BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kondisi kronis yang timbul ketika level glukosa dalam darah meningkat karena
tubuh tidak bisa memrpoduksi atau menngunakan insulin secara efektif. Kerusakan
orang dengan diabetes melitus, 1/3 diantaranya adalah orang dengan usia diatas 65
tahun. Jumlah penderita diabetes di dunia diperkirakan akan mencapai 629 juta
orang pada tahun 2045 jika tidak segerat ditangani. Di Asia Tenggara sendiri
terdapat 118,8 juta orang hidup dengan diabetes melitus. Tahun 2017 tercatat 10,3
2018 juga menyebutkan bahwa penderita diabetes tertinggi berada pada rentang
usia 55-64 tahun dengan persentase sebesar 6,3%. Di wilayah perkotaan persentase
penderita diabetes tercatat lebih tinggi yaitu 1,9% dibandingkan dengan masyarakat
dicatat memiliki persentase penderita diabetes tertinggi yaitu 4,3%. Menurut Dinas
Kesehatan Provinsi Bali tahun 2017 setidaknya terdapat 16.254 penduduk usia >40
tahun yang menderita diabetes. Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar pada tahun
Menurut penelitian yang dilakukan Derek & Rottie, (2017) yang berjudul
Hubungan Tingkat Stres dengan Kadar Gula Darah pada Pasien Diabetes Melitus
Tipe II di Rumah Sakit Pancaran Kasih GMIM Manado dengan jumlah sampel
(50,7%) mengalami stres berat, stres sedang sebanyak 27 responden (36,0 %), dan
yaitu terdapat hubungan tingkat stres dengan kadar gula darah pada pasien diabetes
Diabetes Mellitus (DM) Tipe 2 pada Usia Pertengahan (45-59 Tahun) Di Persatuan
akan menganggu dan dapat menimbulkan reaksi fisilogis, emosi, kognitif, maupun
perilaku. Seseorang mengalami kejadian stres dari hari kehari dan pada umumnya
mereka mampu beradaptasi dalam jangka pendek dan jangka panjang sehingga
stres tersebut berlalu begitu saja (Candra, 2016). Individu yang mengalami stres
bagian dari koping. Koping adalah proses dimana seseorang mencoba untuk
(resources) yang dinilai dalam suatu keadaan yang penuh dengan tekanan (Nasir &
Muhith, 2011).
yang tidak sengaja ditemukan pada tahun 1989. EDMR adalah terapi yang
berfokus pada trauma dan terdiri dari beberapa tahapan termasuk kedalamnya
& Perilli, (2017) yang berjudul The Effectiveness of Eye Movement Desensitization
and Reprocessing Integrative Group Protocol with Adolescent Survivors of the
PTSD dimana sebelum diberikan terapi terdapat 17 responden dengan score partial
PTSD, 7 responden dengan score full PTSD, dan 21 responden dengan score severe
hasil 8 responden dengan score partial PTSD, 3 responden dengan score full PTSD,
dan 11 responden dengan score severe PTSD. Dari penelitian tersebut diperoleh
terapi EMDR dengan teknik Integrative Group Protocol dapat menurunkan tingkat
Penelitian yang dilakukan oleh Rahmania, (2012) dengan judul Pengaruh Eye
kendaraam bermotor didapatkan hasil F = 7, 168; Sig (p) = 0,026; p < 0,05. Hal
tersebut berarti terdapat perubahan signifikan tingkat PTSD pada saat pascates
untuk kelompok EMDR, teknik stabilisasi dan kelompok kontrol dan juga ada
penelitian tentang “Pengaruh Terapi EDMR terhadap Tingkat Stres pada Penderita
ini adalah “ Apakah ada Pengaruh Terapi EDMR terhadap Tingkat Stres pada
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
pengaruh terapi EDMR terhadap tingkat stres pada pasien diabetes melitus di
2. Tujuan Khusus
b. Mengukur tingkat stres setelah diberikan terapi EMDR pada pasien diabetes
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
metode EDMR.
DAFTAR PUSTAKA
Banerjee, S., & Argaez, C. (2017). Eye Movement Desensitization and Reprocessing
for Depression , Anxiety , and Post- Traumatic Stress Disorder : A Review of
Clinical Effectiveness. Summary with Critical Appraisal. EDMR for Depression,
Enxiety, and PTSD, 1–34.
Candra, I. W. (2016). Psikologi Landasan Keilmuan Praktik Keperawatan Jiwa (1st
ed.). Denpasar: Penerbit Andi.
Derek, M. I., & Rottie, J. V. (2017). Hubungan Tingkat Stres dengan Kadar Gula
Darah pada Pasien Diabetes Melitus Tipe Ii Di Rumah Sakit Pancaran Kasih
Gmim Manado. E-Jurnal Keperawatan, 5, 1–6.
International Diabetes Federation. (2017). IDF Diabetes Atlas Eight edition 2017.
IDF Diabetes Atlas, 8, 150.
Maslovaric, G., Zaccagnino, M., Mezzaluna, C., & Perilli, S. (2017). The
Effectiveness of Eye Movement Desensitization and Reprocessing Integrative
Group Protocol with Adolescent Survivors of the Central Italy Earthquake,
8(October), 1–8. https://doi.org/10.3389/fpsyg.2017.01826
Nasir, A., & Muhith, A. (2011). Dasar-Dasar Keperawatan Jiwa. (S. Carolina, Ed.).
Jakarta: Salemba Medika.
Rahmania, A. R. (2012). Pengaruh Eye Movement Desensitization And Reprocessing
( EMDR ) dengan Teknik Stabilisasi untuk Menurunkan Posttraumatic Stress
Disorder ( PTSD ). Jurnal Intervensi Psikologi, 4(2), 161–172.
RI, B. K. (2018). Riset Kesehatan Dasar. Jakarta.
Rizal, M. E. (2008). Hubungan Tingkat Stres dengan Diabetes Mellitus (DM) Tipe 2
pada Usia Pertengahan (45-59 Tahun) Di Persatuan Diabetes Indonesia
(Persadia) Rs Pku Muhammadiyah Yogyakarta Tahun 2008. Program
Pendidikan Ners-Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes ‘Aysiyah
Yogyakarta.