu nafas wheezing, ronkhi)
 Gangguan neurologis menurun 2. Terapeutik
 Penurunan energy  Dispnea menurun  Posisikan semi fowler
 Obesitas  Pemanjangan fase ekspirasi  Berikan minuman hangat
 Posisi tubuh yang menghambat ekspansi menurun  Berikan oksigen
paru  Frekuensi nafas membaik 3. Edukasi
 Sindrom hipoventilasi  Kedalaman nafas membaik  Anjurkan asupan cairan 200 ml/hari, jika tidak
kontraindikasi
 Kerusakan inervasi diafragma
 Ajarkan teknik batuk efektif
 Cedera pada medulla spinalis
4. Kolaborasi
 Efek agen farmakologis
 Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran,
 Kecemasan
mukolitik, jika perlu
Gejala dan tanda mayor
Subjektif
Pemantauan respirasi
 Dyspnea 1. Observasi
Objektif
 Monitor frekuensi, irama, kedalaman, dan upaya
 Penggunaan otot bantu pernafasan nafas
 Fase ekspirasi memanjang  Monitor pola nafas (seperti bradipnea, takipnea,
 Pola nafas abnormal hiperventilasi, kussmaul, cheyne-stokes, ataksisk)
Gejala dan tanda minor  Monitor saturasi oksigen
Sujektif
 Auskultasi bunyi nafas
 Ortopnea
 Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
Objektif  Monitor nilai AGD
 Pernafasan pursed lips  Monitor hasil x-ray thoraks
 Pernapasan cuping hidung 2. Terapeutik
 Diameter thoraks anterior posterior  Atur interval pemantauan respirasi sesuai kondisi
meningkat pasien
 Ventilasi semenit menurun  Dokumentasikan hasil pemantauan
 Kapasitas vital menurun 3. Edukasi
 Tekanan ekspirasi menurun  Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
 Tekanan inspirasi menurun  Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
 Ekskursi dada berubah
Kondisi klinis terkait
 Depresi system saraf pusat
 Cedera kepala
 Trauma thoraks
 Gullian bare syndrome
 Multiple sclerosis
 Myasthenia gravis
 Stroke
 Kuadriplegia
 Intoksikasi alcohol
D. PELAKSANAAN
Tanggal Implementasi Respon Paraf
Jam
18 Januari 1. Memposisikan pasien S:
2020 untuk memaksimalkan Pasien mengatakan merasa
Pukul 05.30 ventilasi (semifowler) lebih nyaman dengan posisi
2. Mengobservasi suara
wita yang telah diberikan.
nafas dan mencatat
O:
adanya suara
Pasien kooperatif, adanya suara
tambahan
nafas tambahan (wheezing)
3. Memonitor respirasi
dengan adanya pernafasan
dan status O2 pasien
4. Mempertahankan cuping hidung serta adanya
posisi pasien retraksi otot dada. Respirasi :
5. Memonitor vital sign
24 x/menit
sebelum pemberian
TD: 110/70 mmHg
obat
S : 36,1 OC
N : 88 x/menit
Pukul 05.55 1. Mengkolaborasikan S:
wita pemberian nebulizer Pasien mengatakan nyaman
2. Mengkolaborasikan
dengan pemberian oksigen
pemberian terapi
serta masih merasa sesak.
oksigen
O:
3. Memonitor
Pemberian O2 Menggunakan
keefektifan aliran
nasal kanul sebanyak 4 Lpm
oksigen
Pemberian Nebulizer 1
combivent 15 menit.
Pukul 06.20 1. Pertahankan jalan S :
wita napas yang paten Pasien mengatakan menerima
2. Atur peralatan
pemberian terapi oksigen
oksigenasi
O:
3. Monitor
Pasien memperoleh terapi
keefektifitasan aliran
oksigen nasal canul dengan
oksigen
4. Pertahankan posisi dosis 4 lpm
pasien Pasien menghirup udara
5. Observasi adanya
tanda-tanda oksigen dengan seefektifnya
hipoventilasi
6. Monitor adanya
kecemasan pasien
terhadap oksigenasi
Pukul 06.40 1. Delegatif pemberian S:
wita obat Pasien mengatakan mau
2. Mengecek riwayat
mendapatkan terapi obat dari
alergi pasien.
perawat.
O:
Pasien kooperatif
Terapi obat yang diberikan
yaitu,
a. Methyprednisolone 125mg
rute IV
b. Pantoprazole 1 vial rute
IV
Pasien tidak memiliki riwayat
alergi.
Pukul 07.30 1. Menganjurkan pasien S:
wita untuk batuk efektif Pasien mengatakan dahak mau
2. Menganjurkan pasien
keluar sedikit, masih merasa
untuk nafas dalam dan
sesak serta merasa ada dahak
pursued lip breathing
ditenggorokan.
O:
Pasien kooperatif dan mau
melakukan apa yang
dianjurkan perawat.
Terdapat secret yang keluar
tetapi hanya sedikit.
Pukul 07.40 1. Memonitor vital sign S:
wita sesudah pemberian Pasien mengatakan sesak
analgesik pertama kali berkurang, dahak masih sedikit
2. Mengevaluasi
keluar.
efektifitas medikasi,
O:
tanda dan gejala. TD: 120/80 mmHg. S : 36 OC
3. Memonitor respirasi
N : 84 x/menit, RR: 22x/menit
serta saturasi oksigen
Pasien sudah tidak nampak
pasien.
sesak, Pasien terlihat tenang
Pukul 07.50 1. Mempersiapkan pasien S:
wita pulang Pasien mengatakan sudah
merasa lebih baik dan bisa
pulang kerumah, hanya batuk
masih serta dahak sedikit
keluar.
O:
Tidak ada pernafasan cuping
hidung. Tidak ada retraksi otot
dada. Dilakukan discharge
planning untuk pasien pulang
(HE pasien). Serta pemberian
resep obat oral yaitu :
1. Methylprednisolone
3x4mg
2. Salbutamol 3x4mg
3. Dexametason 3x0,5mg
Pukul 08.00 Pasien Pulang
wita

E. EVALUASI
No
Tgl/Jam Catatan Perkembangan Paraf
Dx.
1 18 Januari S : Pasien mengatakan sesak sudah berkurang, batuk
2020 , pukul masih serta dahak yang keluar hanya sedikit.
07.50 wita O : Tidak adanya retraksi otot dada, tidak adanya
pernafasan cuping hidung, respirasi 20x/menit, secret
yang keluar hanya sedikit, dan pasien masih terlihat
batuk.
A: Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif
P : Pasien pulang, Lanjutkan intervensi dengan HE
yaitu:
1. Pasien dengan asma kambuhan harus menjalani
pemeriksaan, mendeteksi substansi yang
mencetuskan terjadinya serangan.
2. Menghindari pemicu serangan
3. Hidrasi adekuat harus dipertahankan untuk
menjaga sekresi agar tidak mengental misal
dengan meminum air putih hangat
4. Serta dengan resep obat :
a. Methylprednisolone 3x4mg
b. Salbutamol 3x4mg
c. Dexametason 3x0,5mg
5. Kontrol ke poli paru- paru
2 Pukul 07.50 S : Pasien mengatakan sesak berkurang
wita O : Tidak adanya retraksi otot dada, tidak adanya
pernafasan cuping hidung, respirasi 20x/menit, dada
tidak terasa berat, inspirasi dan ekspirasi pasien sama
A: Pola Nafas Tidak Efektif
P : Pasien pulang, Lanjutkan intervensi dengan HE
yaitu:
1. Pasien dengan asma kambuhan harus
menjalani pemeriksaan, mendeteksi substansi
yang mencetuskan terjadinya serangan.
2. Menghindari pemicu serangan
3. Hidrasi adekuat harus dipertahankan untuk
menjaga sekresi agar tidak mengental misal
dengan meminum air putih hangat
4. Serta dengan resep obat :
a. Methylprednisolone 3x4mg
a. Salbutamol 3x4mg
b. Dexametason 3x0,5mg
5. Kontrol ke poli paru- paru.

RESUME DAN PERENCANAAN PASIEN PULANG

INFORMASI PEMINDAHAN RUANGAN/PEMULANGAN PASIEN


INFORMASI √ KETERANGAN
Di Ruang : _____________________________
[ ] Foto Rontgen : _______________________ [ ] Laboratorium: ___ lembar
MRS
[ ] EKG : ___ lembar
[ ] Obat-obatan :
Dipulangkan √ [√ ] KIE [√ ] Obat pulang [ ] Foto Rontgen
[ ] Laboratorium [ ] Kontrol Poliklinik, tanggal 18/ 01 / 2020
Pulang paksa [ ] KIE [ ] Tanda tangan pulang paksa
Meninggal Dinyatakan meninggal pukul ______._______ WITA
Minggat Dinyatakan minggat pukul ______._______ WITA
Nama dan tanda tangan perawat pengkaji

(Luh Gde Dwirini Novitha Putri)

ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT PADA PASIEN TN “GS” DENGAN


ASMA BRONCHIAL DI RUANG IGD RSUD SANJIWANI GIANYAR
TANGGAL 18 JANUARI 2020
OLEH :

LUH GDE DWIRINI NOVITHA PUTRI


NIM. P07120319076
PRODI PROFESI NERS

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2020

Mengetahui Gianyar, 2020


Clinical Instructure Mahasiswa
NIP. NIM.

Mengetahui
Clinical Teacher

NIP.

………… ,………………………2020
Nama Pembimbing/ CI Nama Mahasiswa
(……………………………………) (…………………………..……….)
NIP. NIM.

Nama Pembimbing/CT

(…………………………….………………)
NIP:

Anda mungkin juga menyukai