A. PENGKAJIAN
Identitas Pasien
Nama :Tn. GS
Umur : 36 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Pedagang
Agama : Hindu
Tanggal Masuk RS : 18 Januari 2020
Alasan Masuk : Pasien mengeluh sesak, batuk, dan terdapat secret
Diagnosa Medis : Asma Bronchial
Initial survey:
A (alertness) : +
V (verbal) :-
P (pain) :-
U (unrespons) : -
Warna triase
: P1 P2 P3 P4 P5
SURVEY PRIMER DAN RESUSITASI
AIRWAY DAN KONTROL SERVIKAL
2. Diagnosa Keperawatan
Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif
3. Intervensi / Implementasi
-
Monitor bunyi nafas tambahan (wheezing)
-
Monitor frekuensi dan kedalaman nafas
-
Moniotor spuntum atau secret
-
Monitor saturasi oksigen
-
Memberikan posisi semi fowler 450
-
Memberikan oksigen 4 lpm melalui nasal kanul
-
Kolaborasi pemberian bronkodilator (combivent 1 vial) melalui nebulizer
-
Kolaborasi pemberian obat tambahan (methylprednisolone 125 mg dan
pantoprazole 1 vial melalui rute IV)
4. Evaluasi
S : pasien mengatakan masih sesak dan batuk
O : pasien tampak sesak, takipnea cukup membaik, wheezing cukup menurun, RR :
24x/menit, terdapat spuntum saat batuk namun menurun
A : Bersihan Jalan Nafas Tidak efektif
P : Lanjutkan intervensi
-
Oksigen melalui nasal kanul 4 lpm
-
Mengajarkan teknik batuk efektif, nafas dalam dan pursued lip breathing
-
Monitor suara nafas, frekuensi nafas, dan bunyi nafas
BREATHING
Fungsi pernafasan
Jenis Pernafasan : takipnea
Frekwensi Pernafasan : 24x/menit
Retraksi Otot bantu nafas : ada (+)
Kelainan dinding thoraks : tidak terdapat kelainan dinding thoraks
Bunyi nafas : wheezing
Hembusan nafas : ada, kuat
Saturasi Oksigen : 95%
Diagnosa Keperawatan
Pola Nafas Tidak Efektif
Intervensi / Implementasi
-
Monitor frekuensi dan kedalaman nafas
-
Monitor pola nafas
-
Auskultasi bunyi nafas
-
Monitor saturasi oksigen
-
Monitor spumtum
-
Memberikan posisi semifowler
-
Kolaborasi pemberian bronkodilator (combivent 1 vial) melalui nebulizer
Evaluasi
S : pasien mengatakan masih sesak
O : pasien tampak sesak, takipnea cukup membaik, wheezing cukup menurun, RR :
24x/menit, terdapat spuntum saat batuk namun menurun
A : Pola Nafas Tidak efektif
P : Lanjutkan intervensi
-
Oksigen melalui nasal kanul 4 lpm
-
Mengajarkan teknik batuk efektif, nafas dalam dan pursued lip breathing
-
Monitor suara nafas, frekuensi nafas, dan bunyi nafas
CIRCULATION
Keadaan sirkulasi
Tingkat kesadaran : compos mentis
Perdarahan (internal/eksternal) : tidak ada
Kapilari Refill : < 2 detik
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi radial/carotis : 88x/menit
Akral perifer : hangat
2. Diagnosa Keperawatan
Tidak terdapat masalah keperawatan
3. Intervensi / Implementasi
Tidak terdapat masalah keperawatan
4. Evaluasi
Tidak terdapat masalah keperawatan
DISABILITY
Pemeriksaan Neurologis:
GCS : E 4 V 5 M 6 : 15
Reflex fisiologis :+
Reflex patologis :-
Kekuatan otot :
5555 5555
5555 5555
2. DiagnosaKeperawatan
Tidak terdapat masalah keperawatan
3. Intervensi / Implementasi
Tidak terdapat masalah keperawatan
4. Evaluasi
Tidak terdapat masalah keperawatan
PENGKAJIAN SEKUNDER / SURVEY SEKUNDER
(Dibuat bila pasien lebih dari 2 jam diobservasi di IGD)
1. RIWAYAT KESEHATAN
a. RKD
pasien mengatakan memiliki riwayat asma sejak kecil dan sering berobat ke rumah sakit.
Penyakitnya kambuh apabila cuaca dingin dan terkena debu terlalu lama
b. RKS
Pasien mengatakan sesak dan batuk sejak kemarin siang (17 Januari 2020)
c. RKK
Pasien mengatakan bahwa ibunya memiliki riwayat asma
4. HASIL LABORATORIUM
Tidak ada hasil laboratorium
6. TERAPI DOKTER
1. Nebulizer 1 ventolin 15 menit
2. Kolaborasi pemberian O2 (nasal kanul) dosis 4 lpm
3. Methyprednisolone 125 mg rute IV
4. Pantoprazole 1 vial rute IV
A. ANALISIS DATA
Data Fokus Analisis Masalah
Data Subyektif : Faktor pencetus asma Bersihan Jalan Nafas
pasien mengatakan sesak Tidak Efektif
nafas sejak kemarin siang Mempengaruhi otot polos
disertai batuk berdahak dan kelenjar napas
Peningkatan produksi
mukus, sputum kental
2. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya nafas (kelelahan otot
pernafasan) ditandai dengan pasien mengatakan sesak nafas sejak kemarin siang
disertai batuk berdahak disertai dada terasa tertekan, Pasien tampak sesak dengan
ekspirasi memanjang, RR : 24 x/menit, penggunaan otot pernapasan (+),takipnea,
saturasi oksigen 95%
C. RENCANA KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN SLKI SIKI
1 Bersihan jalan nafas tidak efektif SLKI SIKI
Penyebab Respirasi Respirasi
Fisiologis Setelah dilakukan tindakan Manajemen Asma
Spasme jalan nafas keperawatan selama …. X…. jam, 1. Observasi
Hipersekresi jalan nafas maka bersihan jalan nafas meningkat Monitor frekuensi dan kedalaman nafas
Disfungsi neuromuscular dengan kriteria hasil : Monitor tanda dan gejala hipoksia (mis. gelisah,
Benda asing dalam jalan nafas Batuk efektif meningkat agitasi, penurunan kesadaran)
Adanya jalan nafas buatan Produksi spuntum menurun Monitor numyi napas tambahan (mis. wheezing,
Sekresi yang tertahan Mengi menurun mengi)
Hyperplasia dinding jalan nafas Wheezing menurun Monitor saturasi oksigen
Proses infeksi Meconium (pada neonates) 2. Terapeutik
Respon alergi
Berikan posisi semi fowler 30-45o
menurun
Efek agen farmakologis
Pasang oksimetri nadi
Frekusni nafas membaik
Situasional
Lakukan penghisapan lendie, bila perlu
Pola nafas membaik
Merokok aktif
Berikan oksigen 6-15 L via sungkup untuk
Merokok pasif mempertahankan SpO2 > 90%
Terpajan polutan
Pasang jalur intravena untuk pemberian obat dan
Gejala dan tanda mayor
hidrasi
Subjektif (tidak tersedia)
Ambil sampel darah untuk pemeriksaan hitung
Objektif
Batuk tidak efektif darah lengkap dan AGD
3. Edukasi
Tidak mampu batuk
Anjurkan meminimalkan ansietas yang dapat
Sputum berlebih
meningkatkan kebutuhan oksigen
Mengi, wheezing dan/atau ronkhi
Anjurkan bernafas lambat dan dalam
kering
Anjurkan teknik pursued-lip breathing
Meconium di jalan napas (pada
neontus) Anarkan mengidentifikasi dan menghindari
Gejala dan tanda minor pemicu
Subjektif 4. Kolaborasi
Dyspnea Kolaborasi pemberian bronkodilator sesuai
indikasi (mis. albuterol, metaproterenol)
Sulit bicara Kolaborasi pemberian obat tambahan (mis.
Ortopnea prednisolone, methylprednisolone, aminophylline)
Objektif
Gelisah Manajemen jalan nafas
Sianosis 1. Observasi
Bunyi napas menurun Monitor pola nafas (frekuensi, kedalaman, usaha
Frekuensi napas berubah nafas)
Pola nafas berubah Monitor bunyi nafas tambahan (mis.
Kondisi klinis terkait Gurgling,mengi,wheezing,ronkhi)
Gullian bare syndrome 2. Terapeutik
Sclerosis multiple Posisikan semi fowler
Myasthenia gravis Berikan minuman hangat
Prosedur diagnostic Berikan oksigen
Depresi system saraf pusat 3. Edukasi
Cedera kepala Anjurkan asupan cairan 200 ml/hari, jika tidak
Stroke kontraindikasi
Kuadriplegia Ajarkan teknik batuk efektif
Sindrom aspirasi meconium 4. Kolaborasi
Infeksi saluran nafas Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran,
mukolitik, jika perlu
Pemantauan respirasi
1. Observasi
Monitor frekuensi, irama, kedalaman, dan upaya
nafas
Monitor pola nafas (seperti bradipnea, takipnea,
hiperventilasi, kussmaul, cheyne-stokes, ataksisk)
Monitor saturasi oksigen
Auskultasi bunyi nafas
Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
Monitor nilai AGD
Monitor hasil x-ray thoraks
2. Terapeutik
Atur interval pemantauan respirasi sesuai kondisi
pasien
Dokumentasikan hasil pemantauan
3. Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
2 Pola nafas tidak efektif SIKI SIKI
Penyebab Respirasi : Respirasi :
Depresi pusat pernapasan Setelah dilakukan tindakan Manajemen jalan nafas
Hambatan upaya napas keperawatan … x…. jam, maka pola 1. Observasi
Deformitas dinding dada nafas tidak efektif menurun dengan a. Monitor pola nafas (frekuensi, kedalaman, usaha nafas)
Deformitas tulang dada kriteria hasil : b. Monitor bunyi nafas tambahan (mis. Gurgling, mengi,
Gangguan neuromuscular Penggunaan otot bantu nafas wheezing, ronkhi)
Gangguan neurologis menurun 2. Terapeutik
Penurunan energy Dispnea menurun Posisikan semi fowler
Obesitas Pemanjangan fase ekspirasi Berikan minuman hangat
Posisi tubuh yang menghambat ekspansi menurun Berikan oksigen
paru Frekuensi nafas membaik 3. Edukasi
Sindrom hipoventilasi Kedalaman nafas membaik Anjurkan asupan cairan 200 ml/hari, jika tidak
kontraindikasi
Kerusakan inervasi diafragma
Ajarkan teknik batuk efektif
Cedera pada medulla spinalis
4. Kolaborasi
Efek agen farmakologis
Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran,
Kecemasan
mukolitik, jika perlu
Gejala dan tanda mayor
Subjektif
Pemantauan respirasi
Dyspnea 1. Observasi
Objektif
Monitor frekuensi, irama, kedalaman, dan upaya
Penggunaan otot bantu pernafasan nafas
Fase ekspirasi memanjang Monitor pola nafas (seperti bradipnea, takipnea,
Pola nafas abnormal hiperventilasi, kussmaul, cheyne-stokes, ataksisk)
Gejala dan tanda minor Monitor saturasi oksigen
Sujektif
Auskultasi bunyi nafas
Ortopnea
Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
Objektif Monitor nilai AGD
Pernafasan pursed lips Monitor hasil x-ray thoraks
Pernapasan cuping hidung 2. Terapeutik
Diameter thoraks anterior posterior Atur interval pemantauan respirasi sesuai kondisi
meningkat pasien
Ventilasi semenit menurun Dokumentasikan hasil pemantauan
Kapasitas vital menurun 3. Edukasi
Tekanan ekspirasi menurun Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
Tekanan inspirasi menurun Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
Ekskursi dada berubah
Kondisi klinis terkait
Depresi system saraf pusat
Cedera kepala
Trauma thoraks
Gullian bare syndrome
Multiple sclerosis
Myasthenia gravis
Stroke
Kuadriplegia
Intoksikasi alcohol
D. PELAKSANAAN
Tanggal Implementasi Respon Paraf
Jam
18 Januari 1. Memposisikan pasien S:
2020 untuk memaksimalkan Pasien mengatakan merasa
Pukul 05.30 ventilasi (semifowler) lebih nyaman dengan posisi
2. Mengobservasi suara
wita yang telah diberikan.
nafas dan mencatat
O:
adanya suara
Pasien kooperatif, adanya suara
tambahan
nafas tambahan (wheezing)
3. Memonitor respirasi
dengan adanya pernafasan
dan status O2 pasien
4. Mempertahankan cuping hidung serta adanya
posisi pasien retraksi otot dada. Respirasi :
5. Memonitor vital sign
24 x/menit
sebelum pemberian
TD: 110/70 mmHg
obat
S : 36,1 OC
N : 88 x/menit
Pukul 05.55 1. Mengkolaborasikan S:
wita pemberian nebulizer Pasien mengatakan nyaman
2. Mengkolaborasikan
dengan pemberian oksigen
pemberian terapi
serta masih merasa sesak.
oksigen
O:
3. Memonitor
Pemberian O2 Menggunakan
keefektifan aliran
nasal kanul sebanyak 4 Lpm
oksigen
Pemberian Nebulizer 1
combivent 15 menit.
Pukul 06.20 1. Pertahankan jalan S :
wita napas yang paten Pasien mengatakan menerima
2. Atur peralatan
pemberian terapi oksigen
oksigenasi
O:
3. Monitor
Pasien memperoleh terapi
keefektifitasan aliran
oksigen nasal canul dengan
oksigen
4. Pertahankan posisi dosis 4 lpm
pasien Pasien menghirup udara
5. Observasi adanya
tanda-tanda oksigen dengan seefektifnya
hipoventilasi
6. Monitor adanya
kecemasan pasien
terhadap oksigenasi
Pukul 06.40 1. Delegatif pemberian S:
wita obat Pasien mengatakan mau
2. Mengecek riwayat
mendapatkan terapi obat dari
alergi pasien.
perawat.
O:
Pasien kooperatif
Terapi obat yang diberikan
yaitu,
a. Methyprednisolone 125mg
rute IV
b. Pantoprazole 1 vial rute
IV
Pasien tidak memiliki riwayat
alergi.
Pukul 07.30 1. Menganjurkan pasien S:
wita untuk batuk efektif Pasien mengatakan dahak mau
2. Menganjurkan pasien
keluar sedikit, masih merasa
untuk nafas dalam dan
sesak serta merasa ada dahak
pursued lip breathing
ditenggorokan.
O:
Pasien kooperatif dan mau
melakukan apa yang
dianjurkan perawat.
Terdapat secret yang keluar
tetapi hanya sedikit.
Pukul 07.40 1. Memonitor vital sign S:
wita sesudah pemberian Pasien mengatakan sesak
analgesik pertama kali berkurang, dahak masih sedikit
2. Mengevaluasi
keluar.
efektifitas medikasi,
O:
tanda dan gejala. TD: 120/80 mmHg. S : 36 OC
3. Memonitor respirasi
N : 84 x/menit, RR: 22x/menit
serta saturasi oksigen
Pasien sudah tidak nampak
pasien.
sesak, Pasien terlihat tenang
Pukul 07.50 1. Mempersiapkan pasien S:
wita pulang Pasien mengatakan sudah
merasa lebih baik dan bisa
pulang kerumah, hanya batuk
masih serta dahak sedikit
keluar.
O:
Tidak ada pernafasan cuping
hidung. Tidak ada retraksi otot
dada. Dilakukan discharge
planning untuk pasien pulang
(HE pasien). Serta pemberian
resep obat oral yaitu :
1. Methylprednisolone
3x4mg
2. Salbutamol 3x4mg
3. Dexametason 3x0,5mg
Pukul 08.00 Pasien Pulang
wita
E. EVALUASI
No
Tgl/Jam Catatan Perkembangan Paraf
Dx.
1 18 Januari S : Pasien mengatakan sesak sudah berkurang, batuk
2020 , pukul masih serta dahak yang keluar hanya sedikit.
07.50 wita O : Tidak adanya retraksi otot dada, tidak adanya
pernafasan cuping hidung, respirasi 20x/menit, secret
yang keluar hanya sedikit, dan pasien masih terlihat
batuk.
A: Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif
P : Pasien pulang, Lanjutkan intervensi dengan HE
yaitu:
1. Pasien dengan asma kambuhan harus menjalani
pemeriksaan, mendeteksi substansi yang
mencetuskan terjadinya serangan.
2. Menghindari pemicu serangan
3. Hidrasi adekuat harus dipertahankan untuk
menjaga sekresi agar tidak mengental misal
dengan meminum air putih hangat
4. Serta dengan resep obat :
a. Methylprednisolone 3x4mg
b. Salbutamol 3x4mg
c. Dexametason 3x0,5mg
5. Kontrol ke poli paru- paru
2 Pukul 07.50 S : Pasien mengatakan sesak berkurang
wita O : Tidak adanya retraksi otot dada, tidak adanya
pernafasan cuping hidung, respirasi 20x/menit, dada
tidak terasa berat, inspirasi dan ekspirasi pasien sama
A: Pola Nafas Tidak Efektif
P : Pasien pulang, Lanjutkan intervensi dengan HE
yaitu:
1. Pasien dengan asma kambuhan harus
menjalani pemeriksaan, mendeteksi substansi
yang mencetuskan terjadinya serangan.
2. Menghindari pemicu serangan
3. Hidrasi adekuat harus dipertahankan untuk
menjaga sekresi agar tidak mengental misal
dengan meminum air putih hangat
4. Serta dengan resep obat :
a. Methylprednisolone 3x4mg
a. Salbutamol 3x4mg
b. Dexametason 3x0,5mg
5. Kontrol ke poli paru- paru.
Mengetahui
Clinical Teacher
NIP.
………… ,………………………2020
Nama Pembimbing/ CI Nama Mahasiswa
(……………………………………) (…………………………..……….)
NIP. NIM.
Nama Pembimbing/CT
(…………………………….………………)
NIP: