Anda di halaman 1dari 7

JUDUL : Pengaruh Terapi EDMR terhadap Tingkat Stres pada Penderita Diabetes

Melitus di Puskesmas Tegalalang II tahun 2018

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut International Diabetes Federation, (2017) diabetes merupakan

kondisi kronis yang timbul ketika level glukosa dalam darah meningkat karena

tubuh tidak bisa memrpoduksi atau menngunakan insulin secara efektif. Kerusakan

insulin atau ketidakmampuan sel merespon insulin menyebabkan tingginya leverl

gula darah, dimana hal tersebut merupakan tanda dari diabetes.

International Diabetes Federation, (2017) mencatat di dunia terdapat 425 juta

orang dengan diabetes melitus, 1/3 diantaranya adalah orang dengan usia diatas 65

tahun. Jumlah penderita diabetes di dunia diperkirakan akan mencapai 629 juta

orang pada tahun 2045 jika tidak segerat ditangani. Di Asia Tenggara sendiri

terdapat 118,8 juta orang hidup dengan diabetes melitus. Tahun 2017 tercatat 10,3

juta orang diperkirakan menderita diabetes melitus di Indonesia (International

Diabetes Federation, 2017). Sebanyak 1,2% penduduk laki-laki dan 1,8%

penduduk perempuan di Indonesia menderita diabetes (RI, 2018). Riskesdas tahun

2018 juga menyebutkan bahwa penderita diabetes tertinggi berada pada rentang

usia 55-64 tahun dengan persentase sebesar 6,3%. Di wilayah perkotaan persentase
penderita diabetes tercatat lebih tinggi yaitu 1,9% dibandingkan dengan masyarakat

pedesaan dengan presentase sebesar 1,0%. Bidang pekerjaan PNS/TNI/POLRI

dicatat memiliki persentase penderita diabetes tertinggi yaitu 4,3%. Menurut Dinas

Kesehatan Provinsi Bali tahun 2017 setidaknya terdapat 16.254 penduduk usia >40

tahun yang menderita diabetes. Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar pada tahun

2018 mencatat 26.782 orang menderita diabetes melitus. Kecamatan Tegalalang

tepatnya di Puskesmas Tegalalang II memiliki jumlah penderota diabetes tertinggi,

sebanyak 12.466 jiwa.

Menurut penelitian yang dilakukan Derek & Rottie, (2017) yang berjudul

Hubungan Tingkat Stres dengan Kadar Gula Darah pada Pasien Diabetes Melitus

Tipe II di Rumah Sakit Pancaran Kasih GMIM Manado dengan jumlah sampel

sebanyak 75 orang. Hasil penelitian diperolwh sebanyak 38 orang responden

(50,7%) mengalami stres berat, stres sedang sebanyak 27 responden (36,0 %), dan

stres ringan sebanyak 10 responden (13,3%). Simpulan dari penelitian tersebut

yaitu terdapat hubungan tingkat stres dengan kadar gula darah pada pasien diabetes

melius tipe 2 di Rumah Sakit Pancaran Kasih GMIM Manado.

Penelitian Rizal, (2008) yang berjudul Hubungan Tingkat Stres dengan

Diabetes Mellitus (DM) Tipe 2 pada Usia Pertengahan (45-59 Tahun) Di Persatuan

Diabetes Indonesia (PERSADIA) RS RKU Muhammadiyah Yogyakarta Tahun

2008 dengan jumlah responden sebanyak 33 orang. Hasil penelitian menunjukkan

sebanyak 19 responden (57,6%) mwmpunyai tingkat stress ringan dan 14

responden (42,4%) mempunyai tingkat stres sedang. Simpulan dari penelitian


tersebut ada hubungan yang signifikan antara tingkat stress dengan diabetes melitus

tipe 2 pada usia pertengahan (45-59) do PERSADIA RS RKU Muhammadiyah

Ypgyakarta Tahun 2008.

Stres merupakan ketegangan, setiap ketegangan yang dirasakan oleh seseorang

akan menganggu dan dapat menimbulkan reaksi fisilogis, emosi, kognitif, maupun

perilaku. Seseorang mengalami kejadian stres dari hari kehari dan pada umumnya

mereka mampu beradaptasi dalam jangka pendek dan jangka panjang sehingga

stres tersebut berlalu begitu saja (Candra, 2016). Individu yang mengalami stres

akan mencoba untuk mengatasinya. Hal-hal yang dilakukan tersebut merupakan

bagian dari koping. Koping adalah proses dimana seseorang mencoba untuk

mengatur perbedaan yang diterima antara keinginan (demands) dan pendapatan

(resources) yang dinilai dalam suatu keadaan yang penuh dengan tekanan (Nasir &

Muhith, 2011).

Terdapat beberapa terapi psikologi yang digunakan untuk mengatrasi stres,

satu diantaranya adalah terapi EDMR. Terapi EDMR atau Eye-Movement

Desensitization and Reprocessing Therapy merupakan salah satu terapi modalitas

yang tidak sengaja ditemukan pada tahun 1989. EDMR adalah terapi yang

berfokus pada trauma dan terdiri dari beberapa tahapan termasuk kedalamnya

perencanaan terapi, mempersiapkan pasien untuk terapi, desensitisasi dan

reprosesing serta yang terakhir tahap penilaian(Banerjee & Argaez, 2017).

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Maslovaric, Zaccagnino, Mezzaluna,

& Perilli, (2017) yang berjudul The Effectiveness of Eye Movement Desensitization
and Reprocessing Integrative Group Protocol with Adolescent Survivors of the

Central Italy Earthquake dengan responden sebanyak 45 orang dengan gejala

PTSD dimana sebelum diberikan terapi terdapat 17 responden dengan score partial

PTSD, 7 responden dengan score full PTSD, dan 21 responden dengan score severe

PTSD. Setelah diberikan terapi EMDR-IGTP selama 4 sesi , dilakukan analisis

pada Impact of Event Scale-Revised (IES-R) scores (p<0,0001) dimana didapatkan

hasil 8 responden dengan score partial PTSD, 3 responden dengan score full PTSD,

dan 11 responden dengan score severe PTSD. Dari penelitian tersebut diperoleh

terapi EMDR dengan teknik Integrative Group Protocol dapat menurunkan tingkat

depresi pada pasien PTSD.

Penelitian yang dilakukan oleh Rahmania, (2012) dengan judul Pengaruh Eye

Movement Desensitization And Reprocessing ( Emdr ) Dengan Teknik Stabilisasi

Untuk Menurunkan Posttraumatic Stres Disorder ( PTSD ) dengan jumlah

responden sebanyak 9 orang siswa yang mengalami kecacatan akibat kecelakaan

kendaraam bermotor didapatkan hasil F = 7, 168; Sig (p) = 0,026; p < 0,05. Hal

tersebut berarti terdapat perubahan signifikan tingkat PTSD pada saat pascates

untuk kelompok EMDR, teknik stabilisasi dan kelompok kontrol dan juga ada

penurunan tingkat PTSD pada kedua kelompok yang diberi intervensi.

Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tentang “Pengaruh Terapi EDMR terhadap Tingkat Stres pada Penderita

Diabetes Melitus di Puskesmas Tegalalang II tahun 2018”.


B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah “ Apakah ada Pengaruh Terapi EDMR terhadap Tingkat Stres pada

Penderita Diabetes Melitus di Puskesmas Tegalalang II tahun 2018?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan umum dilakukannya penelitian ini adalah untuk membuktikan

pengaruh terapi EDMR terhadap tingkat stres pada pasien diabetes melitus di

Puskesmas Tegalalang II pada tahun 2018.

2. Tujuan Khusus

a. Mengukur tingkat stres sebelum diberikan terapi EMDR pada pasien

diabetes mellitus di Puskesmas Tegalalang II pada tahun 2018.

b. Mengukur tingkat stres setelah diberikan terapi EMDR pada pasien diabetes

mellitus di Puskesmas Tegalalang II pada tahun 2018.

c. Menganalisis pengaruh umur terhadap tingkat stress pada pasien diabetes

melitus di Puskesmas Tegalalang II pada tahun 2018.

d. Menganalisis pengaruh tingkat pendidikan terhadap tingkat stress pada

pasien diabetes melitus di Puskesmas Tegalalang II pada tahun 2018.

e. Menganalisis pengaruh jenis pekerjaan terhadap tingkat stress pada pasien

diabetes melitus di Puskesmas Tegalalang II pada tahun 2018.

f. Menganalisis pengaruh terapi EMDR terhadap tingkat stres pada pasien

diabetes mellitus di Puskesmas Tegalalang II pada tahun 2018.


D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini bermanfaat untuk mengembangkan ilmu

keperawatan khususwa ilmu keperawatan jiwa dalam mengembangkan

asuhan keperawatan pada pasien diabetes mellitus pada aspek kesehatan

mentalnya melalui terapi psikologi salah satunya terapi EDMR.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis penelitian ini memberikan informasi mengenai salah satu

terapi yang dapat digunaan untuk menangani masalah psikologis pada

penderita diabetes mellitus salah satunya stres dengan menggunakan

metode EDMR.
DAFTAR PUSTAKA

Banerjee, S., & Argaez, C. (2017). Eye Movement Desensitization and Reprocessing
for Depression , Anxiety , and Post- Traumatic Stress Disorder : A Review of
Clinical Effectiveness. Summary with Critical Appraisal. EDMR for Depression,
Enxiety, and PTSD, 1–34.
Candra, I. W. (2016). Psikologi Landasan Keilmuan Praktik Keperawatan Jiwa (1st
ed.). Denpasar: Penerbit Andi.
Derek, M. I., & Rottie, J. V. (2017). Hubungan Tingkat Stres dengan Kadar Gula
Darah pada Pasien Diabetes Melitus Tipe Ii Di Rumah Sakit Pancaran Kasih
Gmim Manado. E-Jurnal Keperawatan, 5, 1–6.
International Diabetes Federation. (2017). IDF Diabetes Atlas Eight edition 2017.
IDF Diabetes Atlas, 8, 150.
Maslovaric, G., Zaccagnino, M., Mezzaluna, C., & Perilli, S. (2017). The
Effectiveness of Eye Movement Desensitization and Reprocessing Integrative
Group Protocol with Adolescent Survivors of the Central Italy Earthquake,
8(October), 1–8. https://doi.org/10.3389/fpsyg.2017.01826
Nasir, A., & Muhith, A. (2011). Dasar-Dasar Keperawatan Jiwa. (S. Carolina, Ed.).
Jakarta: Salemba Medika.
Rahmania, A. R. (2012). Pengaruh Eye Movement Desensitization And Reprocessing
( EMDR ) dengan Teknik Stabilisasi untuk Menurunkan Posttraumatic Stress
Disorder ( PTSD ). Jurnal Intervensi Psikologi, 4(2), 161–172.
RI, B. K. (2018). Riset Kesehatan Dasar. Jakarta.
Rizal, M. E. (2008). Hubungan Tingkat Stres dengan Diabetes Mellitus (DM) Tipe 2
pada Usia Pertengahan (45-59 Tahun) Di Persatuan Diabetes Indonesia
(Persadia) Rs Pku Muhammadiyah Yogyakarta Tahun 2008. Program
Pendidikan Ners-Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes ‘Aysiyah
Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai