A. PENGERTIAN
Hiperplasia prostat benigna adalah suatu keadaan di mana kelenjar prostat mengalami pembesaran,
memanjang ke atas ke dalam kandung kemih dan menyumbat aliran urin dengan menutup orifisium
uretra. BPH merupakan kondisi patologis yang paling umum pada pria lansia.
B. ETIOLOGI
Faktor resiko umur
Perubahan hormon androgen.
Trauma berulang seperti karena koitus, kerja yang terlalu berat
B. TANDA DAN GEJALA
Gejala iritatif meliputi :
Penurunan kekuatan dan aliran yang disebabkan resistensi uretra adalah gambaran awal dan
menetap dari BPH. Retensi akut disebabkan oleh edema yang terjadi pada prostat yang
membesar.
Hesitancy (kalau mau miksi harus menunggu lama), terjadi karena detrusor membutuhkan waktu
yang lama untuk dapat melawan resistensi uretra.
Intermittency (kencing terputus-putus), terjadi karena detrusor tidak dapat mengatasi resistensi
uretra sampai akhir miksi. Terminal dribbling dan rasa belum puas sehabis miksi terjadi karena
jumlah residu urin yang banyak dalam buli-buli.
Nocturia miksi pada malam hari) dan frekuensi terjadi karena pengosongan yang tidak lengkap
pada tiap miksi sehingga interval antar miksi lebih pendek.
Frekuensi terutama terjadi pada malam hari (nokturia) karena hambatan normal dari korteks
berkurang dan tonus sfingter dan uretra berkurang selama tidur.
Urgensi (perasaan ingin miksi sangat mendesak) dan disuria (nyeri pada saat miksi) jarang terjadi.
Jika ada disebabkan oleh ketidak stabilan detrusor sehingga terjadi kontraksi involunter,
Inkontinensia bukan gejala yang khas, walaupun dengan berkembangnya penyakit urin keluar
sedikit-sedikit secara berkala karena setelah buli-buli mencapai complience maksimum, tekanan
dalam buli-buli akan cepat naik melebihi tekanan spingter.
Hematuri biasanya disebabkan oleh oleh pecahnya pembuluh darah submukosa pada prostat yang
membesar.
Lobus yang mengalami hipertropi dapat menyumbat kolum vesikal atau uretra prostatik,
sehingga menyebabkan pengosongan urin inkomplit atau retensi urin. Akibatnya terjadi dilatasi
ureter (hidroureter) dan ginjal (hidronefrosis) secara bertahap, serta gagal ginjal.
Infeksi saluran kemih dapat terjadi akibat stasis urin, di mana sebagian urin tetap berada dalam
saluran kemih dan berfungsi sebagai media untuk organisme infektif.
Karena selalu terdapat sisa urin dapat terbentuk batu endapan dalam buli-buli, Batu ini dapat
menambah keluhan iritasi dan menimbulkan hematuri. Batu tersebut dapat pula menimbulkan
sistiitis dan bila terjadi refluks dapat terjadi pielonefritis.
Pada waktu miksi pasien harus mengedan sehingga lama kelamaan dapat menyebabkan hernia
dan hemoroid.
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Urinalisa
Analisis urin dan mikroskopik urin penting untuk melihat adanya sel leukosit, sedimen, eritrosit,
bakteri dan infeksi. Bila terdapat hematuri harus diperhitungkan adanya etiologi lain seperti keganasan
pada saluran kemih, batu, infeksi saluran kemih, walaupun BPH sendiri dapat menyebabkan hematuri.
Elektrolit, kadar ureum dan kreatinin darah merupakan informasi dasar dari fungsi ginjal dan status
metabolik.
Pemeriksaan prostate spesific antigen (PSA) dilakukan sebagai dasar penentuan perlunya biopsi
atau sebagai deteksi dini keganasan. Bila nilai PSA < 4 ng/ml tidak perlu biopsi. Sedangkan bila nilai
PSA 4-10 ng/ml, dihitung Prostate specific antigen density (PSAD) yaitu PSA serum dibagi dengan
volume prostat. Bila PSAD > 0,15, sebaiknya dilakukan biopsi prostat, demikian pula bila nilai PSA > 10
ng/ml
Karena perdarahan merupakan komplikasi utama pasca operatif maka semua defek pembekuan
harus diatasi. Komplikasi jantung dan pernafasan biasanya menyertai penderita BPH karena usianya yang
sudah tinggi maka fungsi jantung dan pernafasan harus dikaji.
Pemeriksaan darah mencakup Hb, leukosit, eritrosit, hitung jenis leukosit, CT, BT, golongan darah,
Hmt, trombosit, BUN, kreatinin serum.
3. Pemeriksaan radiologis
Biasanya dilakukan foto polos abdomen, pielografi intravena, USG, dan sitoskopi. Tujuan
pencitraan untuk memperkirakan volume BPH, derajat disfungsi buli, dan volume residu urin. Dari foto
polos dapat dilihat adanya batu pada traktus urinarius, pembesaran ginjal atau buli-buli. Dapat juga dilihat
lesi osteoblastik sebagai tanda metastase dari keganasan prostat serta osteoporosis akibat kegagalan
ginjal. Dari Pielografi intravena dapat dilihat supresi komplit dari fungsi renal, hidronefrosis dan
hidroureter, gambaran ureter berbelok-belok di vesika urinaria, residu urin. Dari USG dapat diperkirakan
besarnya prostat, memeriksa massa ginjal, mendeteksi residu urin dan batu ginjal.
BNO /IVP untuk menilai apakah ada pembesaran dari ginjal apakah terlihat bayangan radioopak
daerah traktus urinarius. IVP untuk melihat /mengetahui fungsi ginjal apakah ada hidronefrosis. Dengan
IVP buli-buli dapat dilihat sebelum, sementara dan sesudah isinya dikencingkan. Sebelum kencing adalah
untuk melihat adanya tumor, divertikel. Selagi kencing (viding cystografi) adalah untuk melihat adanya
refluks urin. Sesudah kencing adalah untuk menilai residual urin.
E. MANAGEMEN TERAPI
Rencana pengobatan tergantung pada penyebab, keparahan obstruksi, dan kondisi pasien. Jika
pasien masuk RS dengan kondisi darurat karena ia tidak dapat berkemih maka kateterisasi segera
dilakukan. Pada kasus yang berat mungkin digunakan kateter logam dengan tonjolan kurva prostatik.
Kadang suatu insisi dibuat ke dalam kandung kemih (sitostomi supra pubik) untuk drainase yang adekuat.
Jenis pengobatan pada BPH antara lain:
Biasa dilakukan pada pasien dengan keluhan ringan. Nasehat yang diberikan adalah mengurangi minum
setelah makan malam untuk mengurangi nokturia, menghindari obat-obat dekongestan, mengurangi
minum kopi dan tidak diperbolehkan minum alkohol agar tidak terlalu sering miksi. Setiap 3 bulan
dilakukan kontrol keluhan, sisa kencing, dan pemeriksaan colok dubur
Terapi medikamentosa
- Penghambat adrenergik (prazosin, tetrazosin) : menghambat reseptor pada otot polos di leher vesika,
prostat sehingga terjadi relaksasi. Hal ini akan menurunkan tekanan pada uretra pars prostatika sehingga
gangguan aliran air seni dan gejala-gejala berkurang.
- Penghambat enzim 5--reduktase, menghambat pembentukan DHT sehingga prostat yang membesar
akan mengecil.
Terapi bedah
Tergantung pada beratnya gejala dan komplikasi. Indikasi absolut untuk terapi bedah yaitu :
- Retensi urin berulang
- Hematuri
- Tanda penurunan fungsi ginjal
- Infeksi saluran kemih berulang
- Tanda obstruksi berat seperti hidrokel
- Ada batu saluran kemih.
Pendekatan transuretral merupakan pendekatan tertutup. Instrumen bedah dan optikal dimasukan
secara langsung melalui uratra ke dalam prostat yang kemudian dapat dilihat secara langsung. Kelenjar
diangkat dalam irisan kecil dengan loop pemotong listrik. Prostatektomi transuretral jarang
menimbulakan disfungsi erektil tetapi dapat menyebabkan ejakulasi retrogard karena pengangkatan
jaringan prostat pada kolum kandung kemih dapat menyebabkan cairan seminal mengalir ke arah
belakang ke dalam kandung kemih dan bukan melalui uretra.
Prostatektomi perineal sangat berguna untuk biopsi terbuka. Pada pasca operatif, luka bedah mudah
terkontaminasi karena insisi dilakukan dekat rektum. Inkontinensia, impotensi, atau cedera rektal lebih
mungkin terjadi komplikasi pada pendekatan ini.
Insisi prostat transuretral (TUIP)diindikasikan ketika kelenjar prostat kecil (30mg atau kurang).
Satu atau du buah insisi dibuat pada prostat dan kapsul prostat untuk mengurangi tekanan prostat pada
uretra dan mengurangi kontriksi uretra
Pembedahan seperti prostatektomi dilakukan untuk membuang jaringan prostat yang mengalami
hiperplasi. Komplikasi yang mungkin terjadi pasca prostatektomi mencakup perdarahan, infeksi, retensi
oleh karena pembentukan bekuan, obstruksi kateter dan disfungsi seksual. Kebanyakan prostatektomi
tidak menyebabkan impotensi, meskipun pada prostatektomi perineal dapat menyebabkan impotensi
akibat kerusakan saraf pudendal. Pada kebanyakan kasus aktivitas seksual dapat dilakukan kembali dalam
6 sampai 8 minggu karena saat itu fossa prostatik telah sembuh. Setelah ejakulasi maka cairan seminal
mengalir ke dalam kandung kemih dan diekskresikan bersama uin. Perubahan anatomis pada uretra
posterior menyebabkan ejakulasi retrogard.
Terapi invasif minimal, seperti dilatasi balon tranuretral, ablasi jarum transuretral
F. PENGELOLAAN PASIEN
1. Pre operasi
- Pemeriksaan darah lengkap (Hb minimal 10g/dl, Golongan Darah, CT, BT, AL)
- Pemeriksaan EKG, GDS mengingat penderita BPh kebanyakan lansia
- Pemeriksaan Radiologi: BNO, IVP, Rongen thorax
- Persiapan sebelum pemeriksaan BNO puasa minimal 8 jam. Sebelum pemeriksaan IVP pasien diberikan
diet bubur kecap 2 hari, lavemen puasa minimal 8 jam, dan mengurangi bicara untuk meminimalkan
masuknya udara
2. Post operasi
- Irigasi/Spoling dengan Nacl
Post operasi hari 0 : 80 tetes/menit
Hari pertama post operasi : 60 tetes/menit
Hari ke 2 post operasi : 40 tetes/menit
Hari ke 3 post operasi : 20 tetes/menit
Hari ke 4 post operasi diklem
Hari ke 5 post operasi dilakukan aff irigasi bila tidak ada masalah (urin dalam kateter bening)
- Hari ke 6 post operasi dilakukan aff drain bila tidak ada masalah (cairan serohemoragis < 50cc)
- Infus diberikan untuk maintenance dan memberikan obat injeksi selama 2 hari, bila pasien sudah mampu
makan dan minum dengan baik obat injeksi bisa diganti dengan obat oral.
- Tirah baring selama 24 jam pertama. Mobilisasi setelah 24 jam post operasi
- Dilakukan perawatan luka dan perawatan DC hari ke-3 post oprasi dengan betadin
- Anjurkan banyak minum (2-3l/hari)
- DC bisa dilepas hari ke-9 post operasi
- Hecting Aff pada hari k-10 post operasi.
- Cek Hb post operasi bila kurang dari 10 berikan tranfusi
- Jika terjadi spasme kandung kemih pasien dapat merasakan dorongan untuk berkemih, merasakan
tekanan atau sesak pada kandung kemih dan perdarahan dari uretral sekitar kateter. Medikasi yang dapat
melemaskan otot polos dapat membantu mengilangkan spasme. Kompres hangat pada pubis dapat
membantu menghilangkan spasme.
- Jika pasien dapat bergerak bebas pasien didorong untuk berjalan-jalan tapi tidak duduk terlalu lama
karena dapat meningkatkan tekanan abdomen, perdarahan
- Latihan perineal dilakukan untuk membantu mencapai kembali kontrol berkemih. Latihan perineal harus
dilanjutkan sampai passien mencapai kontrol berkemih.
- Drainase diawali sebagai urin berwarna merah muda kemerahan kemudian jernih hingga sedikit merah
muda dalam 24 jam setelah pembedahan.
- Perdarahan merah terang dengan kekentalan yang meningkat dan sejumlah bekuan biasanya menandakan
perdarahan arteri. Darah vena tampak lebih gelap dan kurang kental. Perdarahan vena diatasi dengan
memasang traksi pada kateter sehingga balon yang menahan kateter pada tempatnya memberikan
tekannan pada fossa prostatik.
F. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
1. Sebelum Operasi
a. Data Subyektif
- Klien mengatakan nyeri saat berkemih
- Sulit kencing
- Frekuensi berkemih meningkat
- Sering terbangun pada malam hari untuk miksi
- Keinginan untuk berkemih tidak dapat ditunda
-Nyeri atau terasa panas pada saat berkemih
-Pancaran urin melemah
-Merasa tidak puas sehabis miksi, kandung kemih tidak kosong dengan baik
-Kalau mau miksi harus menunggu lama
-Jumlah urin menurun dan harus mengedan saat berkemih
-Aliran urin tidak lancar/terputus-putus
-Urin terus menetes setelah berkemih
-Merasa letih, tidak nafsu makan, mual dan muntah
-Klien merasa cemas dengan pengobatan yang akan dilakukan
b. Data Obyektif
- Ekspresi wajah tampak menhan nyeri
- Terpasang kateter
2. Sesudah Operasi
a. Data Subyektif
- Klien mengatakan nyeri pada luka post operasi
- Klien mengatakan tidak tahu tentang diet dan pengobatan setelah operas
b. Data Obyektif
- Ekspresi tampak menahan nyeri
- Ada luka post operasi tertutup balutan
- Tampak lemah
- Terpasang selang irigasi, kateter, infus
a. Riwayat kesehatan : riwayat penyakit dahulu, riwyat penyakit sekarang, riwayat penyakit keluarga,
pengaruh BPH terhadap gaya hidup pasien, apakah masalah urinari yang dialami pasien.
b. Pengkajian fisik
1) Gangguan dalam berkemih seperti
- Sering berkemih
- Terbangun pada malam hari untuk berkemih
- Perasaan ingin miksi yang sangat mendesak
- Nyeri pada saat miksi, pancaran urin melemah
- Rasa tidak puas sehabis miksi
- Jumlah air kencing menurun dan harus mengedan saat berkemih
- Aliran urin tidak lancar/terputus-putus, urin terus menetes setelah berkemih.
- Nyeri saat berkemih
- Ada darah dalam urin
- Kandung kemih terasa penuh
- Nyeri di pinggang, punggung, rasa tidak nyaman di perut.
- Urin tertahan di kandung kencing, terjadi distensi kandung kemih
2) Gejala umum seperti keletihan, tidak nafsu makan, mual muntah, dan rasa tidak nyaman pada epigastrik
3) Kaji status emosi : cemas, takut
4) Kaji urin : jumlah, warna, kejernihan, bau
5) Kaji tanda vital
c. Kaji pemeriksaan diagnostik
- Pemeriksaan radiografi
- Urinalisa
- Lab seperti kimia darah, darah lengkap, urin
d. Kaji tingkat pemahaman dan pengetahuan klien dan keluarga tentang keadaan dan proses penyakit,
pengobatan dan cara perawatan di rumah.
2. Masalah keperawatan yang mungkin muncul
a. Pre operasi
- Nyeri akut
- Cemas
- Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
- Kerusakan eleminasi urin
b. Post operasi
- Nyeri akut
- Resiko infeksi
- Kurang pengetahuan tentang penyakit, diit, dan pengobatan
- Defisit perawatan diri
Rencana keperawatan
PRE OPERASI
No Diagnosa keperawatan Tujuan Intervensi Keperawatan
1 Nyeri akut Setelah dilakukan
1. Manajemen Nyeri
Definisi : Sensori dan asuhan keperawatan Definisi : perubahan atau
pengalaman emosional yang selama ….x 24 jam, pengurangan nyeri ke tingkat
tidak menyenangkan yang klien dapat: kenyamanan yang dapat
timbul dari kerusakan jaringan 1. Mengontol nyeri diterima pasien
aktual atau potensial, muncul Definisi : tindakan Intervensi:
tiba-tiba atau lambat dengan seseorang untuk Kaji secara menyeluruh tentang
intensitas ringan sampai berat mengontrol nyeri nyeri, meliputi: lokasi,
dengan akhir yang bisa ndikator: karakteristik, waktu kejadian,
diantisipasi atau diduga dan Mengenal faktor- lama, frekuensi, kualitas,
berlangsung kurang dari 6 bulan. faktor penyebab intensitas/beratnya nyeri, dan
Mengenal onset/waktu faktor-faktor pencetus
Faktor yang berhubungan : kejadian nyeri Observasi isyarat-isyarat non
Agen injuri (biologi, kimia, tindakan pertolongan verbal dari ketidaknyamanan,
fisik, psikologis) non-analgetik khususnya dalam
Menggunakan ketidakmampuan untuk
Batasan karakteristik : analgetik komunikasi secara efektif
melaporkan gejala- Berikan analgetik sesuai dengan
- Laporan secara verbal atau non gejala kepada tim anjuran
verbal adanya nyeri kesehatan (dokter, Gunakan komunkasi terapeutik
- Fakta dari observasi perawat) agar klien dapat
- Posisi untuk menghindari nyeri nyeri terkontrol mengekspresikan nyeri
- Gerakan melindungi Kaji latar belakang budaya klien
- Tingkah laku berhati-hati Keterangan: Tentukan dampak dari ekspresi
- Muka topeng 1 = tidak pernah nyeri terhadap kualitas hidup:
- Gangguan tidur (mata sayu, dilakukan pola tidur, nafsu makan,
tampak capek, sulit atau gerakan 2 = jarang dilakukan aktifitas mood, hubungan,
kacau, menyeringai) 3 =kadang-kadang pekerjaan, tanggungjawab peran
- Terfokus pada diri sendiri dilakukan Kaji pengalaman individu
- Fokus menyempit (penurunan 4 = sering dilakukan terhadap nyeri, keluarga dengan
persepsi waktu, kerusakan 5 = selalu dilakukan nyeri kronis
proses berpikir, penurunan Evaluasi tentang keefektifan
interaksi dengan orang dan dari tindakan mengontrol nyeri
lingkungan)
- Tingkah laku distraksi, contoh :2. Menunjukkan yang telah digunakan
Berikan dukungan terhadap
jalan-jalan, menemui orang lain tingkat nyeri klien dan keluarga
dan/atau aktivitas, aktivitas Definisi : tingkat
keparahan dari nyeri Berikan informasi tentang nyeri,
berulang-ulang)
seperti: penyebab, berapa lama
- Respon autonom (seperti yang dilaporkan atau
ditunjukan terjadi, dan tindakan
diaphoresis, perubahan tekanan
pencegahan
darah, perubahan nafas, nadi dan
Indikator: Kontrol faktor-faktor
dilatasi pupil)
Melaporkan nyeri lingkungan yang dapat
- Perubahan autonomic dalam
Frekuensi nyeri mempengaruhi respon klien
tonus otot (mungkin dalam
rentang dari lemah ke kaku) Lamanya episode terhadap ketidaknyamanan
(contoh : temperatur ruangan,
- Tingkah laku ekspresif (contoh : nyeri
penyinaran, dll)
gelisah, merintih, menangis, Ekspresi nyeri: wajah
waspada, iritabel, nafas Posisi melindungi Anjurkan klien untuk
panjang/berkeluh kesah) tubuh memonitor sendiri nyeri
- Perubahan dalam nafsu makan Kegelisahan Ajarkan penggunaan teknik
dan minum Perubahan non-farmakologi
Respirasirate (ex: relaksasi, guided imagery,
Perubahan Heart Rate terapi musik, distraksi, aplikasi
Perubahan tekanan panas-dingin, massase)
Darah Evaluasi keefektifan dari
Perubahan ukuran tindakan mengontrol nyeri
Pupil Modifikasi tindakan mengontrol
Perspirasi nyeri berdasarkan respon klien
Kehilangan nafsu Tingkatkan tidur/istirahat yang
makan cukup
Anjurkan klien untuk berdiskusi
Keterangan: tentang pengalaman nyeri secara
1 : berat tepat
2 : agak berat Beritahu dokter jika tindakan
3 : sedang tidak berhasil atau terjadi
4 : sedikit keluhan
5 : tidak ada Informasikan kepada tim
kesehatan lainnya/anggota
keluarga saat tindakan
nonfarmakologi dilakukan,
untuk pendekatan preventif
monitor kenyamanan klien
terhadap manajemen nyeri
2. Pemberian Analgetik
Definisi : penggunaan agen
farmakologi untuk
mengurangi atau
menghilangkan nyeri
Intervensi:
Tentukan lokasi nyeri,
karakteristik, kualitas,dan
keparahan sebelum pengobatan
Berikan obat dengan prinsip 5
benar
Cek riwayat alergi obat
Libatkan klien dalam pemilhan
analgetik yang akan digunakan
Pilih analgetik secara tepat
/kombinasi lebih dari satu
analgetik jika telah diresepkan
Tentukan pilihan analgetik
(narkotik, non narkotik,
NSAID) berdasarkan tipe dan
keparahan nyeri
Monitor tanda-tanda vital,
sebelum dan sesudah pemberian
analgetik
Monitor reaksi obat dan
efeksamping obat
Dokumentasikan respon dari
analgetik dan efek-efek yang
tidak diinginkan
Lakukan tindakan-tindakan
untuk menurunkan efek
analgetik (konstipasi/iritasi
lambung)
3. Manajemen lingkungan :
kenyamanan
Definisi : memanipulasi
lingkungan untuk kepentingan
terapeutik
Intervensi :
- Pilihlah ruangan dengan
lingkungan yang tepat
- Batasi pengunjung
- Tentukan hal-hal yang
menyebabkan ketidaknyamanan
seperti pakaian lembab
- Sediakan tempat tidur yang
nyaman dan bersih
- Tentukan temperatur ruangan
yang paling nyaman
- Sediakan lingkungan yang
tenang
- Perhatikan hygiene pasien
untuk menjaga kenyamanan
- Atur posisi pasien yang
membuat nyaman.
Cemas Setelah dilakukan . Menurunkan cemas
Definisi : Perasaan gelisah yang asuhan keperawatan Definisi : meminimalkan rasa
tak jelas dari ketidaknyamanan selama......x24 jam takut, cemas, merasa dalam
atau ketakutan yang disertai pasien menunjukan bahaya atau ketidaknyamanan
respon autonom (sumner tidak dapat : terhadap sumber yang tidak
spesifik atau tidak diketahui oleh 1. Mengontrol diketahui
individu); perasaan keprihatinan cemas: Intervernsi:
disebabkan dari antisipasi Definisi : Tindakan Tenangkan pasien
terhadap bahaya. Sinyal ini seseorang untuk Jelaskan seluruh prosedurt
merupakan peringatan adanya mengurangi perasaan tindakan kepada pasien dan
ancaman yang akan datang dan tertekan/terbebani perasaan yamng mungkin
memungkinkan individu untuk dan ketegangan dari muncul pada saat melakukan
mengambil langkah untuk sumber yang tidak tindakan
menyetujui terhadap tindakan. dapat diidentifikasi Berusaha memahami keadaan
Indikator : pasien
Faktor yang berhubungan : Monitor intensitas Berikan informasi tentang
terpapar racun, konflik yang cemas diagnosa, prognosis dan
tidak disadari tentang nilai-nilai Meghilangkan tindakan
utama/tujuan hidup, penyebab cemas Mendampingi pasien untuk
berhubungan dengan Menurunkan mengurangi kecemasan dan
keturunan/herediter, kebutuhan stimulus lingkungan meningkatkan kenyamanan
tidak terpenuhi, transmisi ketika cemas Dorong pasien untuk
iterpersonal, krisis Mencari informasi menyampaikan tentang isi
situasional/maturasional, untuk menurunkan perasaannya
ancaman kematian, ancaman cemas Kaji tingkat kecemasan
terhadap konsep diri, stress, Gunakan strategi Dengarkan dengan penuh
substans abuse, perubahan koping efektif perhatian
dalam: status peran, status Melaporkan kepada Ciptakan hubungan saling
kesehatan, pola interaksi, fungsi perawat penurunan percaya
peran, lingkungan, status lama cemas Bantu pasien menjelaskan
ekonomi. Menggunakan teknik keadaan yang bisa menimbulkan
Batasan karaktersistik : relaksasi untuk kecemasan
Perilaku menurunkan cemas Bantu pasien untuk
- Produktivitas berkurang Mempertrahankan mengungkapkan hal hal yang
- Scanning dan kewaspadaan hubungan sosial membuat cemas
- Kontak mata yang buruk Mempertahankan Ajarkan pasien teknik relaksasi
- Gelisah
- Pandangan sekilas
konsentrasi Berikan obat obat yang
Melaporkan kepada mengurangi cemas
- Pergerakan yang tidak
perawat tidur cukup
berhubungan, (misal : berjalan
Melaporkan kepada
dengan menyeret kaki,
perawat bahwa cemas
pergelangan tangan/lengan
tidak mempengatruhi
- Menunjukkan perhatian
keadaan fisik
seharusnya dalam kejadian
hidup Tidak adanya
- Insomnia tingkahlaku yang
- Resah menunjukan cemas
Affektive
- Penyesalan Keterangan:
- Irritable 1 :Tidak pernah
- Kesedihan yang mendalam menunjukkan
- Ketakutan 2 : Jarang
- Gelisah, gugup menunjukkan
- Mudah tersinggung 3 : Kadang-kadang
- Rasa nyeri hebat dan menetap menunjukkan
- Ketidakberdayaan meningkat 4 : Sering
- Membingungkan menunjukkan
- Ketidaktentuan 5 : Selalu
- Peningkatan kewaspadaan menunjukkan
- Fokus pada diri
- Perasaan tidak adekuat 2. Koping yang baik
- Ketakutan Definisi : Tindakan
- Distress untuk mengelola
- Kekhawatiran, prihatin stressor yang
- Cemas menggunakan sumber
Fisiologis : individu
- Suara gemetar Indikator :
- Gemetar, tangan tremor - Mengenal koping
- Goyah efektif
- Respirasi meningkat (simpatis) - Mengenal koping tak
- Keinginan kencing efektif
(parasimpatis) - Memverbalkan
- Nadi meningkat (simpatis) kemampuan kontrol
- Berkeringat banyak - Melaporkan
- Wajah tegang menurunnya stress
- Anorexia (simpatis) - Memverbalkan
- Jantung berdetak kuat (simpatis) penerimaan terhadap
- Diare (parasimpatis) situasi
- Keragu-raguan dalam berkemih - Mencari informasi
(parasimpatis) yang berkaitan
- Kelelahan (Simpatis) dengan penyakit dan
- Mulut kering (simpatis) pengobatannya
- Kelemahan (simpatis) - Modifikasi gaya
- Wajah kemerahan (simpatis) hidup sesuai
kebutuhan
- Beradaptasi dengan
perubahan
perkembangan
- Menggunakan
support sosial yang
memungkinkan
- Mengerjakan sesuatu
yang menurunkan
stress
- Mengenal strategi
koping multipel
- Menggunakan
strategi koping efektif
- Menghindari situasi
penuh stress
- Memverbalkan
kebutuhan akan
bantuan
- Mencari pertolongan
professional yang
sesuai
- Melaporkan
menurunnya keluhan
fisik
- Melaporkan
menurunnya perasaan
negatif
- Melaporkan
kenyamanan
psikologis yang
meningkat
Keterangan:
1 :Tidak pernah
menunjukkan
2 : Jarang
menunjukkan
3 : Kadang-kadang
menunjukkan
4 : Sering
menunjukkan
5 : Selalu
menunjukkan
Ketidakseimbangan nutrisi: Setelah dilakukan 1. Manajemen Nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh asuhan keperawatan Definisi : membantu dengan
Definisi : Intake nutrisi tidak selama …. X 24 jam atau menyediakan masukan diet
cukup untuk keperluan klien dapat seimbang dari makanan dan
metabolisme tubuh menunjukkan cairan
Batasan karakteristik : 1. status nutrisi Intervensi :
- Berat badan 20 % di bawah yang baik, - Catat jika klien memiliki alergi
ideal Definisi : Nutrisi makanan
- Dilaporkan adanya intake cukup untuk - Catat makanan kesukaan klien
makanan yang kurang dari RDA memenuhi kebutuhan- Tentukan jumlah kalori dan
(Recomended Daily Allowance) metabolisme tubuh tipe nutrien yang dibutuhkan
- Membran mukosa dan Indikator : - Dorong asupan kalori sesuai
konjungtiva pucat - Masukan nutrisi tipe tubuh dan gaya hidup
- Kelemahan otot yang digunakan - Masukan makanan - Dorong asupan zat besi
untuk menelan/mengunyah dan cairan - Tawarkan makanan ringan
- Luka, peradangan pada rongga- Tingkat energi cukup- Berikan gula tambahan k/p
mulut - Berat badan stabil - Tawarkan bumbu sebagai
- Mudah merasa kenyang, sesaat- Nilai laboratorium pengganti garam
setelah mengunyah makanan - Berikan makanan tinggi kalori,
- Dilaporkan atau fakta adanya Keterangan: protein dan minuman yang
kekurangan makanan 1 : Sangat mudah dikonsumsi
- Dilaporkan adanya perubahan bermasalah - Berikan pilihan makanan
sensasi rasa 2 : Cukup - Sesuaikan diet dengan gaya
- Perasaan ketidakmampuan bermasalah hidup klien
untuk mengunyah makanan 3 : Masalah sedang - Ajarkan klien cara membuat
- Miskonsepsi 4 : Sedikit catatan makanan
- Kehilangan BB dengan bermasalah - Monitor asupan nutrisi dan
makanan cukup 5 : Tidak ada kalori
- Keengganan untuk makan masalah - Timbang berat badan secara
- Kram pada abdomen teratur
- Tonus otot jelek - Berikan informasi tentang
- Nyeri abdominal dengan atau kebutuhan nutrisi dan
tanpa patologi bagaimana memenuhinya
- Kurang berminat terhadap - Ajarkan teknik penyiapan dan
makanan penyimpanan makanan
- Pembuluh darah kapiler mulai - Tentukan kemampuan klien
rapuh untuk memenuhi kebutuhan
nutrisinya
- Diare dan atau steatorrhea
- Kehilangan rambut yang cukup 2. Monitor nutrisi
banyak (rontok) Definisi : mengumpulkan dan
- Suara usus hiperaktif menganalisa data dari pasien
- Kurangnya informasi, untuk mencegahatau
misinformasi meminimalkan malnutrisi.
Intervensi :
Faktor yang berhubungan : - BB klien dalam interval
Ketidakmampuan pemasukan spesifik
atau mencerna makanan atau - Monitor adanya penurunan BB
mengabsorpsi zat-zat gizi - Monitor tipe dan jumlah nutrisi
berhubungan dengan faktor untuk aktivitas biasa
biologis, psikologis atau - Monitor respon emosi klien
ekonomi. saat berada dalam situasi yang
mengharuskan makan.
- Monitor interaksi anak dengan
orang tua selama makan.
- Monitor lingkungan selama
makan.
- Jadwalkan pengobatan dan
tindakan, tidak selama jam
makan.
- Monitor kulit kering dan
perubahan pigmentasi
- Monitor turgor kulit
- Monitor kekeringan, rambut
kusam dan mudah patah.
- Monitor adanya bengkak pada
alat pengunyah, peningkatan
perdarahan, dll.
- Monitor mual dan muntah
- Monitor kadar albumin, total
protein, Hb, kadar Ht.
- Monitor kadar limfosit dan
elektrolit.
- Monitor makanan kesukaan.
- Monitor pertumbuhan dan
perkembangan.
- Monitor kadar energi,
kelelahan, kelemahan.
- Monitor pucat, kemerahan, dan
kekeringan pada jaringan
konjungtiva.
- Monitor kalori dan intake
nutrisi.
- Catat adanya edema, hiperemia,
hipertropik papila lidah dan
cavitas oral.
- Catat jika lidah berwarna
merah keunguan.
POST OPERASI
1 Nyeri akut Setelah dilakukan asuhan
1. Manajemen Nyeri
keperawatan selama ….x 24 Definisi : perubahan atau
Definisi : Sensori dan jam, klien dapat: pengurangan nyeri ke tingkat
pengalaman emosional 1.
yang Mengontol nyeri kenyamanan yang dapat diterima
tidak menyenangkan yang Definisi : tindakan seseorang pasien
timbul dari kerusakan jaringan untuk mengontrol nyeri Intervensi:
aktual atau potensial, muncul ndikator: - Kaji secara menyeluruh tentang
tiba-tiba atau lambat dengan Mengenal faktor-faktor nyeri, meliputi: lokasi,
intensitas ringan sampai berat penyebab karakteristik,waktu kejadian,
dengan akhir yang bisa Mengenal onset/waktu kejadian lama, frekuensi, kualitas,
diantisipasi atau diduga dan nyeri intensitas/beratnya nyeri, dan
berlangsung kurang dari 6 bulan. tindakan pertolongan non- faktor-faktor pencetus
analgetik - Observasi isyarat-isyarat non
Batasan karakteristik : Menggunakan analgetik verbal dari ketidaknyamanan,
- Laporan secara verbal atau non melaporkan gejala-gejala kepada khususnya dalam
verbal adanya nyeri tim kesehatan (dokter, perawat) ketidakmampuan untuk
- Fakta dari observasi nyeri terkontrol komunikasi secara efektif
- Posisi untuk menghindari nyeri - Berikan analgetik sesuai dengan
- Gerakan melindungi Keterangan: anjuran
- Tingkah laku berhati-hati 1 = tidak pernah dilakukan - Gunakan komunkasi terapeutik
- Muka topeng 2 = jarang dilakukan agar klien dapat
- Gangguan tidur (mata 3sayu, = kadang-kadang dilakukan mengekspresikan nyeri
tampak capek, sulit atau gerakan
4 = sering dilakukan - Kaji latar belakang budaya klien
kacau, menyeringai) 5 = selalu dilakukan - Tentukan dampak dari ekspresi
- Terfokus pada diri sendiri nyeri terhadap kualitas hidup:
- Fokus menyempit (penurunan2. Menunjukkan tingkat nyeri pola tidur, nafsu makan, aktifitas
persepsi waktu, kerusakan Definisi : tingkat keparahan dari mood, hubungan, pekerjaan,
proses berpikir, penurunan nyeri yang dilaporkan atau tanggungjawab peran
interaksi dengan orang dan ditunjukan - Kaji pengalaman individu
lingkungan) terhadap nyeri, keluarga dengan
- Tingkah laku distraksi, contoh : nyeri kronis
Indikator: - Evaluasi tentang keefektifan
jalan-jalan, menemui orang lain Melaporkan nyeri
dan/atau aktivitas, aktivitas Frekuensi nyeri dari tindakan mengontrol nyeri
berulang-ulang) yang telah digunakan
Lamanya episode nyeri - Berikan dukungan terhadap
- Respon autonom (seperti Ekspresi nyeri: wajah
diaphoresis, perubahan tekanan Posisi melindungi tubuh klien dan keluarga
darah, perubahan nafas, nadi dan Kegelisahan - Berikan informasi tentang nyeri,
dilatasi pupil) seperti: penyebab, berapa lama
Perubahan Respirasirate terjadi, dan tindakan pencegahan
- Perubahan autonomic dalam Perubahan Heart Rate
tonus otot (mungkin dalam Perubahan tekanan Darah - Kontrol faktor-faktor lingkungan
rentang dari lemah ke kaku) yang dapat mempengaruhi
Perubahan ukuran Pupil respon klien terhadap
- Tingkah laku ekspresif (contoh : Perspirasi
gelisah, merintih, menangis, ketidaknyamanan (contoh :
Kehilangan nafsu makan temperatur ruangan, penyinaran,
dll)
Keterangan: - Anjurkan klien untuk memonitor
1 : berat sendiri nyeri
2 : agak berat - Ajarkan penggunaan teknik non-
3 : sedang farmakologi
4 : sedikit - (ex: relaksasi, guided imagery,
5 : tidak ada terapi musik, distraksi, aplikasi
panas-dingin, massase)
- Evaluasi keefektifan dari
tindakan mengontrol nyeri yang
telah digunakan
- Berikan dukungan terhadap
klien dan keluarga
- Berikan informasi tentang nyeri,
seperti: penyebab, berapa lama
terjadi, dan tindakan pencegahan
- Kontrol faktor-faktor lingkungan
yang dapat mempengaruhi
respon klien terhadap
ketidaknyamanan (contoh :
temperatur ruangan, penyinaran,
dll)
- Anjurkan klien untuk memonitor
sendiri nyeri
- Ajarkan penggunaan teknik non-
farmakologi
- (ex: relaksasi, guided imagery,
terapi musik, distraksi, aplikasi
panas-dingin, massase)
- Evaluasi keefektifan dari
tindakan mengontrol nyeri
- Modifikasi tindakan mengontrol
nyeri berdasarkan respon klien
- Tingkatkan tidur/istirahat yang
cukup
- Anjurkan klien untuk berdiskusi
tentang pengalaman nyeri secara
tepat
- Beritahu dokter jika tindakan
tidak berhasil atau terjadi
keluhan
- Informasikan kepada tim
kesehatan lainnya/anggota
keluarga saat tindakan
nonfarmakologi dilakukan, untuk
pendekatan preventif
- monitor kenyamanan klien
terhadap manajemen nyeri
2. Pemberian Analgetik
Definisi : penggunaan agen
farmakologi untuk mengurangi
atau menghilangkan nyeri
Intervensi:
- Tentukan lokasi nyeri,
karakteristik, kualitas,dan
keparahan sebelum pengobatan
- Berikan obat dengan prinsip 5
benar
- Cek riwayat alergi obat
- Libatkan klien dalam pemilhan
analgetik yang akan digunakan
- Pilih analgetik secara tepat
/kombinasi lebih dari satu
analgetik jika telah diresepkan
- Tentukan pilihan analgetik
(narkotik, non narkotik, NSAID)
berdasarkan tipe dan keparahan
nyeri
- Monitor tanda-tanda vital,
sebelum dan sesudah pemberian
analgetik
- Monitor reaksi obat dan
efeksamping obat
- Dokumentasikan respon dari
analgetik dan efek-efek yang
tidak diinginkan
- Lakukan tindakan-tindakan
untuk menurunkan efek analgetik
(konstipasi/iritasi lambung)
3. Manajemen lingkungan :
kenyamanan
Definisi : memanipulasi
lingkungan untuk kepentingan
terapeutik
Intervensi :
- Pilihlah ruangan dengan
lingkungan yang tepat
- Batasi pengunjung
- Tentukan hal-hal yang
menyebabkan ketidaknyamanan
seperti pakaian lembab
- Sediakan tempat tidur yang
nyaman dan bersih
- Tentukan temperatur ruangan
yang paling nyaman
- Sediakan lingkungan yang
tenang
- Perhatikan hygiene pasien untuk
menjaga kenyamanan
- Atur posisi pasien yang
membuat nyaman.
DISCHARGE PLANNING
1. PENGERTIAN
Hiperplasia prostat benigna adalah suatu keadaan dimana kelenjar prostat mengalami pembesaran,
memanjang ke atas ke dalam kandung kencing dan menyumbat aliran air kencing dengan menutup lubang
berkemih/buang air kecil. BPH merupakan kondisi penyakit yang paling umum pada pria lansia.
Johnson, M; Maas, M; Moorhead, S. 2000. Nursing Outcomes Classification (NOC). Mosby: Philadelphia
Mansjoer, A, et all, 2000, Kapita Selekta Kedokteran, Jilid I, Media Aesculapis, Jakarta
McCloskey, J dan Bulechek, G. 2000. Nursing Interventions Classification (NIC). Mosby: Philadelphia
Nanda (2000), Nursing Diagnosis: Prinsip-Prinsip dan Clasification, 2001-2002, Philadelphia, USA.
Smeltzer, S.C, 2001, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth, Vol 2, EGC, Jakarta
Poskan Komentar
PROFIL SAYA
Rizki Kurniadi
Lihat profil lengkapku
Entri Populer
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN FEBRIS
MACAM-MACAM SUARA NAFAS
DIAGNOSA KEPERAWATAN NANDA DALAM 9 POLA KEBUTUHAN
KESEHATAN DASAR MANUSIA
ASUHAN KEPERAWATAN KEJANG DEMAM PADA An. R DI MELATI 2 INSKA
RSUP DR. SARDJITO
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. SR DENGAN POST PARTUM DI RUANG
DDS RSUP DR SARDJITO JOGJAKARTA
ASUHAN KEPERAWATAN POST OP SECTIO CAESARIA TERHADAP NY. S DI
POLI KEBIDANAN RSU BANYUMAS JAWA TENGAH APLIKASI NANDA, NOC,
NIC
ASUHAN KEPERAWATAN ANEMIA DENGAN NANDA, NOC, NIC
MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN JIWA HALUSINASI PENDENGARAN
MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN DIARE
ASUHAN KEPERAWATAN STROKE DENGAN NANDA, NOC, NIC
Arsip Blog
► 16 (432)
▼ 12 (1422)
o ► Desember (76)
o ► November (51)
o ► Oktober (50)
o ► September (6)
o ► Juni (23)
o ► Mei (91)
o ► April (39)
o ▼ Maret (673)
► 31 Mar (6)
► 30 Mar (29)
► 29 Mar (2)
► 28 Mar (13)
► 27 Mar (9)
► 26 Mar (63)
► 24 Mar (20)
► 22 Mar (6)
► 21 Mar (9)
► 20 Mar (51)
► 19 Mar (20)
► 18 Mar (16)
► 17 Mar (7)
► 16 Mar (32)
► 15 Mar (12)
► 14 Mar (44)
► 11 Mar (9)
► 10 Mar (17)
► 09 Mar (7)
► 08 Mar (65)
► 07 Mar (76)
► 06 Mar (26)
► 03 Mar (38)
▼ 02 Mar (59)
SATUAN ACARA PENYULUHAN HIPERTENSI
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN TUMBUH KEMBANG
BALITA
SATUAN ACARA PENYULUHAN GIZI BALITA
SATUAN ACARA PENYULUHAN (S A P) PENYAKIT
GATAL
SATUAN ACARA PENYULUHAN (S A P) PENYAKIT
DIABETES...
SATUAN ACARA PENYULUHAN CARIES GIGI
SATUAN ACARA PENYULUHAN BATU SALURAN
KENCING
SATUAN ACARA PENYULUHAN ASAM URAT
PERAWATAN DIABETES MELLITUS DI RUMAH
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. N DENGAN
KURANG G...
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Ny D DENGAN
HIPERTENS...
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Ny. T DENGAN
HIPERTEN...
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn Nn DENGAN
GANGGUA...
PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)
PENGARUH PEMBERIAN INFORMASI KESEHATAN
TENTANG PRO...
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
(SP) MEN...
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
JIWA
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
(SP) HAL...
STRATEGI PELAKSANAAN TIDAKAN KEPERAWATAN
ISOLASI S...
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
(SP) ANS...
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) WAHAM
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) TEKNIK
MENYUSUI BAYI...
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
RESUME KEPERAWATAN JIWA DI POLIKLINIK RUMAH
SAKIT...
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN JIWA DENGAN
HALUSINASI
CONTOH ASUHAN KEPERAWATAN JIWA
CONTOH RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN GANNGGUAN
PERSEPSI SENS...
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN PERILAKU
KEKERASAN
PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
LAPORAN HOME VISITE JIWA
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA DENGAN ANSIETAS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdri ” I ” DENGAN
MASALAH...
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA DENGAN HARGA DIRI
RENDAH
SATUAN ACARA PENYULUHAN ( S A P ) JIWA
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA DENGAN DEMENSIA
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. “SS” DENGAN
MASALAH :...
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Ny.SA DENGAN
SKIZOFR...
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Ny.SA DENGAN
SKIZOFR...
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Tn P DENGAN
DEMENSIA ...
PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) HALUSINASI
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
(SP) HAL...
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA SKIZOFRENIA APLIKASI
NANDA...
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA GANGGUAN EKSPRESI
KEMARAHA...
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN APLIKASI NANDA,
NIC, NO...
DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL
PADA KLI...
PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
Catatan Perkembangan Keperawatan Jiwa
PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
SATUAN ACARA PENYULUHAN GIZI IBU HAMIL
SATUAN ACARA PENYULUHAN GIZI IBU HAMIL
LAPORAN KOMUNITAS BAB III
LAPORAN KOMUNITAS BAB II
LAPORAN KOMUNITAS BAB I
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN FEBRIS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DIABETES
MELITUS A...
ASUHAN KEPERAWATAN (SAK) CEDERA KEPALA
APLIKASI N...
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN BPH
(HIPERPLASI...
► 01 Mar (37)
o ► Februari (380)
o ► Januari (33)
► 11 (62)
Rank &
Link