FORMAT PENGKAJIAN
KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
2. Diagnosa Keperawatan
Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan benda asing dalam jalan napas
ditandai dengan pasien mengeluh sesak, batuk tidak efektif (pasien sulit mengeluarkan
dahak saat batuk), sputum berlebih, wheezing +/+, ronchi +/+, gelisah, dan RR = 24
kali/menit (takipnea).
3. Intervensi / Implementasi
a. Berikan posisi semi fowler untuk memaksimalkan ventilasi
b. Monitor pola napas
c. Monitor bunyi napas tambahan
d. Monitor sputum
e. Berikan oksigen (nasal kanul dengan oksigen 3 lpm)
f. Ajarkan tekhnik batuk efektif
g. Delegasi pemberian boronkodilator (nebulizer combivent dan floxitide (1:1))
h. Monitor hasil X-ray thorax
4. Evaluasi
S : Pasien mengatakan sesak sudah mulai berkurang dari sebelumnya dan dahak
sudah keluar sedikit demi sedikit
O : Gelisah tampak berkurang, produksi sputum masih berlebih, frekuensi napas
masih cepat (RR = 22 kali/menit), masih terdapat suara napas tambahan, yaitu
wheezing +/+ dan ronchi +/+.
A : Bersihan jalan napas tidak efektif belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
BREATHING
1. Fungsi pernapasan
Jenis pernapasan : Takipnea
Frekwensi pernapasan : RR = 24 kali/ menit, SaO2 = 98%
Retraksi otot bantu napas : Tidak terdapat retaksi otot bantu pernapasan
Kelainan dinding thoraks : Tidak ada kelainan dinding thoraks, bentuk dada simetris,
perlukaan tidak ada , jejas trauma tidak ada
Bunyi napas : Terdapat suara napas tambahan, yaitu wheezing +/+ dan
ronchi +/+
Hembusan napas : cepat, dangkal, teratur
2. Diagnosa Keperawatan
Tidak ada masalah keperawatan
3. Intervensi / Implementasi
-
4. Evaluasi
-
CIRCULATION
1. Keadaan sirkulasi
Tingkat kesadaran : compos mentis
Perdarahan (internal/eksternal) : tidak ada
Kapilari Refill :CRT < 2 detik
Tekanan darah : 130/70 mmHg
Nadi radial/carotis : Teraba kuat, 90 kali/menit
Akral perifer : hangat, suhu = 38,20C
2. Diagnosa Keperawatan
Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit (infeksi) ditandai dengan suhu
tubuh diatas nilai normal (38,20C), takipnea (RR = 24 kali/menit), kulit tampak
kemerahan, dan kulit teraba hangat.
3. Intervensi / Implementasi
a. Identifikasi penyebab hipertermia
b. Monitor suhu tubuh
c. Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit intravena
d. Monitor tekanan darah, frekuensi pernapasan, dan nadi
e. Kolaborasi pemberian antipiretik
4. Evaluasi
S : Pasien mengatakan panas sejak kemarin pagi.
O : Tubuh pasien teraba hangat, suhu = 38,20C, respirasi takipnea (RR = 24
kali/menit), dan kulit tampak kemerahan.
A : Hipertermia belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
DISABILITY
1. Pemeriksaan Neurologis:
GCS : E4 V5 M6 : 15
Reflex fisiologis : +
Reflex patologis : tidak terdapat reflex patologis
Kekuatan otot :555 555
555 555
2. Diagnosa Keperawatan
Tidak ada masalah keperawatan
3. Intervensi / Implementasi
-
4. Evaluasi
-
PENGKAJIAN SEKUNDER / SURVEY SEKUNDER
4. HASIL LABORATORIUM
Hasil laboratorium tanggal 23/1/2020
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan
HEMATOLOGI
Hematologi Rutin
HGB 15.3 g/dL 13.2 – 17.3
RBC 5.63 10^6/μL 4.40 – 5.90
HCT 45.5 % 40.0 – 52.0
MCV 80.8 fL 80.0 – 100.0
MCH 27.2 pg 26.0 – 34.0
MCHC 33.6 g/dL 32.0 – 36.0
RDW – SD 37.6 fL 37.0 – 54.0
RDW – CV 13.0 % 11.5 – 14.5
WBC 7.76 10^3/ μL 3.80 – 10.60
Hitung Jenis
NEUT% 83.4 % 50.0 – 70.0
LYMPH% 5.4 % 25.0 – 40.0
BASO% 0.0 % 0.0 – 1.0
MONO% 8.6 % 2.0 – 8.0
EOS% 2.6 % 2.0 – 4.0
NEUT# 6.5 10^3/ μL 1.5 – 7.0
LYMPH# 0.4 10^3/ μL 1.0 – 3.7
BASO# 0.0 10^3/ μL 0.0 – 0.1
MONO# 0.7 10^3/ μL 0.0 – 0.7
EOS# 0.2 10^3/ μL 0.0 – 0.4
PLT 238 10^3/ μL 150 – 440
PDW 11.7 fL 9.0 – 17.0
MPV 10.1 fL 9.0 – 13.0
GLUKOSA DARAH
Glukosa darah 167 mg/dL 70 - 140
sewaktu
6. TERAPI DOKTER
Cara
Terapi Dosis Waktu Indikasi
Pemberian
IVFD NaCL 500 ml @ 8 jam Intravena Untuk pemenuhan kebutuhan
0,9% cairan dan elektrolit
O2 Nasal kanul 3 lpm Untuk memenuhi asupan O2 pada
tubuh
Methyl 2 x 31,25 mg Intravena Sebagai antiinflamasi untuk
prednisolone mengurangi jumlah sel inflamasi
pada saluran pernafasan
Ceftriaxone 1 x 2 gr Intravena Sebagai antibiotic untuk
mengatasi infeksi bakteri dengan
cara menghambat pertumbuhan
bakteri atau membunuh bakteri
dalam tubuh
Levofloxacin 1 x 750 mg Intravena Sebagai obat 9ntibiotic golongan
quinolone yang bermanfaat
untuk mengobati penyakit akibat
infeksi bakteri, seperti
pneumonia
Paracetamol 1 gr k/p Intravena Sebagai obat analgetik dan
flash antipiretik untuk menurunkan
demam
Salbutamol 2 x 1 tab Oral Untuk membantu otot-otot polos
capsul pada bronkus menjadi lebih
rileks
Combivent 2,5 ml Inhalasi Untuk melegakan pernafasan
dengan merileksasi atau
mengendurkan otot-otot pada
saluran pernafasan
Floxitide 0,5 mg Inhalasi Untuk mengurangi
pembengkakan dan iritasi di
paru-paru
A. ANALISIS DATA
Data focus Analisis Masalah
DS : Etiologi (virus, bakteri, Bersihan jalan napas
mokoplasma, protozoa)
Pasien mengeluh sesak disertai tidak efektif
batuk berdahak
Droplet terhirup
DO :
Masuk pada alveoli
Pasien tampak gelisah
Pola napas takipneu dengan
Reaksi peradangan
frekuensi napas 24 kali/menit
Terdapat suara napas
PMN (leukosit &makrofag
tambahan wheezing +/+ dan meningkat)
ronkhi +/+
Hasil Thorax Pa menunjukkan Konsolidasi – penumpukan
pneumonie disertai infected eksudat di alveoli
bronchiectasis
Obstruksi saluran napas
Sesak, ronkhi
DO :
Masuk pada alveoli
Suhu tubuh diatas nilai
normal (38,20C)
Reaksi peradangan
Takipnea (RR = 24
kali/menit)
Merangsang IL-1
Kulit teraba hangat
Kulit tampak kemerahan
Zat edogen pyrogen
Hasil Thorax Pa menunjukkan
pneumonie disertai infected
bronchiectasis
Prostaglandin
Berdistribusi ke hipotalamus
Hipertermia
......................................................... .............................................................
NIP. NIM.
Nama Pembimbing / CT
.......................................................................
NIP.
LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN An. NS DENGAN PNEUMONIA
DI RUANG IGD RSD MANGUSADA
TANGGAL 23 JANUARI 2020
Oleh :
PUTU Diah Gita Paramita
Program Profesi Ners
P07120319083